2 Petrus 1:2
"Kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpahi kamu dalam pengenalan yang penuh akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita (TL)"
Dalam ayat 2 ini, Petrus seolah-olah ingin menunjukkan bahwa untuk mengalami bagian iman yang luar biasa itu, kita perlu kasih karunia. Saat berada dalam situasi yang begitu menekan, kadang-kadang kita ingin lari, meninggalkan semuanya. Kita lupa atau bahkan tidak peduli dengan bagian iman yang luar biasa yang telah kita terima. Saat inilah kita perlu kasih karunia. Puji Tuhan untuk kasih karunia yang cuma-cuma dan selalu tersedia. Kasih karunia berfungsi untuk menopang, menunjang, dan menguatkan kita, juga menutupi dan melindungi kita. Tuhan juga ingin hati kita terpelihara oleh damai sejahtera yang melampaui segala akal. Tetapi semua itu tidak diberikan-Nya dalam porsi kecil. Ia ingin memberi kita dengan berlimpah-limpah.
Tanpa kasih karunia, tidak seorang pun dapat memiliki iman dan kasih. Kita perlu sadar bahwa adalah sesuatu yang luar biasa jika kita dapat percaya kepada Yesus dan bahkan mengasihi Dia yang tidak pernah kita lihat. Inilah kasih karunia yang berlimpah-limpah. Secara sederhana, kasih karunia berarti Allah datang untuk menggantikan manusia (Yoh. 1:14, 16, 17). Ketika Paulus tidak tahan dengan duri dalam dirinya, ia berdoa tiga kali kepada Tuhan. Tetapi Tuhan berkata, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (2 Kor. 12:9a). Itulah sebabnya Paulus dapat berkata, "Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku" (2 Kor. 12:9b).
Pengenalan Yang Penuh
2 Ptr. 1:2, 3, 8; 2:20
Istilah "pengenalan yang penuh" dalam bahasa aslinya adalah "epignosis". Kata ini menunjukkan suatu pengenalan yang dalam, tuntas, dan bersifat pengalaman.
Lukas pasal 7 mengisahkan seorang perwira yang hambanya sedang sakit. Tetapi tatkala Tuhan tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, ... Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya (Luk. 7:6-8)." Begitu mendengar perkataan ini, Tuhan Yesus merasa heran, Ia berkata, "Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" (Luk. 7:9).
Mengapa Tuhan Yesus merasa begitu heran? Karena perwira ini mengenal kuasa Allah dan segala pengaturan di dalam otoritas Allah. Ia mengenal realitas Kerajaan Sorga. Hati Allah damba untuk mendapatkan realitas Kerajaan Sorga di atas bumi. Apakah realitas Kerajaan Sorga itu? Realitas Kerajaan Surga adalah: Bapa berkata pergi, maka Putra pergi; Bapa berkata datang, maka Putra datang; Allah Tritunggal berkata kepada kita pergi, maka kita pergi; Allah Tritunggal berkata kepada kita datang, maka kita datang.
Karena pengenalannya akan Tuhan, maka walaupun perwira itu seorang kafir, ia dapat mengalami kasih karunia dan damai sejahtera yang melimpahi dirinya dan hambanya. Dari manakah perwira itu memiliki pengenalan akan Tuhan kita? Pasti ia pernah mendengarnya, kemudian perkataan itu tersimpan di hatinya sehingga begitu situasi tertentu muncul, pengenalan itu menjadi pengalamannya atas kasih karunia yang berlimpah-limpah.
Kita perlu belajar menyimpan firman Tuhan di hati kita, juga belajar mencernanya. Semakin kita mengenal Allah, semakin kita mengalami kasih karunia dan damai sejahtera. Tinggal di dalam Ruang Maha Kudus, dan bukan hanya sekali-kali berkunjung ke sana, adalah cara terbaik untuk mengenal rahasia kasih karunia dan damai sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar