Kamis, 19 Mei 2011

Mengupas habis tentang NII : Negara Islam Indonesia

http://cdn-u.kaskus.us/44/upk7bbuu.jpg
 Apa Itu Negara Islam Indonesia?
Negara Islam Indonesia atau dulu dikenal dengan nama Darul Islam atau DI bermula dari gerakan politik yang diproklamasikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Tasikmalaya, Jawa Barat pada 7 Agustus 1949.


Apa Tujuan Negara Islam Indonesia?
Tujuan gerakan ini menjadikan Indonesia negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara.

Dalam perkembangannya, NII menyebar di beberapa wilayah. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 1962, gerakan ini terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia.


Siapa Pendiri NII ?
Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (lahir di Cepu, Jawa Tengah, 7 Januari 1905 – meninggal 5 September 1962 pada umur 57 tahun) adalah seorang ulama karismatik yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) di Tasikmalaya pada tahun 1949.

Kapan NII didirikan ?
Negara Islam Indonesia diproklamirkanTanggal 7 agustus 1949 . (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam kalender Hijriyah) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kenapa NII di dirikan ?
Diproklamasikannya NII untuk meneruskan proklamasi 17 Agustus 1945
Dikenal juga sebagai Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
Doktrin utamanya Iman-Hijrah-Jihad


Daerah mana saja yang tergabung dalam NII ?
Tercatat beberapa daerah menyatakan menjadi bagian dari NII terutama Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Aceh. Pemerintah Indonesia kemudian bereaksi dengan menjalankan operasi untuk menangkap Kartosoewirjo. Gerilya NII melawan pemerintah berlangsung lama. Perjuangan Kartosoewirjo berakhir ketika aparat keamanan menangkapnya setelah melalui perburuan panjang di wilayah Gunung Rakutak di Jawa Barat pada 4 Juni 1962. Pemerintah Indonesia kemudian menghukum mati Kartosoewirjo pada September 1962.

Konflik dengan RI
 NII meluas ke wilayah Aceh, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan
 NII dianggap gerombolan pemberontak yang harus diberantas
 Tahun 1962 Kartosuwiryo ditawan dan dieksekusi
 Aceh berdamai tahun 1962, diikuti Sulawesi Selatan tahun 1965 setelah tewasnya Qahhar Mudzakar


Apa itu NII KW?
KW atau Komandemen Wilayah merupakan sistem pemerintahan militer Negara Islam Indonesia (NII) yang digunakan pada era revolusi fisik pada tahun 1949-1962.
 Komandemen Perang Seluruh Indonesia (KPSI)
 Komandemen Perang Wilayah Besar (KPWB)
 Komandemen Perang Wilayah (KW)
• KW1 Priangan Utara
• KW2 Jawa Tengah
• KW3 Jawa Timur
• KW4 Sulawesi
• KW5 Kalimantan
• KW6 Aceh
• KW7 Priangan Selatan


Kepemimpinan NII
 Pasca Kartosuwiryo, diangkat Abu Daud Beureuh sebagai Imam NII pada tahun1974
 Tahun 1975 Abu Daud ditangkap dan NII kembali tanpa pemimpin tunggal.
 Muncul faksi-faksi baru dalam tubuh NII
 Imam untuk wilayah Jawa diangkat Adah Djaelani.
 Pada kepemimpinannya dibentuk Komandemen Wilayah VIII Lampung dan Komandemen Wilayah IX Jakarta Raya yang meliputi Bekasi, Jakarta, Tangerang dan Banten


Komandemen Wilayah IX
 Dipimpin oleh Abu Karim Hasan
 Menciptakan doktrin baru, Mabadi Tsalatsah
 Beliau wafat tahun 1992, kedudukannya digantikan oleh Abu Toto alias Abu Ma’ariq alias Abu Ma’arif alias Syamsul Alam alias Syaikh AS Panji Gumilang
 Tahun 1996, Abu Toto menjadi Imam NII dan mulai merubah sistem keuangan serta doktrin dasar NII dan juga Mabadi Tsalasah
 Dimulainya pengerukan dana besar-besaran dan pelencengan aqidah


Mabadi Tsalasah
 Tauhid Rububiyah, Mulkiyah, Uluhiyah (RMU)
 Rububiyah diartikan hukum, Mulkiyah berarti tempat, Uluhiyah berarti umat.
 RMU didefinisikan sebagai Negara
 Menerapkan periodisasi Mekah dan Madinah.
 Mekah representasi sistem yang batil (NKRI) dan Madinah representasi sistem yang haq (NII)
 Diluar NII adalah kafir, dzalim, fasik


6 Program NII KW9
Hujumat Tabsyiriah (perekrutan)
• Tilawah
• Musyahadatul hijrah
• Tazkiyah
 Iqtisodiyah (ekonomi)
• Penguasaan titik-titik strategis
 Tarbiyah (pendidikan)
• Pendidikan Formal (Mahad Al Zaytun)
• Pendidikan Non Formal
 Shihah (kesehatan)
 Pembangunan rumah sehat
 Pembagunan mental
 Ad Difa (pertahanan)
 Tentara Islam Indonesia
 Maliyah (keuangan)
 9 pos keuangan negara

Menuju Futuh / Kemenagan NII KW9
 Program Jangka Panjang Lima Tahun I, tahun 1415-1419/ 1995-1999. Tahapan memahamkan umat akan jati dirinya sebagai mujahid.
 Program Jangka Panjang Lima Tahun II, tahun 1420-1424/ 2000-2004. Tahapan pelaksanaan hukum Islam secara internal
 Program Jangka Panjang Lima Tahun III, tahun 1425-1429/ 2005-2009. Tahapan pelaksanaan hukum Islam secara eksternal


Program Perekrutan
 Tilawah adalah usaha da’wah untuk memahamkan Tauhid RMU, caranya dengan mengajak anggota baru
 Taftis atau pengecekan untuk persiapan anggota baru untuk hijrah
 Musyahadatul Hijrah adalah pindah kewarganegaraan dan berbaiat, setelah tahap ini anggota baru memiliki nama tsani atau nama kedua, diistilahkan dengan nama kanan
 Tazkiyah atau pembinaan setelah menjadi warga negara NII/ jamaah


Modus Perekutan
 Mengajak dengan alasan menemui teman yang baru kembali dari Timur Tengah atau teman yang mendapat pencerahan lewat seminar tentang bangkitnya Islam
 Mengajak dengan alasan mencarikan kerja
 Mengajak ke rumah teman atau semacamnya
 Setiap jamaah memiliki target 10 orang untuk dihadirkan setiap bulan, umumnya teman kuliah, SMU, SMP dan SD
 Bagi perekrut tanpa target, umumnya “hunting” di kampus-kampus, mal dan toko buku
 Semua modus berakhir di Malja (kantor/markas) dan proses doktrinasi akan dilakukan di dalam kamar tertutup
 Pemberi materi seorang laki-laki, umumnya seorang Mas’ul (pimpinan)


Karakteristik Perekutan
 Untuk merekrut menggunakan dua orang jamaah, satu orang pemancing dan lainnya pengajak
 Pemancing bertugas menentukan target, mengawal serta memotivasi calon jamaah
 Pemancing berpura-pura sebagai calon jamaah yang juga baru diajak
 Pemancing dan pengajak mengawal calon jamaah hingga tahap hijrah, termasuk menginap dirumah calon jamaah dan pencarian dana untuk shadaqah
 Umumnya perekrut melakukan screening lewat dialog tentang gerakan sesat untuk mengukur pengetahuan calon jamaah tentang NII
 Yang dihindari oleh perekrut adalah anak polisi dan anak tentara


Karakteristik Majelis NII KW9
 Rumah kontrakan bulanan maupun tahunan
 Tempatnya tertutup dan umumnya lesehan
 Masuk dan keluar anggota diatur
 Mengaku dihuni oleh mahasiswa dan digunakan untuk tempat membuat skripsi, event organizer atau pos MLM
 Tidak pernah bersosialisasi
 Dari depan selalu terlihat sepi
 Mobilitasnya 24 jam


Program Pendanaan
 Setiap jamaah diwajibkan memenuhi 9 pos keuangan setiap bulannya sesuai dengan target masing-masing
 Setoran dana dilakukan setiap hari
 Dana disetorkan berjenjang ke setiap tingkatan dalam struktur organisasi
 Dana akan terpusat ke rekening pribadi Abu Toto atau AS Panji Gumilang
 Alokasi dana digunakan untuk pembangunan Ma’had Al Zaytun di Indramayu


Modus Pencarian dana
 Menggunakan semua uang yang dimiliki, seperti, uang saku, tabungan dan gaji
 Menjual barang-barang berharga yang dapat memenuhi target setoran
 Menipu orang tua dengan alasan menghilangkan laptop, HP, merusakkan barang teman, membantu operasi orang tua teman, dll
 Membuat surat palsu mengatasnamakan kegiatan kampus
 Utang yang tidak dibayar
 Menyebar proposal atau meminta sumbangan
 Mencuri dari orang diluar kelompok 


Struktur Organisasi
 NII KW9 memiliki struktur negara bayangan layaknya RI, dari Presiden hingga Lurah
 Ibukota Negara bertempat di Ma’had Al Zaytun, Indramayu
 Struktur organisasi terbagi dua:
 Struktur Fungsional yang muncul ke permukaan
 Struktur Teritorial yang bergerak dibawah tanah
 Setiap struktur menggunakan kode yang menunjukkan selnya masing-masing, misal 932204 berarti wilayah 9 (Jakarta) daerah 3 (Jaksel) kabupaten 2 (Cilandak) Kecamatan 2 (Cilandak Barat) dan Desa 04, dibaca; jamaah dari desa 4 Cilandak Barat


Penyelewengan Aqidah
 Menafsirkan Al Qur’an sesuai dengan kepentingan Organisasi
 Membagi shalat menjadi dua, shalat ritual dan shalat universal
 Melaksanakan Haji ke Ibukota Negara (Indramayu)
 Mengkafirkan orang diluar kelompoknya
 Menyamakan posisi Negara dengan Allah, dan para pimpinannya sebagai rasul
 Menghalalkan segala cara untuk memenuhi target


Identifikasi Korban
 Memiliki teman baru
 Jarang kuliah atau mungkin cuti
 Pulang sering telat tanpa alasan jelas
 Nilai menurun drastis
 Menghindar dari teman lama
 Banyak bohong
 Super sibuk, telpon tak berhenti berdering
 Mulai merekrut teman-teman terdekatnya
 Menjadi distributor atau penjual majalah Al Zaytun


Penanganan Korban
 Kumpulkan bukti seperti data atau kesaksian dari orang yang pernah diajak
 Laporkan ke orang tua korban
 Putuskan koordinasi antara korban dengan kelompoknya
 Berikan pencerahan lewat perbandingan ideologi atau pertemukan dengan orang yang sudah sadar dari NII
 Setelah mengaku tentang diri dan organisasinya, sampaikan tentang keilmuan Islam yang benar menurut Allah dan rasulNya
 Peran terbesar dalam mengembalikan kesadaran korban berasal dari orang tua dan teman-teman terdekat


Mekanisme Pembelaan diri Mereka Anggota NII KW9
 Tutup Mulut untuk menjaga rahasia
 Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan
 Memutarbalikkan fakta dengan alasan fitnah
 Pura-pura sadar
 Mencari masalah lain untuk mengalihkan permasalahan
 Melaporkan kepada pimpinan bila keamanannya terganggu
 Membuang atau membakar semua data yang ada bila terdeteksi


Data Terakhir
 Jumlah jamaah 170.000 orang dan 120.000 terkonsentrasi di Jakarta
 Mayoritas anggota NII KW9 adalah mahasiswa
 Setoran setiap bulan untuk infaq
Rp 14.000.000.000,00, ini diluar 8 pos keuangan lain
 Setiap 2 hari masuk anggota baru sebanyak 60 orang, 40 orang laki-laki dan 20 orang perempuan


Pengaduan dan Konsultasi
 Aliansi Mahasiswa Korban NII KW9
 KOMUNIETAS, Jl. Kompos, Lenteng Agung Timur, Jakarta, 12640
 Telp. : 021-92675071
 Sukanto : 08567899431
 email : journal_anto@yahoo.com.au
 Pengaduan Online NII Crisis Center
 02191178046 - 085211231363 - 08985151228
E-mail: ken_setia@yahoo.com



Hasil penelitian MUI tahun 2002 berdasarkan bukti-bukti, fakta-fakta, dan informasi-informasi dari berbagai sumber. Lalu, dilakukan investigasi, cek, kroscek, verifikasi, analisis, dan diskusi yang mendalam atas berbagai data itu. Berikut hasil tim peneliti MUI terhadap Mahad Al Zaytun, seperti diperlihatkan Amirsyah dalam situs http://islamic.xtgem.com/al_zaytun/alzaitun6.htm.

1.Ditemukan indikasi kuat adanya hubungan (relasi) antara Ma'had Al Zaytun dengan organisasi NII KW 9. Hubungan itu bersifat historis, finansial, dan kepemimpinan.
a. Hubungan Historis: Bahwa kelahiran Ma'had Al Zaytun memiliki hubungan historis dengan organisasi NII KW 9.
b. Hubungan Finansial: Bahwa ada hubungan finansial dalam arti adanya aliran dana dari anggota dan aparat teritorial NII KW 9 yang menjadi sumber dana signifikan bagi kelahiran dan perkembangan Ma'had Al Zaytun.
c. Hubungan Kepemimpinan: Bahwa kepemimpinan di lembaga pendidikan Al Zaytun terkait dengan kepemimpinan di organisasi NII KW 9, terutama pada figur AS Panji Gumilang dan sebagian eksponen (pengurus yayasan).

2. Terdapat Penyimpangan paham dan ajaran Islam yang dipraktekkan organisasi NII KW 9. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara lain dalam hal mobilisasi dana yang mengatasnamakan ajaran Islam yang diselewengkan, penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang menyimpang, dan mengkafirkan kelompok di luar organisasi mereka.

3. Ditemukan adanya penyimpangan paham keagamaan dalam masalah zakat fitrah dan kurban yang diterapkan oleh pimpinan Mahad Al Zaytun, sebagaimana dimuat dalam Majalah Al Zaytun.

4. Belum ditemukan adanya penyimpangan ajaran Islam dalam sistem pendidikan, kegiatan belajar mengajar, aktivitas ibadah, serta aktivitas sehari-hari santri di Mahad Al Zaytun.

5. Persoalan Al Zaytun terletak pada aspek kepemimpinan yang kontroversial (AS Panji Gumilang dan sejumlah eksponen/pengurus yayasan) yang terkait dengan organisasi NII KW 9.

6. Adanya indikasi keterkaitan dengan koordinator-koordinator wilayah yang bertugas sebagai tempat rekrutmen santri Mahad Al-Zaytun dengan organisasi NII KW 9.

TEMPO


MUI Sudah Investigasi NII Sejak 2002
Berbagai temuan telah dilaporkan MUI ke Mabes Polri. Namun, polisi tak bertindak.


Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Isu NII saja sudah melanggar NKRI, masa ada negara dalam negara. Mereka sudah dalam bentuk ada menteri, presiden, gubernur," kata Ketua MUI Amidhan di Jakarta, Kamis, 28 April 2011.

Meski NII merupakan gerakan bawah tanah, Amidhan mengaku heran mengapa seperti tak dideteksi aparat. "Memang di era reformasi mereka muncul. Baru kemudian ditindak setelah ada penculikan atau pencucian otak. Setelah ada warga melapor kehilangan baru dicari. Padahal, kan ada peran intelijen. Intel pasti tahu, tak mungkin tidak terdeteksi."

Dijelaskan dia, MUI pernah membentuk tim pencari fakta NII pada tahun 2002. Latar belakang investigasi itu karena ada gerakan yang ingin membakar Pesantren Al-Zaytun dan ada isu bahwa Al-Zaytun bertentangan dengan ajaran Islam. Selain itu, juga ada kebijakan pemerintah Malaysia yang melarang mengirim santri-santrinya ke sana.

Hasil penyelidikan MUI, masih kata Amidhan, ditemukan ada dua wajah NII. Yang pertama, Pesantren Al-Zaytun. "Dari sisi pengajarannya, pendidikannya, tak ada masalah, tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal itu sudah dilaporkan ke Kementerian Agama," kata Amidhan.

Namun, ada sisi NII lain yang ditemukan. "Ada lingkar dalam, ada lingkar luar. Kalau kita datang, semuanya seperti baik-baik saja, tak ada masalah," tambah dia.

Namun, didapati sejumlah keganjilan di lingkar dalam kepemimpinan NII. "Kepemimpinannya itu terkait dengan isu NII dan KW 9. Itu sudah ada, bahkan sejak lama. Itu memang gerakan bawah tanah, eksklusif, sangat tidak terbuka," tambahnya.

Tim investigasi MUI juga mendapati soal pemberlakuan harta rampasan. "Orang yang bergabung dalam kelompok itu boleh mengambil harta kita, harta orang tua, atau harta saudara siapa saja, dikumpulkan sedemikan rupa untuk kepentingan NII," Amidhan menjelaskan.

Menurut Amidhan, kantung-kantung NII tersebar di seluruh Indonesia "terutama di Jawa, apalagi di Jakarta."

Berbagai temuan itu telah dilaporkan MUI ke Mabes Polri. Namun, kata Amidhan, sampai sekarang polisi tidak mengambil tindakan apapun. (kd)

VIVANEWS

 Refrensi Tulisan ini
1. Tulisan Bapak Sukanto
2. NII Crisis Center
3. Wikipedia
4. Facebook
5. Youtube
6. Inilah.com
7. Tempointeraktif
8. Viva News
9. alzaytun.multiply.com
10. Kaskuser


MAKLUMAT

 Sumbangan
1. freaktongues
2. newgod
3. cupmarucup
4. gothica
5. sangceperis
6. dusterLampbell
7. h4r1y4nto
8. masgembiez
9. GANDhoel
10. obieCorp
11. bonipop
12. neoutral
13. sella91
14. khen.zhiro
15. diomock
16. septianap
17. debar18
18. pak_kembunk
19. loekmansungkar
20. IndOnRepUbliC
21. rude_b0y
22. bejo1965
23. cah_imoeth
24. SilGhoz
25. siborokok
26. deguilder cendol 1
27. deguilder cendol 2
28. deguilder cendol 3
29. deguilder cendol 4
30. bisnisdarisini
31. kharismaoi
32. samihd (idrauzal)
33. virspector
34. minjamID
35. nozzle67
36. ROTFLMAO
37. luvmydreamz
38. TONGAM
39. mousehunt
40. katorukito
41. conrod
42. nirina (Movie Enthusiast)
43. Ronal1986
44. jokerbablas
45. goalee
46. white_fx
47. afif.hans
48. meongbanget
49. fikripentolz
50. blue1933
51. shanaou07
52. stanXX
53. abangdolly
54. juraganbatu
55. sinyo14
56. juno_zzz
57. ZYNHEZ
58. adit0302
59. MrRandom
60. ffizh
61. tokangan
62. nanikrn


 Uang hasil "merampok" Korban NII dibuat Bangun Markas NII KW9
Dari markas inilah semua Roda Organisasi NII KW9 dijalankan
update 02 Mei 2011

 
AS Panji Gumilang (tengah) saat Sidang Majelis Syuro NII 1997 (istimewa)

 





Dekat dengan Penguasa sehingga susah dibubarkan


Bersama mr. Jusuf Kalla salah satu saudagar yang kaya raya

 
Pintu Masuk






 
gedung Abu Bakar as Shiddiq

gedung umarbin khatab

gedung Usman bin Affan

gedung Ali bin Abi Thalib


gedung Soeharto untuk perkuliahan

 
gedung Al Mushtafa 5lt dgn 170 kamar @ 9x8 m2


gedung Al Fajr 5lt dgn 170 kamar @ 9x8 m2


gedung An Nur 5lt dgn 170 kamar @ 9x8 m2


gedung Al Madani (Gd 6 lantai dgn 204 kamar @ 72 m2)


Gedung Persahabatan (gd 7 Lantai termasuk basement dgn 238 kamar @ 96 m2)



masjid sementara NII seluas 5000 m2


Al Islah Wisma Tamu NII dengan Luas 6.500m2 (150 kmr tdr)


Sarana Olahraga NII seluas 6.500 ha
terdiri dari lapangan sepak bola dengan track atletik berstandar internasional,
4 lap Volley, 6 lap Basket dan 2 Lap Hockey


Gedung serba Guna NII terdiri dari 2 lt, untuk pertemuan maupun olahraga indoor


3 gedung rumah makan santri NII mampu menampung @ 1.500 org dlm sekali acara makan




Masjid Rahmatan Lilalamin


Masjid Rahmatan Lilalamin 6 lt berkapasitas lebih dari 100.000 org






Ane masih ingat mereka NII ingin membangun masjid yang lebih besar dari Istiqlal krn tdk mau kalah sama masjidnya NKRI



Palagan Agung Kompleks Olahraga Markas NII

Boulevard Markas NII

Al Hayat Al Islah


Rumah makan NII Aka Al Zaytun

Gedung Pembelajaran Calon Penerus NII

Gedung tan sri dato ismail hussein



Asrama dilihat dari atas



















Boulevard NII

Semua jalan di Markas NII aka Al Zaytun Beton perfect class

Waduk NII aka Al Zaytun

Sawah NII, semua kebutuhan mulai beras akan dihasilkan sendiri oleh mereka


Lab Kultur Jaringanaka Al Zaytun

Palawija NII



Kebun Mangga NII

Pohon Jati disepanjang jalan Markas NII KW9

Waduk Istisqa NII

jalan beton lingkungan asrama

Taman Abu Bakar As Sidiq

Jalan Beton ada dimana2 markas NII

Nuansa Jalan Beton

Danau Markas Besar NII

 Tips dan Trik agar tidak terjerumus ke NII KW9 Al Zaytun

 1. Bagi cowok, Mereka biasanya menggunakan umpan cewek cantik dalam menjaring Target Anggota NII (Pengalaman pribadi )

2. Kalo ada temen yg mengajak untuk mengkaji masalah agama dan itu dilakuan diruang tertutup dan di tempat-tempat khusus dgn jumlah peserta tak lebih dr 5-10 org, maka ini patut di waspadai krn pengajian yg bener tuh dilakukan di masjid atau minimal dirumah tp tdk sembunyi2 spt NII KW9 Al Zaytun.

3. Jika anda sudah terlanjur masuk dalam kajian pertama (maklum gak tau) maka apabila mereka mudah mengkafirkan saudara kita sesama muslim bahkan sampe ortu maka, aliran pengajian ini patut diwaspadai.

4. Biasanya NII KW9 tak jauh dari urusan duit dan duit, kalo anda diajak mbahas masalah agama terus harus shodakoh yg nilainya ditentukan jumlahnya maka ini sudah bisa di pastikan NII KW9 Panji Gumilang.


5. Kalo dalam suatu diskusi masalah Agama, biasanya ending pembicaraannya adalah anda disuruh Hijrah dan di Baiat, Kalo udah gini udah jelaslah bisa ditebak.

6. Anda harus banyak belajar Ilmu agama yang bener dan dari orang yg bener, sesuai Al Quran dan Assunnah yg sesuai dgn pemahaman para sahabat radhiyallahu ta'ala 'anhum. karena mereka biasanya mengincar target yg pemahamannya tentang agama dangkal.


7. kekritisan dan tdk mudah menelan mentah2 apa yang baru kita terima dr org lain, hendaknya diskusikan dengan orang lain jika ada materi ke-Islaman yang belum dimengerti.

8. Biasanya target mereka anak SMA dan Mahasiswa, apalagi kamu borjuis

9. Mengakulah sebagai anak TNI/Polri jika ada yang mengajak anda untuk masuk NII KW9 Al Zaytun, karena mereka nggak mau menerima anggota TNI/Polri demi keamanan mereka

10 . Mereka banyak mengajarkan kebohongan dan menyuruh anda berbohong, maka itu salah satu ciri mereka, langsung hindari.

11. Mungkin kawan lain ada yang mau menambah, kalo otak saya udah encer nanti Insya Allah disambung lg kawan


 


 Ponpes Al Zaytun Dibangun & Dikembangkan NII KW 9
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Rabu, 04/05/2011 16:43 WIB


Jakarta - Mantan anggota NII KW 9 yang kini mendirikan NII Crisis Center, Sukanto, mengungkap peran NII KW 9 dalam pengembangan Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu. Pengembangan Al Zaytun sepenuhnya dilakukan oleh kader NII KW 9 dengan biaya dari setoran anggota NII KW 9.

"Al Zaytun sebagai lembaga pendidikan memang tidak salah. Sebuah lembaga formal yang digunakan untuk kaderisasi umum. Tapi Al Zaytun dibangun dan dimobilisasi oleh orang NII, Al Zaytun itu memang benar punya NII. Sumber dananya dari jaringan teritorial bawah tanah dari setoran-setoran ini," ujar Sukanto kepada wartawan di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (4/5/2011).

Ia menuturkan semua anggota NII diwajibkan menyetor uang dalam jumlah besar setiap harinya. Uang ini yang kemudian digunakan untuk membangun dan mengembangkan pondok pesantren terbesar di Jawa Barat itu.

"Sumbangannya bisa miliaran, itu baru di tingkat gubernur saja. Nanti semuanya disetorkan ke rekening Bank Century atas nama Abu Maaril. Anggotanya di seluruh Indonesia kalau data tahun 2007 lalu 180.000 orang untuk di Jakart ada 150.000 orang," jelasnya.

Hingga saat ini, Sukanto menuturkan, kaderisasi NII KW 9 terus dilakukan melalui jaringan bawah tanah. Sasarannya adalah mahasiswa dan pelajar yang masih ditanggung orang tuanya.

"Perekrutannya diutamakan pada mahasiswa karena ada orang tua sebagai sumber penghasilan dan punya banyak teman yang bisa direkrut menjadi jaringan. Kantong-kantongnya di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat. Utamanya ada di Ciputat, Pasar Minggu, Pamulang, Lebak Bulus, Serpong, Jari Waringin, Jati Bening Bekasi, dan banyak lagi," sebutnya.

sumber


 MUI Sudah Buktikan Kesesatan Al Zaitun dan Pusat dari NII
Thursday, April 14, 2011, 22:00
■ Hurrri Rauf

Meski pun sudah dinyatakan sebagai Pondok Pesantren yang mengajarkan ajaran sesat, namun pemerintah belum juga menindak tegas pimpinan Pondok Pesantren Modern Al’Zaytun Syekh Panji Gumilang, yang bermarkas di Kampung Sangdram, Desa Mekarja, Kecamatan Gantar (Haurgeulis), Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

AKIBAT tidak adanya respon dari pemerintah ini kehidupan Syekh Panji Gumilang dan keluarganya tampak tenang dan masih bisa mengajarkan ajaran-ajarannya kepada para santrinya. Ini tentu sangat berbabaya, karena jika merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan Majelis Ulama Indononesia (MUI), K.H. Ma’ruf Amin sebagai Ketua Tim Peneliti ma’had Al-Zaytun, menyatakan mata pelajaran Ponpes Modern Al’Zaitun tersebut sudah menyimpang dari ajaran-ajaran agama Islam.

Padahal, Tim peneliti yang terdiri dari tiga belas orang ini kerjanya terbilang tidak mudah. Lihat saja, untuk menelusuri dan melacak berbagai informasi tentang MAZ, Tim melakukan kerja keras selama empat bulan. Kajian pustaka dan dokumentasi dilakukan dengan mengambil semua sumber yang dapat memberikan informasi komprehensif tentang sejarah, latar belakang berdirinya MAZ, sistim pendidikan MAZ, dan organisasi NII KW IX.

Penelitian lapangan dilakukan dengan terjun langsung ke pondok pesantren Al-Zaytun sambil melakukan observasi yang terkait dengan penelitian. Hasil ini masih harus ditambah dengan melakukan pelacakan, penelusuran, serta mendatangi sumber informasi, seperti para korban, orang tua korban, mantan aktivis, simpatisan Negara Islam Indionesia, NII KW IX.

Gerakan NII sangat rapi. Gerakan NII tidak seperti gerakan teroris yang melakukan aksi-aksinya melalui serangkaian bom dan aksi kekerasan lainnya. Namun, dengan melalui gerakan cuci otak, gerakan NII ini masuk ke kampus-kampus, SMP, dan SMA sederajad.

“Kalau saya melihat peristiwa pencucian otak yang terjadi belakangan ini, seperti kasus Lian Febriani (Lian) yang hilang dari rumah dan menjadi hilang ingatan, sepertinya dilakukan NII. Sebab cara perekrutannya identik dengan kelompok tersebut. Begitu juga targetnya,” kata pengamat intelijen Wawan Purwanto.

Ketua Tim Rehabilitasi NII Crisis Center (NCC) Sukanto menyatakan lebih dari 1.000 orang menjadi korban pencucian otak aliran menyimpang ini. Modus yang dialami para korban NII ini mirip dengan yang terjadi pada Laila Febriani (Lian) yang hilang dari rumah dan menjadi hilang ingatan akibat korban pencucian otak dari NII belum lama ini.

Sukanto sendiri orang yang sudah malang melintang di NII. Dia direkrut NII setelah lulus SMA pada tahun 1996 dan pernah menjabat sebagai camat NII wilayah Tebet, Jakarta Selatan. Setelah keluar dari NII, Sukanto dan rekannya sesama mantan NII, Ken Setiawan membentuk NII Crisis Center didirikan untuk membantu masyarakat yang menjadi korban NII sekaligus sebagai gerakan anti-NII. “Kasus Lian menurut saya ini NII juga. Modusnya sama,” kata Ken Setiawan.


Gerakan pencucian otak yang dilakukan NII sangat rapi dan terorganisir. Dalam gerakan ini ada struktur layaknya negara. Pemimpin tertinggi atau presiden dalam NII disebut sebagai khalifah atau imam. Saat ini, khalifah NII dipegang oleh Abdussalam Panji Gumilang, pemimpin Pondok Pesantren Al Zaitun, Indramayu.


Namun Ponpes Al Zaitun menyatakan sejauh ini tidak ada pernyataan Panji Gumilang yang memimpin Ponpes termegah di Asia Tenggara itu sebagai pemimpin NII. Al Zaitun ditegaskan sepenuhnya konsen pada masalah pendidikan. “Beliau tidak pernah ada pernyataan. Beliau sibuk mengurus pendidikan, beliau guru yang mengajar,” kata Sekretaris Pesantren Al Zaitun Abdul Halim

Selain presiden, NII juga memiliki sejumlah menteri. Saat ini ada 11 kementerian di NII. Kemudian ada gubernur, bupati, camat, lurah hingga ketua RW dan Ketua RT. “Ya kalau dikonfirmasi ke Al Zaitun, mereka pasti akan bilang kita ini lembaga pendidikan. Tapi Panji Gumilang itu memang imamnya NII,” kata Sukanto, mantan camat NII wilayah Tebet itu.

Lalu siapa yang memimpin NII jika bukan Syekh Panji Gumilang? Pihak kepolisan segera melakukan penyedikan dan penelusuran agar anak-anak muda tidak menjadi korban pencucian otak NII. Polisi juga perlu mendatangi langsung Pondok Pesantren Modern Al’Zaitun yang kini masih dipimpin Syekh Panji Gumilang tersebut.



Sumber

 BAGAIMANA GERAKAN NII Al ZAYTUN MENGORGANISASI TINDAK KEJAHATAN-KRIMINALITAS

Program tindak kejahatan Gerakan NII Al Zaytun atau NII faksi komando AS Panji Gumilang adalah didasarkan pada doktrin program penggalangan dana untuk negara dan filosofi paham sesat tersebut adalah Qonun Asasi dan Qonun Uqubat NII yang dinamakan jihad dan fa’i :
Sesungguhnya seluruh harta itu pada dasarnya adalah milik Allah yang pengelolaannya diserahkan kepada pimpinan dan warga NII. Seraya mengutip ayat:

“Sesungguhnya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang shalih.”

Yang mereka maksud dengan kata hamba-hamba-Ku yang shalih di sini menurut tafsir NII adalah para aparat Negara Islam Indonesia dan seluruh warganya. Dengan pedoman tafsir NII tersebut seluruh warga NKRI pada hakekatnya memiliki derajat sama dengan binatang, untuk itu menurut hukum Nya (menurut hukum dan fiqh NII) yaitu boleh diambil susunya, diperas tenaganya, dan dimakan dagingnya (atas dasar fa’i dan tazkiyah).

Praktek pelaksanaan shalat, dzikir, tilawah, ta’lim dan tazkiyah yang sebenarnya adalah melaksanakan program negara, adapun program yang utama adalah setiap aktivitas yang dilakukan dalam rangka menghimpun dana dan merekruit atau ummat sebanyak-banyaknya untuk kepentingan membangun dan membesarkan jama’ah - Negara Islam Indonesia yang basis utamanya adalah Ma’had Al-Zaytun. Oleh karenanya dengan melalui cara apapun setiap warga NII Al Zaytun wajib mengambil kembali seluruh harta Allah yang ada di tangan orang-orang kafir NKRI dengan melalui fa’i, sekaligus dengan dasar keyakinan yang bertujuan untuk membersihkan mereka dari dosa, sehingga suatu saat kelak pada akhirnya mereka mudah dan bersedia untuk menerima seruan untuk masuk serta bergabung dengan NII.

Karenanya perilaku menipu, mencuri hingga sampai membunuh pun terhadap setiap kalangan di luar NII selain telah dianggap kafir dan berderajat binatang adalah karena dianggap sebagai salah satu bagian dari modus fa’i (mengambil hak secara paksa) belaka. Pada hakekatnya tindakan kriminal seperti itu diyakini komunitas NII sebagai praktek ibadah kepada Allah dan bentuk pengabdian kepada negara yang sebenarnya.

sumber

 Badan Antiteroris: Sesuai Penelitian MUI Ada NII di Al Zaytun
Febrina Ayu Scottiati - detikNews
Jumat, 06/05/2011 15:06 WIB


Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersandar pada penelitian MUI terkait pesantren Al Zaytun. Secara pendidikan pondok pesantren itu bagus, namun ada sesuatu yang lain di balik lingkaran dalam pesantren.

"Al Zaytun sudah banyak kajian. Sudah seabrek dan sudah dipromosikan secara terbuka. Yang paling kredibel dijadikan referensi ya hasil kajian dan penelitian dari MUI. Ya Al Zaytun sebagai lembaga pendidikan itu oke, bagus punya fasilitas, tapi ternyata ada agenda lain. Ya NII itu," kata Kepala BNPT Ansyaad Mbai di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (6/5/2011).

Ansyaad menerangkan, karena banyak pejabat tidak tahu soal dugaan adanya NII sesuai penelitian MUI, tidak heran masih sering banyak yang datang ke sana.


"Saya kira itu tidak paham Al Zaytun ada lingkaran khusus masalah NII, karena kalau ada pejabat tahu ada NII saya kira mereka tidak mungkin," imbuhnya.


Namun Ansyaad menepis bahwa NII di Al Zaytun binaan dari intelijen. Dia juga berharap, sebaiknya orang yang masuk NII lebih baik bergabung menjadi politisi.

"Ini kan demokrasi, ya kalau mereka mau memperjuangkan negara Islam lebih bagus di Senayan, itu kan tidak dilarang, yang dilarang itu kalau kalah voting terus ambil bom. Itu nggak boleh," tuturnya.

Sekadar diketahui, NII memiliki banyak faksi, termasuk NII KW 9. Faksi terakhir dituding bertanggung jawab atas kasus penipuan berkedok doktrin agama yang marak belakangan ini. Pemimpin Al Zaytun Panji Gumilang telah menyangkal dia dan ponpesnya terlibat NII KW 9
.

Sumber




































































































































































































































































 Imam: 15 Pengurus Al Zaytun Anggota NII
KOMPAS


 
15 Pengurus Al Zaytun Anggota NII KW9

 Update 07 Mei 2011 22:32 BBWI
Wawancara Metro TV dengan Imam Supriyanto,
salah satu pendiri Yayasan Pesantren Indonesia "Mahad Al Zaytun"




Update 07 Mei 2011 20:19 BBWI
Wawancara Dengan Bpk Sukanto tentang NII KW9 Al Zaytun



Fakta Pesantren Ma'had Al-Zaytun


Mahad Alzaytun NII KW9


TV One Telusur 2 NII KW9 Al Zaytun


TV One Telusur 3 NII KW9 Al Zaytun


Penggerebegan NII KW9 Al-Zaytun (Seri ke 2)


Penggrebegan Markas Sel Negara Islam Indonesia Al Zaytun (Seri 1)


Bukti keterlibatan BIN dalam membangun MABES NII aka. Pesantren Mahad Al-Zaytun






"Bunker" NII aka. Al Zaytun




Pabrik Meubel NII aka. Al Zaytun


Workshop NII aka. Al Zaytun


Laboratorium Komputer NII aka Al Zaytun


Kamar Santri Penerus NII KW9 aka Al Zaytun


Dapur Markas Besar NII KW9 aka Al Zaytun


Prosesi melempar Jumrah di NII Al Zaytun


Semakin besar pengorbanan dianggap semakin berprestasi di NII Al Zaytun


Kesaksian Korban NII Al Zaytun


Video Lempar jumrah seri ke 2 Mei/02/2011
Prosesi melempar Jumrah di NII Al Zaytun Seri ke 2


KEKUATAN NII KW9

[1]. Kekuatan Inti. Adalah anggota dan aparat NII yang secara aktif hingga kini berjalan diatas ideologi dan komando yang ada. Jumlahnya berkisar 250-400 ribu orang.

[2]. Kekuatan Pendukung. Adalah kelompok yang digalang atas nama Al Zaytun lewat Koordinator Wilayah Yayasan Pesantren Indonesia di 33 propinsi di Indonesia, seperti santri non NII, wali santri serta para aktivis NII yang pasif namun masih tetap meyakini NII. Kebanyakan dari para aktivis pasif menunggu perkembangan politik yang ada. Jumlah kelompok ini lebih besar dari kekuatan inti.

[3]. Kekuatan Tambahan. Adalah simpatisan yang tumbuh dari sosialisasi tentang pendidikan di Ma’had Al Zaytun (tanpa embel-embel NII) yang terdiri dari birokrasi, pejabat yang pernah datang ke Al Zaytun, pengusaha yang memiliki kepentingan dengan Al Zaytun serta lembaga-lembaga pendidikan nasional dan internasional yang bekerjasama dengan Al Zaytun. Untuk partai politik, Panji Gumilang kini merapat dibawah naungan Republikan dan menempatkan lima kadernya menjadi caleg di lima dapil di Jawa.

[4]. SENJATA, Sebelum kasus penimbunan senjata oleh Brigjen Koesmayadi diungkap oleh KSAD Jenderal TNI Djoko Santoso (29 Juni 2006), beberapa tahun sebelumnya sejumlah aktivis Islam pernah melaporkan kepada aparat kepolisian tentang adanya timbunan senjata di Al-Zaytun (MABES NII), pada sebuah tempat yang dinamakan bunker. Laporan itu baru ditindak-lanjuti aparat kepolisian beberapa bulan kemudian, setelah ratusan senjata itu dipindahkan ke tempat lain, dan bunker tempat penyimpanan senjata sudah berubah fungsi. Senjata-senjata itu milik seorang jenderal aktif yang sangat berpengaruh pada masanya.


Tahun 2011, aktivitas NII semakin gencar karena merupakan program akhir Program Lima Tahunan NII yang memiliki sasaran untuk melaksanakan hukum Islam secara intern dan ekstern serta munculnya NII sebagai kekuatan yang menggulingkan Republik Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebuah kemustahilan bila NII secara umum dapat dihentikan dengan tindakan kecil seperti di Bandung maupun tayangan investigasi di TV One dan Metro TV. Mereka akan terus bergerak, sekarang, esok dan seterusnya hingga ada tindakan tegas secara massal dan menyeluruh dari pihak berwenang dan umat Islam untuk menghentikannya.


Secara nominal, jumlah anggota terbanyak adalah di Jakarta yang kini memiliki umat real sebanyak 151.000 orang (data Agustus 2007). Ditempat kedua adalah Jawa Barat Selatan dengan 17.000 orang. Tingkat pertumbuhan sangat tinggi di dua wilayah ini karena tempat perekrutan akhir—baiat oleh tingkatan Gubernur NII—hanya bisa dilakukan di dua tempat, yaitu Jakarta dan Bandung. Namun untuk perekrutan secara umum berjalan aktif di Jawa dan secara acak di seluruh Indonesia.
Untuk Daerah atao propinsi lain blm punya datanya dan jumlah update 2011 blm ada


Sesuai dengan sistem pemerintahan pada umumnya, NII KW9 memiliki sistem pemerintahan bayangan yang serupa dengan RI. Struktur pemerintahan dari tingkat Kelurahan sampai Presiden sudah tertata rapi. Sehingga bagi jamaah yang sudah tertanam tauhid RMU semakin menemukan dirinya dalam suasana kenegaraan, walaupun kantor kelurahannya baru kontrakan ke kontrakan. Seluruh aktifitas jamaah dibingkai dalam birokrasi negara. Dari izin keluar kota, izin nikah, izin menebus dosa sampai setoran infaq diatur dalam koridor kenegaraan yang hirarkis dan penuh dengan paper work administratif. Suasana inilah yang meninggikan mental mereka dan seakan membedakan mereka dari kelompok Islam lain yang dianggap hizbiyyah. Memerangi negara harus dengan negara menurut mereka.

9 Ajaran NII yang Menyimpang dari Syariat Islam

1. Setiap muslim yang berada di luar gerakan tersebut dituduh kafir dan dinyatakan halal darahnya.
2. Dosa karena melakukan zinah dan perbuatan maksiat lainnya dapat ditebus dengan uang dalam jumlah yang telah ditetapkan.
3. Tidak ada kewajiban meng-qadha saum Ramadan, tetapi cukup hanya dengan membayar uang dalam jumlah yang telah ditetapkan.
4. Untuk membangun sarana fisik dan biaya operasional gerakan, setiap anggota diwajibkan menggalang dana dengan menghalalkan segala cara, di antaranya menipu dan mencuri harta setiap muslim di luar gerakan tersebut termasuk orangtua sendiri.
5. Taubat hanya sah jika membayar apa yang mereka sebut 'Shodaqoh Istigfar' dalam jumlah yang ditetapkan.
6. Ayah kandung yang belum masuk ke dalam gerakan tersebut tidak sah menikahkan putrinya.
7. Tidak wajib melaksanakan ibadah haji kecuali telah menjadi mas’ul atau pimpinan dalam jumlah yang ditetapkan.
8. Qanun asasi (aturan dasar) gerakan tersebut dianggap lebih tinggi derajatnya dibadingkan kitab suci Alquran, bahkan tidak berdosa bila menginjak Mushaf Alquran.
9. Apa yang mereka sebut salat aktivitas, dalam pengertian melaksanakan program gerakan dianggap lebih utama daripada salat fardu.


Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menyebut pemimpin Negara Islam Indonesia (NII) KW 9 adalah juga merupakan pimpinan dari Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jabar. Din juga menyebut wali ideologis di NII KW 9 sangat dipatuhi daripada wali biologis.

“Menurut pengakuan mantan NII KW 9, pemimpinnya adalah pemimpin Al-Zaytun,” ujar Din Syamsuddin di kantor PP Muhammadiyah, Jl Cikini raya, Jakarta Pusat, Jumat (29/4/2011).

Din tidak menyebut nama pimpinan Al Zaytun itu, tapi sudah bukan rahasia lagi pemimpin ponpes yang sering dikunjungi pejabat negara itu adalah Abdussalam alias Panji Gumilang.


nih produk Nii gan,...














Mantan Pejabat dan Politikus CS Presiden NII KW9


Mantan Presiden RI H.M. Soeharto duduk manis dengan Presiden NII

Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bersama Presiden NII

sutiyoso juga deket dengan NII KW9


Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso juga Sahabat Karib Presiden NII

Ketum Partai Demokrat Juga dekat denganPresiden NII

 Paspor NII







5 Pejabat Teretoriel NII KW9 Jakarta Selatan
sedang memberikan sumbangan Sebagai Pendukung Program Pembanguan NII KW-9 AL-Zaytun


 Jihad di NII: Cari Uang dan Orang
Ken Yunita - detikNews


Jakarta - Beriman, berhijrah dan berjihad (bersungguh-sungguh) adalah tahap-tahap perekrutan di NII. Jihad di kelompok ini berarti harus siap mencari orang dan uang.

"Kalau seseorang sudah dibaiat menjadi anggota NII mereka harus berjihad untuk NII. Jihad yang dimaksud ya cari uang dan cari orang," kata kata Ketua Tim Rehabilitasi NII Crisis Center Sukanto saat berbincang dengan detikcom, Rabu (13/4/2011).

NII Crisis Center adalah tempat untuk mencari informasi dan rehabilitasi oleh orang-orang yang pernah dicuci otak oleh jaringan Komandemen Wilayah (KW) 9 NII (NII memiliki 10 KW, sedangkan KW 9 beroperasi di Jabodetabek). Forum ini didirikan oleh sejumlah mantan anggota NII.

Menurut Anto, setiap anggota NII diwajibkan merekrut sejumlah orang setiap bulannya. Belum lagi target uang yang harus disetor setiap anggota kepada masing-masing kepala desa. Berapa jumlahnya, bervariasi.

"Karena ketatnya target orang dan uang yang harus disetor, maka para anggota itu harus bolos kerja dan kuliahnya. Jadi ya kehidupan dia jadi berantakan dan mereka seakan tidak menyadari itu," kata pria yang pernah menjabat sebagai salah satu camat di NII ini. Sekadar diketahui, NII memiliki struktur seperti negara yang memiliki jabatan ketua RT, lurah, camat, hingga presiden.

Anto mengatakan, karena tekanan 'jihad' ini, banyak anggota yang sebenarnya merasa tidak kuat. Namun mereka seperti tidak memiliki keberanian untuk meninggalkan komunitas atau jaringan tersebut.

"Mereka itu setiap hari harus lapor kepada atasannya, kalau sampai sehari saja tidak, mereka akan dicari. Ke mana pun, sampai ketemu," katanya.

(ken/nrl)
http://www.detiknews..com/read/2011/0...ng?nd992203605

 Santri Alzaytun Kabur Karena Dipukul dan Dicekik Guru (1)
Written by ncc Thursday,
07 April 2011 12:51


Kisah Ridlwan, santri asal Ambon yang berhasil melarikan diri dari Al-Zaytun, melalui drama pelarian yang sukses bersama keluarganya, yang sebelumnya telah bertekad untuk menjemput paksa anaknya, bila perlu dengan kekerasan. Di bawah ini ringkasan penuturan Ridlwan dan keluarganya yang juga kami abadikan melalui handycam.

Ridlwan adalah santri putra tingkat I’dadi di Ma’had Al-Zaytun, membayar uang pendaftaran sebesar Rp 13.500.000 tinggal di Asrama Al-Fajar bersama 12 santri lainnya dalam satu kamar. Usia Ridlwan 11 tahun ketika diwawancarai tim

Dituturkan oleh orangtua Ridlwan sambil masih menunjukkan ekspresi emosi dan kegeramannya terhadap ma'had Al-Zaytun, beliau menuturkan:

Anak saya ini sebenarnya sudah mengeluh dan tidak kerasan tinggal di ma'had sejak liburan Ramadlan. Dengan alasan sering dibentak dan dihardik oleh para ustadz serta diejek oleh teman-teman sekelas maupun teman sekamarnya dengan otok-olok “Ambon hitam” yang berlangsung terus setiap hari tanpa ada pembelaan dari murabbi yang sebenarnya bertanggung-jawab khusus di lingkungan kamar asrama.

Pertama kali pengaduan anak saya via telepon saya terima, katanya ia telah dipukuli oleh ustadznya, namun pengaduan itu saya tanggapi dengan kepala dingin, mungkin anak saya tersebut nakal atau melanggar, sehingga saya biarkan saja. Namun tiba-tiba sekitar satu bulan setelah itu ia mengadu lagi via telepon, bahwa ia telah dicekik dan diancam akan dihabisi, hal tersebut diceritakan sambil menangis dan mengharap betul agar segera dijemput.

Itulah latar belakang kami menjemput Ridlwan dari Al-Zaytun berkenaan dengan cara Al-Zaytun mendidik para santri sebagaimana yang diceritakan oleh Ridlwan anak kami. Padahal tadinya kami berharap pada anak tersebut dengan memasukkan ke pesantren jauh-jauh dari Ambon, selain karena situasi yang kurang aman di sana maka pendidikan ke-Islaman yang kuat dan benar adalah bisa diperoleh anak kami.

Kepercayaan kami terhadap ma'had Al-Zaytun saat itu karena lebih mendasarkan kepada wujud fisik bangunan megah pesantren tersebut, saya pikir mana mungkin keseriusan yang tercermin dari usaha membangun pesantren yang megah bak dongeng tersebut dikelola secara sembarangan? Di samping itu memang saya sempat diyakinkan oleh saudara saya yang kebetulan akan memborong proyek pembangunan fisik di kawasan ma'had Al-Zaytun, walaupun ternyata pada akhirnya pekerjaan tersebut tidak jadi alias batal.

Tapi ya itulah kenyataannya, kepercayaan kami selaku orangtua menjadi pupus terhadap ma'had Al-Zaytun manakala kami dapati cerita anak kami Ridlwan yang ternyata sangat mengecewakan. Bayangkan, anak kami yang dulu periang dan lincah, sekarang menjadi seperti anak stress, kadang suka ngomong sendiri dan sering termenung dan bahkan ketika kami tanyakan kepada anak kami tentang pelajaran dan penguasaan baca-tulis Al-Qur'an, ternyata anak kami masih sama dengan ketika sebelum ia masuk ke ma'had Al-Zaytun.

Baca Qur'annya malah sama sekali rusak, karena dilakukan tanpa tajwid, semua dibaca secara datar seperti bacaan bahasa kita berbicara sehari-hari, tata cara wudlunya pun malah terlihat sembarangan, ketika hal tersebut ditanyakan jawabnya, “Aku di sana (ma’had Al-Zaytun, maksudnya) tidak diajari…”
Orangtua Ridlwan mempersilahkan penulis dan tim SIKAT langsung mewawancarai anaknya. Di bawah ini kutipan wawancara penulis dengan Ridlwan yang direkam handycam, sebagai berikut:

Bisa disebutkan nama lengkapnya?
Nama saya Ridlwan bin Syeban, Ayah saya bernama Tamim bin Syeban.

Kapan Ridlwan masuk dan kenapa sampai keluar dan diculik dari ma'had Al-Zaytun?
Saya masuk pesantren Al-Zaytun diantar oleh ayah langsung dari Ambon dan langsung menuju ma'had Al-Zaytun. Awalnya saya senang dan biasa-biasa saja. Tetapi setelah liburan Ramadlan kemarin tiba-tiba saya merasa tidak suka setelah teman-teman saya, baik di kelas maupun di kamar asrama semakin sering mengejek saya dengan kata-kata panggilan “Ambon hitam" bila memanggil nama saya dan juga mempermainkan serta memukul saya.

Bukankah pada setiap kamar asrama ada satu murabbi yang mengawasi serta membimbing kamu?
Iya betul, tapi ustadzanya diam dan membiarkan saja.

Di kamar kamu bersama berapa teman?
Satu kamar isinya 13 orang, tapi yang lain cuma 10 orang.

Sekarang tolong lanjutkan ceritanya.
Karena terus menerus begitu akhirnya saya tidak betah. Lalu saya menyampaikan keinginan untuk pulang kepada ustadz pembimbing (murabbi),tapi dijawab, itu tidak boleh.Dan ketika ustadznya tahu kalau saya mulai tidak betah dan berkeinginan untuk berhenti dari Al-Zaytun, ustadznya mulai galak dengan saya.
Akhirnya saya sering menangis dan minta dipulangkan, oleh teman-teman malah diledek, "Ambon cengeng". Karena saya sering menangis dan minta pulang saya sering dibentak dan dipukul. Lalu saya menjadi malas belajar dan terus minta pulang, setiap saya minta pulang saya dipukul oleh ustadz Syaifuddin Ibrahim.

Akhirnya saya menelepon Ayah di Ambon dan mengadukan pemukulan itu. Tapi ayah saya tidak datang-datang. Pernah paman saya yang di Jakarta datang untuk mengambil saya tapi tidak diperbolehkan oleh Sekretariat, karena syaratnya harus langsung Ayah sendiri.
Lalu karena saya sudah malas belajar dan minta pulang terus akhirnya saya pernah dikeluarkan dari kelas dan dibawa ke kamar 130, di situ saya dipukuli oleh ustadz Ibrahim dan dia langsung membentak sambil mencekik teher saya dengan mengancam, “Kalau kamu minta pulang terus, saya habisi kamu!”


Kamar 130 itu apa dan siapa ustadz Ibrahim itu?
Kamar 130 itu kamar dewan guru tempat menyiksa dan memukuli santri-santri yang melanggar, Ustadz Syaifuddin Ibrahim itu adalah ketua dewan gurunya, orangnya tinggi besar, kulitnya hitam dari NTB dan terkenal jahat, usianya seperti bapak (penulis maksudnya, pen.). Kalau ada anak yang berantem dan berdarah, yang memukul juga akan dibuat berdarah, qisas.

Menurut Ridlwan ustadz yang baik tentu ada kan?
Ya ada, tapi ustadznya kebanyakan jahat-jahat, suka membentak dan memukul.

Setelah kamu dicekik oleh ustadz Ibrahim lalu kamu terus mengadukan ke siapa?

Saya malamnya lantas telepon ke Ambon dan menceritakannya kepada Ayah, sambil menangis. Beberapa hari kemudian keluarga saya yang di Jakarta datang dengan sopirnya. Itu hari Sabtu atau Jum'at tiga hari sebelum Idul Adlha.

Waktu itu ada pengunjung yang menanyakan nama Ridlwan, padahal nama Ridlwan di asrama ada tiga orang, setelah di antara kami saling menyuruh untuk menemui, akhirnya saya yang maju, saya ditemui oleh seseorang yang ternyata sopir paman saya dan ditanya, “kamu punya paman yang tinggalnya di Bogor?”

Saya jawab: “ya betul.” Lalu sopir paman saya mengatakan, "Paman kamu sudah di masjid. Kamu sekarang ke sana tapi pura-pura saja tidak kenal, lalu setelah itu carilah mobil Carry pamanmu di tempat parkir dan masuklah dari pintu belakang, dan sembunyilah dibawah jok tengah.” Setelah bicara, sopir paman saya langsung pergi. Setelah tiba shalat Dzhuhur saya ke masjid dan setelah selesai shalat saya langsung mencari mobil Carry paman saya, terus saya langsung masuk dan sembunyi di bawah jok tengah. Kemudian setelah itu mobil paman saya berangkat. Setelah melalui pintu pemeriksaan, akhirnya saya lolos, mobil paman saya terus ngebut. Saya baru disuruh bangun dari bawah jok oleh paman saya setelah berada di pintu tol Bekasi.

Setelah kamu berada di rumah paman di Bogor, apakah pihak Al-Zaytun pernah mencari-cari atau menanyakan kamu?
(Dijawab oleh kakak sepupunya): Mereka (pihakAl-Zaytun) menghubungi via telepon di alamat dia mendaftar, yaitu di rumah pamannya yang lain di Rawa Domba Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Setelah dua minggu di Bogor baru kita bawa kemari untuk diantar pulang ke Ambon. Rencananya hari Selasa, 26 Maret besok kita antar ke Ambon.


Coba kini ceritakan aktivitas rutin kamu di Al-Zaytun sejak bangun pagi hingga tidur malam.
Masuk kamar asrama jam tidur pukul 22.00, pintu dikunci dan bangun pukul 03.00 pagi lalu mandi dan terus ke masjid, menunggu sampai waktu shubuh, setelah selesai shalat shubuh, tahfidzh sendiri-sendiri selama setengah jam, lalu kembali ke asrama melakukal tugas piket kamar. Pukul 06.00 sarapan pagi, pukul 07.00 masuk sekolah, istirahat sebentar untuk shalat Dzhuhur berjama'ah lalu kembali lagi ke asrama pukul 12.30 makan siang di kantin, pukul 13.00 istirahat sampai pukul 14.00 Kemudian bangun pukul 13.30, mufradat sampai pukul 15.00, lantas persiapan shalat Ashar.
Setelah Shalat Ashar berjama'ah, acara bebas makan snack di kantin, setelah itu waktu untuk olahraga, atau ke laundry. Setelah mandi sore langsung ke Masjid untuk Shalat Maghrib berjama'ah, dilanjutkan dengan tahfidzh hingga shalat Isya'.
Kemudian makan malam pukul 20.00, selanjutnya kembali ke asrama ke ruang belajar sampai pukul 21.30. Selanjutnya pukul 22.00 masuk kamar untuk tidur.


Kontak Ridwan di 08562599540
sumber

Santri Alzaytun Kabur Karena Dipukul dan Dicekik Guru (2)
Written by ncc Thursday,
07 April 2011 12:51


Ustadz atau Murabbi-nya ikut tidur juga saat itu?
Ustadznya boleh keluar, kita dikunci dari luar.

Bagaimana pergaulan antara santri putra dengan putri, apakah bebas berbicara atau pacaran?
Pergaulannya biasa-biasa saja, ada acara ulang tahun, Valentine’s Day dan ada yang pacaran, tapi kalau ketahuan surat-menyurat nilai akhlaqnya dikurangi.

Antara ustadz dan ustadzah-nya ada yang pacaran?
Ada, banyak, ustadz-nya kan bebas, yang dinikahkan juga ada.

Do'a apa saja yang diajarkan?
Do'a menuntut ilmu dan setiap do'a diakhiri membaca Sami'na wa atha'na ghufranaka Rabbana wa ilaikal mashir.

Do'a untuk orangtua?
Tidak dianjurkan.

Bagaimana kamu diajarkan tentang ketaatan atau kepatuhan kepada Allah?
Kita diajarkan patuh dan taat kepada para ustadz dan Syaikh al ma'had.

Apa yang diajarkan kepada kamu tentang Syaikh ma'had, tentang Al-Zaytun misalnya?
Tentang Syaikh ma'had, dikatakan beliau adalah calon pemimpin bangsa dan dunia karena sudah dikenal oleh pemimpin-pemimpin negara di dunia intemasional. Sehingga banyak negara yang melakukan kerja sama dengan ma'had Al-Zaytun, seperti proyek air minum dari Amerika yang akhirnya setiap santri harus membayar uang sebesar Rp 300.000 untuk membeli peralatan seperti dispenser yang dipasang di setiap kamar asrama, tapi tidak ada air panasnya.

Syai'kh ma'had selalu menceritakan kehebatan Al-Zaytun, dan setiap kami dikumpulkan di Masjid Al-Hayat ceramah yang disampaikan oleh Syaikh ma'had selalu hanya bercerita tentang kehebatan ma'had Al-Zaytun di mata dunia intemasional, sambil mengisahkan jalan-jalan ke luar negeri, tentang Menara Eifel di Paris, kereta api listrik dan banyak.


Bagaimana kamu diajarkan dalam mendo'akan Syaikh al-Ma'had?
Setiap Syaikh ma'had akan pergi ke luar negeri, semua santri dikumpulkan, lantas diberitahukan misi dan keperluan kepergiannya kemudian kita disuruh mengamini do'a yang dibacakan oleh wakil Syaikh untuk kesuksesan Syaikh al Ma'had.

Kamu tahu tempat istirahat atau menginapnya Syaikh al-Ma'had, kamarnya dimana?
Ruangan Syaikh di lantai 5 Gedung Al Musthafa, bagian ujung yang ada antena parabolanya.

Berarti di lingkungan asrama putri dong?
Betul, di lantai 6 juga ada asrama santri putri.

Pada saat Ramadlan yang lalu Zakat Fithrah kamu ditetapkan berapa?
Untuk angkatan saya besarnya Rp 300.000 tapi untuk anak kelas Dua hanya Rp 100.000.

Harakat Qurban?
Ditetapkan Rp 350.000 tapi saya belum membayarnya. Karena saya sudah kabur duluan.

Untuk makan sehari-hari, katanya diambilkan dari hasil peternakan atau dari kolam sendiri?
Betul, tapi setiap hari kita tidak makan daging sapi, kalau ikan kita tidak pernah diberi dari kolam sendiri. Karena ikan yang di kolam itu hanya untuk menjamu para tamu Syaikh saja.

Kamu pernah mendengar dari para ustadz atau Syaikh ma'had tentang Negara Islam?
Pernah, dikatakan oleh para ustadz itu, kami dididik dan disiapkan untuk menjadi pemimpin negara Islam.

Kamu pernah mendengar keluhan atau hal yang tak wajar tentang para ustadz?
Pernah ustadznya cerita kalau gajinya yang Rp 400.000 per bulan itu yang Rp 300.000 harus disetorkan ke ma'had sebagai infaq. Selain itu dosen pelajaran HAM adalah dari Kristen. Para ustadz juga menceritakan, bahwa mereka pun diajar oleh dosen yang agamanya Kristen.

Kamu tahu berapa banyak teman-temanmu yang lari atau mengundurkan diri?
Sebelum saya kabur dari ma'had, dua teman saya Arrizal dan Akbar telah kabur duluan. Mereka kabur dari ma'had pada waktu shubuh ketika sedang hujan melalui persawahan. Arrizal rumahnya di Tangerang sedangkan Akbar rumahnya di Jogyakarta. Waktu liburan semester kemarin yang tidak kembali ke ma'had sebanyak 17 santri.

Kontak Ridwan di 08562599540
sumber

Al Zaytun Dicerca Ulama, Tapi Dipuji Pemerintah
TB Ardi Januar - Okezone
Rabu, 11 Mei 2011 17:37 wib


JAKARTA – Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, belakangan ini kerap menjadi buah bibir media massa. Pasalnya, pesantren tersebut dituding memiliki keterkaitan dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara tegas memberi stempel haram kepada Al Zaitun dan NII karena termasuk dalam kategori makar dan disinyalir melenceng dari ajaran Islam. MUI pun meminta warga untuk mewaspadai gerakan ini.

“Dari hasil penelusuran kami, ada aliran dana dari NII ke Al Zaytun. Selain itu beberapa pengurus yayasan Al Zaytun juga merupakan tokoh NII terutama pada figur Panji Gumilang,” tegas Ma’ruf saat jumpa pers di kantornya, Rabu (11/5/2011).

Namun, pemerintah nampaknya tidak solid menyikapi Al Zaytun. Di saat ulama sependapat mengecam Al Zaytun, pemerintah melalui Menteri Agama Suryadharma Ali justru malah memuji pondok pesantren yang lahannya super luas tersebut.

Tak tanggung-tanggung, Suryadharma menilai bahwa Pesantren Al Zaytun adalan pesantren terbaik di Indonesia. Al Zaytun dikatakan Suryadharma memiliki sistem yang memadukan pendidikan dengan kenyataan hidup. Suryadharma menilai, selama ini banyak tempat pendidikan yang lepas dari kenyataan sosial.

“Dilihat dari jadwal yang tak ada hari libur karena hari liburnya harus berkunjung ke masyarakat itu adalah suatu pelajaran. Dengan kata lain Al Zaytun adalah membanggakan,” tukas Ketua Partai Persatuan Pembangunan ini saat berpidato dihadapan Panji Gumilang dan ratusan santrinya siang tadi.

Menilai suatu golongan memang menjadi hak setiap orang. Namun, perbedaan sudut pandang ini membuat masyarakat bingung siapa yang harus didengar dan diikuti. Bagaimanapun, jika ulama dan umara (pejabat pemerintah) tidak akur dalam menyikapi sesuatu, maka umat menjadi bingung.

Siapakah yang harus didengar?


Pengakuan 'Alumni': NII Pernah Merampok
"Saya dulu koordinator untuk perampokan dengan pelaku pembantu rumah tangga," kata Ken.
Jum'at, 29 April 2011, 07:09 WIB
Ismoko Widjaya


VIVAnews - Bagi bekas aktivis gerakan Negara Islam Indonesia (NII), aktivitas pergerakan ini diyakini bukan untuk penegakan Islam. Para 'alumni' organisasi itu yakin NII dipakai untuk kepentingan politik tertentu.

"Kelompok tertentu memanfaatkan kepentingan politik dan pengumpulan dana," kata Ken Setiawan, mantan aktivis NII yang juga pendiri NII Crisis Center, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com.

Menurut Ken, gerakan NII saat ini bukan untuk perjuangan Islam. Lalu apa yang dilakukan setelah masuk menjadi anggota NII? "Cari orang dan cari duit," kata pria yang pernah menjadi anggota NII pada 2000 sampai 2002 ini.

Ken menegaskan, saat dia menjadi anggota NII, tugasnya adalah merekrut anggota baru sekaligus mengumpulkan dana. Tak tanggung-tanggung, dalam satu hari jumlah dana terkumpul sangat luar biasa.

"Kami bisa menghasilkan bermiliar-miliar dalam waktu beberapa hari saja," kata Ken. Tugas Ken saat itu rupanya bukan hanya merekrut, dan mengumpulkan dana. Tapi, dia juga diberi tugas 'sampingan'.

"Saya dulu koordinator untuk perampokan dengan pelaku pembantu rumah tangga," kata Ken. Ken dipercaya memasukkan beberapa aktivis NII yang menyamar sebagai pembantu rumah tangga yang baru.

Modusnya, setelah si majikan tak ada di rumah, pembantu yang juga anggota NII itu lalu menghubungi Ken. Aksi dimulai. Ken mengumpulkan beberapa rekannya dan satu mobil box menuju rumah target. Proses perampokan terlihat seperti orang pindahan rumah.

"Itu sekitar tahun 2000 sampai 2002. Dulu sempat heboh di media, pembantu baru satu hari kerja gasak harta majikan," ujar Ken.

Seorang bekas aktivis NII lainnya menyatakan kepada VIVAnews bahwa NII pernah memakai modus perampokan itu sepuluh tahun silam. "Tapi sekarang sudah tak pernah lagi. Sekarang mereka melakukan mobilisasi dana lewat anggota, dengan memaksa mereka memenuhi target setoran," ujarnya. Bekas anggota NII yang tak mau disebutkan namanya itu menyatakan berhenti dari gerakan sejak 2008 lalu.
http://nasional.vivanews.com/news/re...tingan-politik 

PELACURAN DI PESANTREN AL ZAYTUN INDRAMAYU
16 February 2011 14:01
Written by ncc Sunday, 13 February 2011 07:48



Istilah pelacuran jika itu terdapat disebuah Negara yang tidak bersumber dari hkum islam itu merupakan suatu kewajaran karena aturanya bersumber hukum dari aturan manusia, tapi kalau pelacuran itu ditemukan disebuah lembaga pendidikan pesantren yang notabene memakai segel dan symbol Negara Islam seperti di alzaytun itu sangatlah tidak pantas

Dimana para pengisi al zaytun..disaat salah satu ustadzahnya yang bernama ulfa syahidah melakukan zina didalam pesantren al zaytun hampir setahun..lebih bobroknya lagi dia berzina dengan muridnya sendiri dan salah satu petinggi al zaytun yg sudah ia anggap ayah angkatnya..bukanya di vonis dengan peraturan NII nya tapi malah dibiarkan bebas dan sekarang dinikahkan dengan salah seorang petinggi NII, padahal kalau tidak terkena kasu tersebut ustadzah ulfa tersebuat hendak dinikahkan dengan putra Panji gumilang.

apa itu yang diajarkan didalam al zaytun?? berbuat dosa besar dan tak ada yang berani membuka mulutnya

Bahkan para pejabat negara yang berkunjung ada yang pernah disuguhi dengan pilihan santri yang cantik hingga akhirnya dana ratusan juta rupiah pun lenyap tertipu di alzaytun dengan alasan menebus dosa / infak

Pelacur berjilbab seperti wanita itu akan terus ada jika semua tidak diungkap..

Padahal adiknya ulfa yang bernama thoriq pernah pacaran dengan anak Panji gumilang yang merupakan imam nii alzaytun yaitu sofia al widad..thoriq mengetahui semua kebusukan kakaknya..seorang wanita
lulusan al azhar yang pasti hafal isi alqur’an tapi ga bisa menjalankan isi – isinya dan orang disekelilinginya hanya bisa diam..mana hukum islam tu ??? apa karena deket dengan keluarga imam nii panji gumilang ya jadi ga ada yang berani membongkar ????
sumber

Eks NII KW 9 Sebut Ada Komando Politik di Al Zaytun
Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Rabu, 04/05/2011 15:56 WIB


Jakarta - Mantan anggota NII KW 9 yang kini mendirikan NII Crisis Center, Sukanto, mengungkap adanya komando politik yang diserukan pimpinan Pesantren Al Zaytun menjelang Pemilu. Pemimpin Al Zaytun yang disebut-sebut sebagai pemimpin NII KW 9 pernah menginstruksikan dirinya mencoblos partai tertentu di Pemilu 2004 lalu.

"Al Zaytun memang kerap dikunjungi politisi karena bagi Al Zaytun kami hanya membantu teman kami. Jadi kalau angkanya cocok ya bisa saja diarahkan untuk memilih partai tertentu," ujar Anto usai diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/5/2011).

Anto menuturkan, Al Zaytun juga diarahkan untuk mendudukkan sejumlah kader di DPRD Indramayu. Bahkan ada arahan untuk memilih partai baru kala itu untuk memposisikan sejumlah kader di wakil rakyat Indramayu. Juga diarahkan untuk mensukseskan Wiranto yang pernah berkunjung ke Al Zaytun, agar memenangkan Pilpres 2004.

"Kalau tahun 1999 itu pilegnya untuk daerah memilih Republikan karena ada lima orang yang menjadi caleg DPRD. Kalau nasionalnya Golkar, untuk capresnya kita diarahkan mendukung Wiranto," tuturnya.

Anto menuturkan, memang suara di Al Zaytun tidak signifikan. Namun jika dihitung sampai jaringan NII KW 9 yang dibawah komando Panji Gumilang, menurutnya, suaranya lumayan besar.

"Kalau pemilihnya di Al Zaytun mungkin hanya 8000-an, tapi kalau sampai ke jaringan bawah tanahnya kan banyak ada ratusan ribu di seluruh Indonesia. Yang di Jakarta saja ada 150.000," paparnya.

"Anggota NII KW 9 pun hanya bisa mengikuti perintah imamnya. Karena doktrin kita samina waatoqna, semua dengar semua taat, perintah pimpinan seperti perintah nabi. Ini lah yang menjadi ideologi. Jadi di bawah tidak tahu kepentingan politik, yang tahu ya para pemimpinnya," jelas Anto yang memutuskan mundur dari NII KW 9 tahun 2001 silam.

sumber

WASPADA! NII di lindungi BIN(badan intelegent indonesia) pengalaman sendiri


 buat agan agan semua.ni ane kasih tau ternyata NII itu bergabung dan di lindungi oleh BIN

jujur ane dapat informasi ini dari pengalaman ane masuk NII selama 2 bulan.sekarang ane udah keluar jadi ane tau semua seluk beluk NII itu.langsung aja ane ke cerita :



gini gan.ternyata NII itu berdiri udah lam banget.dari jaman soekarno sebenernya NII itu udah ada.dulu NII itu malah lebih parah gan,ternyata setiap ada yang mencoba buat kabur dari NII, akan DIBUNUH dan DIBUANG.parah ga tu gan? tapi sekarang dia mempunyai cara yang berbeda.dia mencoba menarik satu satu dan bersembunyi.nah ternyata yang lebih kaget lagi NII itu di beking oleh BIN.waktu ane ke pusat pemerintahannya,disana banyak banget anggota BIN gan dan mobil mobil polisi gitu.nah ane curiga.jangan jangan polisi juga termasuk bekingan NII gan
NII itu berpusat di kota indramayu.ada masjid terbesar di asia tenggara dan agan pasti ada yang ga tau kan? karena daerah itu terpencil.ane waktu kesana banyak kejangggalan gan.masa masjid ada band terus ke masjid pakai baju kemeja dan jas hitam.kan aneh?

ane waktu itu juga keluar NII dengan penuh perjuangan abis abisan gan ya ampun antara hidup dan mati deh pokoknya

Maaf ya agan kaskuser yang baik maupun yang buruk, yang lurus maupun yang bengkok, yang Nasionalis maupun yang NII, yang Islam ahlussunnah maupun yang NII, yang bebas dari doktrin maupun korban doktrin, yang umum maupun yang ekslusif..... yang muslim maupun yang zaytun......

SOLUSI !
menurut ane alangkah lebih baik Zaytun ditutup dulu sementara waktu, vakum dulu dari dunia pendidikan, Dibersihkan dulu, Disterilkan, Dimulai lagi dari awal, dibentuk kepengurusan baru yang netral dan normal, kalo perlu di LITSUS semua yang terlibat dengan Zaytun dari alumni, mantan muadhof, semua santri (siapa tau sebagian besar sudah terdoktrin NII KW 9), bangunan super megah diserahkan ke pemerintah lewat mentri agama (bukan mentri agamanya Zaytun ya), kemudian 4-5 tahun lagi setelah semua bersih dari unsur NII KW super, zaytun diresmikan lagi, Zaytun yang lurus, zaytun yang akan menjadi kebanggan Islam, bukan kebanggan Panji Gumilang dan NII nya, berdasarkan pemahaman nasionalis dan Islam yang sunnah.... Normal kembali, tidak ada Raja Penipu Abdussalam Panji Gumilang bin Nurdin Halid...


Sebenarnya masalah utama Zaytun adalah di kepengurusan, Pemimpin, doktrin dan ajaibnya sumber dana.
Dan masalah sumber dana ini paling mengerikan, bahkan Tuyul pun tidak bisa melakukannya, nah sumber dana ini ditengarai dari gerakan bawah tanahnya Panji Gumilang lewat NII KW 9 yang dipimpinnya. Dan ane yakin tidak akan bisa Panji Gumilang membuktikannya. Liat Laporan Keuangannya, Neracanya, Alur Kasnya, Blokir semua yang berhubungan dengan Zaytun sementara hingga hasil audit. Untuk ukuran Indonesia, Zaytun terlalu luar biasa, Panji Gumilang layaknya Tukang Sihir. Mengelabui Pemerintah (atau memang sengaja dipelihara), mengelabui masyarakat Indonesia, dan menipu dengan skala yang luar biasa. Seindah indahnya menipu, dalam Islam Dzalim itu dosanya luar biasa. Dan supaya aman, untuk saat ini jangan pernah percaya dengan semua ucapan baik itu dari zaytun maupun NII KW 9 demi keamanan, Percayalah, sampai kiamat tidak ada maling yang ngaku



pokoknya buat agan agan jangan sampai agan di ajak ke mall atau kostan orang yg belom tentu agan kenal.INTINYA JANGAN SAMPAI AGAN KEDOKTRIN.sangat susah keluar dari NII


coba agan cek ini










Mengapa 'NII KW9' Seakan Dipilih Kasih?
Opini: Ava Larasati
Selasa, 10 Mei 2011 | 19:58 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Ada yang terasa mengganjal seputar sikap pemerintah dalam wacana publik seputar keberadaan ‘Negara Islam Indonesia (NII) Komendemen Wilayah IX (KW 9).

Ada kesan kuat di masyarakat, betapa pemerintah seolah tidak memiliki kuasa untuk menyigi keberadaan NII KW 9 yang dituding lekat dengan keberadaan Presantren Al Zaytun di Indramayu.

Tentang kasus yang ditengarai melibatkan NII, masyarakat sudah terlalu sering mendengarnya. Ada sekian ratus kasus, sekian banyak bukti kriminal yang melibatkan orang-orang yang terlibat. Ada penculikan, kehilangan dan pencurian. Ujung-ujungnya, selalu saja mentok pada bangunan besar bernama Pesantren Al Zaytun.

Persoalannya, bahkan meski desakan publik, munculnya LSM yang didirikan karena peduli akan kejahatan kalangan ‘NII’ bahkan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri sudah bereaksi kongkret. Ada kesan kuat bahwa pemerintah seolah tak begitu peduli. Tujuh tahun lalu kasus NII ini mencuat. Merebak menjadi pengisi halaman satu koran dan liputan utama televisi. Tetapi kemudian, kita tahu, semua itu mati.

Lalu saat ini, ketika penculikan para mahasiswa kembali merebak dan nama ‘NII’ lagi-lagi disebut, pemerintah juga tak banyak beranjak. Lihat komentar Menko Polhukam, Djoko Suyanto di layar TV. Semua pernyataan ambigu, bahkan terasa tanpa asa untuk bergerak. Mulai dari NII yang belum bisa dianggap makar karena baru bersifat mengajak orang, hingga belum jadinya organisasi itu sebagai ancaman nasional.


“Kalau hanya menghimbau dan meminta untuk mengikuti NII, kan tidak bisa dikatakan menggangu kedaulatan negara,” ujar Djoko. “NII belum menjadi ancaman Nasional. Gerakan NII belum merupakan gerakan yang bersifat massif,” kata pejabat yang sama di sebuah Koran nasional.

Pernyataan dari otoritas sangat tinggi untuk urusan keamanan itu wajar menciutkan nyali. Apakah artinya sebuah gerakan yang nyata-nyata sudah aktif mengajak, melakukan perbuatan kriminal, tetap dibiarkan dan dianggap belum menjadi ancaman nasional meski korban telah tergeletak dengan jumlah ratusan, hanya karena gerakan itu dianggap belum masif.

Semasif apa sebuah gerakan dibiarkan hingga negara layak membuka mata? Apakah bilamana sudah ada ledakan bom di berbagai tempat? Bila kasus NII disandingkan dengan para tertuduh terorisme, dengan gampang kita melihat perbedaan langit dengan bumi.

Sementara mereka yang dituding terlibat terorisme begitu gampang ditangkap, bahkan dibunuh, mereka yang bau-baunya kencang terlibat gerakan NII, justru dibiarkan dan terkesan dibina.

Pasalnya, hingga kini publik belum pernah mendengar adanya pemeriksaan terhadap Pesantren Al Zaytun dan pemimpinnya, Panji Gumilang. Pemeriksaan saja pun tidak. Sementara, aneka testimoni dan temuan fakta sudah lama mengarah ke sana.

Karena itu lumrah adanya, bila masyarakat curiga. Jangan-jangan, ini hanyalah warisan intelijen ala Ali Murtopo. Guliran yang ada seolah sah untuk membuat orang berkata, mungkin saja pesantren itu, pemimpin dan gerakannya memang dibina untuk digunakan bila perlu oleh kepentingan tertentu.

Jika sumber-sumber NII ‘asli’ sendiri, yakni alm Abdul Fatah Wirananggapati, mantan Kuasa Usaha Komandemen Tertinggi Angkatan Perang NII, yang bertugas memilih dan mengangkat panglima komandemen wilayah (KW), menyatakan adanya keterlibatan intelijen (Ali Murtopo/BAKIN) ke tubuh NII melalui mendiang Adah Jailani, keberadaan NII KW 9 ini memang layak dicurigai.

Kita tahu, Adahlah yang mengangkat Abu Toto alias Panji Gumilang sebagai pimpinan KW IX, yang sejak 1993 membangun struktur di bawahnya hingga meliputi seluruh wilayah Indonesia.


Sayang, pertemuan penulis dengan Adah pada sekitar 2002 lalu tak banyak menghasilkan fakta. Tak juga mendapatkan konfirmasi atas kesaksian Abdul Fatah tentang putusnya hubungan antara NII dengan apa yang disebut NII KW 9 itu. Adah yang sudah harus berkursi roda menolak bicara.


Taruhlah, pemerintah merasa tak bisa masuk dalam urusan yang ditudingkan MUI terhadap NII KW 9, yakni menafsirkan Al-Qur’an sesuai kepentingan organisasi, memaknai salat seenaknya, mengubah zakat jadi harakah Ramadhan dan harakah Qurban, melaksanakan haji ke ibu kota negara yakni Indramayu –Jabar, mengkafirkan orang di luar kelompok, menyamakan posisi negara dengan Allah dan para pimpinan mereka sebagai rasul serta menghalalkan segala cara untuk meraih target pengumpulan dana.


Tetapi pada sisi-sisi kriminal, negara sudah lama telat bereaksi. Mengapa sangat sulit untuk sekadar membuka sebuah investigasi serius soal ini? Mengapa lebih memilih mencari banyak alasan yang kadang terasa janggal? Sudah saatnya negara menjauhkan warganya dari kemungkinan berkata,” Jangan jangan...” [mdr]

INILAH.COM


AJARAN TIDAK SESUAI DI PESANTREN AL ZAYTUN

Yang bertanda tangan dibawah ini kami,

Nama : Marwan Siregar
Alamat : Jl. Pelajar 100 - 027/014 Kel. Teladan Timur Kec. Medan Kota,
Sumatera Utara (HP: 0811609321)
Pekerjaan : Anggota Kepolisian RI SATSERSE POLTABES MEDAN
Pangkat : BRIPKA, NRP: 63080231
Status : kimpoi / Orang tua Panusunan Siregar.

Nama Istri : Hj. Darma Taksiyah
Pekerjaan : Ikut Suami.
Status : Ibu Kandung Panusunan Siregar.
No. KTP : 02.5005.550467.0001
Alamat : Ibid.
Nama : Mokhtar Siregar.
Alamat : Ibid.
No. KTP/SIM : 380507140156
Status : Kakek dari Panusunan.

Bersama ini kami mengadukan kepada Bapak KAPOLRI u.p. KAKORSERSE dan KABAG INTEL KAM MABES POLRI sehubungan dengan apa yang telah menimpa kami sekeluarga khususnya anak kami,


Nama : Panusunan Siregar.
Lahir : Medan, 22 November 1988.
Status : Santri Ma had Al-Zaytun, Masuk tahun 2000 Klas I-EA2,
menempati asrama Al-Fajar km 323, dan naik kelas II- FA.03 asrama
Al-Fajar km. 218 F. Ditarik kembali tanggal 5 Oktober 2001.


Dengan ini menyatakan kami telah merasa diperlakukan secara semena-mena serta dibohongi dan dirugikan secara moril maupun materiel oleh YPI (Yayasan Pesantren Indonesia) melalui Ma had Al-Zaytun, Haurgeulis, Indramayu Jawa Barat. Mengingat setelah anak saya resmi diterima menjadi santri Ma’had Al-Zaytun yang menurut perjanjian akte notaris akan dididik, dibina dan dibesarkan serta dipelihara berdasarkan ajaran Islam.


Akan tetapi dalam kenyataan praktek pembinaan dan pembelajaran putra kami Panusunan Siregar tidaklah demikian. Anak kami tersebut tidak dididik, dibina, dibesarkan dan dipelihara sesuai dengan ajaran Islam, tetapi dibiarkan menjadi liar dan mendapat pelajaran liar serta memperoleh perlakuan yang liar dari dewan guru. Hal ini dapat kami paparkan sebagai berikut berdasarkan penuturan putra kami maupun dari apa yang kami alami (pengalaman kami) sendiri.

Pelajaran liar yang diterima anak kami antara lain adalah:
1. Wajib berpacaran pada setiap hari jum at.
2. Berpegangan tangan dan berciuman tidak dilarang, bahkan santri bernama Noris dari Malaysia sempat hamil, namun oleh para uustadz diperintahkan agar digugurkan.
3. Boleh membaca dan memiliki buku bacaan maupun gambar porno. Bisa pesan beli melalui para muwadzhaf (pasukan kuning).
4. Tidak dilarang memasuki asrama atau kamar nisa (santri putri).
5. Tidak diperintahkan mengambil air wudlu setiap hendak shalat, karena dicontohkan oleh para asatidz.
6. Diajak dan diberi contoh oleh asatidz kepada perilaku porno dan jorok, maaf disuruh menghisap kemaluan ustadz yang akhirnyaa berkelanjutan menjadi perilaku antar para santri.
7. Perkelahian dan tawuran antar kelompok gank.


Diajarkan doktrin NII diantaranya:
1. Presiden Megawati adalah Ratu Balqis yang akan menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Sulaiman yang juga disebut Syaykhul Ma had AS Panji Gumilang.
2. Menyatakan bahwa Syaikh Panji Gumilang adalah Pemimpin yang akan membangkitkan Islam di Indonesia yang terletak di tengah-ttengah garis khatulistiwa.
3. Al-Zaytun kelak akan mengganti bendera Merah Putih Republik Indonesia dengan bendera berwarna hijau Negara Islam, dan sekaaligus menjadikan Indonesia sebagai Negara Islam.
4. Di Al-Zaytun akan segera mencetak mata uang sendiri diberlakukannya mata uang logam perak dan emas yang bergambar Panji Gummilang dan lambang Al -Zaytun.
5. Telah ada latihan menembak setiap hari untuk Garda Mahad yang
pelaksanaannya di Subang.


Perlakuan liar yang diterima anak kami,

Ketika putra kami melakukan kenakalan (membawa binatang ular ke dalam asrama) dikenakan hukuman pukulan, disel (dikurung dalam ruangan tanpa diberi baju maupun alas tidur serta tidak diberi kesempatan atau diajarkan untuk melaksanakan shalat fardlu).


Ketika putra kami telah dan sedang berada di dalam hukuman kurungan tersebut tiba-tiba salah seorang kakak kelasnya melemparkan uang hasil mencuri uang milik temannya, yang pada akhirnya kesalahan ditimpakan kepada putra kami. Dan karena putra kami pun menerima tuduhan tersebut akhirnya putra kami kembali menerima pukulan dari 12 orang anggota dewan guru di ruang 130 hingga anak kami sakit selama satu minggu.


Karena putra kami telah dihukum sekap selama 2 (dua) bulan lantaran tuduhan mencuri akhirnya barang-barang, pakaian dan buku serta perlengkapan sekolah putra kami dirusak entah oleh siapa dan
sebagian besarnya raib entah kemana. Kami dapatkan putra kami sama sekali tidak memiliki satu helai pakaian pun, sekalipun yang hanya melekat di badannya. Maka selama dua bulan dalam kamar penyekapan tersebut putra kami tidak memakai baju (hanya pakai celana pendek saja), anak kami tidak diberi kesempatan atau diperintahkan mengerjakan shalat apalagi mengikuti kegiatan sekolah maupun yang lainnya.

Putra kami pun pernah sempat dihajar secara fisik dan diancam oleh anggota dewan guru yaitu ustadz yang dikenal paling galak serta dijuluki Malaikat Maut Syaifuddin Ibrahim, setelah putra kami dinyatakan harus diambil kembali oleh orangtuanya dengan membayar denda Rp 15 juta.

Perilaku putra kami menjadi semakin bodoh dan liar

Terhitung sejak 3 bulan setelah tahun awal pembelajaran, putra kami selalu minta kiriman uang, pernah pula meminta kiriman uang sebesar 1 juta dengan alasan untuk membayar hutang. Ternyata setelah didesak putra kami mengatakan, itu karena disuruh oleh ustadz, namun kami tahu hal itu memang sulit untuk membuktikannya.

Meminta dibelikan sepeda, walkman dan macam-macam itu pun karena disuruh oleh ustadznya.

Prestasi dan nilai raportnya pun sangat buruk, bahkan hafalan al-Qur annya cuma 60 ayat.

Kami tidak terima dan kami menuntut. Apa yang terjadi pada putra kami saya yakin juga terjadi pada para santri yang lain, hanya saja mungkin karena para orangtua mereka belum bisa mendengar berbagai kejanggalan serta kejahatan yang berlangsung dalam ma’had Al-Zaytun tersebut.

Kami tidak bisa menerima perlakuan dari para pamong didik yang keras dan sewenang-wenang terhadap anak kami. Apakah kehidupan dan pembinaan pola pesantren modern itu harus dengan hukuman fisik yang berlebihan? Apakah ada padanan pesantren modern yang menerapkan hukuman fisik pukulan ataupun kurungan secara fisik tanpa pakaian dan tidak lagi diajarkan untuk melaksanakan shalat? Anak kami masih terlalu muda (14 tahun) untuk boleh diperlakukan sebagaimana layaknya hukuman ala Prayuana, dengan tanpa melalui sidang pengadilan, malah putra kami divonnis merusak dan mengotori pesantren.

Kami tidak terima karena justru putra kamilah yang telah dirusak mental dan akhlaqnya melalui pornografi dan seks bebas, ajaran NII dan budaya kafir jahiliyyah yang diajarkan dan diterapkan di ma had Al-Zaytun.


Kami menuntut kepada pemerintah, MUI dan para pimpinan ormas maupun orpol agar segera menindak serta mengusut secara tuntas terhadap kebohongan dan kejahatan serta pelanggaran HAM Anak yang sedang berlangsung di mahad sesat Al-Zaytun.


Sikap husnudzhan dan kepercayaan kami yang begitu besar kepada ma had Al-Zaytun telah disalahgunakan, sehingga seluruh wali santri hingga detik ini tidak satupun yang mendapatkan kwitansi serah terima uang titipan seharga seekor sapi, bahkan masih pula dikenakan beaya ini dan itu serta masih banyak lagi infaq maupun shadaqah lainnya.


Kami sebelumnya adalah orangtua yang percaya sepenuhnya kepada ma had Al-Zaytun, bahkan sekalipun telah terbit buku yang menjelek-jelekkan Al Zaytun kami pun tetap percaya dan bertekad tetap mendukung Al-Zaytun. Namun setelah mushibah itu menimpa putra kami sendiri maka kami pun seperti baru tersadarkan dari mimpi-mimpi kami sendiri, apa yang terdapat dalam isi buku Pesantren Al Zaytun Sesat! sepenuhnya sama persis dengan apa yang diterima putra kami dan juga kami sendiri, bahkan yang kami dapatkan dari putra kami lebih dahsyat kesesatannya ketimbang yang ditulis dalam buku oleh Bapak Umar Abduh.


Maka untuk sementara kami bisa menerima kenyataan ini, akan tetapi apabila keberadaan ma had Al-Zaytun tidak mendapatkan tindakan dari pemerintah atau MUI dan masyarakat Islam, kami siap untuk mengambil tindakan sendiri, sebesar apapun resikonya kami siap untuk menghadapi.


Demikianlah surat pengaduan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan bagi kepentingan pengusutan maupun keperluan lainnya. Kami siap untuk mempertanggung jawabkan kebenaran isi surat pengaduan ini di muka hukum, untuk itu tandatangan pada surat pengaduan ini kami bubuhi materai secukupnya.

Dibuat, di Jakarta tanggal 8 Oktober 2001.

Ditandatangani oleh:

MARWAN SIREGAR

Hj. DARMA TA SIYAH

H. MOKHTAR SIREGAR

—————————-
Berdasarkan Surat Pengaduan yang dibuat oleh Bapak Marwan
Siregar, di

tujukan kepada KAPOLRI cq KABAINTELKAM MABES POLRI

SUMBER
================================================== =======
Jawaban Agan Pangeransalju salah satu Alumni Al Zaytun atas surat di atas
Jawaban Alumni Al Zaytun


Eks Camat NII: Orientasi Panji Uang
Ary Wibowo | Inggried | Selasa, 10 Mei 2011 | 18:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan camat teritorial Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX (NII KW IX) untuk wilayah teritorial Bekasi, Imam Shalahudin, mengatakan, pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang adalah orang yang sangat berorientasi terhadap uang. Panji selama ini disebut-sebut sebagai pimpinan NII KW IX. Hal tersebut dikatakan Imam usai mengikuti seminar bertajuk "Membongkar Skenario Jahat di Balik NII" di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (10/5/2011).

"Dalam otak Panji Gumilang hanya ada duit, tidak ada itu yang namanya perjuangan Islam," ujar Imam.

Imam yang juga Pemimpin Redaksi NII Crisis Center ini menuturkan, beberapa waktu lalu ia pernah melakukan penelitian bersama sejumlah jurnalis dengan mengunjungi Ponpes Al-Zaytun. Dalam kunjungannya tersebut, ia melihat beberapa jamaah dan pengurus pondok pesantren tersebut amat tidak dilakukan secara manusiawi. Imam mencontohkan, tidak ada standar gaji bagi para pengurus Yayasan Al-Zaytun.


Menurutnya, para pengurus yayasan tersebut hanya diberi gaji sekitar Rp1 juta, dan nominal tersebut belum dipotong infaq dan zakat yang menjadi kewajiban-kewajibannya.

"Misalnya juga ketika parkir juga harus membayar sedekah, dan lain-lain. Jadi Ini kan sama sekali tidak ada perjuangan Islam, karena orientasinya sangat mengandalkan keuangan," tuturnya.

Untuk itu, Imam mengharapkan, agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa untuk melarang kelompok tersebut. Fatwa tersebut, lanjutnya, setidaknya dapat menjadi pintu bagi umat Islam untuk mendorong pemerintah melakukan penangkapan, paling tidak mempermasalahkan praktik-praktik yang dilakukan Panji Gumilang.


"Agar orangtua juga paham bahwa Panji Gumilang itu penipu yang sangat ulung, sehingga mereka tidak lagi memasukkan anak-anaknya ke Al Zaytun. Dan saya juga saat ini bersama Kontras, NCC, terus berupaya kepada pihak kepolisian, bahwa jeratan hukum apa yang pantas bagi Panji Gumilang," pungkasnya.

Panji Gumilang sendiri telah mengeluarkan bantahan atas tudingan bahwa pondok pesantren yang dikelolanya dikaitkan dengan NII. Dikatakannya, Al Zaytun adalah lembaga pendidikan yang tak terkait dengan aktivitas NII.


"Ketika di bangku SD sudah diajarkan sejarah bahwa NII yang diproklamirkan oleh Kartosuwiryo telah selesai sejak 1962. Sudah selesai. Sama dengan PKI yang telah selesai," kata Panji Gumilang saat ditemui Tribun di Pondok Pesantren Al-Zaytun, Sabtu (30/4/2011).

Menurut pria asal Lamongan, Jawa Timur, itu saat ini hanya ada negara Republik Indonesia yang memiliki UUD 1945 dan Pancasila. Sementara NII hanya bagian dari sejarah lama.

KOMPAS

Majelis Ulama Serahkan Data Soal NII ke Polisi
Selasa, 10 Mei 2011 | 15:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jamaluddin, menyambangi kantor Badan Reserse Kriminal Mabes Polri hari ini, Selasa, 10 Mei 2011. Dia datang untuk menyampaikan informasi soal gerakan Negara Islam Indonesia (NII).
Berita terkait


“Ustad Jamaluddin datang ke sini membawa satu map soal NII. Dia saya minta ke Bareskrim untuk menyerahkan data ke penyidik agar didalami,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Polri Anton Bachrul Alam, di Mabes Polri.

Jamaluddin datang seorang diri ke Mabes Polri. Kepada wartawan ia mengaku belum diperiksa penyidik terkait laporannya. “Saya nggak diperiksa. Hanya silaturahmi dan memberikan dokumen tentang NII,” kata dia.

Anton menjanjikan, setelah ini penyidik akan menindaklanjuti laporan Jamaluddin dengan cara mendalami materinya. Ia pun berharap laporan Jamaluddin bisa berkontribusi positif bagi penyidikan yang sedang berlangsung.


Penyidikan tersebut terkait laporan Imam Supriyanto, mantan Menteri Peningkatan Produksi NII Komandemen Wilayah-9. Imam melaporkan Panji Gumilang, pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, ke Bareskrim Polri dengan tuduhan pemalsuan dokumen. Dilaporkannya Panji diklaim Imam bisa jadi pintu masuk bagi penyidik untuk mengusut NII.

Menurut Anton, penyidik belum menjadwalkan pemeriksaan terhadap Panji. Alasannya, untuk langkah pertama penyidik akan terlebih dulu meminta keterangan Imam selaku pelapor. “Setelah itu baru kami panggil pihak-pihak terkait. Ini, kan, masih proses,” ujar Anton.

ISMA SAVITRI
TEMPO INTERAKTIF


Kisah Jurnalis Bojonegoro yang Pernah Bergabung di NII
Selasa, 10 Mei 2011 | 16:54 WIB

TEMPO Interaktif, Bojonegoro - AG, 30 tahun, salah seorang jurnalis di Bojonegoro yang pernah menjadi anggota Negara Islam Indonesia (NII), mengakui organisasi ini menyesatkan.
Berita terkait

Alumni Universitas Gajah Mada Yogyakarta itu menjelaskan, NII sesat karena selain tidak mewajibkan anggotanya sholat lima waktu, juga organisasi ini menjual ayat-ayat suci Al Quran untuk daya tarik kaderisasi.

“Saya katakan NII sesat dan menyesatkan,” ujarnya kepada Tempo di sebuah tempat di Bojonegoro, Selasa, 10 Mei 2011.



Proses perkenalannya dengan kader NII bermula ketika dirinya masih kulih di Yogyakarta, tahun 1999-2000 silam.

Saat itu, di tempat kosnya di Krapyak, Yogyakarta, AG bertemu teman lamanya di sebuah SMA di Solo. Dari sana, AG diajak ke sebuh tempat.

AG diperkenalkan dengan seseorang yang dipanggil Abang di sebuah perumahan milik seorang pegawai di BUMN, di daerah Jati Ngaleh, Semarang Barat.



Dari sana, bersama dengan lima orang, AG mengikuti acara tilawah sekiat 4-5 hari. Materinya, di antaranya menyangkut pemahaman berideologi Negara Islam.

Pemimpin acara menyebutkan akan dibentuk negara Islam yang berpusat di sebuah kabupaten di Jawa Barat, tepatnya di Indramayu.

Setelah mengikuti tilawah—semacam pra pembaiatan, AG bersama temannya pergi ke Jakarta, istilahnya, hijrah. Mereka berangkat naik kereta api dari Stasiun Tawang, Semarang, dan turun ke Stasiun Jatinegara.

Rombongan AG kemudian diangkut mobil menuju suatu tempat. Sebelum mobil berjalan, AG bersama temannya ditutup matanya.

Perjalanan dengan mobil memakan waktu sekitar satu jam. Ketika kain penutup mata dibuka, mereka sudah berada di sebuah tempat di Jakarta Timur.



Mereka dipersilahkan masuk ke sebuah ruang. Oleh seorang instruktur, mereka diminta membacakan bebrapa pernyataan. Di antaranya, telah resmi menjadi anggota NII.

Selain itu, yang masih diingat AG, setiap anggota NII wajib memberikan infaq. Jumlahnya, diwajibkan terus bertambah. Jika awalnya hanya Rp 50 ribu, maka pada pertemuan selanjutnya, berlipat menjadi Rp 100 ribu, dan kelipatan terus-menerus.

Bagi kader yang infaqnya besar akan disayangi pimpinan. Sebaliknya, bagi kader yang infaqnya kecil, akan tersingkir.

“Waktu itu, saya bayar infaq Rp 500 ribu per bulan,” tutur AG. Sebagai mahasiswa, jumlah tersebut tergolong besar.



Tidak diwajibkan untuk sholat lima waktu didalihkan karena saat ini, masih zaman Jahiliyah (kesesatan). Masih banyak terjadi perang di sana-sini.

Itu sebabnya, keberangkatan dari Semarang ke Jakarta diibaratkan sebagai ritual hijrah --mengibaratkan perjalanan Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah.

Sepulang dari Jakarta, AG kembali tempat kosnya di Krapyak, Yogyakarta, dan kembali aktif kuliah di UGM.

AG diminta untuk mengembangkan organisasi. Caranya, yaitu menggelar acara-acara tilawah dengan sesama temannya.



Rekrutmen dan pengkaderan NII dilakukan dengan meniru multi level marketing (MLM). Yaitu, satu anggota merekrut anggota lain, dan anggota yang baru itu, merekrut orang lagi dan seterusnya. “Saya sempat dapat kader,” ucap AG mengenang.

Berjalan sekitar enam bulan, ideologi NII yang tertanam di otak AG menjadi luntur ketika AG bertemu dengan aktivis Islam, Al Chaidar.

Keduanya bertemu dalam sebuah acara bedah buku di suatu tempat di Yogyakarta. Dari hasil diskusi keduanya, Al Chaidar merekomendasi AG agar bertemu dengan Irfan Awwas—aktivis Majelis Mujahidin Indonesia di Yogyakarta.

Dari beberapa kali pertemuan, AG mulai kembali hidup normal. Dia mulai tersadarkan akan kekeliruannya bergabung dengan NII.



Saat bersama NII, AG suka berbohong pada orang tuanya di Bojonegoro. Sebagai mahasiswa, dia kerap minta uang pada orang tuanya dengan beragam dalih, seperti beli buku, bayar kontrakan, dan sebagainya.

“Padahal, saya berbohong agar dapat kiriman uang untuk infaq kepada NII,” papar AG.

Berkat bertemu dengan Al Chaidar dan Irfan Awwas pula, AG juga kembali menunaikan sholat lima waktu.



Apa resiko setelah keluar dari NII? Menurut AG, biasanya para kader yang keluar dari NII dianggap kafir. Dan jika sudah dikatakan kafir, berarti darahnya halal untuk diminum.

Namun, semua itu sudah bisa diatasi setelah kerap mendapat motivasi dari Irfan Awwas. “Jadi, saya berterima kasih sama beliau (Irfan). Menyadarkan saya ke jalan yang benar,” kata AG.

Setelah sekitar 10 tahun berlalu, AG bersemangat menceriterakan keburukan NII yang disebutnya menyesatkan.

AG menyatakan penyesalannya karena terjerambab ke dalam organisasi yang salah. Pola kaderisasi di NII sungguh sesat dan menyesatkan.

Ideologi Islam di NII semu dan sesat. Begitu juga organisasinya. Sebab, kenyataannya yang diutamakan adalah kepentingan kelompok orang untuk penggalian dana dengan menjual jargon Islam.

SUJATMIKO.
TEMPO INTERAKTIF

"Tak Semua Penghuni Al Zaytun Itu NII"
Dua pertiga penghuni Al Zaytun disebut mantan aktivis NII tak terlibat NII

Rabu, 4 Mei 2011, 18:56 WIB
Arfi Bambani Amri, Mohammad Adam


VIVAnews - Mantan aktivis Negara Islam Indonesia, Sukanto, menyatakan tidak semua penghuni Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, adalah pengikut NII.


Memang, kata Sukanto, Zaytun didirikan oleh orang-orang NII sebagai salah satu program di bidang pendidikan (tarbiyah).

"NII itu punya program, salah satunya adalah tarbiyah, pembangunan ma'had (pondok) Al Zaytun," ujar Sukanto usai acara dialog di Gedung Dewan Perwakilan Daerah, Jakarta, Rabu 4 Mei 2011.

Namun, Sukanto menekankan, bahwa tidak semua yang berada di Al Zaytun merupakan anggota NII. "Pembangunan ma'had Al-Zaitun itu sebagai lembaga formal pendidikan kaderisasi, tapi umum. Jadi tidak semuanya itu orang NII," kata Sukanto.

Sukanto menjelaskan bahwa komposisi NII di sana adalah, "Sepertiganya anak-anak orang NII, dua pertiga lagi itu anak-anak masyarakat umum. Itu pun kaderisasinya adalah kaderisasi biasa," kata Sukanto.

Sukanto yang Ketua Divisi Rehabilitasi NII Crisis Center ini menilai wajar saja jika Al Zaytun dipandang tidak bermasalah oleh pemerintah. "Sebagai sebuah lembaga pendidikan, itu memang tidak ada yang salah dan tidak bermasalah. Tapi itu dibangun oleh orang-orang NII, didanai oleh orang-orang NII, dan dibina, diprakarsai serta dimobilisasi oleh orang-orang NII," kata Sukanto.

Panji Gumilang, pemimpin Al Zaytun, sebelumnya membantah tentang keterlibatannya di NII. "NII itu sudah selesai," kata dia

• VIVAnews 

]Beda NII KW 9 Abu Toto Panji Gumilang dan NII Karto Soewiryo
Al Chaidar: NII KW 9 Program Palsu agar NII Tak Berdiri[/b][/color]

Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah (NII KW) 9 diduga adalah program palsu yang dibuat oleh pemerintah. Tujuannya, supaya negara Islam (NII) yang diperjuangkan Kartosoewirjo tidak pernah berhasil berdiri di Indonesia. Namun sayang, cara ini banyak mengorbankan kemanusiaan.

Bak virus, NII (asli) dilemahkan, dibuat vaksin dan kembali disuntikkan untuk mendapatkan antibodi anti-NII.

“Iya-iya betul seperti itu, supaya NII yang sebenarnya tidak berdiri dan supaya citra NII jadi jelek,” jelas mantan pentolan Darul Islam/NII Al Chaidar yang juga penulis buku ‘Sepak Terjang KW9 Abu Toto Syekh A.S. Panji Gumilang Menyelewengkan NKA-NII Pasca S.M. Kartosoewirjo‘


Ketika berbincang dengan detikcom, Al Chaidar menyatakan sebenarnya NII KW 9 ini adalah program palsu yang banyak memakan korban kemanusiaan. Dia pun mendesak pemerintah yang diduga punya agenda NII KW 9 ini untuk menghentikannnya dan mengganti dengan program-program yang lain.

Berikut wawancara Al Chaidar dengan detikcom, Rabu (27/4/2011).

Pak Chaidar, Anda menulis buku ‘Sepak Terjang KW9 Abu Toto Syekh A.S. Panji Gumilang Menyelewengkan NKA-NII Pasca S.M. Kartosoewirjo’ yang diterbitkan tahun 2000?

Ya benar

Selama ini ada penelitian MUI tentang Pondok Pesantren Al Zaytun berkaitan dengan NII KW 9 dengan tokohnya Panji Gumilang, mengapa Panji Gumilang ini seperti misterius, seakan tak pernah tersentuh?

Ada penelitian Depag, MUI, terhadap Al Zaytun, Panji Gumilang ini dilindungi pemerintah kelihatannya, oknum-oknum intelijennya.

Anda sendiri yang menulis buku tentang Panji Gumilang, pernah bertemu orangnya? Dan seperti apa orangnya?


Pernah, orangnya besar, gendut, mewah, ada cincin-cincinnya.


Anda pernah masuk lingkaran dalam Ponpes Al Zaytun? Dan apakah benar ada doktrinasi NII dalam Al Zaytun?

Iya, seperti misalnya mendoktrin orang di luar itu adalah kafir, menipu boleh, mencuri.

Jadi sebenarnya, tujuannya itu mengumpulkan harta atau benar-benar untuk mendirikan negara Islam?

Ya mengumpulkan harta, tidak berniat untuk mendirikan (negara Islam).

Jadi analoginya seperti virus begitu, dilemahkan untuk dibentuk vaksin dan disuntikkan kembali agar timbul antibodi terhadap NII?


Iya, supaya NII yang sebenarnya tidak berdiri dan supaya citra NII jadi jelek, iya betul seperti itu.

Anda terakhir tahu di mana keberadaan Panji Gumilang?

Nggak tahu di mana keberadaanya


Apakah bisa Panji Gumilang dibawa ke ranah hukum bila terbukti?

Harusnya bisa aparat kepolisian

Apa imbauan Anda terhadap masyarakat dan pemerintah agar kasus-kasus NII KW 9 ini berhenti?


Harusnya memang dihentikan program defeksi, palsu, ini karena sangat merugikan masyarakat.


Bagaimana dengan NII Crisis Center yang dibentuk di berbagai kampus?


Iya sebenarnya itu suatu antisipasi yang cukup bagus, cuma saja perlu lebih dikenalkan bahwa ini bukan NII, ini adalah NII palsu karena NII asli nggak menghalalkan segala cara.

Yang paling penting adalah pemerintah membuat program yang lain untuk antisipasi maraknya rekrutmen NII ini ketimbang melakukan defeksi, mengorbankan banyak orang.

Sebaiknya diskusi memfasilitasi diskusi-diskusi ilmiah di kampus-kampus, mengenai politik Islam, negara madinah itu seperti apa, nomokrasi (pemerintahan teokrasi berdasarkan syariat) seperti apa, itu nanti dengan sendirinya terproteksi, memfilter dengan sendirinya.


Kalau program deradikalisasi bagaimana?


Deradikalisasi bagus juga kelihatannya, cuma belum mencapai target. Tinggal penyesuaian apa di tingkat apa harus dilakukan di sekolah, di pesantren, di kampus.

Konfirmasi Pak, betulkah apa yang ditulis di http://nii-alzaytun.blogspot.com yang disebutkan: Beberapa bulan kemudian, sekitar akhir 1999, Kepala Badan Intelijen (BAKIN) Letjen Purn ZA Maulani, pernah diminta melakukan negosiasi atas nama AS Panji Gumilang (alias Abu Toto) untuk berhadapan dengan Al Chaidar, misinya meminta Al Chaidar tidak usah menerbitkan buku tentang masa lalu Abu Toto yang berkaitan dengan Al-Zaytun ?

Iya benar, teman saya bilang nggak usah pakai deal-deal, kalau nggak menulis, korban kemanusiaan semakin banyak. Ditulis saja korban semakin banyak apalagi tidak ditulis?


Jadi Anda menduga ada oknum intelijen di balik NII ini?


Oknum intelijen ya. Karena ini lebih punya nilai uang dibandingkan dengan narkoba, karena ini seperti pengakuan Imam Supriyanto (mantan menteri NII KW 9) yang bertanggung jawab satu bulan mengumpulkan Rp 10 miliar.

Uang-uang dan harta itu dikemanakan?


Cuma 10 persen untuk Al Zaytun, 90 persen untuk oknum-oknum intelijen.


(nwk/nrl)

Himbauan kepada kaskuser hati hati terhadap postingan Zaytun NII
Setelah ane amati dengan cara seksama :

Mengingat :
Makin maraknya doktrinisasi, brainwash alias cuci otak anda, memanfaatkan uang anda, berani melawan orang tua, mengatasnamakan sebuah agama utk kepentingan dunia, bermegah megahan dalam pembangunan.

“Tidaklah akan terjadi hari qiamat sehingga setiap suku bangsa menyimpan dan melindungi orang-orang munafiknya, penghuni suatu kaum tinggallah orang-orang yang bodoh, dan penduduk suku tersebut mengangkat orang-orang munafik sebagai pemimpin mereka” (HR. Al Thabrani dari abdullah bin Mas’ud RA dan juga diriwayatkan oleh Imam Al – Turmudzi dari sahabat Abi Hurairah)

“Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga manusia bermegah-megahan dalam membangun masjid.” (HR. Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya, dan Imam Abu Dawud di dalam kitab sunnahnya dari sahabat Anas Ra.)


Menimbang:
Bahwa hal itu telah terjadi terang terangan saat ini, berpotensi merusak kemurnian agama, memecah belah umat, merugikan masyarakat, merusak otak, merugikan orang tua, merusak ekonomi rakyat kecil, namun terjadi pembiaran. Dengan telah dibangunnya bangunan megah



Memutuskan:
Supaya seluruh masyarakat untuk waspada terhadap apa yang didengar, dibaca, dilihat, dan dirasakan. Apabila gejala sudah mulai sedikit percaya setelah melalui perdebatan, merasa sedikit ragu dengan kebenaran, tiba-tiba penasaran ingin tahu seperti apa pesantren pimpinan Panji Gumilang, karena selalu ditantang "anda tidak akan tahu kalo tidak datang sendiri ke Zaytun", maka anda sudah terkena sihir, Istigfarlah anda, berwudhu, bacalah ayat kursi. Karena hal tersebut sering dilakukan oleh gerakan Grass Root NII KW 9. Cara tersebut sering dibuat NII KW Super, pertama anda akan diajak diskusi, kedua anda akan dibuat penasaran, ketiga setelah anda penasaran anda akan terbawa dengan mudah karena bimbang, keempat setelah bimbang anda sedapat mungkin dibuat percaya, kelima anda akan menganggap mereka benar, keenam anda akan lupa siapa diri anda sebenarnya dalam artian anda bukan diri anda yang sebenarnya seperti sebelum anda berdebat dengan anggota NII KW super. Sehingga muncul rasa tidak percaya diri dan ingin mencari imam atau pembimbing supaya tenang. Waspadalah ! Walau di dunia maya sekalipun.

Demikian supaya diketahui untuk khalayak.




Sudah cukup sepak terjang NII KW super disini, mari bersama kita selamatkan diri dan keluarga kita dari bahaya laten NII KW super
.....
Kita kan tidak tahu apakah alumni tersebut anggota NII KW super atau bukan, tidak ada salahnya anda waspada !

Ane sertakan sebuah acara di salah satu gedung zaytun gan.
utk diketahui di video ini, mereka sedang naik haji di zaytun, acara ini adalah prosesi lempar jumroh. Jumroh bukan seperti layaknya lempar batu di mina seperti ini





Namun menginfaq kan harta mereka untuk zaytun, minimal senilai 7 sak semen. 
























Percuma Bos lapor, udah banyak yang lapor
tp nggak digubris, udah dibeli kali sama Al Zaytun???
Ibaratnya kalo kita kehilangan ayam,
lapor Polisi malah bisa jd kehilangan kambing
kayak nggak tau aja, Baca dek biar lebih jelas


Hanya Susno yang Berani Tindak NII

Icha Rastika | I Made Asdhiana |
Kamis, 5 Mei 2011 | 18:43 WIB


POK, KOMPAS.com — Ketua Tim Rehabilitasi Korban NII di NII Crisis Center Sukanto menilai, pihak kepolisian seolah sulit menindak anggota NII. Kepolisian sulit menjerat mereka dengan pasal pidana. Satu-satunya jenderal polisi yang pernah menindak anggota NII, katanya, adalah Komjen Susno Duadji saat ia menjabat Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat.

"Satu-satunya polda yang berani bertindak, Susno Duadji. Tahun 2008 di Bandung, 36 ditangkap," kata Sukanto dalam kuliah umum bertajuk "Bahaya NII" di Universitas Indonesia, Depok, Kamis (5/5/2011).

Saat itu, Susno menjerat belasan anggota NII dengan pasal makar. Menurut Sukanto, tindakan Susno yang menjerat anggota NII dengan pasal makar itu seharusnya dapat menjadi yurisprudensi atau contoh bagi polda lainnya untuk menindak NII.

Namun, Mabes Polri, kata Sukanto, tidak mengindahkan upaya Susno tersebut untuk dijadikan contoh. "Saya tanya ke Mabes Polri kenapa tidak bisa jadi yurisprudensi untuk di Jakarta. Sulit, itu saja jawabnya," ungkap mantan pengurus kecamatan NII itu.


Selama menjadi pengurus NII Crisis Center, Sukanto berupaya menyampaikan laporan masyarakat korban NII ke pihak kepolisian. Namun, katanya, laporan-laporan NII Crisis Center solah tidak digubris. "Saya lapor ke Mabes Polri, dilempar-lempar saja. Gak ada lagi tindakan. Sejak 2007 saya bikin NII Crisis Center," katanya.

Ia juga menilai, pemberantasan sepak terjang NII yang menyesatkan sebenarnya bergantung pada political will atau keinginan pemerintah untuk serius menanggapi masalah NII.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kemahasiswaan UI Kamaruddin menyampaikan, pihaknya mengimbau Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar serius menindak sepak terjang NII yang dinilainya dapat merusak moral anak bangsa.

Kamaruddin juga mengusulkan agar pemerintah membentuk semacam rembuk nasional yang mengundang pihak terkait, seperti penegak hukum, sejumlah menteri, institusi akademis, tokoh agama, dan pihak Pesantren Al-Zaytun yang dianggap sebagai institusi formal penyebaran mahzab NII.

"Please, Bapak Presiden, korban sudah banyak berjatuhan dan itu calon pemimpin bangsa. Mohon Bapak Presiden bisa turun tangan, serius menangani kasus ini," kata Kamaruddin.

KOMPAS

Negara Intel Indonesia (NII) KW 9

Apabila kita mendengar isu Negara Islam Indonesia (NII), maka yang terlintas dalam pandangan masyarakat adalah, kelompok yang ingin mengganti NKRI dengan Negara Islam, dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Seperti, mengeksploitasi wanita bercadar untuk merampok dan memeras uang, termasuk mengancam dibunuh bila keluar dari komunitas tersebut.

Akibatnya, serentetan persepsi negatif itu, tidak saja berdampak buruk bagi komunitas itu, tapi juga terhadap Islam itu sendiri. Bahkan akhir-akhir ini, tidak saja mengaitkan gerakan Islam Syari’at dengan NII, tapi juga menyematkan labelalisasi terorisme.

Kasus terbaru adalah terungkapnya kasus Laila Febriani alias Lian, 7 April 2011, pegawai honorer Departemen Perhubungan, yang terdampar dua hari di Masjid At Ta'awun dikawasan Puncak, Bogor. Ketika ditemukan, Lian dalam kondisi linglung dicurigai akibat indoktrinasi aliran sesat, bahkan ia sudah merubah gaya berpakaiannya dengan mengenakan Jilbab Lebar dan bercadar.

Dibalik kasus ini muncul kesan untuk memojokkan citra berbusana Muslimah dengan jilbab lebar dan bercadar. Tak hanya itu, Lian menyebut banyak pria berjenggot tebal diantara mereka yang mengindoktrinasinya.

Gerakan NII Palsu
Upaya mendiskreditkan misi NII yang diproklamirkan SM. Kartosuwiryo, 12 syawal 1368 H/ 7 Agustus 1949 M, telah dilakukan bukan saja oleh mereka yang memusuhinya. Tapi, yang lebih berbahaya justru munculnya gerakan sempalan NII, yang melakukan penyimpangan atas nama NII oleh orang yang malah mengaku sebagai penerus perjuangan NII. Salah satu upaya jahat itu dilakukan oleh Totok Abdussalam alias AS Panji Gumilang, pimpinan Ma’had Al-Zaytun, Inderamayu, Jawa Barat, di bawah payung gerakan NII KW 9.

Padahal, misi NII yang diperjuangkan SM. Kartosuwiryo dan NII KW 9 versi AS Panji Gumilang membawa misi kontradiktif, berbeda dalam tujuan, dan bertentangan secara aqidah. NII atau DII/TII Kartosuwiryo berjuang menegakkan Negara Islam Indonesia berdasarkan Quran dan Sunnah. Sebaliknya, NII KW 9 yang dipimpin AS Panji Gumilang dengan Ma’had Al-Zaytun sebagai sentral aktivitasnya, melakukan penipuan, dan pemerasan atas nama NII. Pemahaman keagamaan, dan prilaku pengikutnya yang sama sekali tidak bisa dikategorikan Islami, adalah fakta kongkrit. Mereka menafsirkan ayat-ayat Al-Quran menggunakan metode safsathah, tafsir semau gue berdasarkan kepentingan hawa nafsu.

Karakteristi NII KW 9 versi Panji Gumilang :

Pertama, ingkar Sunnah: Pengajian-pengajian diselenggarakan sangat eksklusif dan tertutup. Materi awal tentang kebenaran Al-Quran, berikutnya akan selalu menggunakan Al-Quran sebagai rujukan, jarang sekali menggunakan hadits. Alasannya, adanya perkataan Nabi Saw : “Inna khairul hadits kitaballah – sebaik-baik hadits adalah kitabullah.” Mereka menolak hadits dengan menggunakan dalil hadits. Dalam hal ini, NII KW 9 menggunakan kalimat yang benar untuk tujuan kebathilan, sebagaimana dikatakan Imam ‘Ali bin Abi Thalib, Kalimatu haqqin yuradu biha bathilun.”

Sedang Ustadz yang memberikan pengajian selalu menyembunyikan identitasnya, dengan alasan security (keamanan). Bukan itu saja, calon pengikut NII KW 9 diajak ke suatu tempat untuk dibai’at, selama dalam perjalanan matanya ditutup.

Mereka menafsirkan ayat-ayat Al-Quran semau gue, sesuai kepentingan hawa nafsunya. Penggunaan hujjah Al-Quran hanya sekedar alat legitimasi atas suatu pemahaman sesat. Misalnya, peristiwa Isra’ Mi’raj ketika Rasulullah Saw naik ke langit ke tujuh, mereka artikan sebagai tujuh tingkat struktur pemerintahan, yaitu RT, RW, Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, dan Presiden. Ibadah shalat dianggap bukan kewajiban setiap Muslim, karena belum futuh Makkah, padahal Al-Quran sudah turun 30 juz dan Rasulullah Saw sudah wafat.

Kedua, menghalalkan yang diharamkan Allah : Siapa saja di luar kelompoknya dianggap kafir, karena itu halal darahnya dan dan hartanya boleh dirampas, dengan menganggapnya sebagai harta rampasan (fa’i). Jama’ahnya diperas, dijadikan objek pengumpulan dana dengan alasan infaq dan shadaqah, sementara penggunaan dana yang terkumpul tidak transparan. Para anggota jama’ah yang tidak berinfaq dianggap berhutang. Karena itu mereka membolehkan pengikutnya untuk mencuri, merampok, berdusta atas nama agama demi memenuhi tuntunan bai’atnya.

Istilah NII hanyalah kedok, untuk memudahkan rekrutmen para aktivis Muslim, sementara di sisi lain mereka menghalalkan darah dan harta sesama Muslim diluar kelompoknya, persis perilaku dan pemahaman kaum komunis PKI.

Kelompok NII (Negara Intelijen Indonesia) KW 9 ini disinyalir banyak pengamat dan aktivis Muslim, sebagai pembawa misi terselubung untuk menghancurkan Islam dari dalam. Melakukan penyimpangan aqidah dan syari’ah dengan memakai label Islam, mengikuti pandangan Napoleon Bonaparte yang menyatakan : “Jika mau membunuh kuda, gunakan kuda.”

Gerakan NII KW 9, juga mengusung misi intelijen. Tujuannya membangun citra negatif bagi gerakan yang bertujuan menegakkan Syari’ah Islam secara kaffah, menakut-nakuti umat Islam. Labelisasi Islam terhadap perilaku dan pemahaman yang bertentangan dengan ajaran Islam, adalah di antara metode dakwah yang ditempuh NII KW 9 pimpinan Totok Salam alias AS Panji Gumilang. Pusat gerakan aliran sesat KW 9 di Ma’had Al-Zaytun (bukan Az-Zaytun), Haurgeulis, Kabupaten Inderamayu, Jawa Barat.

Jadi, Darul Islam atau NII pimpinan SM. Kartosuwiryo yang diproklamasikan 12 syawal 1368 H/ 7 Agustus 1949 M, hanya menjadi tameng gerakan KW 9 (Komandemen Wilayah 9), sama sekali tidak memiliki kaitan sejarah, baik secara harakiyah maupun ideologis dengan NII KW 9 pimpinan Totok Salam. Hal ini penting ditegaskan, agar masyarakat tidak keliru menilai, dan tidak rancu dalam memahami peran sentral Darul Islam dalam membangkitkan semangat jihad, untuk membasmi kebathilan.

NII bentukan intelijen ini sungguh jauh benar karakternya dengan NII yang semua dirintis Kartosoewirjo, Daud Beureuh. Upaya formalisasi syariat Islam di lembaga negara selalu dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia (NII), karena dianggap memiliki benang merah dengan Darul Islam atau NII pimpinan SM. Kartosuwiryo.

Darul Islam, dipandang sebagai embrio atas suatu paham yang mengedepankan pentingnya melaksanakan Syari’at Islam secara sistemik, melalui jalur kekuasaan pemerintahan. Karena tanpa kekuasaan, Islam tidak akan bisa secara optimal melaksanakan misi Rahmatan Lil ‘Alamin.

Maka di zaman SM Kartosuwiryo, istilah NII bukan sekadar nama sebuah gerakan keagamaan, melainkan institusi Negara dengan konstitusi Islam yang memiliki kekuasaan berdaulat penuh. Memberi label NII pada aktivitas gerakan keagamaan, sangat riskan dari sudut pandang keamanan, juga dapat disalah gunakan sebagai alat penipuan secara ideologis.

Penolakan penggunaan nama NII terhadap aktivitas yang hanya sekadar gerakan, tanpa basis teritorial serta otoritas kekuasaan yang jelas, selain sebagai upaya mengamankan dan mengamalkan amanah perjuangan. Juga, meluruskan pemahaman yang keliru, memberi nama pada sesuatu yang bukan menjadi namanya. Menganggap gerakan sebagai Negara, koordinasi sebagai kekuasaan pemerintahan, sangat rentan terhadap penyusupan dan penyalahgunaan wewenang.

Negara Intelijen

Pada tanggal 27 Agustus 1999, masyarakat pergerakan Islam dikejutkan oleh sebuah pemberitaan berkenaan dengan diresmikannya sebuah pesantren oleh Presiden B.J. Habibie, di Indramayu (Jawa Barat). Pesantren termegah di Asia Tenggara itu bernama Ma’had Al-Zaytun, yang dipimpin oleh Syaikh Al-Ma’had AS Panji Gumilang.

Yang membuat kalangan pergerakan terkejut bukanlah semata-mata karena kemegahan pesantren yang berdiri di tengah-tengah kemiskinan rakyat sekitarnya, tetapi terutama karena sosok yang bernama AS Panji Gumilang, yang tak lain adalah Abu Toto, alias Toto Salam.

Pada tanggal 14 Mei 2003 Jenderal AM Hendropriyono (dalam kapasitasnya sebagai Kepala BIN), atas nama Presiden RI (waktu itu) Megawati, memenuhi undangan Panji Gumilang untuk menancapkan patok pertama bangunan gedung pembelajaran yang diberi nama Gedung Doktor Insinyur Haji Ahmad Soekarno. Kehadiran Jenderal Hendropriyono ketika itu diikuti hampir seluruh pejabat tinggi BIN.

Pada Pemilu Legislatif 5 April 2004, terdapat sekitar 11.563 pemilih yang tersebar di 39 TPS Khusus Al-Zaytun, hampir seluruhnya (92,84 persen) diberikan kepada Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) pimpinan Jenderal Purn. Hartono dan Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut—putri Soeharto). Selebihnya (618 suara) diberikan kepada Partai Golkar.

Tanggal 5 Juli 2004, masyarakat kembali dikejutkan oleh pemberitaan seputar Pemilihan Presiden, yaitu ketika Al-Zaytun berubah sementara menjadi ‘TPS Khusus’ yang menampung puluhan ribu suara (24.878 jiwa) untuk mendukung calon presiden Jenderal Wiranto. Ketika itu, puluhan armada TNIAD hilir-mudik mengangkut ribuan orang dari luar Indramayu yang akan memberikan suaranya di TPS tersebut. Dalam perkembangannya, hasil dari TPS Khusus ini dianulir.

Sebelum kasus penimbunan senjata oleh Brigjen Koesmayadi diungkap oleh KSAD Jenderal TNI Djoko Santoso (yakni pada 29 Juni 2006), beberapa tahun sebelumnya sejumlah aktivis Islam pernah melaporkan kepada aparat kepolisian tentang adanya timbunan senjata di Al-Zaytun, pada sebuah tempat yang dinamakan Bunker. Laporan itu baru ditindak-lanjuti aparat kepolisian beberapa bulan kemudian, setelah ratusan senjata itu dipindahkan ke tempat lain, dan bunker tempat penyimpanan senjata sudah berubah fungsi. Senjata-senjata itu milik seorang jenderal aktif yang sangat berpengaruh pada masanya.

Dari rentetan fakta di atas, tampaknya sulit untuk mencegah bila ada yang menyimpukan bahwa Toto Salam alias Abu Toto adalah sosok yang disusupkan ke dalam gerakan Islam, dengan proyek mercusuarnya berupa Ma’had Al-Zaytun.

sumber disini


Bila NII KW 9 & Panji Tak Ditindak, Bisa Jadi Preseden Buruk Bagi SBY
Chazizah Gusnita - detikNews
Selasa, 10/05/2011 12:56 WIB


Jakarta - Gerakan cuci otak yang sering direkatkan pada NII KW 9 bagaikan kentut: ada baunya tapi tak berwujud. Meski demikian, Polri yang sukses memberantas terorisme, pasti mampu menguaknya. Sebab jika kelompok ini dibiarkan, akan menjadi preseden buruk bagi pemerintahan SBY.

"Kasus ini tidak ada tindakan. Ini akan menjadi preseden buruk bagi pemerintahan SBY. Kelompok ini akan terus berjalan," ujar Sukanto, mantan camat NII KW 9 yang kini aktif di NII Crisis Center -- lembaga yang mencoba mencegah jatuhnya korban -- saat dihubungi detikcom, Selasa (10/5/2011).


Menurut Sukanto, jika pemerintah punya itikad baik tentu semuanya bisa ditindak. Sudah banyak bukti-bukti yang kuat ideologi kelompok ini melenceng . Banyak yang sudah direkrut untuk melakukan kejahatan bahkan berniat makar.

"Intinya sekarang ya harus bertindak. Bersikapnya NII itu salah atau benar. Merusak atau tidak. Kalau negara melindungi masyarakat ya ditindak. Itu sudah jelas sesat mengambil keuntungan keuangan," jelasnya.


Sukanto mengatakan, pihak kepolisian juga dalam hal ini baru sekadar mencari informasi mengenai NII KW 9 ini. Padahal sepak terjang NII KW 9 sudah bergerak dari dulu.

"Ya baru cari informasi ke MUI, Kemenag dan lainnya. Ini kan sudah lama. Jadi sekarang timbul ini lagi kayak kebakaran jenggot mereka," nilainya.


Sukanto optimistis akan ada tindakan terhadap NII KW 9 ini. Namun sayangnya itu justru bukan untuk menghancurkan atau membubarkan NII KW 9 atau bahkan menangkap Panji Gumilang.


"Kalau bawahan Panji mungkin bisa diperiksa. Kalau Panjinya sulit. Kita lihat Panji membuat gerakannya bersih. Kalau kotor, ya dia ada celah hukum. Ada latar belakang politis juga," ungkapnya.

Sukanto melihat tindak lanjut kasus NII KW 9 ini belum ada titik terang. Dengan tidak adanya sikap proaktif pemerintah, masyarakat akan terus berpikir memang ada permainan pemerintah di balik NII KW 9 dan Panji Gumilang.

"Laporan Panji sudah banyak. Tapi nggak juga disikapi. Kita cuma bisa berkira-kira di masyarakat ini intelijen toh. Ya nanti akan seperti itu terus ada permainan pemerintah," jelasnya.


Jika memang pemerintah terus melakukan pembiaran terhadap NII KW 9, maka akan memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Akan semakin banyak masyarakat yang direkrut. Kelompok ini juga akan merasa mendapat legitimasi tindakan mereka tidak salah. Bahkan bisa saja ke depannya akan muncul kelompok yang sama.

"Mereka bisa menganggap SBY mendukung mereka. Banyak aspek yang dihancurkan dari kelompok. Kalau tidak ada tindakan, di hari mendatang akan akan kelompok lain yang muncul dan bisa lebih buruk lagi," tandasnya.

Saat ditemui detikcom di Indramayu pekan lalu, Panji Gumilang menyangkal memimpin NII KW 9. "Saya juga tidak tahu kenapa nama saya dibawa-bawa. Tapi saya Panji Gumilang tidak pernah masuk, apalagi dibilang keluar masuk NII. Tidak ada saya pernah masuk NII," kata Panji. Dia menegaskan, Al Zaytun dibangun atas sumbangan umat Muslim.

(gus/nrl)
detiknews

Jamaah Wilayah Jaksel Sumbang NII KW 9 Rp 2 Miliar Per Bulan
Lia Harahap - detikNews
Selasa, 10/05/2011 05:15 WIB


Jakarta - Sebagai mantan menteri NII KW 9, Imam Supriyanto tahu betul keuangan kelompok itu. Menurutnya, jamaah NII KW 9 yang berasal dari Jakarta Selatan bisa menyumbangkan Rp 2 miliar per bulannya.

"Kawasan Jakarta Selatan ini memang paling subur. Dalam sebulan, sumbangan jamaah untuk Jaksel saja bisa mencapai Rp 2 miliar per bulan," ujar Imam saat berbincang dengan detikcom, Selasa (10/5/2011).

Jakarta Selatan paling subur, karena latar belakang para jamaah yang berasal dari kalangan menengah ke atas. Dari mereka biasanya, satu orang bisa menyumbang sampai puluhan juta.

"Di daerah itu ada pengusaha, ada artis tapi ada juga masyarakat biasa," katanya.

Menurut Imam, ada beberapa alasan kenapa artis-artis mau bergabung pada gerakan ini. NII dan keanggotan artis bagi mereka saling menguntungkan.


"Artis kan duitnya banyak, nah artis kan milih NII KW 9 karena Islamnya longgar bisa tidak salat, boleh nggak puasa, boleh pakaian seadanya, boleh minum wine," bebernya.


Dia menambahkan, sebenarnya keterlibatan artis di NII itu sudah ada sejak tahun 1987. Dia juga menyakini NII cukup senang dengan keberadaan artis untuk menyuburkan keuangan mereka.

"Kalau dulu kan orientasi gerakan ini untuk menyebarkan ideologi makanya merekrut orang sebanyak-banyaknya. Kalau sekarang lebih ke faktor ekonomi," tandasnya.

detiknews

Chaidar: NII KW IX Palsu, Bentukan Intelijen
Inggried Dwi Wedhaswary | Heru Margianto |
Jumat, 6 Mei 2011 | 13:47 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat terorisme yang pernah bergabung di Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX (NII KW IX), Al Chaidar, mengungkapkan, NII pimpinan Panji Gumilang adalah NII palsu. Ia mengatakan, NII KW IX merupakan bentukan intelijen pada tahun 1992.

Apa tujuannya? Berdasarkan pengalaman dan penelitian yang dilakukannya, NII KW IX dibentuk sebagai bagian dari program deteksi pemerintah untuk mengonter gerakan radikalisme di Indonesia.


"Panji Gumilang akan dibiarkan karena menjadi program deteksi pemerintah. Sangat efektif untuk mengonter radikalisme di Indonesia. KW IX bentukan pemerintah untuk melakukan deradikalisasi gerakan radikal," paparnya seusai mengisi diskusi di Gedung DPD, Jakarta, Jumat (6/5/2011).

Ia mengatakan, NII palsu dibentuk untuk meredam gerakan dan ekspansi NII asli. "Misalnya, yang asli dakwah di satu daerah, yang palsu juga. Nanti akan ada yang terjerumus ke (NII) asli, ada yang ke NII palsu. Tetapi, yang ke NII palsu akan dikeruk hartanya, kehilangan jaringan sosial, dan lain-lain," katanya.


Ketika ditanya bagaimana program deradikalisasi berjalan, ia menggambarkan, setelah para korban di NII KW IX tersadar telah dikeruk hartanya, akan ada cap buruk dan kapok bergabung dengan NII. "Akhirnya ada demoralisasi dan, menurut saya, kriminalisasi terhadap NII asli," ujarnya.

Menurut Chaidar, eksistensi NII KW IX memang diproteksi pemerintah. Oleh karena itu, jawaban yang diberikan pemerintah terhadap aksi NII tak pernah lugas.


Sementara itu, NII asli, menurut Chaidar, cenderung terpojok dan masih menjalankan pola-pola tradisional. Saat ini, setidaknya ada 14 faksi NII asli yang dipimpin oleh 14 imam. "Masing-masing merasa benar. Di luar faksi, dia dianggap tidak legitimate," ujarnya.

Gerakan NII asli cenderung tidak agresif dan hanya mampu mengumpulkan infak dalam jumlah kecil. Hal ini berbeda dari NII KW IX yang mampu meraup dalam jumlah besar. "NII asli paling infak Rp 5.000, kapan bisa berdiri negara Islam?" kata Chaidar.

KOMPAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar