2 Petrus 2:1
“ Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu...”
Seperti pada masa lampau, tidak semua pembicara firman Allah berbicara secara jujur, demikian juga yang terjadi di jaman ini. Di Perjanjian Lama, Bileam merupakan contoh nabi palsu (2:15), yang telah meracuni umat Allah.
Maka Petrus mengingatkan pembacanya bahwa sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di jaman ini akan ada guru-guru palsu yang menyusup di antara orang percaya. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dengan cerita-cerita isapan jempol.
Peringatan Petrus ini perlu kita perhatikan baik-baik. Di era globalisasi ini arus informasi mengalir begitu deras dan dikemas semakin indah dan menarik. Semua barang yang palsu bisa dibuat mirip aslinya, sehingga menipu orang yang tidak berpengalaman. Demikian pula dengan masalah pengajaran kebenaran, di jaman ini begitu banyak ajaran bidah yang mencoba menyusup masuk ke dalam gereja.
Saudara saudari, kita perlu menerima ajaran sehat dari para rasul, nabi, gembala, dan pengajar sehingga kita tidak diombang-ambingkan oleh berbagai angin pengajaran oleh permainan palsu manusia dalam kelicikannya yang menyesatkan (Ef. 4:11-14).
Guru-Guru Palsu (2)
2 Ptr. 2:1-3
Di dalam pasal 2:2-3 ada empat faktor dari guru-guru palsu, mengenai kegiatan dan pengaruh mereka. Pertama adalah motifnya. Motif mereka berasal dari keserakahan. Ayat 3 mengatakan, “Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu.” Bahkan ayat 14 menegaskan, “Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan.” Mereka memiliki keinginan untuk merebut lebih dari yang seharusnya entah itu uang, barang, kekuasaan, nafsu seks. Mereka tidak lagi mempedulikan moralitas. Kedua, cara atau metode mereka adalah memperalat kita dengan cerita-cerita yang mereka buat. Ini seperti yang dikatakan ayat 3, “dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka.” Supaya cara jahat mereka efektif, mereka harus mencampurkan kebenaran dengan kepalsuan. Itulah sebabnya mereka memiliki kehidupan yang baik dari hasil penipuan mereka. Yudas 16b mengatakan, “Tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.”
Ketiga adalah dampaknya. Pengajaran yang palsu ini membuat “Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat” (ay. 2). Ini menghasilkan hal yang memalukan, yaitu hawa nafsu yang tidak terkekang. Hal ini membuat citra orang Kristen menjadi buruk di antara orang yang belum percaya dan Tuhan Yesus pun dihujat atau difitnah karenanya. Keempat, hasil akhir dari pengajaran palsu ini adalah penghukuman dan kebinasaan yang tidak dapat dielakkan (ay. 3). Petrus berkata, penghakiman atas mereka telah lama tersedia, dan kebinasaan tidak akan ditunda. Seperti Allah menghakimi nabi-nabi palsu di masa lampau, yaitu pada zaman dulu, yang diilustrasikan dalam ayat 4-9, demikian juga hari ini, Ia akan menghakimi guru-guru palsu. Penghakiman Allah telah lama tersedia (Yud. 4). Penghakiman ini akan menimpa guru-guru palsu, dan mereka akan dibinasakan (Norman Hillyer).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar