Senin, 22 November 2010

Gereja Arushayat (2)

Rm. 10:17
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Ibr. 11:6
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab siapa yang berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah adalah, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
1 Tim. 1:19
Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka.
Mengenai iman ada dua aspek, yaitu aspek obyektif dan aspek subyektif. Secara obyektif, iman adalah apa yang kita percayai. Secara subyektif, iman adalah kepercayaan kita. Karena itu, iman menekankan tindakan percaya dan apa yang kita percayai. Dalam hubungannya dengan tindakan percaya kita, iman itu subyektif, sedangkan dalam hubungannya dengan apa yang kita percayai, iman itu obyektif. Ketika kita mendengarkan tentang hal-hal yang kepadanya kita percaya, maka iman itu dihasilkan di dalam kita. Semakin kita mendengar tentang hal-hal yang baik ini, kita akan semakin mengapresiasinya. Dengan spontan, apresiasi ini menghasilkan kepercayaan kita kepada hal-hal yang telah kita dengar. Karena itu, iman itu obyektif dan subyektif.

Aspek iman yang subyektif ini sedikitnya menunjukkan delapan butir. Pertama, iman…berasal dari pendengaran. Firman yang kita dengar itu mencakup perihal Allah, Kristus, Roh itu, salib, penebusan, keselamatan, pengampunan, dan hayat yang kekal. Ini juga mencakup fakta bahwa Allah telah melalui proses untuk menjadi Roh pemberi hayat yang almuhit. Menurut Perjanjian Baru, injil memberi tahu kita tentang semua perkara ini. Ketika injil diberitakan dengan tepat, orang-orang yang mendengarnya akan terangsang dan penuh dengan apresiasi. Pendengaran mereka terhadap firman injil ini adalah permulaan kepercayaan mereka. Alasan mengapa orang Kristen kekurangan dalam iman itu adalah karena pendengaran mereka miskin. Jika mereka mendengar tentang satu berita yang hidup tentang bagaimana Allah Tritunggal telah melalui proses menjadi Roh pemberi hayat yang almuhit, maka tidak diragukan lagi pendengaran ini akan menghasilkan iman di dalam mereka.
Kedua, iman juga menunjukkan apresiasi. Setelah mendengar firman tentang injil, maka dengan spontan apresiasi itu akan bangkit di dalam mereka yang mendengarnya. Ini benar bukan hanya bagi mereka yang baru pertama kali mendengar injil, melainkan juga bagi semua kaum beriman dalam Kristus. Kapan kala kita mendengar firman dengan tepat, maka pendengaran ini membangkitkan lebih banyak apresiasi kepada Tuhan.
Apresiasi ini diikuti dengan berseru, yaitu butir yang ketiga yang ditunjukkan di dalam aspek iman yang subyektif. Semua orang yang mengapresiasi Tuhan Yesus dengan spontan akan berseru kepada nama-Nya. Jika pemberitaan injil kita dingin, tumpul, dan mati, maka kita perlu merangsang orang untuk berdoa dan berseru kepada nama Tuhan. Tetapi jika pemberitaan kita mustika, kaya, hidup, penuh ilham, dan menggerakkan orang, maka kita tidak perlu merangsang orang lagi. Sebaliknya, mereka akan dengan spontan berseru, “O Tuhan Yesus.” Mungkin bukannya berseru kepada-Nya dengan cara ini, mereka malah akan mengucapkan kata-kata apresiasi kepada Tuhan. Mungkin mereka akan berkata, “O betapa baiknya Tuhan Yesus itu!”
Keempat, iman berarti menyambut. Melalui mengapresiasi Tuhan Yesus dan berseru kepada-Nya, maka kita dengan spontan akan menyambut Dia.
Setelah menyambut, kita memiliki aspek yang kelima, yaitu menerima. Adalah mungkin menyambut sesuatu tanpa menerimanya. Iman mencakup menyambut dan menerima. Orang-orang yang mendengar injil dan mengapresiasi Tuhan Yesus secara otomatis akan menerima Dia juga menyambut-Nya.
Keenam, iman meliputi diikatkan kepada Tuhan Yesus. Melalui menyambut dan menerima Dia, kita diikatkan kepada-Nya.
Kemudian, butir yang ketujuh dan kedelapan, kita mengambil bagian di dalam-Nya dan menikmati Dia. Iman mengambil bagian dan menikmati apa yang kita sambut dan kita terima.
Di dalam pemberitaan injil, orang-orang mendengar tentang kasih karunia Allah. Kemudian mereka mengapresiasinya dan berseru kepada Tuhan. Mereka selanjutnya menyambutnya, menerimanya, mengikatkan diri, mengambil bagian dan menikmati kasih karunia ini, yang adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi segala sesuatu bagi kita. Inilah iman itu.

Gal. 1:23
Mereka hanya mendengar bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman yang pernah hendak dibinasakannya.

1Tim. 1:4
Ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tidak putus-putusnya, yang menghasilkan angan-angan belaka, dan bukan ekonomi Allah dalam iman.

Gal. 3:23-25
Sebelum iman itu datang kita berada di bahwa pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi, hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan berdasarkan iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.
Di dalam Galatia 1:23 kita diberi tahu bahwa Paulus, yang dahulu menganiaya kaum beriman dalam Kristus, sekarang memberitakan “iman yang pernah hendak dibinasakannya.” Iman di sini dan di dalam 3:2, 5, 7, 9, 23, 25, dan 6:10 menunjukkan kepercayaan kita di dalam Kristus, mengambil persona-Nya dan pekerjaan penebusan-Nya sebagai obyek dari iman kita. Ini menggantikan hukum taurat, yang olehnya Allah menanggulangi orang-orang di dalam Perjanjian Lama, dan menjadi prinsip penanggulangan Allah terhadap orang-orang di dalam Perjanjian Baru. Iman ini memberikan ciri khas kaum beriman dalam Kristus dan membedakan mereka dari para pemelihara hukum taurat. Inilah penekanan utama kitab ini.
Di dalam 3:22-25 kita melihat satu perbedaan yang kontras di antara hukum taurat dan iman. …Ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa ada satu waktu di mana iman itu datang dan dinyatakan. Menurut ayat 24 dan 25, sekarang iman itu telah datang maka kita tidak lagi berada di bawah hukum sebagai penuntun kita. Iman dan hukum taurat tidak dapat ada bersama-sama. Sebelum iman itu datang, kita berada di bawah hukum taurat. Tetapi sekarang iman itu telah datang dan telah diwahyukan, maka iman ini menggantikan hukum taurat.

Di dalam 1 Timotius 1:4 Paulus memberi tahu kita bahwa ekonomi Allah adalah di dalam iman. Penyaluran Allah ke dalam kita mutlak adalah melalui iman. Penyaluran Allah adalah perkara iman, yaitu, di dalam ruang lingkup dan elemen iman, di dalam Allah melalui Kristus. Iman sangat berlawanan dengan pertanyaan-pertanyaan. Ekonomi Allah adalah menyalurkan Diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan-Nya bukan di dalam ruang lingkup alamiah, atau pun di dalam pekerjaan hukum taurat, melainkan di dalam ruang lingkup rohani dari ciptaan baru melalui kelahiran kembali oleh iman dalam Kristus (Gal. 3:23-26). Oleh iman kita dilahirkan dari Allah untuk menjadi putra-putra-Nya, mengambil bagian dalam hayat dan sifat-Nya untuk mengekspresikan Dia. Oleh iman kita dimasukkan ke dalam Kristus untuk menjadi anggota-anggota Tubuh-Nya, dan mengambil bagian dalam apa adanya Dia bagi ekspresi-Nya. Inilah dispensasi Allah menurut ekonomi Perjanjian Baru-Nya, yang dilaksanakan di dalam iman.
Kita perlu terkesan dengan dalam dengan makna tentang iman di dalam Perjanjian Baru. …Iman pertama-tama adalah Allah menjadi Firman yang dibicarakan kepada kita. Kita memiliki Allah dan kemudian Allah sebagai Firman itu dibicarakan. Melalui Firman Allah dan oleh Roh Allah, kita diinfus dengan Allah di dalam Kristus. Alhasilnya, ada sesuatu yang bangkit di dalam kita. Inilah iman. Iman kemudian bekerja di dalam kita untuk membawa kita masuk ke dalam persatuan yang organik dengan Allah Tritunggal. Melalui persatuan organik ini, Allah secara kontinyu ditransfusikan dan diinfuskan ke dalam kita. Alhasilnya, kita memiliki hayat ilahi dan sifat ilahi untuk menjadi putra-putra Allah, anggota-anggota Kristus, dan bagian-bagian dari manusia baru. Secara keseluruhan, kita menjadi rumah Allah, Tubuh Kristus, dan manusia baru. Inilah ekonomi Allah dalam iman.
Alkitab memberi tahu kita bahwa ekonomi Allah adalah di dalam iman [1 Tim 1:4]. Iman adalah substansi dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr. 11:1). Ekonomi Allah adalah satu rencana mengenai segala sesuatu yang tidak dilihat oleh kita. …Tidak ada hal lainnya di sini kecuali Yesus! Kita perlu beralih dari melihat segala sesuatu yang bukan apa-apa, kepada Yesus.
Efesus 3:17 memberi tahu kita bahwa Kristus sedang membuat rumah-Nya di dalam hati kita “melalui iman.” Kristus sedang membuat rumah-Nya, bangunan-Nya, di dalam hati kita dengan Diri-Nya sendiri sebagai bahannya. …Penghunian Kristus itu misterius dan abstrak. Kita tidak dapat memahaminya dengan perasaan fisik kita melainkan dengan perasaan iman.

1 Tim. 1:3-4
Aku telah mendesak engkau…dan menasehatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan hal-hal yang berbeda…bukan ekonomi Allah dalam iman.

Rm. 10:17
Jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran melalui firman Kristus.

Ef. 3:9
Dan untuk menerangi semua supaya mereka dapat melihat apa ekonomi rahasia itu…

Ibr. 12:2
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
Ekonomi Allah adalah di dalam iman. Ini bukanlah oleh perbuatan kita melainkan oleh iman kita di dalam kasih karunia. Ini bukan oleh perbuatan kita di dalam diri kita sendiri melainkan melalui kita percaya kepada Kristus, perwujudan Allah Tritunggal. Di dalam ministri Tuhan, kita tidak mengajar kaum saleh untuk menyelidiki sesuatu, memelihara sesuatu, atau melakukan sesuatu. Kita meministrikan kepada kaum saleh sesuatu yang memerlukan latihan iman mereka. Iman tidak berasal dari kita. Iman berasal dari apa yang kita lihat. Ketika kita melihat ekonomi Allah, iman ini melahirkan dan memulai satu kepercayaan di dalam kita. Ekonomi Allah adalah kehendak Allah untuk menyalurkan Diri-Nya sendiri ke dalam Anda dan saya untuk menghasilkan satu organisme, Tubuh Kristus, bagi kerelaan kehendak-Nya. Iman berasal dari melihat visi ini. Kita perlu satu visi, satu penglihatan. Kita perlu melihat bahwa di seluruh alam semesta ini kerelaan kehedak Allah adalah menyalurkan Diri-Nya sendiri, mendispensikan Diri-Nya sendiri, ke dalam kita supaya kita dapat menjadi bagian-bagian dari organisme-Nya, Tubuh organik Kristus.  


Orang-orang Kristen seringkali membicarakan iman secara obyektif. Ada yang mungkin bertanya apa iman itu, yang berarti apa yang Anda percayai. Aspek iman ini, yaitu aspek yang obyektif ini, bukanlah perkara tindakan percaya kita melainkan apa yang kita percayai. Iman yang obyektif ini mencakup isi dari ekonomi Perjanjian Baru Allah.
Ketika kita menerima firman mengenai iman yang obyektif, yaitu isi dari ekonomi Perjanjian Baru Allah, dengan spontan iman yang subyektif dihasilkan di dalam kita. Kita memberi respon kepada iman yang obyektif ini melalui percaya. …Kita mendengar iman yang obyektif, dan kemudian iman yang subyektif bangkit di dalam kita. Iman yang subyektif ini adalah tindakan percaya kita.
Iman yang subyektif tidak terjadi sekali untuk selamanya. Sebaliknya, sejak waktu kita mulai percaya, tindakan percaya ini telah berlangsung di dalam kita, karena kehidupan orang Kristen adalah kehidupan iman, yaitu kehidupan percaya. Hari demi hari kita sedang menempuh kehidupan yang percaya ini. Kita tidak hidup menurut apa yang kita lihat; kita hidup menurut apa yang kita percayai. Seperti yang dikatakan Paulus, “Kita berjalan oleh iman, bukan oleh penglihatan” (2 Kor. 5:7).
Orang-orang yang menyimpang, meliputi orang-orang yang meninggalkan kehidupan gereja, yang mengalami kehilangan iman. Mereka mungkin tidak kehilangan iman mereka secara mutlak, tetapi sedikitnya mereka telah kehilangan satu bagian iman. …Kapan kala seseorang kehilangan pandangan tentang isi dari ekonomi Allah, yaitu iman yang subyektif, maka tindakan percaya di dalamnya juga akan berkurang. Kemampuan di dalam kita untuk percaya itu selalu merupakan satu produk, satu hasil, satu akibat dari memiliki satu pandangan yang tepat terhadap ekonomi Allah. Karena itu, adalah satu hal yang mengerikan bila kita kehilangan pandangan tentang ekonomi Allah.
Di dalam sidang-sidang gereja dan sidang-sidang ministri, kita semua seolah-olah sedang menonton satu televisi surgawi untuk melihat lebih banyak hal tentang ekonomi Allah. Semakin kita melihat televisi surgawi ini, semakin kita percaya. …Karena itu,…sidang-sidang gereja dan ministri ini memperluas kapasitas kita untuk percaya.
Kita semua perlu memiliki satu pandangan yang luas tentang ekonomi Allah. Sekali kita melihat pandangan yang demikian, maka dengan spontan kita apa percaya kepada apa yang kita lihat. …Tulisan-tulisan Paulus membawa kita dalam satu tour yang memperlihatkan kepada kita hal-hal surgawi, dan rohani mengenai Kristus, pencapaian-pencapaian-Nya, dan apa yang telah diperoleh-Nya. Semakin kita melihat mengenai perkara ini, semakin kita akan terkesan, dan semakin banyak iman yang kita miliki. Kita akan menemukan bahwa kita tidak mungkin tidak mempercayainya.

Gal. 2:20
Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

2 Kor. 5:7
Karena kami berjalan dengan iman, bukan dengan apa yang kelihatan.

Rm. 1:17
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan memiliki hayat dan hidup oleh iman."
Bagaimanakah Anda bisa memperhidupkan Kristus? Anda perlu berseru kepada-Nya sambil mengatakan, “O, Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu.” Berserulah kepada-Nya dan katakan saja demikian kepada-Nya. Maka dengan segera Dia akan “melompat” di dalam Anda, dan Yesus yang “melompat” ini akan menjadi iman Anda. Yesus yang “melompat” ini sebagai iman yang disalurkan ke dalam Anda itu mengikatkan Anda dengan Dia. Kemudian Anda tidak bisa tahan selain memperhidupkan Dia selama hari itu. Bila Anda berseru kepada-Nya dengan cara demikian, maka Dia menjadi iman yang disalurkan ke dalam Anda sehingga Anda dengan spontan memperhidupkan Dia oleh iman ini.
Anda harus berseru kepada-Nya dengan cara demikian ketika Anda bangun di pagi hari. Kemudian pada jam sembilan, di tempat kerja Anda, Anda bisa memandang ke langit-langit dan mengatakan, “Tuhan Yesus, Engkau begitu baik.” Tidak perlu mengatakan banyak, Berbicara kepada Tuhan sedikit saja itu sudah cukup baik. Ketika Anda mengatakan demikian kepada Tuhan, maka Anda akan menerima pemenuhan lainnya. Kristus segera disalurkan ke dalam Anda sebagai iman Anda. Sebenarnya, Dia sendiri sebagai iman itu menjadi iman Anda, dan ini adalah organ penghubung, yang menghubungkan Anda dengan Kristus yang tidak terbatas itu.

Ketika saya menyuruh orang-orang untuk berseru kepada nama Tuhan, mereka mengira bahwa mereka perlu berseru kepada-Nya dengan nyaring dan dengan berulang-ulang. Memang tidak ada salahnya dengan hal ini. Kita berseru kepada Tuhan dengan cara apa pun itu benar. Tetapi kita tidak perlu berseru dengan cara demikian untuk dipenuhi oleh-Nya. Kita bisa mengucapkan satu perkataan yang sederhana, “Tuhan Yesus, Engkau tahu aku terlalu sibuk. Aku harus buru-buru pergi ke kantor. Terima kasih kepada-Mu, Tuhan.” Dengan sedikit seruan seperti ini saja, Anda akan diinfus. Penginfusan Kristus di dalam Anda akan menyebabkan Anda memiliki Dia di dalam Anda sebagai iman Anda, yang adalah organ penghubung yang menghubungkan Anda dengan Dia. Inilah cara untuk memperhidupkan Kristus.
2 Korintus 5:7 mengatakan bahwa kita kaum beriman tidak berjalan dengan apa yang kita lihat, melainkan dengan iman. Apa yang kelihatan membawakan banyak hal kepada Anda, tetapi iman menghapuskan segalanya. Ketika apa yang kelihatan itu ada di sini, maka Anda melihat semua benda materi. Bila iman itu datang, maka semua benda fisik ini akan musnah. Kita berjalan dengan iman; kita tidak berjalan dengan apa yang kita lihat, melainkan dengan apa yang tidak kita lihat.
Ini adalah penggenapan akhir dari Roma 1:17, bahwa “orang benar akan memiliki hayat dan hidup oleh iman.” Orang benar akan memiliki hayat dan hidup oleh iman! Firman ini harus menjadi spanduk dari ekonomi kekal Allah, yang mutlak merupakan perkara iman (1 Tim. 1:4)!
Orang benar, yaitu mereka yang mutlak benar di hadapan Allah dan manusia, akan memiliki hayat, yaitu hayat ilahi. Lalu, bagaimana kita, orang-orang dosa yang busuk ini, bisa memiliki hayat ilahi dari Allah yang benar menurut kebenaran-Nya? Oleh iman! Oleh iman, yang adalah Allah yang bergerak dan bekerja di dalam Kristus yang menaruh kita ke dalam Kristus sebagai kebenaran kitalah (1 Kor. 1:30), bahwa kita, orang-orang dosa memiliki hayat ilahi menurut kebenaran Allah secara yudisial. Oleh iman yang menghubungkan inilah, kita dihubungkan dengan Allah di dalam Kristus untuk mengambil bagian di dalam segala apa adanya Kristus yang almuhit, segala yang Dia miliki dan yang telah Dia capai untuk menghasilkan anggota-anggota Kristus yang organik untuk menyusun dan membangun Tubuh organik-Nya, yang akan rampung di dalam Yerusalem Baru sebagai perbesaran dan ekspresi dari Allah Tritunggal yang kekal di dalam kemuliaan-Nya yang tidak terbatas dalam perbauran yang misterius antara keilahian dengan keinsanian sampai kekal (Why. 21:2—22:5). Inilah penggenapan yang kekal dari injil di dalam Roma 1:17, bahwa “orang benar akan memiliki hayat dan hidup oleh iman!”


Ibr. 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Ef. 3:17
Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.

Rm. 3:22
Yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
Rm. 10:17
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Inspirasi saja tidak bisa diandalkan. Ini seperti angin. Anda mungkin merasakannya untuk sejangka waktu, tetapi tidak berlangsung lama. Bila kita memiliki satu waktu bersama dengan Tuhan di pagi hari di dalam firman-Nya, maka kita tidak seharusnya berharap untuk memiliki satu perasaan yang spektakuler. Pada waktu yang sama, saya tidak bisa mengatakan bahwa ketika membaca Firman Allah, tidak akan ada perasaan. Kita mungkin memiliki beberapa perasaan dan kita mungkin menyebutnya sebagai inspirasi, tetapi kita tidak seharusnya mengharapkan satu perasaan yang spektakuler atau luar biasa. Kita harus hati-hati karena pengalaman yang luar biasa itu mungkin sangat menipu. Kita tidak boleh menaruh sandaran kita kepada sesuatu yang luar biasa atau spektakuler. Sebaliknya, kita harus belajar untuk memiliki iman kepada apa saja yang Alkitab katakan.   
 
Pengalaman kita akan Kristus adalah oleh iman. Kadang-kadang, kita mengira bahwa karena Kristus hidup di dalam kita, kita seharusnya kuat. Ketika kita merasa bahwa kita lemah, kita mempertanyakan apakah Kristus benar-benar hidup di dalam kita atau tidak. Kristus itu agung, besar dan luas. Tetapi penghidupan-Nya di dalam kita itu tidak kelihatan dan begitu abstrak hingga kita mungkin sering ragu apakah Dia itu ada di dalam kita atau tidak. Di dalam pengalaman saya sendiri, saya menemukan bahwa semakin Tuhan beserta dengan saya, semakin saya tidak memiliki perasaan bahwa Dia beserta dengan saya. Perasaan kita sangat tidak bisa diandalkan. Karena alasan ini, maka kehidupan Kristiani kita di dalam Perjanjian Baru itu mutlak merupakan perkara iman. Iman adalah substansiasi dari hal-hal yang tidak kelihatan (Ibr. 11:1).
Pengalaman yang riil akan Kristus itu tidak kelihatan. Ini mutlak merupakan perkara iman. Di dalam Efesus 3:17, Paulus mengatakan, “Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu.” Frase oleh/melalui iman ini sangat penting karena kita seringkali tidak memiliki perasaan apa pun bahwa Kristus sedang membuat rumah-Nya di dalam hati kita. Ketika Kristus masuk ke dalam kita, kesukaan dan ketidaksukaan kita akan berubah sampai satu tingkatan tertentu. Tetapi kelihatannya bahwa di dalam banyak hal kita tetap sama saja. Seringkali kita tidak merasakan sesuatu di dalam kita. Puji Tuhan, bahwa Paulus menambahkan melalui iman kepada firmannya mengenai Kristus membuat rumah-Nya di dalam hati kita.
Berdasarkan pengalaman saya, saya menemukan bahwa iman Yesus Kristus [di dalam Roma 3:22] itu adalah Yesus Kristus itu sendiri. Kita percaya kepada Yesus Kristus oleh iman Yesus Kristus. Kita diselamatkan oleh iman Kristus. Iman Kristus adalah Kristus itu sendiri. Semua hal yang positif di dalam alam rohani adalah Allah itu sendiri. Meskipun kita tidak bisa merasakan atau melihatnya, tetapi hal-hal itu sungguh riil. Yang diperlukan di pihak kita adalah mengatakan “ya” kepada setiap firman dari Alkitab. Bila kita mengatakan “ya” kepada firman-firman dari Alkitab, maka kita percaya. …Bila Alkitab mengatakan bahwa Yesus adalah Allah (Yoh. 1:1, 14) atau bahwa Yesus telah mati bagi kita (Rm. 5:8), kita harus mengatakan “ya.” Maka Yesus adalah Allah bagi kita, dan kematian-Nya adalah bagi kita. Bila Alkitab mengatakan bahwa Yesus adalah Adam yang akhir menjadi Roh pemberi hayat (1 Kor. 15:45b) dan bahwa Dia menghuni kita (Rm. 8:9-11), maka kita harus mengatakan “ya.” Kita tidak seharusnya melangkah lebih jauh dengan meminta Tuhan menunjukkan kepada kita sesuatu secara fisik dan kelihatan. Jalan iman adalah membaca Firman dan percaya kepadanya tanpa melihat sesuatu.
Memperhidupkan Kristus itu selalu oleh iman. Kristus…hidup di dalam kita, dan kita harus hidup oleh Dia. …Di dalam Yohanes 14:19, Tuhan Yesus mengatakan, “Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak melihat Aku lagi, tetapi kamu akan melihat Aku; sebab Aku hidup, kamu pun akan hidup. Tuhan hidup di dalam kita agar kita bisa memperhidupkan Dia. Penghidupan-Nya di dalam kita itu tidak kelihatan, tetapi ini adalah satu fakta. Kita memandang Tuhan Yesus dan melihat Dia hari ini, bukan dengan mata fisik kita, melainkan oleh iman di dalam fakta bahwa Dia hidup di dalam kita dan kita memperhidupkan Dia. Kita harus mengambil fakta yang diwahyukan di dalam Firman Tuhan yang patut diandalkan dan menolak perasaan-perasaan kita yang tidak bisa diandalkan.


Luk. 18:8
…Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?
Mat. 25:21
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

1 Ptr. 1:7-9
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Iman yang menghubungkan ini adalah tuntutan ilahi bagi para pemenang untuk berjumpa dengan Kristus di dalam kedatangan-Nya yang menang. Ini berdasarkan kepada Lukas 18:8, di mana Tuhan mengatakan, “Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Hari ini seluruh dunia itu tidak percaya. …Tetapi oleh belas kasihan-Nya, di tahun-tahun yang lampau, melalui kepemimpinan Saudara Nee, kita telah dibawa masuk ke dalam satu situasi yaitu belajar untuk tidak mengandalkan diri kita sendiri untuk sesuatu, melainkan percaya bahwa Allah kita adalah segalanya.
Saya harap agar ketika Tuhan datang kembali, Dia akan menemukan Anda dan saya sebagai orang-orang yang percaya, yang selalu bersandar kepada-Nya, tidak bersandar kepada diri kita sendiri, dan yang selalu tidak memiliki keyakinan di dalam diri kita sendiri. Keyakinan kita sepenuhnya ada di dalam Dia. Inilah iman yang menghubungkan itu. Iman ini melayakkan para pemenang. Ini adalah tuntutan ilahi bagi Anda dan saya sebagai para pemenang untuk berjumpa dengan Kristus di dalam kedatangan-Nya yang menang.

Pada akhirnya, Tuhan akan menemukan beberapa orang, yaitu sedikit para pemenang yang hidup oleh iman yang menghubungkan ini ketika Dia datang kembali. …Saya percaya bahwa secara perbandingan, ada lebih banyak orang-orang yang percaya yang tersembunyi di dalam pemulihan ini daripada di tempat-tempat lainnya. …Kita hanyalah bagi Kristus itu sendiri. Kita bukanlah untuk mujizat-mujizat yang besar, pekerjaan-pekerjaan yang besar atau karir-karir yang besar. Ketika Tuhan datang kembali, Dia berharap untuk menemukan orang-orang yang demikian. Pada kedatangan-Nya kembali, Kristus berharap menemukan orang-orang yang hidup oleh iman yang menghubungkan ini. Kristus berharap menemukan kita sebagai para pemenang-Nya yang tersembunyi.
Kaum beriman yang menempuh satu kehidupan yang menang dan bersukaria oleh iman yang menghubungkan ini akan ditemukan oleh Kristus pada kedatangan-Nya kembali sebagai harta-harta yang siap untuk menerima keselamatan jiwa mereka sebagai akhir (hasil) dari iman mereka (1 Ptr. 1:8-9). Di satu pihak, kita tidak tahu apa-apa atau pun melakukan apa-apa. Kita hanya tahu bagaimana untuk menang dan bagaimana bersukaria oleh iman yang menghubungkan ini. Hari ini, orang-orang yang hidup oleh iman, pada akhirnya akan menerima akhir dari iman mereka, yaitu keselamatan jiwa mereka. Kita telah menerima satu keselamatan, tetapi ini hanyalah keselamatan yang mula-mula. Tahap kemajuan dari keselamatan ini adalah tahap transformasi. Tahap kelengkapan dari keselamatan ini adalah tahap pemuliaan. Jika kita hidup oleh iman yang menghubungkan ini di dalam tahap kemajuan untuk ditransformasi, maka kita akan menjadi raja-raja bersama dengan Kristus di dalam kerajaan seribu tahun.
Sekarang, kita sedang menyiapkan diri kita untuk hari itu. Menyiapkan diri kita berarti menjadi seorang pemenang yang selalu dihubungkan oleh iman yang hidup dengan Allah Tritunggal. …Inilah syarat bagi Anda untuk menjadi seorang pemenang, untuk berjumpa dengan Kristus pada kedatangan-Nya kembali.
Para pemenang akan diberi pahala oleh Kristus dengan kerajaan dan kenikmatan yang puncak akan hayat ilahi bersama dengan Dia di dalam milenium (Why. 20:4, 6). Tuhan akan mengatakan kepada para pemenang-Nya, “Baik sekali, hai hamba yang setia…masuklah ke dalam sukacita tuanmu” (Mat. 25:21, 23). Ini seperti yang pernah dikatakan J. N Darby, “O betapa sukacitanya tidak memiliki apa-apa dan tidak menjadi apa-apa, serta tidak melihat apa-apa selain Kristus yang hidup di dalam kemuliaan dan tidak memperhatikan apa-apa selain kepentingan-kepentingan-Nya di sini.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar