2 Petrus 1:3
"Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berhubungan dengan hayat dan ibadah, melalui pengenalan kita yang penuh akan Dia yang telah memanggil kita oleh kemuliaan dan kebajikan-Nya (TL)."
Ayat 3 dan 4 menunjukkan kepada kita suplai ilahi bagi setiap orang yang percaya. Namun Petrus mengingatkan bahwa semua itu adalah melalui "… pengenalan kita yang penuh akan Dia yang telah memanggil kita oleh kemuliaan dan kebajikan-Nya". Panggilan Kristus pada awalnya membangkitkan iman. Setelah itu panggilan ini masih terus berulang sepanjang hidup orang Kristen. Panggilan ini mengarahkan kita pada pengenalan yang lebih dalam dan kaya akan persona Kristus. Panggilan ini juga membangkitkan kedambaan bagi pertumbuhan rohani dan pelayanan.
Kisah hidup Abraham menunjukkan hal ini. Sewaktu Abraham masih di Ur Kasdim, Allah yang maha mulia menampakkan diri pada Abraham dan memanggilnya (Kis. 7:2-4; Kej. 11:31). Tetapi Abraham tidak sepenuhnya menjawab panggilan tersebut, ini membuat Allah memanggilnya lagi (Kej. 12:1). Allah memanggil Abraham dengan kemuliaan-Nya, yang merupakan daya tarik yang sangat besar bagi Abraham, yang memisahkan (menguduskan) dia dari dunia kepada Allah (Kel. 29:43). Kemuliaan ini juga adalah dorongan dan tenaga yang sangat besar, yang memungkinkan dia mengikuti Allah (Kej. 12:1, 4).
Syukur pada Tuhan, dalam prinsip yang sama, Allah memanggil kaum beriman Perjanjian Baru dengan kemuliaan-Nya. Ia juga memanggil kita berkali-kali sehingga perlahan-lahan hidup kita makin mutlak bagi Dia.
Kita perlu berdoa agar melalui undangan atau telepon kita, kaum saleh yang lemah juga dapat merasa terpanggil oleh Tuhan.
Kemuliaan dan Kebajikan-Nya (2)
2 Ptr. 1:3
Kali pertama Tuhan memanggil Petrus adalah melalui Andreas, saudaranya, "Kami telah menemukan Mesias" (Yoh. 1:41). Berita ini membuatnya penuh gairah pergi melihat Tuhan. Begitu melihatnya, Tuhan berkata, "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya Petrus)" (Yoh. 1:42). Saat itu seharusnya Petrus bertanya kepada Tuhan, mengapa namanya diubah, tetapi Petrus tidak bertanya. Ia telah melihat dan mendengarkan Tuhan, juga mendapatkan nama baru, tetapi ia tetap pergi menjala ikan lagi. Ini menjelaskan bahwa wahyu dan visi yang ia dapatkan, belum memberinya pengaruh yang kuat saat itu.
Kali kedua Tuhan menyatakan diri kepada Petrus (berselang kurang lebih satu tahun), Tuhan terlebih dulu menyembuhkan sakit mertuanya (Luk. 4:38, 39), kemudian naik ke atas kapalnya untuk menyampaikan firman Allah (Luk 5:3). Setelah itu, Tuhan membuat mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Kedua perahu yang mengangkut ikan itu pun hampir tenggelam karena banyaknya ikan. Saat inilah Petrus mulai sedikit mengenal bahwa Orang ini adalah Kristus. Ia juga mulai sedikit bereaksi dengan berkata, "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa" (Luk. 5:8). Tuhan pun segera menjawab, "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia" (Luk. 5:10). Mulailah Petrus mengikuti Tuhan.
Kali ketiga Tuhan menyatakan diri kepada Petrus adalah di Kaisarea Filipi. Tuhan bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (Luk. 16:13). Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Mat. 16:16). Sesungguhnya, dari semula Petrus sudah diberitahu oleh Andreas bahwa Yesus adalah Kristus (Yoh. 1:41). Tetapi kali ini, ia sendiri memproklamirkan, memberikan satu kesaksian bahwa Yesus adalah Mesias. Itulah sebabnya Tuhan berkata, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." Sesuatu yang dia lihat ini, mengubah hidupnya, mengubah keberadaannya, mengubah nilai keberadaannya, juga mengubah makna hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar