Pemenang Tahap Akhir – Mengalahkan Antikristus
Wahyu 15:2
“Kemudian aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi (atas-TL.) lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.”
Orang-orang yang tercantum dalam ayat di atas bisa disebut sebagai pemenang tahap akhir, karena mereka telah melewati kesusahan besar dan telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Ini berarti, mereka menang atas Antikristus, tidak menyembahnya. Orang-orang ini adalah orang-orang yang disinggung dalam 14:12-13, yang menjadi martir di bawah penganiayaan Antikristus, lalu dibangkitkan untuk meraja bersama Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun (20:4). Meskipun mereka telah dibunuh oleh Antikristus, dalam pandangan Allah, mereka adalah pemenang. Hanya, mereka menjadi pemenang dalam waktu yang lebih lambat, maka mereka dapat disebut sebagai para pemenang tahap akhir.
Bagaimanakah dengan kita? Kita lebih suka menjadi pemenang tahap awal, yang terangkat sebelum penganiayaan Antikristus; atau menjadi pemenang tahap akhir, yang menjadi martir di bawah penganiayaan Antikristus? Jika kita ingin menjadi pemenang tahap awal, kita perlu menang atas prinsip Antikristus di zaman ini.
Alkitab berulang kali mengingatkan agar kita memfokuskan diri kepada Kristus. Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu (Kol. 3:11). Namun sungguh suatu tragedi, kita telah disimpangkan dari Kristus kepada hal-hal lain di luar Dia. Allah ingin Kristus menjadi segala sesuatu kita, namun kita memiliki segala sesuatu kecuali Kristus! Marilah kita memulihkan kenikmatan kita atas Kristus.
Berdiri Di Atas Lautan Kaca
Why. 15:2; 20:4; 4:6; 20:14; 14:9-11; Dan.7:9-10
Menurut Alkitab, Allah mula-mula melaksanakan penghakiman-Nya atas bumi, malaikat, dan umat manusia yang memberontak kepada-Nya, dengan air. Itulah sebabnya dalam Kejadian 1:2 kita melihat bahwa bumi dikelilingi air. Dan sekali lagi dalam Kejadian pasal enam sampai delapan, kita melihat Allah menghukum bumi dengan air. Tetapi, untuk selanjutnya, Allah tidak lagi menggunakan air melainkan api. Karenanya lautan kaca dalam Wahyu 15:2 bercampur api.
Takhta penghakiman Allah seperti nyala api, dan dari nyala api ini, ada api seperti sungai yang mengalir keluar (Dan. 7:9-10). Nyala api penghakiman Allah akan menyapu semua perkara negatif dalam alam semesta ke dalam lautan kaca, yang akhirnya menjadi lautan api (20:4). Lautan api adalah kesimpulan semua api yang dipakai Allah untuk menghakimi berbagai perkara pemberontakan. Jadi, kedua sarana yang dipakai Allah untuk melaksanakan penghakiman, yaitu air dan api akan bercampur menjadi satu, mula-mula sebagai lautan kaca dan terakhir sebagai lautan api.
Para pemenang tahap akhir yang disebutkan dalam Wahyu 15:2, berdiri di tepi lautan kaca yang bercampur api itu. Mereka adalah orang-orang yang dikatakan dalam Wahyu 14:13, “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini. ‘Sungguh,’ kata Roh, ‘supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka’”. Fakta ini menunjukkan bahwa mereka telah diangkat dan berada di atas telaga api. Mereka telah bangkit dari kematian dan mereka tidak akan menderita lagi oleh kematian yang kedua.
Semua orang beriman yang telah mati akan dibangkitkan, tetapi jika mereka belum matang, mereka akan mengalami kematian yang kedua (Why. 2:11; 20:6). Kematian yang kedua akan dipakai Allah untuk mendisiplin dan menghajar kaum beriman yang belum matang. Hal ini bertujuan positif, yaitu untuk memaksa mereka bertumbuh hingga matang. Karena itu, jika kita tidak matang, kita akan menderita kerugian. Semoga Tuhan menerangi, menggugah kita hingga kita serius terhadap hal ini, sehingga pada jaman ini kita mengejar pertumbuhan rohani sampai mencapai kematangan.
Penerapan:
Sebelum melakukan perkara apa pun, marilah kita belajar terbuka kepada Tuhan dan bertanya kepada diri sendiri: “Adakah Kristus bersamaku dalam mengerjakan hal ini?” Marilah mengundang Kristus masuk ke dalam setiap perkara yang akan kita lakukan, sehingga Kristus betul-betul menjadi fokus dalam hidup kita.
Pokok Doa:
Ya Tuhan, terangilah aku agar aku nampak hal-hal apa saja yang telah menggantikan Engkau dalam hidupku. Tuhan, aku berpaling kepada-Mu dan bertobat. Aku mau belajar bersatu dengan-Mu dalam melakukan setiap perkara. Amin.
Nyanyian Pemenang
Wahyu 15:2b-3a
“Pada mereka ada kecapi Allah. Mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba...”
Wahyu 15 ayat 2b mengatakan, “Pada mereka ada kecapi Allah” . Para pemenang tahap akhir memegang kecapi Allah. Mereka tidak memiliki alat-alat musik duniawi. Allah mempersiapkan kecapi ini bagi mereka, agar mereka memuji-Nya.
Ayat 3 mengatakan, mereka itu “menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba”. Nyanyian Musa tercantum dalam Keluaran 15:1-18. Bangsa Israel menang atas pasukan Firaun oleh penyelamatan Allah melalui air penghakiman Laut Merah. Pada waktu itu, di tepi Laut Merah, Musa bersama-sama dengan orang Israel memuji Tuhan sebagai kekuatan, mazmur, keselamatan, dan pahlawan perang mereka. Sekarang, para pemenang tahap akhir menyanyikan lagi nyanyian ini di atas lautan kaca, menunjukkan bahwa mereka juga telah mengalahkan kekuasaan Antikristus, yang akan dihakimi Allah dengan api lautan kaca (19:20).
Melalui nyanyian Anak Domba, para pemenang ini memuji penebusan Kristus yang mereka alami di hadapan musuh. Para pemenang tahap akhir bisa berdiri di atas lautan kaca karena Allah telah menghakimi musuh (di pihak negatif) dan karena Kristus telah menebus umat-Nya (di pihak positif). Dalam pujian itu, mereka menyatakan kepada alam semesta bahwa mereka berada di luar penghakiman Allah yang dilaksanakan atas musuh-musuh-Nya dan mereka berbagian dalam penebusan Kristus.
Nyanyian Musa Dan Nyanyian Anak Domba
Why. 3-4; 14:17-20; Mzm. 103:7
Wahyu 15:3-4, “Dan mereka menyanyi-kan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: ‘Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa! Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.’”
Dari nyanyian di atas, kita nampak bahwa para pemenang tahap akhir bukan hanya memuji pekerjaan Allah tetapi juga jalan Allah. Banyak orang tidak mampu membedakan pekerjaan Allah dengan jalan-Nya. Pekerjaan Allah adalah perbuatan-Nya, yang agung penampilannya dan ajaib sifatnya. Pekerjaan Allah di sini terutama mengacu kepada penghakiman Allah, keputusan Allah atas Antikristus dan pengikut-Nya (14:17-20). Jalan Allah adalah prinsip pemerintahan-Nya.
Musa mengenal jalan Allah, tetapi bangsa Israel hanya memahami perbuatan-perbuatan-Nya (Mzm. 103:7). Prinsip jalan Allah itu adil, dan janji-janji-Nya benar. Jika mengenal jalan Allah, kita tidak perlu menunggu untuk melihat pekerjaan-Nya. Meskipun pekerjaan-Nya belum terlihat, kita tahu semua itu akan terjadi, karena kita mengenal prinsip pemerintahan-Nya.
Sewaktu para martir itu mengalami penderitaan dan penganiayaan, mereka tahu bahwa Allah itu adil; mereka tahu, sesuai dengan prinsip pemerintahan keadilan-Nya, pada suatu hari, Allah pasti turun tangan dan menghakimi Antikristus serta membalaskan darah mereka. Memang, penghakiman itu masih belum tiba, namun para martir mengenal prinsip Allah, dan mereka memuji Allah atas jalan-Nya dan prinsip pemerintahan-Nya dalam hal memperlakukan orang. Demikian pula terhadap janji-janji Allah, semuanya adalah benar, sejati. Allah berjanji kepada umat-Nya bahwa Ia akan menghakimi orang-orang jahat, mempertahankan jalan-Nya, dan menuntut balas atas darah umat-Nya. Karena para pemenang mengenal jalan Allah, mereka percaya Ia pasti menggenapkan apa yang telah dijanjikan-Nya. Kiranya Tuhan membuka mata kita, sehingga kita bisa mengenal jalan-Nya.
Penerapan:
Kita harus menyadari bahwa puji-pujian merupakan cara untuk beroleh kemenangan dalam peperangan rohani. Marilah kita belajar memuji Tuhan kita atas penebusan-Nya yang ajaib dan kemenangan-Nya atas Satan. Tatkala kurban pujian ditujukan ke hadirat Allah, Iblis, musuh kita itu, akan dikalahkan.
Pokok Doa:
“Ya Tuhan, aku memuji Engkau atas penebusan-Mu yang ajaib terhadapku dan kemenangan-Mu yang mutlak atas musuh-Mu. Tuhan, Engkau tidak pernah salah, aku bersyukur atas situasi di sekelilingku yang telah Engkau aturkan bagiku hari ini. Tuhan, terpujilah nama-Mu.”
Bait Suci Kemah Kesaksian Di Sorga
Wahyu 15:5
“Kemudian daripada itu aku melihat orang membuka Bait Suci-kemah kesaksian-di sorga”
Mengapa kemah kesaksian itu tidak disebut kemah saja? Karena di dalam kemah itu ada tabut dan di dalam tabut ada hukum Allah (Kel. 25:16). Hukum Allah mempersaksikan Allah. Itulah sebabnya kemah itu disebut kemah kesaksian. Jadi, baik kemah kesaksian maupun tabut merupakan ekspresi Allah, kesaksian Allah. Inilah fokus dari kesebelas pasal terakhir kitab Wahyu, yaitu untuk ekspresi Allah dan Kristus sebagai kesaksian Allah. Inilah yang dilihat Yohanes. Haleluya! Sebelum penumpahan ketujuh cawan itu, Bait Suci kemah kesaksian di sorga tidak lagi tersembunyi, tetapi telah dibukakan untuk dilihat oleh alam semesta. Ekspresi Allah dan kesaksian Allah akan diperlihatkan kepada alam semesta.
Dari sini kita tahu bahwa apa yang Allah inginkan bukan hanya takhta tetapi bait, ekspresi Allah. Tujuan kekal Allah bukan berada di atas takhta, melainkan di dalam bait. Karena takhta Allah tegak untuk selama-lamanya, tetap ada selamanya (Mzm. 45:7), maka tidak perlu mendirikannya. Namun, Bait Allah memerlukan banyak sekali pekerjaan pembangunan. Kita perlu menyadari bahwa Allah hari ini memerlukan sebuah bait, gereja, bangunan untuk ekspresi-Nya. Segala sesuatu yang Allah kerjakan hari ini adalah untuk ini. Kita bukan hanya untuk keselamatan individu, melainkan untuk pembangunan gereja secara korporat bagi kesaksian-Nya, bagi ekspresi-Nya (1 Ptr. 2:5). Marilah kita mengarahkan penuntutan rohani kita bagi pembangunan gereja.
Allah Di Atas Takhta Di Dalam Bait-Nya
Why. 16:17
Yohanes melihat, “… Bait Suci dari kemah kesaksian …”? Bahasa Yunani dari frase “Bait Suci” dalam ayat ini adalah “naos”, maksudnya adalah “ruang maha kudus”, bagian yang terdalam dari Bait Suci, tempat tabut berada. Jadi, Yohanes melihat ruang maha kudus dari kemah kesaksian, yaitu tempat tabut berada. Inilah suasana di sorga sebelum ketujuh cawan ditumpahkan. Kemah kesaksian adalah tempat kediaman Allah, sedangkan tabut mengacu kepada Kristus sebagai kesaksian Allah.
Dalam Perjanjian Lama, umat Allah secara bertahap memahami bahwa Allah itu adalah sang Mahakuasa yang duduk di atas takhta untuk pemerintahan-Nya. Kemudian, berangsur-angsur Allah mewahyukan keinginan-Nya untuk memiliki sebuah bait sebagai ekspresi-Nya. Dalam Perjanjian Baru, sekali lagi kita nampak bahwa Allah ada di dalam tempat kediaman-Nya, bait-Nya, yaitu gereja. Dan kelak, sebagai kesimpulannya, bait ini akan menjadi Yerusalem Baru, yang sepenuhnya merupakan ekspresi Allah.
Kitab Wahyu terbagi bagian. Bagian pertama adalah pasal 1-11, fokusnya adalah takhta yang dilingkungi pelangi (4:2-3). Semua perbuatan Allah di bagian ini berasal dari dan dikendalikan oleh takhta tersebut, dan semuanya terutama adalah untuk penghakiman Allah atas bumi. Sewaktu Allah dalam murkanya melaksanakan penghakiman-Nya atas umat manusia yang memberontak, ada pelangi yang melingkungi takhta, yang mengingatkan Allah akan janji-Nya.
Sedangkan di bagian kedua, yaitu dari pasal 12 sampai selesai, fokusnya adalah Bait Suci dengan tabutnya (11:19; 15:5). Semua perbuatan Allah di bagian ini berasal dari Bait. Bait Suci dengan tabut terutama adalah untuk pembangunan Allah demi mengekspresikan diri-Nya, untuk kesaksian-Nya.
Fokus penghakiman Allah adalah takhta dan fokus kesaksian Allah adalah Bait Suci. Maka, kesaksian Allah berasal dari penghakiman Allah, dan penghakiman Allah adalah untuk kesaksian Allah. Bait berasal dari takhta, dan takhta adalah untuk Bait. Prinsip ini bisa diterapkan pada diri kita hari ini. Jika kita mau bagi Bait Allah, ekspresi Allah, kita harus rela dihakimi terlebih dulu. Betapa banyak perkara di dalam kita yang perlu dihakimi! Hasil dari penghakiman ini akan menjadi kesaksian Allah.
Penerapan:
Mari kita mengalokasikan waktu untuk memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya, sehingga mereka boleh dipakai sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani bagi ekspresi Allah di bumi.
Pokok Doa:
“Ya Tuhan, terima kasih atas karya keselamatan-Mu yang sempurna, yang membuat aku menjadi tempat kediaman-Mu. Tuhan, pakailah aku untuk membagikan keselamatan ini kepada temanku yang belum percaya. Tuhan, sertai dan berkatilah aku.”
Tujuh Malaikat Yang Keluar Dari Bait Suci
Wahyu 15:6
“Ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.”
Segera setelah puji-pujian para pemenang tahap akhir (yang berdiri di atas lautan kaca bercampur api), terlihatlah suasana di surga. Saat itu, Yohanes melihat Bait Suci kemah kesaksian. Dari Bait Suci kemah kesaksian di surga itulah keluar tujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka. Ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, bukan dari takhta. Hal ini menunjukkan bahwa mereka bukan hanya untuk penghakiman Allah, tetapi terutama untuk kesaksian-Nya, ekspresi-Nya, dan Bait-Nya.
Cara berpakaian ketujuh malaikat ini bagaikan imam (Yeh. 44:17), bukan seperti tentara. Ini sungguh bermakna. Fakta ini menunjukkan bahwa penumpahan ketujuh cawan tersebut adalah jawaban dari puji-pujian para pemenang. Pada waktu itu, doa-doa akan diakhiri dan pujian akan dimulai. Pada meterai kelima kita nampak seruan, doa-doa dari kaum saleh martir (6:9-11). Tetapi dalam pasal 15 tidak ada lagi seruan dan doa-doa, yang ada hanyalah puji-pujian.
Syukur kepada Allah, karena kelak di alam kekekalan, yang tetap bertahan adalah nyanyian pujian kita. Kita tahu bahwa pujian di surga lebih banyak daripada doa di bumi. Doa-doa akan berlalu, namun puji-pujian akan bertahan sampai kekekalan.
Saudara saudari untuk itu kita mulai sekarang perlu belajar menyanyikan pujian kepada Tuhan. Apapun situasi atau keadaan yang kita hadapi, bila kita belajar memuji Tuhan, maka semua keadaan itu akan jadi berkat bagi kita.
Murka Allah Yang Ditumpahkan
Why. 15:1, 7-8; 16:1
Wahyu 15:7 mengatakan, “Satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup selama-lamanya.” Murka Allah dalam ayat ini, juga yang disinggung dalam Wahyu 15:1 dan 16:1, menunjukkan bahwa Allah marah kepada musuh-Nya, terutama terhadap Antikristus dan kerajaannya. Meskipun Allah telah melaksanakan sebagian besar dari penghakiman-Nya dan telah menggenapkan hampir semua perkara yang harus dilaksanakan-Nya, namun kemarahan-Nya belum surut. Kegeraman murka-Nya masih tetap perlu ditumpahkan.
Lalu, ayat 8 mengatakan, “Kemudian Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.” Ini berarti mulai sekarang, tidak seorang pun bisa memasuki Bait untuk berdoa guna meredakan murka Allah. Telah tertutup kemungkinan untuk menghentikan murka Allah, sampai murka Allah seluruhnya ditumpahkan ke atas pemberontak yang dihasut Iblis dan yang dipengaruhi Antikristus.
Ketujuh cawan yang diberikan oleh salah seorang dari antara keempat makhluk hidup itu penuh dengan murka Allah. Namun, tetap di dalam cawan. Cawan, biasanya kecil, menunjukkan keterbatasan. Meskipun ketujuh malapetaka terakhir ini merupakan murka Allah yang terakhir, namun murka-Nya tetap terbatas. Kalau tidak, seluruh bumi dan seluruh penghuninya akan dibinasakan. Untuk menggenapkan tujuan kekal-Nya, Allah masih melaksanakan pembatasan terhadap murka-Nya yang terakhir sewaktu menghakimi bumi. Penumpahan murka Allah ini sangat serius, namun masih terbatas. Allah penuh belas kasihan. Binatang itu, yaitu Antikristus, rakyatnya dan seluruh kerajaannya pantas dimusnahkan seluruhnya tanpa pembatasan, namun Allah masih membatasi penumpahan murka-Nya hanya sampai ke ukuran yang kecil saja. Terima kasih kepada Tuhan untuk hal ini! Mulia bagi Allah kita atas keadilan-Nya. Haleluya.
Penerapan:
Memuji adalah pekerjaan anak-anak Allah yang tertinggi, atau pernyataan hidup rohani kaum saleh yang tertinggi. Marilah kita berlatih menghafal banyak kidung, sehingga kita bisa menyanyikan kidung yang cocok saat dibutuhkan.
Pokok Doa:
Tuhan Yesus, begitu banyak pujian yang seharusnya kami ucapkan, bukan hanya untuk memuliakan-Mu, tetapi juga untuk mempermalukan musuh-Mu. Oh, Tuhan Yesus, ajarlah kami lebih banyak berkidung dan menghafal kidung. Berkati kami ya Tuhan, agar melalui kidung-kidung kami, kami bisa diberkati, sehingga kami jadi berkat bagi orang yang lain disekeliling kami.
Cawan 1 Dan Cawan 2
Wahyu 16:1
“Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu: ‘Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi.’”
Cawan pertama hingga cawan keenam mirip dengan malapetaka dari sangkakala pertama hingga sangkakala keenam, perbedaannya hanyalah pada tingkat kedahsyatan malapetaka tersebut. Ini mungkin disebabkan karena ketujuh cawan itu tercakup dalam sangkakala ketujuh, maka sepertinya malapetaka dari cawan-cawan itu adalah pengulangan dari melapetaka keenam sangkakala, hanya lebih serius.
Jika pada sangkakala pertama hanya pohon dan rumput yang tertimpa malapetaka, maka pada cawan pertama ini, manusia akan tertimpa malapetaka secara langsung. Allah menandai orang-orang yang memberontak kepada-Nya, yaitu orang-orang yang memiliki tanda dari binatang itu, dengan bisul yang ganas. Allah seolah-olah berkata, “Karena kalian memakai tanda musuh-Ku, binatang itu, Aku pun akan menaruh tanda pada diri kalian.”
“Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut” (Why. 16:3). Inilah cawan kedua. Malapetaka ini pastilah membuat segala pelayaran terhenti. Selain itu, perusahaan pengalengan ikan atau semua industri yang berkaitan dengan laut sepenuhnya tutup.
Saudara saudari, kita tidak perlu menantikan hari itu, marilah kita bersama-sama mengejar untuk jadi pemenang hingga kita sudah terangkat sebelum hari itu.
Cawan 3 Sampai Dengan Cawan 6
Why. 16:8-12
Ayat 4 mengatakan, “Malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya atas sungai-sungai dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah.”
Ayat 7, “Lalu aku mendengar mezbah itu berkata, ‘Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu.’” Ini adalah pujian yang berasal dari mezbah atas penghakiman Allah yang benar sifatnya dan adil prinsipnya terhadap wilayah Antikristus.
Ayat 8-9 mengatakan, “Malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api. Manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.” Manusia hanya memikirkan penderitaan mereka, tetapi tidak memikirkan sebabnya. Mereka tidak memperhatikan Injil Kekal yang diberitakan oleh malaikat.
Ayat 10-11 berkata, “Malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan, dan mereka menghujat Allah yang di surga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.”
Ayat 12 melanjutkan, “Malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, Sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.” Dalam 9:14-15 kita mengetahui bahwa keempat malaikat yang terikat pada sungai besar Efrat akan dilepaskan untuk menggerakkan raja-raja yang akan mengutus tentara-tentara mereka, dan 16:12 memberi tahu kita bahwa pada saat cawan keenam ditumpahkan, air Sungai Efrat akan menjadi kering sehingga raja-raja itu beserta tentara mereka bisa melewatinya.
Tidak pernah mau bertobat walaupun terkena cawan murka Allah, adalah salah satu ciri pengikut Antikristus. Kita sebagai kaum beriman, harus terlepas dari kebebalan ini, bahkan sebelum cawan murka Allah menimpa kita. Tiap hari kita harus memiliki pertobatan, perpalingan pikiran dari hal-hal yang di luar Allah kepada Allah dan kerajaan-Nya, pemerintahannya.
Penerapan:
Marilah kita mempersembahkan keluarga kita, pekerjaan atau usaha kita kepada Tuhan. Jangan biarkan ada satu usaha pun yang menjerat kita. Kita perlu ingat, bahwa semuanya itu kelak akan berlalu.
Pokok Doa:
Tuhan Yesus, dapatkan aku dan keluargaku bagi-Mu. Oh Tuhan, walaupun aku harus bekerja mencari nafkah, jangan biarkan pekerjaanku membuat aku menomor-duakan Engkau. Tuhan, jagalah terus hatiku agar tetap murni dan diduduki oleh-Mu semata.
Sisipan Sebelum Cawan Ketujuh
Wahyu 16:14
“Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.”
Potongan firman dalam 16:13-16 merupakan sebuah visi yang disisipkan di antara cawan keenam dan cawan ketujuh. Wahyu 16:13 mengatakan, “Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.” Pada akhir kesusahan besar, ada tiga roh najis akan keluar dari mulut Iblis, Antikristus, dan nabi palsu.
Ketiga roh najis yang menyerupai katak itu akan mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan dengan segala perbuatan ajaib itu, mereka akan menggerakkan raja-raja di seluruh bumi untuk mengumpulkan pasukan mereka (ay. 13-14) di Harmagedon (ay. 16). Mereka akan bersiap-siap menghadapi peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.
Perang itu adalah perang terakhir di antara umat manusia sebelum Kerajaan Seribu Tahun. Dalam perang itu, Iblis bermaksud memusnahkan negara Israel (Za. 14:12) dan berperang melawan Kristus bersama pasukan-Nya. Untuk itu, Iblis akan memperalat semua manusia yang memberontak, tetapi Kristus dan para pemenang pilihan-Nya akan mengalahkan dan memusnahkan mereka semua. Ini ditunjukkan dengan gilingan anggur (Why. 14:17-20).
Tanggung jawab kita hari ini adalah memberitakan Injil untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian, setidaknya kita mengurangi jumlah manusia yang memberontak, yang berpihak kepada Iblis di hari peperangan besar itu.
Cawan Ketujuh
Why. 16:17-21
Wahyu 16:15 mengatakan, “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.” Menurut konteksnya, perkataan ini tentu diucapkan oleh Tuhan pada akhir kesusahan besar, sebelum perang Harmagedon.Hal ini membuktikan bahwa pada saat itu masih ada kaum beriman tertinggal di bumi (yaitu mayoritas kaum beriman yang masih hidup dan tersisa di bumi). Bagi mereka, penampakan diri Tuhan saat Dia datang kembali tetap seperti pencuri, yaitu pada waktu yang tidak diketahui oleh mereka. Mereka tetap harus berjaga-jaga dan memperhatikan pakaiannya.
Ketika cawan ketujuh ditumpahkan ke angkasa, terdengar suatu suara “yang nyaring dari takhta itu, katanya, ‘Sudah terlaksana’” (ayat 17). Ini berarti segala sesuatu untuk penghakiman dan untuk ekspresi Allah, yaitu kesaksian Allah, telah digenapkan. Segera setelah kata-kata ini diucapkan, maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, serta terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi (ayat 18). Gempa bumi itu, sama seperti gempa dalam 11:19, akan membuat kota besar, Yerusalem, terbelah menjadi tiga bagian dan kota-kota bangsa-bangsa akan runtuh (ayat 19). Karena Yerusalem dalam hal kejahatan akan sama dengan Sodom kuno itu, maka Allah akan menghakiminya dengan gempa bumi ini.
Ayat 20 mengatakan, “Semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.” Ayat 21 menyimpulkan dengan berkata, “Hujan es besar, masing-masing seberat satu talenta, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.” Di tengah-tengah hujan es yang dahsyat itu, orang-orang dalam kekaisaran Antikristus tetap akan menghujat Allah. Ini membuktikan mereka itu tidak mempunyai niat untuk bertobat, sebaliknya, malah lebih senang menentang Allah habis-habisan.
Saudara saudari marilah kita bertobat dan jangan mengeraskan hati kita. Jangan sekali-kali kita mengikuti Antikristus dan pengikutnya yang menentang Allah habis-habisan. Kiranya kita memiliki hati yang takut akan Allah.
Penerapan:
Jika sesuatu menimpa kita, bagaimanakah sikap kita? Apakah kita tunduk kepada segala pengaturan Tuhan atau segera memberontak kepada-Nya? Saat kita mendapat tugas pelayanan, bagaimanakah sikap kita? Marilah kita membuang semua benih pemberontakan di dalam kita. Janganlah kita mengikuti perilaku Iblis yang selalu memberontak kepada Allah.
Pokok Doa:
Oh Tuhan Yesus, terangi kami senantiasa. Bersihkan hati dan hati nurani kami. Selamatkan kami dari segala bentuk pemberontakan terhadap-Mu. Oh Tuhan, jadikan kami pemenang yang kelak bisa bersama-Mu mengalahkan Antikristus dan pasukannya.
Pelacur Besar
Wahyu 17:1
“Lalu datanglah salah seorang dari ketujuh malaikat yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku, "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.”
Ini adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi setelah penumpahan tujuh cawan. Sungguh luar biasa bahwa dalam 21:9 salah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan itu, juga menunjukkan kepada Yohanes mempelai Anak Domba. Ini sesuai dengan 17:1, karena sebelum pelacur itu dihakimi, Allah tidak akan mewahyukan mempelai Anak Domba.
Mengapa di sini tidak menggunakan istilah pelacur saja tetapi pelacur besar? “Besar” yang dimaksud dalam frase ini adalah tepat seperti yang Tuhan Yesus nubuatkan dalam Matius 13:32. Kejadian 1:12 mengatakan bahwa tumbuh-tumbuhan akan menghasilkan biji sesuai dengan jenisnya dan pohon-pohonan akan menghasilkan buah sesuai dengan jenisnya juga (Tl.). Tetapi sesawi dalam Matius 13:32 ini berkembang menjadi pohon. Ini memang besar, tetapi tidak normal, malahan aneh karena menyalahi prinsip pengaturan Allah atas ciptaan-Nya.
Kita tidak akan menjadi “besar” jika mengikuti prinsip dalam Matius pasal 5 sampai 7. Kita seharusnya hanyalah sebuah kawanan kecil di atas bumi (Luk. 12:32), mengemban kesaksian bahwa dunia memberontak dan Kristus akan datang untuk menghakiminya. Saudara saudari, marilah kita membuang keinginan untuk menjadi “besar” yang abnormal ini. Kita hanya perlu menjadi orang yang mengemban kesaksian-Nya dan dikenal oleh-Nya.
Dua Aspek Babel
Why. 14:8; 16:19; 17:1, 3, 16, 18; 18:8
Siapakah pelacur besar yang duduk di tempat yang banyak airnya itu? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita perlu membicarakan sedikit tentang Babel dalam Kitab Wahyu. Dalam Kitab Wahyu, Babel memiliki dua aspek, yaitu aspek agamawi dan aspek material. Itulah sebabnya keruntuhannya disebutkan dua kali juga. Dalam 14:8, dikatakan “...Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu (Babylon the Great-Tl.), yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya.” Karena kota material tidak dapat melakukan percabulan (hawa nafsu), maka Babel di sini mengacu kepada Babel agamawi. Babel agamawi akan diruntuhkan. Sedangkan dalam 16:19 sekali lagi dikatakan “Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah...”. Babel di sini mengacu kepada Babel material yang akan diruntuhkan. Lebih dari itu, keruntuhan dalam 14:8 terjadi sebelum patung binatang itu (Antikristus) muncul, yaitu sebelum masa tiga setengah tahun kesusahan besar, sedangkan keruntuhan dalam 16:19 terjadi pada saat cawan ketujuh, yaitu setelah patung binatang itu muncul. Kedua keruntuhan ini menunjukkan kedua aspek dari Babel.
Dalam pasal 17, malaikat mengajak Yohanes untuk melihat keputusan penghakiman atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya (ay. 1). Namun, yang dilihat Yohanes adalah seorang perempuan yang duduk di atas seekor binatang merah ungu yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh (ay. 3). Pelacur besar yang dibicarakan dalam 14:8 mengacu kepada Babel besar (Babylon the Great – Tl.), mewakili Babel agamawi. Sedangkan perempuan yang duduk di atas binatang, yang dibicarakan dalam 16:19, mengacu kepada Babel, kota besar (the great city) itu (lih. 17:18), mewakili Babel material.
Dalam 17:16, kita melihat nasib Babel agamawi, pelacur itu, yang akan ditolak dan dibakar habis oleh Antikristus (binatang itu) dan sepuluh raja (sepuluh tanduk). Tetapi Babel material akan dibakar oleh Tuhan Allah sendiri dalam 18:8.
Penerapan:
Marilah kita membaca ulang prinsip-prinsip dalam Matius pasal 5 sampai 7, apakah hakiki kita, apakah pengaruh kita terhadap dunia, bagaimanakah sikap kita terhadap firman Tuhan, sesama, musuh, dan hubungan suami istri? Bagaimanakah kita seharusnya berkata-kata dan bersikap? Bagaimanakah prinsip memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa? Bagaimanakah sikap kita terhadap harta? Bagaimanakah menghadapi kekhawatiran? Apakah dasar kehidupan dan pekerjaan kita sebagai umat kerajaan? Kita perlu mengetahui semua itu agar kita tidak tergoda untuk menjadi “besar” yang abnormal.
Pokok Doa:
Ya Tuhan Yesus, ampuni kami yang telah begitu melalaikan firman-Mu dalam Matius 5 sampai 7. Kami damba bisa menempuh hidup sebagai pelaku Firman. Ajarlah kami Tuhan untuk melakukan segala sesuatu secara tersembunyi, hanya untuk dilihat oleh-Mu yang ada di tempat tersembunyi. Oh Tuhan, bersihkan hati kami dari segala keinginan untuk menjadi “besar” dan memegahkan diri, karena Engkau pun datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani.
Mabuk Oleh Anggur Percabulannya
Wahyu 17:2
“Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya.”
Raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan pelacur besar itu (mewakili Babel Agamawi). Ini berarti pengaruhnya sampai ke seluruh dunia. Ia melakukan hubungan yang agamawi dan penuh dosa dengan penguasa-penguasa di bumi demi keuntungannya. Padahal gereja haruslah murni, tidak berhubungan dengan politik apa pun.
Penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya. Anggur percabulannya mengacu kepada doktrin-doktrinnya yang sesat. Di satu pihak, ia mendorong orang untuk menjadi Kristen. Tetapi di pihak lain, dia tidak mengajar mereka untuk memiliki kehidupan yang dikuduskan. Mereka cukup memberikan sejumlah uang dan mengakui dosa dengan cara-cara tertentu. Malahan, dia membiarkan mereka untuk terus menikmati hal-hal duniawi, oleh sebab itulah anggur percabulannya telah memabukan orang-orang di bumi. Ia telah berdagang dan bercampur dengan dunia. Doktrinnya laksana obat bius, memabukkan orang banyak, menjadikan mereka bodoh, dan kehilangan perasaan terhadap Allah dan firman-Nya. Babel agamawi benar-benar adalah garam yang telah menjadi tawar.
Dengan mengatakan bahwa dia adalah seorang pelacur, jelaslah bahwa Allah tidak pernah mengakui adanya hubungan apa pun dengan Babel Agamawi. Saudara saudari, marilah kita menjaga keperawanan kita bagi Kristus
Babel Material
Dan. 2: 31-45; Why. 17:9, 18,
Babel Material dalam Kitab Wahyu mengacu pada kota Roma dan kekaisaran Romawi. Dalam kamus Alkitab terbitan LAI juga tertulis Babel adalah nama samaran untuk Roma. Bapa-bapa gereja (Tertullian, Augustine), bahkan beberapa pemula gereja Romawi, seperti Robert Bellarmine, Cesare Baronius, Jacques Bossuet, Hug, dll. juga mengakui hal ini.
Wahyu 17:9 mengatakan, “Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk.” Hanya ada satu kota di dunia ini yang dibangun di atas tujuh gunung, yaitu kota Roma, maka dalam sejarah, kota Roma disebut kota tujuh gunung.
Wahyu 17:18, “Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi.” Tidak ada kerajaan lain selain kekaisaran Romawi yang berkuasa atas raja-raja di bumi. Wahyu 17:5 juga mengatakan bahwa air tempat pelacur itu duduk adalah “bangsa-bangsa dan rakyat banyak, kaum dan bahasa”.
Selain itu, Babel dan Roma memang memiliki banyak sekali persamaan. Kata “Roma” dalam bahasa Ibrani juga berarti seorang yang sombong, yang meninggikan dirinya dan melawan Allah, ini sama persis dengan maksud didirikannya menara Babel.
Menurut sejarah, Nimrod, pendiri Babel, mendirikan agama kafir, sistem penyembahan berhala. Demikianlah Babel menjadi tempat pemujaan berhala yang bertentangan dengan Allah. Babel juga membenci orang-orang Yahudi sampai pada puncaknya. Kekaisaran Roma pun demikian.
Saat Yohanes menulis kitab ini, dia berada di bawah kekaisaran Romawi sehingga dia tidak dapat menunjuk Roma secara langsung, tetapi menyinggungnya dengan sebutan Babel. Jika dia menunjuk Roma secara langsung, maka kitab Wahyu ini tidak dapat terbit. Tetapi semoga kita semua dengan jelas melihat hal ini.
Catatan: Mula-mula Babel didirikan oleh Kusy, ayah Nimrod, seorang yang benar-benar mengandalkan kekuatannya. Kota ini terus berkembang dan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Nebukadnezar (menjadi Babilon dalam Perjanjian Lama). Pada saat itu, karena orang Israel memberontak melawan Allah, Allah menyerahkan mereka ke tangan Nebukadnezar, raja Babilon. Ini terjadi di zaman Daniel.
Suatu hari, Nebukadnezar bermimpi, dan melalui penafsiran Daniel, ia mengerti arti mimpi itu (Dan. 2:31-45). Nebukadnezar melihat sebuah patung yang besar sekali. Kepala patung itu dari emas, melambangkan Babilon dalam kebesarannya. Kemudian, Media dan Persia (dada dan lengan yang dari perak), menghancurkan Babilon. Selanjutnya, Yunani (perut dan pinggang yang dari tembaga), menghancurkan Media dan Persia. Lalu, kekaisaran Roma (paha dan kaki yang dari besi), menghancurkan Yunani. Keempat kerajaan tersebut, semuanya menganiaya orang Yahudi. Ketiga kerajaan yang pertama telah berlalu, tetapi pengaruh kekaisaran Roma bertahan sampai hari ini, meskipun kesepuluh jari patung dalam mimpi itu belum muncul.
Penerapan :
Setiap pagi, panggillah nama Tuhan, berserulah kepada-Nya dari lubuk yang paling dalam, hembuskanlah segala yang memenuhi hati dan pikiran kita, agar hati kita tetap murni, hanya mau melakukan kehendak-Nya dengan menuruti firman-Nya, bukan mencari dan mendengarkan doktrin-doktrin yang cocok dan menyenangkan kita, demi keuntungan kita.
Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terangilah jalanku agar aku boleh mengenal jalan mana yang harus aku tempuh. Tuhan, wahyukanlah kehendak-Mu. Pimpinlah aku senantiasa agar menjadi orang yang berada di jalan yang Kaukehendaki.
Cawan Emas Penuh Dengan Segala Kekejiannya
Wahyu 17:3
“Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.”
Di mata Allah, Antikristus hanyalah seekor binatang, tetapi perempuan itu adalah seorang pelacur. Dia tidaklah sebrutal binatang; malahan rasional tetapi seorang pelacur. Karena duduk di atas binatang itu, maka jangkauan pengaruh perempuan itu sama besarnya dengan yang dimiliki binatang itu.
Memiliki “nama-nama hujat” berarti menggunakan nama-nama yang biasa dipakai untuk Allah. Semua kaisar Roma mengaku bahwa mereka adalah allah.
Wahyu 17:4a mengatakan, “Perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara.” Warna ungu adalah percampuran antara warna biru dengan merah; melambangkan percampuran benda surgawi dengan benda bumiah. Inilah penampilan Babel agamawi itu. Perempuan itu juga memakai kain kirmizi, warna yang mendominasi Babel agamawi.
Emas, permata, dan mutiara adalah bahan-bahan untuk membangun Yerusalem Baru (21:18-19, 21). Perempuan itu bukannya dibangun dengan benda-benda berharga itu; melainkan hanya memakainya sebagai hiasan untuk memuliakan dirinya di luaran. “… dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejiannya (17:4b).” Emas melambangkan sifat ilahi Allah. Cawan emas di sini menyatakan bahwa penampilan luaran Babel agamawi ini berasal dari Allah, namun di dalam "cawan emasnya" penuh dengan kekejian dan kenajisan percabulannya, penuh dengan penyembahan berhala, praktek agama kafir, dan hal-hal setani dalam ibadah agamawi yang bidah.
Perempuan ini tidak memiliki mahkota di kepalanya karena ia bukan kaisar. Ia juga tidak memegang tongkat di tangannya karena ia tidak memiliki otoritas. Cawan yang di tangannya itulah kekuasaannya satu-satunya, yang dengannya ia dapat memikat orang-orang dan menyesatkan mereka.
Babel Agamawi
Why. 17:1, 3, 5, 6; Mat. 13:3
Babel agamawi mengacu pada gereja Roma. Roma telah menjadi pusat agama. Pada abad keempat, kaisar Romawi, Konstantin merangkul Kekristenan, mendorong dan memberi hadiah kepada rakyatnya yang mau bergabung dengan kekristenan. Pada saat itu, dia menerima Kekristenan sebagai agama negara dan memindahkan pusat politik dari Roma ke Konstantinopel. Roma berada di bawah pemerintahan Konstantinopel sampai 700 Masehi. Kemudian, suatu konferensi yang diselenggarakan oleh Leo III di Konstantinopel pada tahun 725 Masehi, memutuskan bahwa penyembahan berhala adalah sesat, oleh karena itu hal tersebut menjadi ilegal (bertentangan dengan hukum). Roma menentang keputusan ini dan memisahkan diri dari Konstantinopel. Sejak saat itulah, gereja terbagi menjadi agama Romawi Timur (Gereja Ortodoks Yunani) dan agama Romawi Barat (Gereja Roma hari ini).
Gereja Ortodoks semakin lemah, sedangkan gereja Roma semakin berkembang. Tetapi Roma penuh dengan kekacauan seperti halnya Babel. Roma mencampurkan negara dan dunia dengan gereja, Hukum Taurat dengan kasih karunia, tradisi manusia dengan firman Allah, penyembahan berhala dengan Kekristenan, Yudaisme dengan Kekristenan, janji Allah kepada gereja dengan janji Allah kepada orang Yahudi, perkara daging dengan perkara rohani, perkara bumiah dengan perkara surgawi, hal-hal yang ditolak di zaman ini dengan kemuliaan di zaman yang akan datang, dsb. Itulah sebabnya Wahyu 17:3 mengatakan bahwa pelacur besar itu berada di padang gurun. Padang gurun adalah sebuah tempat yang gersang dan sunyi, tiada mata air yang disediakan oleh Allah. Memang, mereka tidak mencari suplai dari Allah. Inilah perempuan yang memasukkan ragi, yakni berbagai praktek agama kafir, doktrin bidah, dan perkara-perkara yang jahat, dan mencampurkannya dengan ajaran tentang Kristus sehingga mengkhamirkan seluruh isi Kekristenan (Mat. 13:33).
Allah telah menetapkan Yerusalem sebagai pusat penyembahan (agamawi) juga sebagai pusat administrasi-Nya atas seluruh bumi. Kesalahan Babel agamawi adalah mengaku bahwa Allah telah mendirikan Roma untuk menggantikan Yerusalem, karenanya Roma menjadi pusat politik dan agama.
Akhirnya, karena gereja Roma sangat kuat berkuasa, banyak orang Kristen yang setia mengasihi Tuhan dibunuh. Itulah sebabnya Wahyu 17:6 mengatakan, "Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran”. Memang sangat mengherankan karena perempuan itu, yang mengacu pada gereja Roma, mabuk oleh darah orang-orang kudus dan saksi-saksi Yesus. Doktrin yang membius telah membuat banyak pengikutnya menjadi kabur terhadap tujuan kekal Allah dan tidak jelas akan kebenaran Allah. Hal ini membuat mereka kemudian menganiaya orang Kristen yang sejati.
Penerapan:
Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang Farisi dalam Lukas 11:39 "… kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.” Tuhan lebih memperhatikan apa yang terdapat di dalam batin kita daripada penampilan luar kita. Semoga kita diselamatkan dari kemunafikan dan kepalsuan.
Pokok Doa:
“Tuhan Yesus, terangilah mata hatiku agar aku bisa membedakan apa yang baik dan yang berkenan kepada-Mu.”
Ibu Dari Wanita-Wanita Pelacur Dan Dari Kekejian Bumi
Wahyu 17:5
“Pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia, "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.”
Babel agamawi benar-benar misterius dalam apa adanya, apa yang dipraktekkannya, dan apa yang diajarkannya. Sekalipun adalah misteri, tetapi ditulis pada dahinya, ini berarti misteri ini dapat dilihat. Maksudnya, jika kita memiliki mata untuk melihat, kita akan melihat makna sesungguhnya dari misteri ini.
Setiap orang yang melakukan perpecahan tidak mempedulikan prinsip pengaturan Allah. Orang yang memecah-belah tidak memperhatikan perkara satu Tubuh, satu gereja. Mereka seperti satu perempuan yang tidak mau hanya mempunyai satu suami. Inilah wanita-wanita pelacur. Gereja mana pun yang bergabung dengan dunia dan yang perilakunya sama rusaknya dengan Babel agamawi, adalah seorang pelacur kecil juga. (Pertimbangkan, sebagai contoh, mengakui orang sebagai anggota gereja bukan berdasarkan kelahiran kembali, tetapi pada kerelaan mereka untuk menyumbang. Dsb.)
Babel besar itu juga adalah ibu dari segala kekejian di bumi. Ulangan 7:25-26 mengatakan, “Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.” Berhala apa pun adalah suatu kekejian bagi Tuhan. Dalam Babel agamawi, berhala-berhala itu telah tercampur ke dalam apa yang disebut pelayanan atau penyembahan terhadap Allah.
Binatang Itu dan Ketujuh Kepalanya
Why. 17:7-11
Binatang yang malaikat tunjukkan kepada Yohanes (17:7-8) memiliki empat periode dalam sejarahnya: (1) dia “telah ada (he was),” (2) dia “tidak ada (he is not),” (3) dia “akan muncul (he is about to come),” dan (4) dia akan “menuju kepada kebinasaan (he will go into perdition).” Binatang ini mengacu pada Antikristus.
Dia “telah ada.” Ini menunjukkan bahwa dia adalah seseorang yang pernah hidup sebelum masa Yohanes.
Dia “tidak ada.” Ini menunjukkan bahwa pada zaman Yohanes, orang ini telah mati dan tidak lagi di dalam dunia. Kata “tidak ada” digunakan dalam Kejadian 42:36-38 dan mengacu kepada maut.
Dia “akan muncul dari jurang maut.” Ini menunjukkan bahwa dia tidak ada di sini sekarang, tetapi di jurang maut. Ini juga menunjukkan bahwa dia akan bangkit.
Dia akan “menuju kepada kebinasaan.” Ini menunjukkan bahwa dia tidak dapat tetap berada di atas bumi untuk selama-lamanya, dia tidak akan memerintah selama-lamanya. Nasib akhirnya adalah di telaga api (Why. 19:20; 20:10).
Wahyu 17:9, “Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk.” Wahyu 13:18 menggunakan kata-kata yang mirip. Namun, dalam 13:18 adalah “hikmat” untuk memahami “bilangan binatang itu,” sedangkan dalam 17:9 “akal yang mengandung hikmat” untuk memahami “kepala” dari binatang itu.
“Tujuh kepala” memiliki dua arti: (1) mereka mengacu kepada tempat, yaitu tujuh gunung (Aventine, Esquline, Caelian, Capitoline, Palatine, Quirinal, dan Viminal – 17:9); dan (2) mereka mengacu kepada persona-persona, yaitu tujuh raja (17:10). Raja yang manakah yang dimaksud di sini (karena Roma memiliki 12 Kaisar)?
Ketujuh raja itu pastilah orang-orang yang pernah mengklaim dirinya sebagai allah dan memaksa manusia menyembah mereka, karena Wahyu 13:1 mengatakan bahwa pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. Selain itu, 17:10 mengatakan, ”ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja.” Frase ”telah jatuh” dalam ayat ini mengacu pada kematian mereka yang tragis (cf. Hak. 3:25; 2 Sam. 1:19, 25, 27).
Sebelum masa Yohanes, ada lima kaisar yang menyatakan diri sebagai allah dan memaksa manusia menyembah mereka, yaitu: Julius Caesar (Kaisar pertama), Tiberius, Caligula, Claudius, dan Nero. Kelimanya mati secara tragis, baik dengan bunuh diri atau pun dibunuh.
Domitian adalah kaisar yang keenam yang juga dibunuh, masih hidup ketika Yohanes menulis kitab ini. Sebab itu dalam 17:10 dikatakan dia masih ”ada”.
”Yang lain”, yaitu yang ketujuh, adalah Antikristus, pada saat itu dia “belum datang”. Pada waktu dia datang, dia hanya bertahan sebentar, kemudian terbunuh (13:3, 14).
Ayat 11 mengatakan, ”Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan.” Antikristus adalah kaisar ketujuh yang akan datang, tetapi juga yang kedelapan. Menurut 13:3, Antikristus akan terbunuh dan hidup kembali. Ketika hidup kembali, roh Nero (kaisar yang kelima) akan muncul dari jurang maut, masuk ke dalam tubuh Antikristus (kaisar ketujuh) yang telah mati serta menggerakkan dan menghidupkan tubuh itu; dengan demikian meniru kebangkitan Kristus. Kaisar ini, gabungan dari kaisar kelima dan ketujuh, adalah kaisar yang kedelapan. Karena itu, dia "termasuk satu dari ketujuh itu", mempunyai tubuh dari yang ketujuh dan roh dari yang kelima. Sebab itu ia akan lebih cakap, lebih pandai, lebih hebat dalam memikat, memperdaya, menipu, menyelewengkan orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus. Tidak heran, orang akan takjub melihat oknum yang demikian istimewa ini, lalu mengikutinya (ay. 8).
Penerapan:
Mengagung-agungkan seseorang di dalam gereja, berasal dari Babel agamawi. Berdoa dan menyembah patung atau lukisan apa pun juga berasal dari Babel agamawi. Melakukan tradisi keagamaan, praktek hari raya Kekristenan dengan segala segala perniknya (hal-hal yang tidak ada di Alkitab maupun di zaman rasul-rasul) juga adalah bagian dari Babel agamawi. Kita perlu banyak terang Tuhan dalam hal ini.
Pokok Doa:
Ya Tuhan, jagalah aku dari berbagai angin pengajaran yang menyesatkan. Oh Tuhan, buatlah aku rajin membaca firman-Mu hingga aku mengerti apa kehendak-Mu. Bukalah pikiranku agar mengerti Alkitab. Tuhan Yesus, buatlah aku peka dan bersihkan aku dari semua unsur Babel agamawi.
Dua Garis Dalam Alkitab
Wahyu 17:9
“Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat.”
Dalam Alkitab ada dua garis penting – garis Babel dan garis Yerusalem. Garis Babel adalah tiruan dari garis Yerusalem. Sebelum Allah memulai garis Yerusalem, Iblis sudah memulai tiruannya. Jadi kedua kota itu, Babilon dan Yerusalem, saling bertentangan. Kedua garis ini masih berlangsung hingga saat ini. Dalam Wahyu pasal 17-22, yang adalah kesimpulan akhir dari seluruh Alkitab, kita nampak dua kota – Babel dan Yerusalem. Babel akhirnya akan dihancurkan dan Yerusalem akan dibangun sepenuhnya. Haleluya! Biarlah kita berada di atas garis Yerusalem hari ini. Jangan sampai kita tertipu dengan tiruannya. Iblis selalu dengan liciknya membuat banyak tiruan dari hal-hal yang sejati dan kekal untuk menipu kita. Kita sungguh perlu hikmat dari Allah.
Fakta bahwa binatang itu “telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul” adalah tiruan dari Allah “yang ada dan telah ada dan yang akan datang” (Why. 1:4). Manusia “akan heran ketika mereka melihat binatang itu sehingga menyembahnya (13:12). Hanya mereka yang telah Allah pilih dan yang namanya ditulis dalam kitab kehidupan yang akan dipelihara oleh Allah dari pencobaan ini.
Ketika Tuhan di bumi, orang Yahudi memilih Kaisar yang hidup daripada Kristus yang hidup. Bahkan setelah Kristus bangkit, manusia tetap tidak mau menerima Dia. Kedatangan Antikristus akan menjadi Kaisar yang dibangkitkan, dan manusia akan memilih Kaisar tersebut dari pada Kristus yang dibangkitkan.
Sepuluh Tanduk
Why. 17:12-13
Wahyu 17:12-13 mengatakan, “Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu. Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu.”
Sebelum kesusahan besar, dalam Kekaisaran Romawi yang dipulihkan akan bangkit sepuluh raja. Mereka akan bersatu dengan Antikristus dalam menentang Allah dan menganiaya umat-Nya -- orang Yahudi dan orang Kristen. Kesepuluh raja itu diumpamakan dengan kesepuluh jari kaki patung besar yang dilihat oleh Nebukadnezar dalam mimpinya (Dan. 2:42). Mereka dan kerajaan mereka akan menuruti Antikristus (ay. 17).
Kesepuluh raja itu akan menerima kerajaan dalam waktu satu jam bersama binatang itu. Sungguh mengherankan! Sebelum waktu itu, tidak seorang pun yang tahu siapakah mereka itu. Tiba-tiba, dalam satu jam, mereka semua akan menerima kerajaan. Kesepuluh raja itu akan menerima otoritas atau kekuasaan dalam waktu yang sangat singkat. Inilah sesuatu yang mengherankan yang dilakukan oleh Iblis, dan akan merupakan suatu kejutan besar bagi orang banyak.
Ayat 13 mengatakan bahwa kesepuluh raja itu seia sekata dan mereka memberikan kekuatan dan kekuasaan mereka kepada binatang itu. Mereka mutlak tunduk kepada Antikristus, yang pembawaannya sangat cerdas, mengesankan, meyakinkan, dan menaklukkan. Bersama Antikristus, kesepuluh raja itu akhirnya akan berperang melawan Anak Domba secara langsung. Perang di sini sama seperti yang dikatakan dalam 19:11-21, juga adalah perang besar Harmagedon (16:14, 16).
Catatan: “Tujuh kepala” adalah tujuh raja; “sepuluh tanduk” juga adalah sepuluh raja. Namun, ada perbedaan antara kepala dan tanduk: (1) Tanduk tumbuh di atas kepala. Karenanya, tanduk pastilah lebih kecil. Kepala adalah seluruh Kekaisaran Roma, sedangkan tanduk adalah raja-raja bawahan Roma. (2) Hanya ada satu kepala pada satu masa, tetapi tanduk-tanduk adalah raja pada saat yang bersamaan.
Penerapan:
Saudara saudari, apakah yang kita cari? Kita tentu mencari yang sejati, yang berasal dari Allah. Tetapi seringkali kita tidak tahu manakah yang sejati. Itulah sebabnya, banyak berdoa dan banyak membaca Alkitab untuk mengenal kebenaran sangatlah diperlukan agar kita tidak tertipu oleh tiruan-tiruan dari musuh.
Pokok Doa:
Ya Tuhan Yesus, berilah kami hikmat agar kami mengerti jalan-Mu, mengerti tujuan-Mu, dan bisa memilih untuk menempuh jalan yang Engkau tetapkan. Tuhan Yesus, selamatkan kami dari begitu banyak perangkap musuh-Mu, dari segala bentuk tiruannya yang menipu kami. Oh Tuhan, selamatkan kami juga dari kehidupan yang hanya mencari keuntungan kami saja. Buatlah kami benar-benar hidup bagi kepentingan-Mu.
Terpanggil, Dipilih, Setia
Wahyu 17:14
“Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."
Sekalipun banyak yang mengikuti Anak Domba, tetapi sebenarnya yang menang adalah Anak Domba itu sendiri. Pedang yang tajam, yang keluar dari mulut Anak Domba itulah yang mengalahkan musuh dan kekuatan kaki-Nya itulah menginjak-injak musuh di bawah kaki-Nya. Bukanlah para pengikut-Nya yang mengalahkan sang musuh. Anak Domba bukan mengalahkan musuh melalui kuasa-Nya, tetapi melalui otoritas-Nya. Dia menang karena Dia adalah Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan. Puji Tuhan untuk otoritas-Nya.
Ada tiga kelompok orang yang bersama Anak Domba itu, yaitu orang-orang yang telah dipanggil, dipilih, dan yang setia. Perhatikan, di sini "dipilih" disinggung setelah "terpanggil". Terpanggil ialah beroleh selamat, sedangkan dipilih adalah diperkenan oleh Tuhan berdasarkan kehidupan yang menang. Hari ini yang terpanggil banyak, tetapi kelak yang dipilih hanya sedikit (Mat. 22:14). Kita semua telah dipanggil. Namun untuk termasuk di antara orang-orang yang dipilih di waktu mendatang itu, kita harus menempuh kehidupan yang menang pada hari ini.
Nasib Akhir Pelacur Itu
Why. 17:15-18
Kitab ini memberi tahu kita bahwa perempuan (pelacur) itu duduk pada tiga tempat: (1) Di atas binatang itu (17:3). (2) Di atas tujuh gunung (lit. Bukit - ay. 9). (3) Di atas banyak air (ay. 15).
Ayat 16 dan 17 mengatakan, "Kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci pelacur itu dan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang; mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api. Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman Allah telah digenapi." Kesepuluh tanduk dan binatang itu akan membenci pelacur itu dan membuatnya sunyi (gersang). Ini berarti Antikristus dan kesepuluh rajanya akan menganiaya Babel agamawi. Hal ini akan terjadi pada awal kesusahan besar.
Mereka akan “membuat dia menjadi sunyi (gersang) dan telanjang”, berarti mereka akan membinasakannya, merampas kekayaannya, melucutinya tanpa sisa. Ini juga berarti mereka akan menyingkapkan semua selubung dan kemunafikannya dan menelanjanginya sama sekali. Hari ini, keadaan Babel agamawi masih terselubung, dan kita belum bisa melihat keadaannya yang sesungguhnya. Kita tidak bisa melihat betapa hebat kenajisan, kedosaan, keduniawian, kejahatan, kekejaman, dan aroma setani dalam segala perkara yang tersembunyi di dalamnya. Ia berbuat cabul dalam perkara rohani maupun jasmani. Betapa mengerikan!
Mereka akan "memakan dagingnya", berarti mereka akan membunuh anggota-anggotanya. Mereka juga akan "membakarnya dengan api sampai habis", berarti mereka akan membasminya dengan tuntas. Hal ini juga menyatakan bahwa Babel besar yang dibicarakan dalam pasal ini adalah Babel yang agamawi. Antikristus dan kesepuluh rajanya akan membinasakan Babel agamawi tersebut. Hal ini berasal dari Allah. Pembinasaan yang demikian tidak seharusnya dipandang sebagai martir, melainkan suatu penghakiman pembalasan Allah.
Penerapan:
Saudara saudari, bagaimanakah kehidupan kita? Apakah kita sudah menempuh kehidupan yang kudus? Jika kita ingin kelak terpilih, kita tidak bisa lagi berkompromi dengan dunia. Tuhan tidak dapat disuap dengan uang persembahan kita sebanyak apa pun. Yang Tuhan inginkan adalah diri kita seutuhnya bagi Dia.
Pokok Doa:
Tuhan Yesus, Engkau tahu kelemahan kami, Engkau tahu bahwa kami seringkali terpikat oleh daya tarik dunia. Oh Tuhan, belaskasihi kami agar melihat keelokan dan kemuliaan-Mu.
Allah Telah Mengingat Segala Kejahatannya
Wahyu 18:5
“Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.”
“Dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit.” Perkataan ini sungguh mengerikan. Itulah sebabnya ayat 6-7 melanjutkan, “Balaskanlah kepadanya, ... berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.”
Ketika Daud kembali ke Yerusalem dari pelariannya, Mefiboset bin Saul menyongsong raja. Sejak raja pergi sampai hari ia pulang dengan selamat, ada tiga perkara yang tidak dilakukan oleh Mefiboset: yaitu ia tidak membersihkan kakinya, ia tidak memelihara janggutnya, pakaiannya tidak dicucinya (2 Sam 19:24). Apakah artinya ini? Inilah hati seorang janda! Mefiboset merasa bahwa Daud yang memperlakukannya dengan kasih karunia sudah tidak di sini lagi, karena itu apakah gunanya berdandan dan menghiasi diri agar kelihatan cantik? Sikap kita pun seharusnya demikian. Dunia ini telah menolak Tuhan kita, dunia telah memaku Tuhan kita di kayu salib, karena itu, hari ini, di dunia ini, hati kita haruslah hati seorang janda. Kita bisa menolak dunia, bisa tidak mengasihi dunia, bukan karena dunia tidak menarik, melainkan karena orang yang kita cintai tidak ada lagi di sini. Yang Dia terima di bumi ini tidak lain sebuah kuburan, karena itu kita tidak bisa menikmati kemuliaan dan kemewahan dalam dunia. Tetapi Babel besar itu justru berkata dalam hatinya, “Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, ....” Itulah sebabnya Tuhan mengingat segala kejahatannya dan menghakiminya dengan sangat hebat.
Kebinasaan Mutlak Babel
Why. 18:1-24
Wahyu 18:1 membicarakan Kristus yang turun dari surga, Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaan-Nya. Inilah saatnya Kristus mengambil alih seluruh bumi sebagai kerajaan-Nya. Pada saat inilah Babel material akan dihakimi dan dirubuhkan. Allah menghancurkan bagian Babel agamawi dengan menggunakan binatang itu dan sepuluh tanduk (17:16). Sekarang, Dia sendiri akan datang untuk menghancurkan Babel material.
Ayat 3 mengatakan, “Karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya." Frase “semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya” mengacu kepada Babel agamawi (14:8; 17:2); sedangkan frase “pedagang-pedagang di bumi …” mengacu kepada Babel material. Itulah sebabnya perintah dalam ayat 4, “…pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya …” berarti keluar dari Babel agamawi dan Babel material. Umat Allah seharusnya keluar dari kedua aspek Babel tersebut. Karena nasib akhir keduanya sungguh mengerikan.
Dari ayat 21-24 kita nampak pernyataan kebinasaan mutlak Babel. Ayat 21 mengatakan, "Kemudian seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu gilingan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya, 'Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi." Mungkin kebinasaan Babel terjadi melalui suatu gempa bumi yang dahsyat, yang membuat seluruh Kota Babel tenggelam ke dalam laut, sehingga semua yang ada di dalamnya tidak akan ditemukan lagi.
Ayat 22-24 mengatakan, “Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan. Dan di dalamnya terdapat darah nabi-nabi dan orang-orang kudus dan darah semua orang, yang dibunuh di bumi.” Inilah kebinasaan mutlak Babel.
Penerapan:
Saudara saudari, apakah yang kita harapkan dari dunia dan apakah yang kita tuntut dari Allah? Apakah kita masih memiliki perhitungan untuk diri sendiri? Atau semuanya untuk Dia demi menyenangkan Dia? Semoga sejak hari ini, kita mengambil sikap seorang janda, tahu bahwa segala sesuatu kita berasal dari-Nya. Asal Dia mendapatkan sesuatu, itu sudah cukup.
Pokok Doa:
Tuhan Yesus, Engkau pernah sekali mendapatkan hatiku, selamanya akan mendapatkan hatiku. Jangan biarkan aku terlena dalam dunia. Jangan biarkan aku menikmati dunia hingga kehilangan diri-Mu. Tuhan Yesus, segalaku milik-Mu. Berilah aku sikap seperti Mefiboset yang selalu menantikan raja Daud, buatlah aku setiap saat hanya mendambakan kedatangan-Mu.
Ratapan Atas Babel
Wahyu 18:16
“Mereka berkata: ‘Celaka, celaka, kota besar, yang berpakaian lenan halus, dan kain ungu dan kain kirmizi, dan yang dihiasi dengan emas, dan permata dan mutiara, sebab dalam satu jam saja kekayaan sebanyak itu sudah binasa.’"
Wahyu 18:9-19 membicarakan ratapan atas Babel. “Celaka, celaka” diucapkan tiga kali dalam pasal ini, di ayat 10 - oleh raja-raja, di ayat 16 - oleh pedagang, dan di ayat 19 - oleh kapten kapal. Sebab dalam satu jam saja segalanya musnah, binasa.
Dalam ayat 10, raja-raja di bumi akan menangisi dan meratapinya karena mereka melihat asap api yang membakarnya. “Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya dan mereka akan berkata: "Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!" Dalam satu jam saja, segala malapetaka datang menimpa mereka, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia dibakar dengan api, karena Tuhan Allah yang menghakimi dia adalah kuat (18:8).
Wahyu 18:12 dan 13 mencantumkan barang dagangan dari para pedagang di bumi. Semuanya ada tujuh kategori: 1) perhiasan, dari emas sampai mutiara; 2) kain, dari kain lenan halus sampai kain kirmizi; 3) perabot dan dekorasi, dari kayu yang harum baunya sampai pualam; 4) rempah-rempah, dari kulit manis sampai dupa; 5) makanan, dari anggur sampai domba; 6) sarana transportasi, kuda dan kereta; dan 7) tenaga kerja, budak dan nyawa manusia. Barang-barang ini, yang pertama adalah emas, dan yang terakhir adalah nyawa (jiwa) manusia. Manusia telah menjual jiwanya demi pekerjaan agar dapat meraih dan menikmati segala yang diperdagangkan tersebut. Hal ini membuat mereka mengabaikan Allah dan nasib kekal mereka.
Sukacita Di Surga Dan Pernikahan Anak Domba
Why. 19:1-7
Wahyu 19:1-4 ini sepertinya adalah respon terhadap 18:20 yang mengatakan, “Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu." Itulah sebabnya dalam 19:1 terdengar suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di surga, katanya, “Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan ada pada Allah kita.” Selagi banyak orang menangis karena Babel mengalami pembinasaan (pasal 18), yang lainnya bersukacita karenanya (19:1-6).
Ayat 2 sekali lagi menegaskan bahwa segala penghakiman-Nya atas pelacur besar itu, yang merusak bumi dengan percabulannya, adalah benar dan adil. Benar karena Allah menghakimi menurut situasi yang sebenarnya; adil karena Allah menghakimi dengan metode yang tepat.
Setelah pelacur besar itu berlalu, tibalah pernikahan Anak Domba. Dalam Kitab Injil Yohanes, Yohanes Pembaptis bukan hanya mengumumkan, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh. 1:29). Ia juga mengatakan, "Yang punya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki" (Yoh. 3:29). Jadi, tujuan akhir Kristus bukanlah menghapus dosa, melainkan ingin mendapatkan mempelai perempuan. Dalam Kitab Wahyu, kita juga nampak bahwa Kristus, Penebus kita, adalah Anak Domba, juga Mempelai Laki-laki yang akan datang.
Pernikahan Anak Domba akan merupakan pernikahan universal. Pernikahan ini akan berlangsung sesudah Babel besar dibinasakan (19:1-4). Tetapi, kita perlu tahu bahwa di alam semesta ini tidak hanya ada seorang mempelai perempuan yang murni dan suci, tetapi juga ada yang palsu yaitu pelacur besar. Sebelum Allah merampungkan rencana-Nya, Iblis berusaha lebih dulu menciptakan tiruannya. Sungguh licik! Kita harus jelas mengenai perempuan tiruan yang diciptakan oleh Iblis, dan jangan melibatkan diri dengannya. Mempelai perempuan seperti sebatang rumput kecil, dan pelacur itu seperti sebatang pohon besar (Mat. 13:31-32). Karena itu, jangan melihat penampilan luarnya, agar kita tidak disesatkan dan diselewengkan.
Penerapan:
Saudara saudari, segala yang kita inginkan, yaitu segala kemewahan, kenyamanan, dan keindahan, yang ditawarkan oleh dunia itu, adalah bagian dari hal-hal yang akan dibinasakan Tuhan. Karena itu, marilah kita membersihkan hati kita lagi agar tidak terkecoh dan tetap menomor-satukan Tuhan.
Pokok Doa:
Tuhan Yesus, selamatkan aku dari hari itu. Aku tidak mau dibinasakan bersama dengan Babel. Karena itu, belaskasihi aku Tuhan, agar hari ini, aku juga tidak mengejar barang-barang milik Babel. Buatlah mataku dan hatiku selalu tertuju kepada-Mu.
Lenan Halus Yang Berkilau-kilauan Dan Yang Putih Bersih
Wahyu 19:8
"Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih! [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]”
Ayat 7 mengatakan, "Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan (pernikahan) Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia." "Pengantin-Nya" di sini mengacu pada gereja (Ef. 5:24-25, 31-32), yaitu mempelai perempuan Kristus (Yoh. 3:29). Tetapi menurut ayat 8-9, pengantin, di sini hanya meliputi kaum beriman pemenang dalam Kerajaan Seribu Tahun, karena mereka adalah orang-orang yang telah siap sedia. Semua orang kudus yang belum siap sedia, sehingga tidak menjadi pemenang, dan tidak berbagian dalam Kerajaan Seribu Tahun, akan menjadi pengantin perempuan dalam 21:2, yaitu setelah Kerajaan Seribu Tahun, sampai selamanya.
Kesiapan pengantin perempuan tergantung pada kematangan hayat para pemenang. Selain itu, pemenang bukanlah individu yang terpisah, melainkan pengantin perempuan yang korporat. Untuk aspek ini diperlukan pembangunan. Para pemenang bukan hanya memiliki hayat yang matang, lebih-lebih terbangun bersama menjadi satu pengantin perempuan.
Kain lenan halus yang dikenakan pengantin itu berkilau-kilauan dan putih bersih. Bersih, atau murni, mengacu pada sifat, sedangkan berkilau-kilauan mengacu pada ekspresi. Lenan halus ini adalah perbuatan-perbuatan benar (perilaku yang benar) dari orang-orang kudus, yaitu diri Kristus yang kita perhidupkan melalui perilaku kita.
Pakaian Kedua
Why. 19:8; Mat. 5:20; 22:11-12; Luk. 15; Mzm. 45:14-15
Berdasarkan wahyu seluruh Alkitab, kita yang beroleh selamat memerlukan dua pakaian: satu pakaian untuk keselamatan, yang satu lagi untuk pahala kita. Pakaian untuk keselamatan adalah jubah yang dikenakan pada anak hilang yang diuraikan dalam Lukas 15. Jubah ini adalah Kristus sebagai kebenaran kita, agar kita dibenarkan di hadapan Allah.
Namun kita masih memerlukan pakaian yang kedua, yaitu pakaian pesta yang dikatakan dalam Matius 22:11-12. Pakaian ini bukan untuk karunia keselamatan kita, melainkan untuk pahala kita, yang melayakkan kita menghadiri pesta pernikahan Anak Domba.
Mazmur 45 juga menyinggung tentang pakaian kedua ini. Mazmur 45 mengatakan putri raja (permaisuri) memiliki dua pakaian (ayat 14-15): pakaian pertamanya "berpakankan emas", dan pakaiannya yang kedua adalah "pakaian bersulam". Dalam Alkitab, emas melambangkan sifat ilahi Allah. Ketika beroleh selamat, kita menerima satu pakaian emas, sehingga kita dapat datang ke hadapan Allah. Selain itu, kita masih memerlukan pakaian yang kedua yaitu pakaian sulaman. Sulaman melambangkan pekerjaan pengubahan Roh Kudus. Hari ini Roh Kudus sedang bekerja di atas diri kita untuk mengubah kita, sama seperti orang yang menyulam menusukkan jarumnya satu demi satu pada kain. Hari demi hari kita berada di bawah jarum pengubahan Roh Kudus. Kita sangat membutuhkan pakaian kedua ini. Ini adalah perkara yang serius. Segala yang terjadi atas diri kita memberi Roh Kudus kesempatan untuk menyulam kita dengan unsur Kristus. Dengan demikian, lambat laun segala perbuatan kita dapat mengekspresikan Kristus.
Pakaian kedua juga adalah kebenaran yang dikatakan dalam Matius 5:20. Dalam ayat ini Tuhan Yesus berkata, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa kebenaran kita harus melebihi kebenaran orang-orang Farisi.
Jadi, Pakaian kedua ini sebenarnya adalah Kristus yang kita ekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang disebut perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus dalam Wahyu 19:8. Hanya orang yang mengenakan pakaian kedua, yang disulam oleh Roh Kudus, baru dapat terpilih dan layak menghadiri pesta pernikahan Anak Domba.
Penerapan:
Kita perlu memandang penting perihal pembangunan di antara kita. Janganlah menjadi orang Kristen yang rohani sendirian. Kita perlu terbangun bersama orang lain. Agar dapat terbangun dengan yang lain, kita perlu belajar menyangkal diri kita dan memperhidupkan Kristus dalam kehidupan sehari-hari kita.
Pokok Doa:
“O Tuhan Yesus, terima kasih atas rahmat-Mu yang menakjubkan, yang membuat orang berdosa seperti aku boleh ditebus dan diselamatkan, bahkan boleh menjadi bagian dari mempelai perempuan korporat-Mu.”
Yang Diundang
Wahyu 19:9
“Lalu ia berkata kepadaku: ‘Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.’ Katanya lagi kepadaku: ‘Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.’"
“Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah”. Frase-frase ini ditulis untuk menarik perhatian kita, agar kita tidak meremehkan apa yang telah dikatakan. Pelacur besar itu akan dihakimi, dan kita perlu segera siap sedia untuk perjamuan kawin Anak Domba.
Perjamuan kawin ini sesuai dengan janji untuk para pemenang dalam gereja di Laodikia (Why. 3:20). Bukan semua orang yang beroleh selamat bisa berbagian dalam pesta ini, melainkan hanya para pemenang-lah yang diundang menghadiri perjamuan ini. Lima gadis yang bodoh dalam Matius 25:8-13 kehilangan hal ini. Sebab itu, berbahagialah orang yang diundang. (Diundang berarti juga menjadi bagian dari pengantin perempuan tersebut).
Setelah mendengar pujian dari himpunan besar orang banyak, melihat bagaimana hari pernikahan Anak Domba kelak, maka Yohanes tidak dapat lagi menahan perasaannya. Ia pun sujud dan menyembah. Tetapi malaikat itu berkata, "… Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat (Why. 19:10)." Selain menyuruh menyembah Allah, ayat ini juga menunjukkan bahwa mempelai perempuan, tamu yang diundang, adalah kesaksian Yesus. Walau hari ini, hidup kita masih di bawah standar kesaksian Yesus. Tetapi, sampai di ayat 10 ini, para pemenang yang diundang semuanya telah mencapai standar itu. Dan kesaksian Yesus ini adalah roh dari Kitab Nubuat ini. Atau dengan kata lain, kesaksian Yesus inilah realitas, substansi, watak, dan ciri khas dari Kitab Nubuat ini.
Yang Setia Dan Yang Benar
Why. 19:11, 12
Wahyu 19:11 mengatakan, “Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: ‘Yang Setia dan Yang Benar’, Ia menghakimi dan berperang dengan adil.” Sebutan “Yang Setia dan Yang Benar” mewahyukan hubungan-Nya dengan dunia. Kristus setia terhadap Allah dan terhadap orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dalam kesetiaan-Nya, Dia mengalahkan dan membinasakan orang-orang yang menentang Allah dan orang-orang yang menganiaya kaum beriman. Ia pun benar dalam hal merampungkan rencana Allah, dan dalam hal memelihara orang-orang yang percaya kepada-Nya. Dia dapat dipercaya, dan pada diri-Nya tidak ada kepalsuan.
Ayat 11 juga mengatakan, "Ia menghakimi dan berperang dengan adil." Ketika dihakimi, Antikristus akan memberontak dengan hebat. Sebab itu, Kristus harus berperang, menaklukkannya, dan menghakimi para pemberontak itu dengan adil. Penghakiman yang dilaksanakan-Nya melalui perang itu, tidak hanya adil, juga untuk menegakkan keadilan.
Marilah kita lihat dahulu beberapa karakteristik dari Kristus, sang Panglima Perang ini. Wahyu 9:12 mengatakan, "Mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.” Mata Kristus yang menyala itu adalah untuk melaksanakan penghakiman-Nya. Ia juga mengenakan banyak mahkota, karena Kristus telah dimahkotai dengan berbagai kemuliaan (Ibr. 2:9; 1 Ptr. 1:11).
“... dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali Ia sendiri.” Nama yang tertulis pada seseorang menunjukkan jati diri orang tersebut. Tetapi pada Kristus tertulis suatu nama yang tidak diketahui oleh seorang pun. Ini berarti, ada aspek tertentu dari Kristus yang belum kita kenal dan alami. Mengalami Kristus itu tidak ada habisnya. Setiap kali kita mengalami-Nya, kita akan mengenal salah satu aspek dari Dia. Tetapi masih ada aspek lain dari Kristus yang belum kita alami. Oh, alangkah kaya limpahnya Kristus kita.
Penerapan:
Saudara saudari, janganlah membaca hal ini dan kemudian melupakannya. Kita perlu memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan melaksanakannya. Jika kelak kita ingin berbagian dalam perjamuan kawin Anak Domba, maka hari ini kita perlu memiliki kesaksian Yesus dalam hidup sehari-hari. Semoga kita tidak meremehkan hal ini.
Pokok Doa:
Ya Tuhan, aku mengakui bahwa aku masih sangat sedikit memperhidupkan Engkau. Tuhan, ampunilah aku. Aku damba Engkau hidup di dalamku dan melaluiku. Tuhan Yesus, jangan biarkan aku meremehkan perkataan-perkataan-Mu. Buatlah aku hidup seturut firman-Mu hingga melalui hidupku, Engkau dapat dipersaksikan.
Nama-Nya Ialah Firman Allah
Wahyu 19:13b & 15a
“Nama-Nya ialah: ‘Firman Allah.’ … Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa.”
Firman Allah adalah definisi, penjelasan, dan ekspresi Allah. Sebagai Firman Allah, Kristus selalu berbicara bagi Allah. Dalam Injil Yohanes, Ia berbicara bagi Allah dengan menyalurkan hayat-Nya sebagai anugerah kepada umat pilihan Allah (Yoh. 1:1, 4, 14). Dalam Kitab Wahyu, Ia berbicara bagi Allah dengan melaksanakan penghakiman Allah atas umat pemberontak. Sungguh luar biasa, bahkan ketika berperang, Tuhan masih berbicara bagi Allah dan mengekspresikan Allah.
Misalnya, ketika masuk ke ruang sidang, saya melihat segalanya kacau. Tanpa berkata apa-apa, saya mulai membersihkan ruang tersebut. Reaksi pembersihan saya ini menunjukkan bahwa saya adalah seorang yang rapi, dan saya tidak tahan dengan suasana yang kotor. Dengan berperang, Kristus menyatakan bahwa Allah itu adil dan berdaulat. Dia juga adalah Allah yang mempunyai aturan, Dia tidak dapat membiarkan kekacauan dan pemberontakan.
Ketika Tuhan Yesus datang untuk berperang melawan Antikristus, Dia tidak perlu menggunakan senjata nuklir. Dia cukup mengatakan sepatah kata. Seandainya Dia berkata, "Antikristus, pergilah ke lautan api!" Antikristus segera dilemparkan ke lautan api. Firman Tuhan lebih hebat daripada senjata nuklir. Ketika Tuhan berkata-kata, kita yang mengikuti-Nya akan mengatakan, "Amin." Inilah cara Tuhan berperang. Tidak perlu diragukan, Antikristus akan menggunakan senjata yang paling modern, tetapi Kristus akan mengalahkannya dengan pedang yang tajam, yaitu firman yang mahakuasa yang keluar dari mulut-Nya.
Kristus – Sang Panglima Perang
Why. 19:12-15; 16:14, 16; Yesaya 63:1-3
Wahyu 19:13-16 mengatakan, "Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: ‘Firman Allah.’ Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.”
Kristus memakai jubah yang telah dicelup dalam darah, berkaitan dengan perihal Dia menginjak kilangan anggur kegeraman murka Allah (ay. 15; Yes. 63:1-3), di Harmagedon (16:14, 16). Di sana, darah akan setinggi kekang kuda (Why. 14:20).
Sebagai Firman Allah dalam Inijl Yohanes, Kristus telah membagikan hayat kepada umat pilihan Allah; tetapi sebagai Firman Allah dalam Kitab Wahyu, Dia melaksanakan penghakiman Allah atas diri orang-orang yang memberontak. Semoga saat itu, kita adalah bagian dari pasukan Allah. Tetapi, syaratnya kita harus diundang ke perjamuan kawin Anak Domba dan memakai lenan halus yang putih bersih. Pakaian pesta tersebut akan menjadi pakaian perang.
Tuhan akan menggembalakan mereka dengan gada besi. Menggembalakan berarti berkuasa atas, mengatur. Sedangkan gada besi melambangkan kekuatan yang besar. Mula-mula Kristus akan memukul bangsa-bangsa dengan firman-Nya yang menghakimi, kemudian dengan kekuatan yang besar, Ia akan menggembalakan orang-orang yang masih tersisa.
Jubah Kristus melambangkan pekerti-Nya, terutama keadilan-Nya. Sedangkan paha-Nya melambangkan kekuatan-Nya untuk berdiri, keteguhan-Nya. Gelar-Nya Raja segala raja dan Tuan di atas segala Tuan, dipaparkan dalam keadilan dan keteguhan-Nya. Gelar ini tidak lagi tersembunyi atau rahasia, tetapi diwahyukan secara terbuka dan diketahui semua orang.
Penerapan:
Seringkali kita merasakan adanya suatu peperangan di batin kita. Saat itu siapakah yang menang, ego kita atau Kristus? Bila di dalam kita ada firman Allah yang hidup dan kita bersandar pada firman itu, pastilah Kristus yang menang!
Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku mau menyimpan firman-Mu sebanyak-banyaknya di dalam hatiku. Tuhan, bersandar firman-Mu, aku pasti bisa mengalahkan musuh-Mu, karena firman-Mu penuh kuasa dan firman-Mu adalah diri-Mu sendiri. Oh Tuhan, buatlah aku mempunyai pengalaman mengusir musuh-Mu dengan menggunakan firman.
Nama-Nya Ialah Firman Allah
Wahyu 19:13b & 15a
“Nama-Nya ialah: ‘Firman Allah.’ … Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa.”
Firman Allah adalah definisi, penjelasan, dan ekspresi Allah. Sebagai Firman Allah, Kristus selalu berbicara bagi Allah. Dalam Injil Yohanes, Ia berbicara bagi Allah dengan menyalurkan hayat-Nya sebagai anugerah kepada umat pilihan Allah (Yoh. 1:1, 4, 14). Dalam Kitab Wahyu, Ia berbicara bagi Allah dengan melaksanakan penghakiman Allah atas umat pemberontak. Sungguh luar biasa, bahkan ketika berperang, Tuhan masih berbicara bagi Allah dan mengekspresikan Allah.
Misalnya, ketika masuk ke ruang sidang, saya melihat segalanya kacau. Tanpa berkata apa-apa, saya mulai membersihkan ruang tersebut. Reaksi pembersihan saya ini menunjukkan bahwa saya adalah seorang yang rapi, dan saya tidak tahan dengan suasana yang kotor. Dengan berperang, Kristus menyatakan bahwa Allah itu adil dan berdaulat. Dia juga adalah Allah yang mempunyai aturan, Dia tidak dapat membiarkan kekacauan dan pemberontakan.
Ketika Tuhan Yesus datang untuk berperang melawan Antikristus, Dia tidak perlu menggunakan senjata nuklir. Dia cukup mengatakan sepatah kata. Seandainya Dia berkata, "Antikristus, pergilah ke lautan api!" Antikristus segera dilemparkan ke lautan api. Firman Tuhan lebih hebat daripada senjata nuklir. Ketika Tuhan berkata-kata, kita yang mengikuti-Nya akan mengatakan, "Amin." Inilah cara Tuhan berperang. Tidak perlu diragukan, Antikristus akan menggunakan senjata yang paling modern, tetapi Kristus akan mengalahkannya dengan pedang yang tajam, yaitu firman yang mahakuasa yang keluar dari mulut-Nya.
Kristus – Sang Panglima Perang
Why. 19:12-15; 16:14, 16; Yesaya 63:1-3
Wahyu 19:13-16 mengatakan, "Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: ‘Firman Allah.’ Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.”
Kristus memakai jubah yang telah dicelup dalam darah, berkaitan dengan perihal Dia menginjak kilangan anggur kegeraman murka Allah (ay. 15; Yes. 63:1-3), di Harmagedon (16:14, 16). Di sana, darah akan setinggi kekang kuda (Why. 14:20).
Sebagai Firman Allah dalam Inijl Yohanes, Kristus telah membagikan hayat kepada umat pilihan Allah; tetapi sebagai Firman Allah dalam Kitab Wahyu, Dia melaksanakan penghakiman Allah atas diri orang-orang yang memberontak. Semoga saat itu, kita adalah bagian dari pasukan Allah. Tetapi, syaratnya kita harus diundang ke perjamuan kawin Anak Domba dan memakai lenan halus yang putih bersih. Pakaian pesta tersebut akan menjadi pakaian perang.
Tuhan akan menggembalakan mereka dengan gada besi. Menggembalakan berarti berkuasa atas, mengatur. Sedangkan gada besi melambangkan kekuatan yang besar. Mula-mula Kristus akan memukul bangsa-bangsa dengan firman-Nya yang menghakimi, kemudian dengan kekuatan yang besar, Ia akan menggembalakan orang-orang yang masih tersisa.
Jubah Kristus melambangkan pekerti-Nya, terutama keadilan-Nya. Sedangkan paha-Nya melambangkan kekuatan-Nya untuk berdiri, keteguhan-Nya. Gelar-Nya Raja segala raja dan Tuan di atas segala Tuan, dipaparkan dalam keadilan dan keteguhan-Nya. Gelar ini tidak lagi tersembunyi atau rahasia, tetapi diwahyukan secara terbuka dan diketahui semua orang.
Penerapan:
Seringkali kita merasakan adanya suatu peperangan di batin kita. Saat itu siapakah yang menang, ego kita atau Kristus? Bila di dalam kita ada firman Allah yang hidup dan kita bersandar pada firman itu, pastilah Kristus yang menang!
Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku mau menyimpan firman-Mu sebanyak-banyaknya di dalam hatiku. Tuhan, bersandar firman-Mu, aku pasti bisa mengalahkan musuh-Mu, karena firman-Mu penuh kuasa dan firman-Mu adalah diri-Mu sendiri. Oh Tuhan, buatlah aku mempunyai pengalaman mengusir musuh-Mu dengan menggunakan firman.
Satan Diikat Seribu Tahun Lamanya
Wahyu 20:1-3a
“Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari surga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut.”
Dalam Wahyu 9:1, Satan dilemparkan ke atas bumi sebagai hasil dari peperangan di surga (bintang yang jatuh dari langit) dan anak kunci jurang maut diberikan kepada Satan. Tetapi setelah Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan menyatakan diri dan membersihkan bumi dari segala hal negatif, Satan segera diikat dan dilemparkan ke dalam jurang maut yang berada di jantung bumi, lalu dipenjarakan di sana selama seribu tahun. Puji Tuhan, sekarang bumi yang memberontak dapat dibereskan, dan Kerajaan Kristus dapat datang (Why. 20:4-6).
Tetapi, setelah seribu tahun, "ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya" (ay. 3). Antikristus dan nabi palsu dilemparkan langsung ke dalam lautan api, karena Tuhan tidak membutuhkan mereka lagi. Akan tetapi, setelah perang Harmagedon, Iblis masih berguna bagi Tuhan. Itulah sebabnya ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.
Ada tiga alasan, mengapa setelah dipenjarakan selama seribu tahun, naga itu dilepaskan lagi, yaitu: (1) untuk menunjukan bahwa naga itu tidak akan pernah bertobat, (2) untuk menyatakan dosa-dosa manusia yang tidak tersingkapkan, dan (3) karena Allah mau melakukan hal sedemikian.
Syukur kepada Tuhan, Ia memang berdaulat dan Mahabesar. Tuhan bisa memakai segala sesuatu termasuk musuh-Nya untuk keperluan-Nya bagi kebaikan kita.
Kerajaan Seribu Tahun (1)
Kis. 3:21; Yes. 30:26: Kej. 3:17-18; Bil. 13:1-2; 13:32; Yes. 11:6, 8
Menurut Perjanjian Lama, Kerajaan adalah kabar baik yang diumumkan kepada umat manusia melalui nabi-nabi. Dalam Kisah Para Rasul 3:21 dikatakan, "Sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu." Waktu pemulihan segala sesuatu ini mengacu kepada waktu kerajaan. Pemulihan ini mencakup seluruh ciptaan -- langit, bumi, binatang-binatang, dan bahkan tumbuh-tumbuhan. Segala sesuatu yang dikutuk karena kejatuhan manusia akan dipulihkan. Yesaya 30:26 mengatakan, "Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari."
Kejadian 3:17-18 menunjukkan bahwa bumi pun telah dikutuk karena kejatuhan manusia sehingga menjadi tidak nomal. Ketika bani Israel akan masuk ke dalam tanah permai yang mengalirkan susu dan madu, Musa mengirim dua belas pengintai untuk menyelidiki tanah itu (Bil. 13:1-2). Pengintai-pengintai itu membawa pulang setandan anggur yang besar sehingga perlu 2 orang untuk mengangkutnya (Bil. 13:23). Hari ini, setandan anggur ini sudah menjadi kecil karena tanahnya tidak subur dan hujannya sangat sedikit. Sepanjang abad, angin telah meniup semua humus hingga hampir tidak ada lagi yang dapat tumbuh di sana. Menurut nubuat dalam Kitab Ulangan, tanah itu telah dikutuk hingga menjadi abnormal karena bani Israel berdosa. Seluruh alam semesta sudah abnormal. Tetapi, ketika Kerajaan Seribu Tahun datang, segala sesuatu akan dipulihkan.
Dalam Kitab Yesaya, Zakharia, dan Mazmur banyak nubuat mengenai Kerajaan Seribu Tahun. Binatang buas dan ternak akan dipulihkan sedemikian rupa sehingga "serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing" (Yes. 11:6). Ini tidaklah aneh, melainkan normal dan biasa. Yesaya 11:8 mengatakan, "Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak." Bahkan nyamuk yang suka mengganggu akan termasuk yang dipulihkan. Setelah dipulihkan, mereka akan membuat suara musik. Haleluya!
Pohon-pohon akan tumbuh dengan subur, dan bunga-bunga akan mekar dengan semarak. Yesaya 35:1-2 mengatakan, "Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga seperti bunga mawar. Ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai." Selanjutnya, "mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air" (Yes. 35:6-7). Juga, "Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus" (Yes. 35:8). Kitab Yesaya penuh dengan gambaran tentang Kerajaan Seribu Tahun.
Penerapan:
Kita tidak perlu kecewa atau putus asa dengan situasi yang menimpa kita atau pun kegagalan yang kita buat, asal kita murni dan mutlak bagi Tuhan. Tuhan dapat mengubah hal seburuk apa pun menjadi berkat.
Pokok Doa:
Tuhan Yesus, segala sesuatu ada di tangan-Mu, dan segala sesuatu ditetapkan oleh-Mu. Oh Tuhan, tolonglah kami agar melihat hal ini. Terima kasih Tuhan, karena Engkau memakai segala sesuatu termasuk musuh-Mu untuk menyingkapkan diri kami. Semoga kami lebih mengenal diri kami dan juga diri-Mu.
Orang-Orang Yang Duduk Di Atas Takhta
Wahyu 20:4
“Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. … dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.”
Kata "mereka" pada ayat 4 mengacu kepada para pemenang. Mereka sekarang duduk di atas takhta-takhta, dan kuasa untuk menghakimi telah diberikan kepada mereka. Mendapat kuasa untuk menghakimi berarti mendapatkan kerajaan (lihat Dan. 7:10, 18, 22). Ini menunjukkan bahwa para pemenang telah mendapatkan kerajaan dan kini sedang menikmatinya. Biarlah hal ini menjadi kedambaan dan tujuan hidup kita.
Ayat 4 juga mengatakan, "Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka.” Orang-orang yang telah "dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah" adalah para martir sepanjang zaman gereja, seperti yang disebutkan dalam 6:9. Tidak perlu diragukan, Petrus, Paulus, Yakobus, Stefanus, dan banyak lagi yang terbunuh sepanjang abad termasuk di dalamnya. Mereka akan dibangkitkan untuk meraja bersama-sama dengan Kristus.
Setelah pengangkatan para pemenang, banyak orang kudus akan menjadi martir karena mereka tidak mau menyembah Antikristus atau menerima tandanya pada dahi atau tangan mereka. Orang-orang kudus yang menjadi martir ini juga akan dibangkitkan untuk meraja di dalam Kerajaan Seribu Tahun.
Dalam prinsipnya, raja-raja ini seharusnya mencakup para pemenang yang diangkat hidup-hidup. Jika anak laki-laki akan menjadi raja, tentu buah bungar juga akan menjadi raja.
Kerajaan Seribu Tahun (2)
Mat. 13:43, 41; Zak. 12:10-14; 13:9; Mat. 25
Menurut nubuat-nubuat Alkitab, Kerajaan Seribu Tahun terbagi atas dua bagian: bagian yang di atas, surgawi; dan bagian yang di bawah, bumiah. Kerajaan Seribu Tahun bagian atas disebut Kerajaan Bapa (Mat. 13:43), dan bagian yang di bawah disebut Kerajaan Anak Manusia (Mat. 13:41) atau Kerajaan Mesias. Yesus sebagai keturunan Daud akan menjadi Raja atas bangsa Yahudi dan melalui bangsa Yahudi memerintah segala bangsa. Dia akan berada di takhta Daud menjadi Raja atas segala bangsa melalui bangsa Yahudi. Inilah kerajaan Anak Manusia dan kerajaan Mesias; ini juga adalah kemah Daud yang dibicarakan dalam Kisah Para Rasul 15:16. Kemah Daud telah roboh. Tetapi ketika Kerajaan Seribu Tahun tiba, Kristus akan mendirikan lagi kemah Daud. Kemah Daud adalah kerajaan Daud. Dalam 2 Samuel 7:16 Allah berjanji untuk mengokohkan kerajaan Daud selamanya. Kerajaan kekal ini adalah bagian bawah dari Kerajaan Seribu Tahun, kerajaan Anak Manusia dan Mesias.
Dalam Kerajaan Seribu Tahun ada tiga golongan orang. Yang pertama adalah orang-orang kudus pemenang, meliputi orang-orang kudus pemenang dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Orang-orang kudus pemenang ini akan meraja bersama Kristus. Kristus adalah Raja yang tertinggi, dan kita akan menjadi raja-raja di bawah-Nya. Inilah bagian atas dari Kerajaan Seribu Tahun, bagian rajani.
Golongan yang kedua adalah orang-orang Yahudi yang baik dan yang dilindungi, yang akan diselamatkan pada waktu Tuhan datang kembali. Menurut Zakharia 12:10-14, orang-orang Yahudi ini akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam, dan kemudian mereka akan bertobat. Ini adalah sepertiga bagian orang Yahudi yang akan melewati api dan dimurnikan (Za. 13:9). Orang-orang Yahudi yang diselamatkan ini akan masuk ke dalam Kerajaan Seribu Tahun sebagai imam-imam dan akan mengajar bangsa-bangsa untuk mencari Allah dan mengenal Dia. Yesaya 2:2-3 akan tergenapi pada waktu itu. Ayat 3 mengatakan, "Dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: 'Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." Zakharia 8:23 mengatakan, "Beginilah firman TUHAN semesta alam: 'Pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar bahwa Allah menyertai kamu!" Ayat ini menyatakan bahwa setiap orang Yahudi akan menjadi berharga. Pada waktu itu jumlah orang Yahudi yang diselamatkan sangat sedikit sehingga sepuluh orang dari bangsa-bangsa akan memegang seorang Yahudi dan berkata, "Tolonglah kami mengenal Allah. Kami ingin diajar olehmu, karena kami telah mendengar bahwa Allah telah memberkati kamu. Kami ingin menikmati berkatmu. Beritahukanlah kepada kami tentang Allah dan ajarlah kami bagaimana menyembah Dia." Pada hari-hari itu orang-orang Yahudi akan disambut dengan hangat. Yesaya 61:6 dengan jelas mengatakan, "Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita." Firman ini juga akan digenapi selama Kerajaan Seribu Tahun, ketika bangsa-bangsa mengakui orang-orang Yahudi sebagai imam-imam Allah. Inilah bagian bawah dari Kerajaan Seribu Tahun.
Golongan yang ketiga adalah "domba" dalam Matius 25. Kita telah melihat bahwa "domba" ini akan dipindahkan ke dalam Kerajaan Seribu Tahun untuk menjadi bangsa-bangsa di sana.
Golongan kedua dan ketiga bukan diperuntukkan bagi kita. Kita bukanlah rakyat kerajaan itu dan tidak mungkin berbagian dalam Kerajaan Seribu Tahun bagian bawah. Nasib kita adalah menjadi raja untuk memerintah bersama Kristus di Kerajaan Seribu Tahun bagian atas. Bagaimanakah kondisi kita hari ini? Apakah kondisi kita hari ini layak untuk menjadi raja?
Penerapan:
Dalam Matius 25:21 dan 23 Tuhan berkata kepada hamba yang rajin, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; ... masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu". Ini mengacu kepada kenikmatan kaum beriman pemenang dalam Kerajaan Seribu Tahun. Hari ini, kita harus menjadi dara yang bijak dan hamba yang yang rajin. Jangan menunda proses pertumbuhan dan kematangan kita. Jika kita tidak matang sebelum kesusahan besar, maka kita harus menjadi martir agar matang.
Pokok Doa:
“Ya Tuhan, pulihkanlah kehidupan rohaniku di hadapan-Mu. Berilah aku suatu permulaan yang baru dalam penghidupan dan pelayananku.”
Kebangkitan Pertama
Wahyu 20:5
“Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama.”
“Kebangkitan pertama” bukanlah kebangkitan yang hanya sekali; tidak juga mengacu kepada kebangkitan umum yang mana pun. Kebangkitan pertama mencakup semua kebangkitan yang ”terbaik” yang terjadi sebelum milenium. Kata ”inilah” dalam ayat di atas termasuk dua hal yang disebutkan dalam ayat 4, yaitu, hidup kembali dan memerintah. Jadi, kebangkitan pertama adalah kebangkitan yang ”terbaik”, yaitu hidup kembali dan memerintah. Kebangkitan ini adalah pahala bagi para pemenang (Luk. 14:14; 20:34-36), yaitu memerintah bersama Tuhan selama seribu tahun.
Dalam Filipi 3:11 Paulus mengatakan, “Supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Apakah maksudnya? Bukankah semua manusia yang mati suatu hari kelak akan dibangkitkan untuk dihakimi? Mengapa Paulus dalam ayat ini masih mengharapkan kebangkitan dari antara orang mati? Ini menunjukkan bahwa Paulus bukan mengharapkan untuk dibangkitkan dari kematian, dia juga tidak mengharapkan kebangkitan roh (sebab kebangkitan roh telah diterima dalam kelahiran kembali). Apa yang Paulus harapkan adalah ”kebangkitan yang luar biasa,” kebangkitan terbaik, yang dibicarakan dalam Wahyu 20:5, yaitu hidup kembali dan memerintah bersama Tuhan selama seribu tahun.
Kebangkitan pertama ini bukan hanya dinikmati oleh mereka yang dibangkitkan dari antara orang mati tetapi juga dinikmati oleh para pemenang yang terangkat hidup-hidup.
Kematian Yang Kedua
Mat. 18:34-35; 1 Tes. 4:5-6; Luk. 12:4-5; Yoh. 15:6
Wahyu 20:6a mengatakan, “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka.” Kematian sebelum kebangkitan adalah kematian yang pertama, dan kematian setelah kebangkitan adalah kematian yang kedua.
Jangan mengira bahwa setelah dibangkitkan, segalanya akan beres. Setelah dibangkitkan, kita harus berdiri di depan takhta penghakiman Kristus (2 Kor. 5:10). Jika kita sudah pasti tidak mempunyai masalah lagi, mengapa kita masih dihakimi setelah kebangkitan? Kita memang telah diselamatkan dan tidak akan binasa selamanya (Yoh. 10:28-29). Tetapi dalam 1 Korintus 3:15 Paulus mengatakan, "Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian; ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api." Roma 14:12 juga mengatakan, "Setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri kepada Allah." Meskipun telah diselamatkan, kita masih mungkin menderita kerugian. Jangan mengharapkan langsung masuk ke Kerajaan Seribu Tahun dan menjadi raja bersama Kristus. Kita harus diperiksa dahulu. Saat itu kita mungkin berkata, "Tuhan, setelah diselamatkan, aku masih mabuk dan nonton bioskop. Aku diberi tahu bahwa aku harus mengasihi-Mu, tetapi aku tidak mempunyai hati untuk mengasihi-Mu. Aku mendengar berita-berita tentang kerajaan, tetapi aku tidak begitu mempedulikannya. Tuhan, ampunilah aku." Tetapi Tuhan akan berkata, "Zaman telah berubah. Kamu akan diletakkan ke dalam satu situasi yang akan membantumu bertumbuh." Dapat dipastikan bahwa situasi itu sangat tidak menyenangkan. Ini berarti setelah dibangkitkan, orang beriman pun masih dapat dijamah oleh sesuatu dari kematian yang kedua; kematian kedua masih memiliki kuasa atas dia. Hanya para pemenang, orang-orang yang berbagian dalam kebangkitan yang terbaik, yang tidak dapat dikuasai oleh apa pun dari kematian yang kedua.
Jika telah matang dalam zaman ini, kita tidak perlu menunggu zaman yang akan datang untuk dimatangkan. Tetapi jika belum matang dalam zaman ini, kita harus matang dalam zaman yang akan datang. Dalam zaman ini Allah memberikan hayat-Nya dan karunia-Nya kepada kita, dan Dia juga menyiapkan lingkungan dan keadaan yang kita perlukan untuk bertumbuh ke dalam kematangan. Dia memakai hal-hal dari kematian pertama, seperti kelemahan, penyakit, kesulitan dan penderitaan untuk membantu kita bertumbuh. Tetapi kalau setelah ada hayat, karunia dan lingkungan, kita masih tidak matang dalam zaman ini, lalu dalam hikmat-Nya, Allah akan memakai zaman terakhir, zaman kerajaan, untuk membuat kita matang. Bagi orang-orang yang matang dan sempurna, Kerajaan Seribu Tahun adalah satu pahala dan satu kenikmatan. Tetapi bagi orang yang belum matang, Kerajaan Seribu Tahun adalah suatu kerugian dan penanggulangan.
Hari ini Allah memakai kelemahan, penyakit, kesulitan dan penderitaan untuk mendisiplinkan dan menghajar kita agar kita dapat bertumbuh dalam hayat. Jika kita mati sebelum matang, kita akan dibangkitkan dan diangkat dalam keadaan yang sama. Bagaimana keadaan kita hari ini? Masihkah bersifat daging? Masihkah mengasihi dunia? Masihkah bertengkar dengan istri atau memberontak melawan suami? Jika keadaan kita demikian, apa yang akan kita katakan kepada Tuhan ketika kita berdiri di depan takhta penghakiman Kristus setelah dibangkitkan? Apa pula yang akan Dia katakan kepada kita? Dia akan memberi tahu bahwa kita perlu menderita sesuatu supaya matang, kita memerlukan sesuatu dari kematian kedua menggarap diri kita. Tetapi puji Tuhan atas para pemenang yang berbagian dalam kebangkitan yang terbaik dan atas orang-orang yang atasnya kematian kedua tidak berkuasa!
Penerapan:
Jika kita tidak pernah mendambakan kebangkitan pertama ini maka kita memang tidak layak untuk itu. Jika kita mendambakannya, kita pastilah orang yang selalu menanti-nantikan kedatangan Tuhan.
Pokok Doa:
“O Tuhan Yesus, biarlah Engkau menurut kekayaan kemuliaan-Mu, menguatkan dan meneguhkan aku oleh Roh-Mu di dalam batinku, agar aku lebih mutlak untuk-Mu.”
Imam Dan Raja
Wahyu 20:6b
“Tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.”
Menjadi seorang imam adalah menjadi orang yang dekat kepada Allah. Orang semacam ini memiliki kedekatan yang khusus dengan Allah, sebab mereka memiliki hubungan yang intim dengan-Nya. Hari ini kita semua adalah imam-imam; karena itu, kita semua bisa mendekat kepada Allah. Tetapi dalam kerajaan milenium, hanya mereka yang memiliki bagian dalam kebangkitan pertamalah yang akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus.
Selain itu, mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya. Dalam Perjanjian Lama, tidak ada seorang raja yang bisa menjadi seorang iman, dan tidak ada seorang imam pun yang bisa menjadi raja. Tetapi dalam Wahyu 20:6, ada sekelompok orang yang akan menjadi imam-imam dan juga raja-raja. Sebagi imam-imam, mereka dekat dengan Allah; dan sebagai raja-raja, mereka memiliki kekuasaan atas bumi.
Satu Petrus 2:9 mengatakan, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani…”. Kita adalah orang-orang yang berstatus imam dan raja. Realitas jabatan imam dan raja juga bisa kita alami sekarang. Sebagai imam, kita membawa manusia dan keperluannya kepada Allah, serta meministrikan Allah dan Kristus kepada manusia. Sebagai raja, kita membawakan kekuasaan Allah kepada manusia dan mewakili Allah di depan manusia.
Hanya mereka yang telah menderita bisa memerintah dengan Tuhan dan menikmati kemuliaan dengan Dia.
Mempertahankan Jabatan Imam Dan Raja
Why. 1:6; 5:10; 20:4-6; 2:26; Ibr. 12:16-17
Semua orang Kristen sesungguhnya telah dilahirkan kembali sebagai imam-imam (Why. 1:6) dan raja-raja (Why. 5:10). Tetapi, hari ini banyak yang telah kehilangan keimaman mereka. Mereka tidak bisa berdoa, sebab mereka kehilangan posisi doa mereka. Selain itu semua orang Kristen juga dilahirkan kembali sebagai raja-raja (Why. 5:10), namun banyak pula yang telah kehilangan kedudukan raja mereka. Tatkala Tuhan Yesus kembali, semua kaum kudus yang menang akan bersama-sama Dia menjadi imam-imam Allah dan raja-raja Allah (Why. 20:4-6). Saat itu pula, mereka semua akan menikmati warisan tanah ini (Why. 2:26).
Ibrani 12:16-17 memperingatkan kita agar jangan kehilangan hak kesulungan kita seperti Esau. "Menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan." Akhirnya, ia menyesal karena telah menjualnya dengan terlalu murah, namun ia tidak berdaya menariknya kembali. Kita semua perlu waspada, pemeliharaan hak kesulungan ini tergantung pada kita apakah kita ini terjauh dari keduniawian dan pencemaran. Esau kehilangan hak kesulungannya karena nafsunya dalam makan. Ruben kehilangan hak kesulungannya karena pencemaran hawa nafsunya. Tetapi Yusuf mewarisi bagian dua kali lipat atas tanah dikarenakan kemurniannya; Lewi memperoleh keimaman karena ia tersisih mutlak bagi Tuhan. Yehuda mendapatkan jabatan raja oleh karena pembelaannya terhadap saudara-saudaranya yang menderita.
Kita perlu memelihara diri kita dalam kemurnian untuk porsi ekstra dan kenikmatan terhadap Kristus. Perlu dengan mutlak menyisihkan diri kita bagi Tuhan, dengan sebuah hati yang mengutamakan hasrat Allah di atas segala hal. Dan kita pun memerlukan kasih untuk menaruh perhatian terhadap saudara-saudara kita yang menderita. Jika kita ini orang-orang seperti itu, niscaya kita akan mempertahankan hak kesulungan kita. Porsi ekstra atas kenikmatan terhadap Kristus, keimaman dan jabatan raja akan menjadi milik kita. Kita akan sebagai imam-imam yang terus-menerus berkontak dengan Allah dan sebagai raja-raja yang memerintah rakyat.
Penerapan:
Jabatan imam dan jabatan raja sangat berkaitan dengan kehidupan dan pelayan kita. Marilah kita berlatih dengan setia membawa orang kepada Kristus dan membawakan Kristus kepada orang melalui memberitakan Injil dan menggembalakan domba-domba Tuhan.
Pokok Doa:
“O Tuhan Yesus, aku mau menjadi saluran berkat bagi orang lain, membawa mereka kepada-Mu dan membawakan kekayaan-Mu kepada mereka.”
Pemberontakan Terakhir
Wahyu 20:8
“Dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut.”
Ayat 7 mengatakan, "Setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya." Jurang maut adalah penjara sementara bagi Iblis. Seperti yang telah kita lihat, sesudah seribu tahun, dia akan dilepaskan dari penjaranya, menjadi alat Allah untuk menguji umat manusia untuk kali terakhir.
Kita harus menyadari bahwa selama Kerajaan Seribu Tahun akan ada dua macam orang di atas bumi, orang Yahudi (Yes. 60:21) dan bangsa kafir yang baik (Mat. 25:34-40). Orang-orang ini tetaplah manusia; memiliki daging dan terus melahirkan anak. Generasi pertama dari bangsa kafir yang masuk kerajaan mungkin tidak memberontak kepada Allah; tetapi anak-anak yang mereka lahirkan mungkin bisa memberontak kepada Allah.
Wahyu 2:27 mengatakan bahwa Tuhan dan orang-orang Kristen menggembalakan bangsa-bangsa dengan tongkat besi. Karenanya, dalam milenium, orang-orang akan ditundukkan dengan paksaan. Jika seseorang tidak mematuhi, dia akan dipukul hingga hancur. Jika seseorang jahat, dia akan dienyahkan. Ketika Satan datang, sekelompok orang ini akan sangat rentan terhadap penyesatannya. Itulah sebabnya Iblis dapat mengumpulkan mereka sebanyak pasir di laut.
Sulit dipercaya bahwa setelah masa seribu tahun yang menyenangkan, banyak di antara bangsa-bangsa akan memberontak melawan Allah dan berperang melawan Allah. Namun, faktanya demikian. Perang itu adalah perang terakhir di bumi, juga pemberontakan terakhir umat manusia. Meskipun umat manusia dipulihkan selama seribu tahun, sifat alamiahnya yang suka memberontak masih tetap ada. Ini disingkapkan oleh hasutan Iblis yang terakhir dan dibersihkan oleh penghakiman Tuhan yang terakhir atas umat manusia.
Semoga terang-Nya, menyoroti setiap sifat pemberontak yang ada dalam kita, sehingga kita mutlak dan tuntas tunduk pada Tuhan Sang Raja.
Penanggulangan Allah Yang Tuntas
Why. 20:9-10; 19:14, 20; 21:24-27; Mat. 25:32-33, 41
Ayat 9-10 merupakan penanggulangan dan pembersihan Allah yang tuntas atas setiap pemberontak. Ayat 9 mengatakan bahwa bangsa-bangsa akan mengepung kemah orang-orang kudus dan kota yang dikasihi. Perkemahan orang-orang kudus adalah tempat tinggal sementara kaum beriman pemenang, pasukan surgawi (19:14) yang berkemah di bumi. Kota yang dikasihi adalah Yerusalem, tempat tinggal bangsa Israel yang tersisa. Iblis sangat membenci kedua tempat ini, perkemahan orang-orang kudus dan kota yang dikasihi! Akan tetapi, api akan turun dari langit dan menghanguskan pemberontak-pemberontak itu. Puji Tuhan, Dia dengan mudah menaklukkan orang-orang yang menyerang itu!
Kemudian, ayat 10 mengatakan, "Dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya." Lautan api memang disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Mat. 25:41). Namun, binatang itu dan nabi palsu, juga kambing-kambing dalam Matius 25:32-33, 41, akan dilemparkan ke dalam lautan api lebih awal seribu tahun daripada Iblis (19:20) karena mereka mengikuti Iblis. Setelah seribu tahun, Iblis pun akan dilemparkan ke dalam lautan api.
Jadi, sebelum Kerajaan Seribu Tahun, banyak hal akan ditanggulangi: pelacur besar, Antikristus, nabi palsu, kekuatan dunia yang jahat. Selama Kerajaan Seribu Tahun, Tuhan akan menanggulangi ketidakmatangan umat-Nya. Ketidakmatangan umat Allah benar-benar memalukan Allah dan selama seribu tahun Allah akan menghapus bersih umat-Nya dari hal yang memalukan ini. Setelah Kerajaan Seribu Tahun, Iblis akan dilepaskan dan dipakai oleh Tuhan untuk menguji umat manusia yang suka memberontak dan membersihkan sifat alamiah manusia yang suka memberontak itu. Kemudian, orang-orang tidak percaya yang telah mati dan roh-roh jahat akan dihakimi di depan takhta putih besar, dan semua hal negatif, termasuk maut dan alam maut, akan disapu ke dalam "tong sampah" alam semesta, yaitu lautan api. Pada waktu itu, segala hal negatif dalam alam semesta ada di dalam lautan api, akhirnya langit baru dan bumi baru akan datang dengan Yerusalem Baru.
Tidak semua bangsa akan berbagian dalam pemberontakan terakhir itu. Bangsa-bangsa dari Kerajaan Seribu Tahun yang tidak memberontak melawan Allah akan dipindahkan ke dalam langit baru dan bumi baru untuk menjadi bangsa-bangsa di sana. Wahyu 21:24-27 membicarakan tentang bangsa-bangsa sekeliling Yerusalem Baru. Bangsa-bangsa itu akan dibersihkan sepenuhnya dari sifat alamiah mereka yang suka memberontak. Sungguh pembersihan alam semesta yang tuntas!
Penerapan:
Permintaan Allah yang terbesar terhadap manusia bukanlah memikul salib, bukan mempersembahkan kurban, bukan mempersembahkan diri, juga bukan mengorbankan diri, melainkan taat. Ketaatan adalah pernyataan tertinggi manusia terhadap kehendak Allah.
Pokok Doa:
“Tuhan Yesus, Engkaulah contoh ketaatan yang sempurna. Tuhan, aku mau berpaling ke dalam rohku, bersatu dengan-Mu, agar aku boleh taat terhadap kehendak Allah.”
Penghakiman Di Takhta Putih Besar
Wahyu 20:11
"Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya."
Penghakiman di depan takhta putih besar setelah kerajaan Seribu Tahun adalah untuk menanggulangi orang-orang tidak percaya yang telah mati, maut dan alam maut yang menahan orang mati, serta roh-roh jahat.
Dalam ayat 11 kata "Dia" pasti mengacu kepada Tuhan Yesus. Allah Bapa telah "menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak" (Yoh. 5:22) dan telah menentukan Dia menjadi Hakim atas orang-orang hidup (Mat. 25:31-46) dan orang-orang mati (Kis. 10:42; 17:31; 2 Tim. 4:1; Rm. 2:16). Setelah Kerajaan Seribu Tahun, Dia akan menghakimi orang-orang mati dengan adil (takhta-Nya berwarna putih). Saat itu juga, langit lama dan bumi lama beserta unsurnya akan dibakar habis.
Ayat 12 mengatakan, "Aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu." Kata "berdiri" di sini menunjukkan bahwa orang-orang mati yang tidak percaya, baik besar maupun kecil telah dibangkitkan untuk dihakimi (Yoh. 5:28-29; 1 Kor. 15:23-24) oleh hal-hal yang tertulis dalam kitab-kitab itu. Kitab-kitab itu mencantumkan pekerjaan dan perbuatan orang-orang yang tidak percaya. Kitab lain yang dibuka, kitab kehidupan, adalah catatan nama-nama kaum beriman (13:8; 17:8; Luk. 10:20). Semua yang telah mereka katakan dan lakukan tercatat dalam kitab-kitab itu. Dalam Matius 12:36 dikatakan, “Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." Setiap kata sia-sia kita akan direkam oleh perekam alam semesta. Pada takhta putih besar, kitab-kitab akan dibuka, dan Tuhan akan berkata kepada mereka, "Inilah yang telah kaukatakan, dan inilah yang telah kauperbuat." Setiap mulut akan terkatup. Allah adalah Allah; Dia memperhatikan setiap orang.
Kitab Kehidupan
Why. 20:12-13, 15; 1 Kor. 15:26; Luk. 16:22-24; Yoh. 16:9, 11; Mat. 25:41
Selanjutnya maut dan kerajaannya juga akan dilemparkan “ke dalam lautan api." Lautan api adalah "tong sampah" alam semesta. Maut adalah musuh terakhir yang dibinasakan oleh Tuhan (1 Kor. 15:26).
Ayat 15 mengatakan, "Setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu." Orang-orang yang tidak percaya yang binasa akan dihakimi menurut kitab-kitab itu, yaitu catatan perbuatan-perbuatan mereka (ayat 12-13), namun mereka akan dilemparkan ke dalam lautan api menurut kitab kehidupan. Ini menunjukkan, meskipun mereka dijatuhi hukuman oleh Tuhan karena perbuatan-perbuatan jahat mereka, tetapi mereka binasa karena ketidakpercayaan mereka, karena nama mereka tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Tidak percaya kepada Tuhan Yesus adalah satu-satunya dosa yang menyebabkan orang binasa (Yoh. 16:9).
Pada kematian pertama, jiwa dan roh manusia yang jatuh, terpisah dengan tubuhnya, dan binasa di tempat penderitaan dalam alam maut (Luk. 16:22-24). Pada kematian yang kedua, jiwa dan roh bersatu kembali dengan tubuh yang bangkit, kemudian dilemparkan ke dalam lautan api bersama tubuhnya. Itu berarti, seluruh diri orang yang tidak percaya -- roh, jiwa, dan tubuh mereka -- akan binasa dalam siksaan kekal di lautan api.
Lautan api pada mulanya disiapkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Mat. 25:41). Karena orang-orang yang tidak percaya mengikuti Iblis, mereka akan berbagian dalam penghakiman atas Iblis (Yoh. 16:11), dan akan bersama-sama menerima siksaan kekal yang diderita Iblis. Karena roh-roh jahat mengikuti Iblis, mereka juga akan mengalami nasib yang sama.
Kita perlu memiliki perasaan yang dalam terhadap perkara ini. Mungkin Anda sudah beroleh selamat, beroleh hidup kekal, dan tidak mungkin masuk ke dalam lautan api yang menyala-nyala, tetapi bagaimana dengan sanak keluarga, teman-teman, dan orang-orang disekitar Anda? Sudahkah mereka menerima Injil? Biarlah nama-nama mereka tertulis di dalam kitab kehidupan.
Penerapan:
Sudahkah nama dari anggota keluarga, sanak famili, dan teman-teman Anda tercatat dalam kitab kehidupan? Berdoa dan berusahalah menyelamatkan mereka sebelum kesempatan tertutup, karena setiap orang yang namanya tidak tercantum dalam kitab kehidupan akan dicampakkan ke dalam lautan api.
Pokok Doa:
“Ya Tuhan, jangan karena aku malu dan takut, orang lain binasa dalam lautan api. Tuhan, jadikan aku berkat bagi orang di sekelilingku dengan memberitakan Injil kepada mereka.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar