Penangkapan dan Pemeriksaan Mahkamah Agama
Kisah Para Rasul 4:2
Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati
Ayat Bacaan: Mat. 26:59; Kis. 5:21; 6:12; 22:30; Gal. 1:13, 4, 15-16a
Dalam keempat Kitab Injil, Mahkamah Agama yang terdiri atas pemimpin-pemimpin Yahudi menjadi penentang terkuat terhadap Tuhan Yesus dan ministri-Nya, bahkan menjatuhkan hukuman mati atas Tuhan (Mat. 26:59). Kayafas, Yohanes dan Aleksander adalah orang- orang terhormat di antara orang-orang Yahudi, karena nama mereka disebut bersama pemimpin-pemimpin Mahkamah Agama Yahudi. Sekarang, dalam kitab Kisah Para Rasul, Mahkamah Agama yang sama dengan susunan pemimpin yang sama, memulai penganiayaan terhadap para rasul dan ministri mereka (5:21; 6:12; 22:30). Ini menunjukkan bahwa agama Yahudi telah jatuh ke dalam tangan musuh Allah, Satan, Iblis. Iblis menggunakan agama Yahudi untuk menghalangi, bahkan merusak pergerakan Allah dalam ekonomi Perjanjian Baru-Nya bagi perampungan kehendak kekal-Nya, yaitu membawa kerajaan-Nya ke bumi dengan mendirikan dan membangun gereja-gereja melalui pemberitaan Injil Kristus.
Galatia 1:13 mewahyukan bahwa ketika Paulus berada dalam agama, dia menganiaya gereja Allah secara berlebihan dan merusaknya. Ini memperlihatkan kepada kita bahwa asalkan kita memegang sesuatu yang agamawi, kita akan menjadi orang yang menganiaya gereja. Bagi beberapa orang, agama adalah kata yang positif, tetapi bagi mereka yang melaksanakan hidup gereja, agama adalah kata yang negatif. Jika kita berada dalam gereja, kita berada di luar agama. Jika kita dalam agama, kita tidak dapat berada di dalam hidup gereja yang sejati. Paulus di dalam Efesus 1:23 menjelaskan bahwa gereja adalah satu organisme. Gereja adalah suatu organisme sebagai Tubuh, manusia baru, Kerajaan Allah, keluarga Allah, tempat tinggal Allah, istri Kristus, dan pejuang yang berperang di medan peperangan. Agama menganiaya gereja dan agama berlawanan dengan Kristus. Paulus sangat bergairah dalam agama, tetapi Allah berkenan mewahyukan Kristus kepada orang ini yang sangat maju dalam agama. Allah menolong dia keluar dari dunia agama dengan mewahyukan Anak-Nya di dalam dia (Gal. 1:4, 15-16a). Kita perlu memberitahu Tuhan bahwa kita di sini bukan untuk agama, tetapi kita sepenuhnya bagi Kristus yang hidup.
Penuh dengan Roh Kudus
Kisah Para Rasul 4:8
Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: “Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua..
Matius 10:20
Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
Ayat Bacaan: Kis. 4:8; Luk. 24:48-49
Sering kali manusia ingin mendapatkan Allah lebih banyak, penuh dengan Roh Kudus, dan mengenal Kristus lebih baik. Kita sangat perlu lebih banyak mendapatkan Allah, penuh dengan Roh Kudus, dan mengenal Kristus. Tetapi masih ada satu pekerjaan lainnya bukan pekerjaan menambah, melainkan mengurangi. Pekerjaan Allah yang mendasar ialah mengurangi kita. Setiap hari, sejak kita diselamatkan, Allah terus melakukan pekerjaan semacam ini, dan alat untuk pekerjaan mengurangi ini adalah salib. Pekerjaan salib adalah menyingkirkan. Pekerjaan salib bukanlah membawa sesuatu ke dalam kita, melainkan mengambilnya dari kita. Di dalam diri kita ada begitu banyak sampah. Ada begitu banyak perkara yang tidak berasal dari Allah, yang tidak membawa kemuliaan bagi-Nya. Allah ingin menyingkirkan semua itu melalui salib, supaya kita menjadi emas murni. Yang dimasukkan Allah ke dalam diri kita adalah emas murni, tetapi karena begitu banyaknya sampah di dalam diri kita, begitu banyak hal yang tidak berasal dari Allah, kita menjadi benda campuran. Itulah sebabnya Allah harus memakai banyak waktu dan tenaga, membuat kita nampak hal-hal di dalam kita yang berasal dari diri sendiri, hal-hal yang tidak dapat membawa kemuliaan bagi-Nya.
Setelah kita menerima kuasa Roh Kudus, semua pekerjaan kita akan merupakan pekerjaan seorang saksi (Lukas 24:48-49). Sebenarnya, semua pekerjaan kita adalah bersaksi bagi Tuhan. Seorang saksi tidak bisa memberi kesaksian tentang apa yang tidak dilihatnya. Orang tidak dapat memberi kesaksian tentang apa yang tidak dialaminya. Bahkan seseorang tidak dapat memberi kesaksian tentang apa yang tidak didengarnya dari orang lain. Dengan kata yang lebih tegas, orang yang tidak memiliki pengalaman terhadap apa yang diberitakannya, adalah orang yang memberikan kesaksian palsu! Itulah sebabnya Roh Kudus tidak bekerja sama dengan kita. Satu hal lagi yang harus kita ketahui, entah yang bekerja itu Roh Kudus atau roh jahat, harus ada manusia sebagai saluran kuasa. Jika kita tidak memiliki pengalaman akan apa yang kita beritakan, Roh Kudus pasti tidak dapat menggunakan kita sebagai saluranNya, untuk mengalirkan hayatNya ke dalam hati orang.
Batu yang Dibuang Telah Menjadi Batu Penjuru
Kisah Para Rasul 4:11
Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan—yaitu kamu sendiri—, namun ia telah menjadi batu penjuru
Ayat Bacaan: Kis. 4:11; Mzm. 118:22; Mat. 21:38-42; Yes. 28:16; Zak. 3:9; 1 Ptr. 2:4-7
Kisah Para Rasul 4:11 adalah kutipan dari Mazmur 118:22. Tuhan Yesus juga mengutip ayat ini dalam Matius 21:42, di mana Dia menunjukkan bahwa Dia adalah batu bagi pembangunan Allah (Yes. 28:16; Za. 3:9; 1 Ptr. 2:4), dan “tukang-tukang bangunan” adalah para pemimpin Yahudi yang seharusnya bekerja bagi pembangunan Allah. Perkataan Petrus menyingkapkan penolakan pemimpin-pemimpin Yahudi terhadap Yesus dan penghormatan Allah terhadap-Nya bagi pembangunan tempat kediaman Allah di tengah-tengah umat-Nya di bumi. Oleh perkataan ini Petrus belajar mengenal Tuhan sebagai batu berharga yang dihormati Allah, seperti ketika Petrus menjelaskan tentang Tuhan dalam 1 Petrus 2:4-7. Dalam ayat ini dikatakan bahwa tukang-tukang bangunan menolak Kristus sebagai batu yang hidup. Mereka menolak Kristus sampai pada puncaknya. Tuhan pernah menubuatkan bahwa mereka akan melakukan hal ini (Mat. 21:38-42). Namun, dalam kebangkitan, Kristus telah menjadi batu penjuru.
Bagi orang-orang yang tidak percaya, Kristus adalah batu yang ditolak oleh tukang-tukang bangunan. Namun, batu yang ditolak ini telah menjadi batu penjuru. Karena itu, Kristus adalah batu yang beraspek dua. Dia adalah batu untuk pembangunan Allah, ada aspek kehormatan, juga ada aspek penolakan. Di satu pihak, Kristus ditolak; di pihak lain, Dia dihormati. Dia ditolak oleh tukang-tukang bangunan Yahudi, tetapi Dia dihormati oleh Allah. Bagaimana kita tahu bahwa Kristus telah ditolak oleh para pemimpin Yahudi? Kita mengetahuinya dari fakta bahwa mereka menyalibkan Kristus. Itulah penolakan mereka terhadap Kristus. Bagaimana kita tahu bahwa Kristus dihormati oleh Allah? Kita mengetahuinya dari hal Allah membangkitkan Dia dan meninggikan Dia. Karena itu, kebangkitan dan peninggian Kristus adalah tanda yang kuat bahwa Allah telah memilih Dia dan bahwa Dia dihormati oleh Allah.
Satu Petrus 2:6 juga mengatakan bahwa orang yang percaya kepada Kristus tidak akan dipermalukan. Kristus dapat dipercaya, teguh, dan mantap. Kita dapat menaruh kepercayaan di dalam Dia dan dijamin bahwa kita tidak akan pernah dipermalukan.
Batu Penjuru Tempat Kediaman Allah
Kisah Para Rasul 4:11
Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan—yaitu kamu sendiri—namun ia telah menjadi batu penjuru
Ayat Bacaan: Kis. 4:11-12
Perkataan Petrus dalam Kisah Para Rasul 4:11-12 memperlihatkan bahwa keselamatan menyiratkan pembangunan. Kehendak Allah dalam menyelamatkan kita bukan untuk membawa kita ke surga, melainkan menyatukan kita dengan orang Yahudi, agar Ia beroleh bangunan-Nya. Banyak orang Yahudi yang tidak percaya menghina Tuhan Yesus disebabkan mereka tidak mau disatukan dengan kaum beriman bukan Yahudi. Asal seorang Yahudi tidak mau percaya Kristus, ia akan terpisah dengan kaum beriman bukan Yahudi. Tetapi bila ia percaya kepada-Nya, ia akan disatukan oleh Kristus, Sang batu penjuru, dengan kaum beriman bukan Yahudi. Entah kita orang Yahudi atau bukan, kita telah diselamatkan untuk disatukan di dalam Kristus, bersama-sama menjadi bangunan Allah.
Allah berinkarnasi untuk menjadi batu bagi pembangunan tempat kediaman universal-Nya, tetapi para pemimpin Yahudi, yang adalah tukang-tukang bangunan, telah membuang batu ini. Walaupun demikian, Allah membuat Dia menjadi batu penjuru. Semakin para pemimpin Yahudi itu menolak Dia, Allah semakin memakai Dia. Pertama, Dia adalah batu biasa. Tetapi setelah penolakan oleh para pemimpin Yahudi, Allah di dalam kebangkitan membuat Dia menjadi batu penjuru. Pada mulanya Dia adalah batu biasa. Kemudian para pemimpin Yahudi menolak Dia dengan membunuh Dia. Tetapi Allah menghormati Dia dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan membuat Dia menjadi batu khusus, batu penjuru, batu utama yang menggabungkan dinding-dinding dari suatu bangunan. Kristus adalah batu penjuru tempat kediaman Allah.
Meskipun pada hari ini ada jutaan orang Kristen di bumi, tetapi sangat sedikit sekali yang telah terbangun bersama orang lain. Alasan dari kurangnya pembangunan ini ialah begitu banyak orang beriman yang tetap berpegang pada ketentuan-ketentuan. Jika kita hanya memperhatikan dan berpegang kepada Kristus saja, bukan pada ketentuan atau peraturan yang kita miliki, Ia akan menjadi batu penjuru untuk merangkaikan kita bagi pembangunan tempat kediaman Allah. Kita baru dapat terbangun dengan seluruh kaum beriman.
Satu-satunya Nama Yang Menyelamatkan
Kisah Para Rasul 4:12
Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan
Ayat Bacaan: Kis. 4:10-12; Luk. 24:47; Kis. 10:43; 1 Kor. 6:11; Mrk. 16:17; Luk. 10:17-19
Hari ini nama Tuhan Yesus memberitahu kita bahwa Allah telah mengaruniakan seluruh kuasa kepada Putra-Nya, sehingga dalam nama Tuhan Yesus benar-benar terdapat kuat kuasa. Namun, tidak hanya demikian, kita masih harus memperhatikan bahwa dalam Alkitab berkali-kali mengatakan “dalam nama”, yang berarti, kita harus memperhatikan bagaimana para rasul secara riil menggunakan nama ini. Melalui tiga bagian dalam pembicaraan-Nya yang terakhir, Tuhan Yesus mengulangi kata-kata-Nya yang mengatakan: “meminta dalam nama-Ku” (Yoh. 14:13, 14; 15:16; 16:23-26). Nama Tuhan Yesus bukan hanya milik Tuhan, tetapi juga telah “diberikan kepada manusia” (Kis. 4:12). Jika kita tidak mengenal bahwa kita memiliki bagian di dalam nama ini, kita menderita kerugian yang sangat besar.
Kuat kuasa nama Tuhan bekerja dalam tiga aspek. Pertama, ketika kita memberitakan Injil, nama Tuhan berkuasa menyelamatkan manusia (Kis.4:10-12), sehingga manusia mendapatkan pengampunan dosa, pembasuhan, pembenaran, dan pengudusan terhadap Allah (Luk. 24:47; Kis. 10:43; 1 Kor. 6:11). Kedua, dalam peperangan rohani, nama Tuhan memiliki kuat kuasa, bisa melawan, mengikat dan menaklukkan kuasa Iblis (Mrk. 16:17; Luk. 10:17-19; Kis. 16:18). Ketiga, sebagaimana kita nampak bahwa dalam doa kita, nama ini sangat berkhasiat di hadapan Allah. Karena itu, Alkitab dua kali memberi tahu kita “apa pun yang kamu minta”, juga dua kali memberi tahu kita “yang kamu minta” dalam Yohanes 14:13-14; 15:16; 16:23.
Dalam nama Yesus Kristus, Dia yang almuhit itu, kita diselamatkan. Nama-Nya penuh kuasa karena Dia adalah Sang ajaib. Kita telah diselamatkan dalam nama Yesus Kristus, dan Dia adalah Sang almuhit. Kristus adalah Allah, manusia, Bapa, Putra, Roh itu, batu karang, pondasi, batu penjuru, batu utama, pintu, makanan, minuman, pakaian, hayat, kekuatan, kemampuan, fungsi, perilaku, kehidupan, perkataan, nafas, pandangan, pendengaran kita dan sebagainya. Karena itu “segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kol. 3:17).
Berkata-kata Tentang Apa yang Dilihat dan Didengar
Kisah Para Rasul 4:20
Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar
Ayat Bacaan: Kis. 4:20; 22:15; 1 Yoh. 4:14
Apakah artinya kesaksian? Dalam Kisah Para Rasul 22:15 Tuhan menyuruh Ananias memberi tahu Saulus, “Sebab Engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar.” Jadi, dasar kesaksian ialah apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar. Paulus telah melihat dengan matanya sendiri, ia pun telah mendengar dengan telinganya sendiri, kemudian Allah menyuruhnya bersaksi atas apa yang ia lihat dan yang ia dengar itu.
1 Yohanes 4:14 menerangkan bahwa kesaksian ini ialah “Kami telah melihat dan bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.” Apa yang kita lihat, itulah yang kita saksikan. Kita adalah orang yang telah diselamatkan, telah dilepaskan dari dosa, telah beroleh pengampunan, dan telah beroleh damai sejahtera. Setelah kita percaya kepada Tuhan, kita adalah orang yang bersukacita; sukacita semacam ini tidak pernah kita miliki sebelumnya. Kita adalah orang yang telah melihat dan mendengar. Hari ini, kita harus bersaksi atas pengalaman-pengalaman kita. Ini tidak berarti kita harus berhenti bekerja dan menjadi penginjil, melainkan kita harus bersaksi atas apa yang kita lihat dan dengar kepada keluarga, teman-teman, dan semua kenalan kita, dan membawa mereka ke hadapan Tuhan.
Jika kesaksian kita tidak berlangsung terus, Injil akan berhenti sampai diri kita. Walaupun kita telah diselamatkan, telah beroleh hayat dan terang Tuhan, bila kita tidak menyalakan orang lain, terang kita akan padam sampai saat kita terbakar habis. Kita tidak seharusnya menjumpai Tuhan dengan tangan hampa. Kita harus membawa banyak orang ke hadapan Tuhan. Orang-orang beriman yang baru, sejak semula wajib belajar bersaksi dan membawa orang kepada Tuhan. Setelah kita percaya Tuhan, pertama kali mengecap karunia keselamatan yang demikian besar, pertama kali beroleh Juruselamat yang demikian agung, pertama kali beroleh keselamatan dan kelepasan yang demikian besar, kalau kita tidak dapat bersaksi bagi Tuhan dan menjadikan diri kita suatu terang untuk menyalakan orang lain, kita benar-benar sangat bersalah terhadap Tuhan! Kiranya kita terus giat bersaksi bagi Tuhan kepada orang lain.
Berdoa, Penuh Roh dan Memberitakan Firman dengan Berani
Kisah Para Rasul 4:31
Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani
Ayat Bacaan: Kis. 4:31; 1 Tes. 5:17-19; 2 Tim. 1:6-7
Kisah Para Rasul 4:31 mengatakan, ketika murid-murid sedang berdoa, “Goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” Saat itu para murid adalah sekelompok orang Galilea yang tinggal di Yerusalem, yang berada di bawah aniaya dan ancaman penganut agama Yahudi. Namun selain diri Tuhan mereka tidak mempedulikan yang lain. Mereka hanya mengasihi Tuhan, menuntut Tuhan. Selain Kristus Putra Allah, mereka tidak mengetahui lainnya. Mereka setiap hari tak henti-hentinya berdoa, mengucap syukur dalam segala hal, juga penuh dengan sukacita. Karena itu, mereka tidak memadamkan roh itu (1 Tes. 5:17-19), mereka mengobarkan roh mereka seperti mengobarkan api (2 Tim. 1:6-7). Mereka adalah orang-orang yang demikian. Mereka tidak hanya dipenuhi Roh Kudus di dalam, di luar juga dicurahi Roh Kudus; mereka memiliki kelimpahan Roh itu. Jika sebuah gelas hanya diisi air setengahnya, itu tidak berlimpah; tetapi jika diisi sampai penuh bahkan meluap, maka air itu akan meluber dan tumpah keluar. Orang-orang saleh yang kekasih dalam Kisah Para Rasul 4:31 penuh dengan Kristus, dan karena itu meluap keluar, penuh dengan kekuatan membicarakan perkataan Allah.
Setiap orang di antara kita, seharusnya mengalirkan Kristus melalui berbicara. Jika tidak demikian, kita akan seperti ban yang kekurangan angin. Kita tidak dipenuhi, karena kita tidak berdoa. Kita tidak berdoa, karena kita meninggalkan Kristus. Kita tidak mengalirkan, karena kehidupan kita tidak menuruti roh. Kita perlu “tenggelam dan tergila-gila” terhadap Kristus. Kita perlu tinggal di dalam Kristus, menjaga diri sendiri di dalam kesatuan hayat, kesatuan organik di dalam Kristus. Kita perlu dalam tindakan kita, kehidupan kita, bahkan seluruh diri kita, menuruti roh. Dengan demikian, kita bisa setiap hari, di mana saja, membicarakan Kristus. Kita adalah orang Kristen, kita harus benar-benar memahami bahwa orang Kristen adalah ranting dari Kristus. Status kita adalah ranting yang melekat pada pokok anggur. Sebagai ranting Kristus, kehidupan kita adalah hidup menurut roh. Kemudian, dengan sendirinya kita akan mengalirkan hayat melalui memberitakan firman Allah kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar