Rabu, 03 Juli 2013

Khotbah untuk tanggal 27 Maret 2005

Menurut catatan Kejadian 1, pada hari ketiga Allah berfirman agar segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Saat itu, daratan atau tanah muncul dari laut. Pada hari ketiga, Tuhan kita bangkit dari alam maut. Jadi, tanah atau daratan dalam Kejadian 1:9-10 melambangkan Kristus sebagai "tanah" kita. Paulus menasihati agar kita berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia (Kol. 2:7). Kristus adalah tanah kita tempat yang di dalamnya dan olehnya kita hidup.
Dalam Perjanjian Lama, masalah tanah menjadi perhatian Allah. Allah memanggil Abraham keluar dari negerinya untuk pergi ke suatu negeri yang akan ditunjukkan-Nya, yaitu tanah Kanaan. Demikian juga, ketika orang-orang Israel berseru-seru kepada Tuhan karena perbudakan di Mesir, Tuhan mengutus Musa untuk melepaskan mereka dari Mesir dan menuntun mereka ke suatu negeri yang baik dan luas, negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya (Kel. 3:8). Begitu orang Israel memasuki tanah Kanaan, mereka segera mengundi milik pusaka itu dan membagi-bagikannya. Segala keperluan hidup mereka tergantung dari tanah bagian mereka.
Sebagaimana orang-orang Israel mendapatkan bagian tanah (Yos. 13:6; 14:1-5; 19:51), hari ini kita telah diberi bagian iman. Segala sesuatu yang Allah sediakan untuk kehidupan rohani kita ada pada bagian iman ini. Karena itu, kita perlu mengucap syukur atas bagian iman yang telah Tuhan berikan kepada kita.