2 Petrus 1:3
"Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berhubungan dengan hayat dan ibadah, melalui pengenalan kita yang penuh akan Dia yang telah memanggil kita oleh kemuliaan dan kebajikan-Nya (TL)."
Dalam Perjanjian Lama, Allah dengan kekuatan-Nya yang besar memimpin dan menuntun bangsa Israel. Ulangan 26:8, "Lalu TUHAN membawa kami keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda-tanda serta mujizat-mujizat." Selain itu Ulangan 32:11, 12 juga mengatakan, "Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia."
Dalam Perjanjian Baru, Allah menggunakan kuasa ilahi-Nya untuk menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berhubungan dengan hayat dan ibadah. Paulus menunjukkan betapa hebat kuasa ilahi ini dalam Efesus 1:19-21, "Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya yang besar, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di surga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang."
Syukur kepada Tuhan, karena kuasa ilahi yang sedemikian inilah kita, orang berdosa ini, berbagian dalam hayat-Nya.
Hayat Dan Ibadah
2 Ptr. 1:3
Dalam 2 Petrus 1:3, Petrus mengatakan bahwa kuasa ilahi ini telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berhubungan dengan hayat dan ibadah. Ini berarti berbagai aspek kelimpahan Allah Tritunggal yang kita perlukan untuk menempuh kehidupan rohani sehingga bisa menampilkan Allah dalam kehidupan kita.
Hayat yang dimaksud disini bukanlah hayat manusia kita (Yunani: Bios atau psuche) yang merupakan hayat ciptaan, bersifat sementara, lemah dan rapuh. Hayat ini adalah hayat Allah (Yunani "Zoe") yang merupakan hayat non ciptaan, ilahi, kekal, tidak bisa binasa, tidak dapat cemar, tidak dapat layu. Hayat yang tahan menghadapi segala pencobaan, bahkan dapat melampaui pencobaan itu tanpa mengubah mutunya. Hayat ini bahkan telah melalui kematian di atas salib dan dikuburkan. Tetapi hayat ini mengalahkan kematian. Hayat ini telah mengalahkan maut, yang merupakan musuh terbesar kehidupan. Hayat ini adalah hayat kebangkitan, bahkan dia terangkat dan ditinggikan. Hayat ini adalah Kristus (Kol. 3:4). Untuk menyiapkan hayat yang sedemikian inilah diperlukan kuasa ilahi yang besar. Hayat yang sedemikian ini sekarang ada di dalam kita! Haleluya.
Sekarang kita tahu mengapa para rasul dan saksi-saksi di depan kita bisa begitu hebat. Mereka bekerja sama dengan Allah bersandarkan hayat ini, bukan bersandarkan karunia apa pun. Hayat ini dapat menahan perlakuan macam apa pun, dapat menerima lingkungan macam apa pun, dapat bekerja dalam keadaan apa pun.
Selain hayat, Allah juga menganugerahkan ibadah. Ibadah dalam bahasa Inggris adalah godliness. Ibadah bukanlah sekadar kesalehan yang dihasilkan dari pekerti manusia. Ibadah sebenarnya berarti menjadi seperti Allah (Godlikeness), mengekspresikan Allah dalam segala hal, dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam kasih, dalam iman, dan dalam kemurnian (1Tim. 4:12).
Semua pemberian Tuhan itu serba kaya, serba cukup, karena itu marilah kita menguatkan tangan yang lemah lesu dan lutut yang goyah (Ibr. 12:12; Yes. 35:3). Marilah kita saling menghibur dan juga saling menasihati untuk menikmati semua yang telah Tuhan sediakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar