Sabtu, 17 November 2012

PAPI MENGAJARI MAMI TENTANG SKETSA UMUM DAN POKOK PIKIRAN (BERITA PERTAMA KiTAB KEJADIAN



Alkitab adalah sebuah buku yang ajaib. Yaitu "Buku" di atas segala buku. Diperlukan waktu sekitar 1600 tahun untuk menyelesaikannya, yang dimulai oleh nabi Allah yang terbesar Musa dan diakhiri oleh rasul Yohanes. Namun baru diresmikan setelah berselang 300 tahun kemudian (397 M) di sebuah rapat dewan yang diadakan di Carthage, Afrika Utara. Tak lama kemudian, Alkitab dikunci oleh Katholik. Hampir sepuluh abad lamanya, yaitu dari abad ke-6 sampai abad ke-15, Alkitab tertutup rapat. Zaman itu dalam sejarah disebut zaman kegelapan. Kegelapan menimpa umat manusia disebabkan tertutupnya Alkitab yang mengandung terang ilahi.
 

Kemudian dalam reformasi, Allah memakai Martin Luther untuk membukakan Alkitab. Pada waktu yang sama, juga ditemukan cara mencetak yang memungkinkan pencetakan Alkitab. Meskipun Alkitab telah terbukakan, namun belum terbuka sepenuhnya. Tetapi syukur kepada Tuhan, selama 5 abad terakhir ini, Tuhan terus-menerus membukakan firman-Nya melalui tokoh-tokoh rohani. Kita berdiri di atas bahu mereka dan berterima kasih kepada mereka. Namun kita lebih bersyukur kepada Tuhan karena sekarang Alkitab sudah begitu terbuka bagi kita, sehingga kita memperoleh pelajaran-hayat yang berlimpah dari firman hidup ini.



HEMBUSAN ALLAH

Apakah Alkitab itu? Kita tahu, kata "alkitab" berarti "buku". Buku apa? Alkitab sendiri mengatakan, "Seluruh kitab suci adalah hembusan Allah" (2 Timotius 3:16 Tl.). Alkitab adalah hembusan Allah; bukan hanya perkataan atau pikiran Allah, bahkan hembusan Allah sendiri. Yang kita hembuskan ialah nafas kita, dan nafas ini dihembuskan oleh hakiki kita. Maka Alkitab sebagai hembusan Allah adalah sesuatu yang dihembuskan oleh hakiki Allah sendiri. Alkitab mengandung unsur Allah sendiri, segala hakiki Allah terkandung di dalam buku ilahi ini. Allah itu terang, hayat, kasih, kuasa, hikmat, dan sebagainya. Dan segalanya ini telah dihembuskan-Nya ke dalam Alkitab. Kapan saja kita membaca buku ini dengan hati dan roh yang terbuka, niscayalah kita menyentuh sesuatu yang kudus; bukan hanya pikiran-pikiran, pendapat-pendapat, pengetahuan, kata-kata, atau kalimat-kalimat, bahkan sesuatu yang lebih dalam dari pada segalanya ini, yakni kita menyentuh Allah sendiri.



ROH DAN HAYAT

Tuhan Yesus pernah berkata bahwa perkataan-perkataan yang dikatakan-Nya adalah Roh dan Hayat (Yohanes 6:63). Dapatkah kita membayangkan bahwa Alkitab, firman Allah itu adalah Roh? Bukan hanya kata-kata hitam di atas putih saja, tetapi juga sesuatu yang lebih tinggi, lebih dalam, lebih limpah, dan lebih kaya, yaitu Roh dan Hayat. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa. Roh itu ialah Allah sendiri (Yohanes 4:24) dan Hayat itulah Kristus (Yohanes 14:6). Papi tidak mengatakan bahwa Alkitab adalah Allah sendiri, tetapi menurut Tuhan Yesus, firman dalam Alkitab itu adalah Roh dan Roh adalah Allah sendiri. Tuhan itulah hayat terhadap kita. Jika kita membaca firman ini dalam kedudukan yang benar, dengan hati dan roh yang terbuka, niscaya kita menjamah Allah sendiri dan menerima hayat.

Pada saat kita datang ke hadapan firman ilahi ini, hampir seluruh diri kita tersangkut. Kita harus menghampiri-Nya dengan hati yang mencari Allah, dengan pikiran yang jernih, tenang, dan dengan roh yang terbuka. Jika terhadap Tuhan dan firman-Nya, kita membuka roh kita, tentulah kita akan menyentuh Tuhan sendiri yang ada di balik huruf-huruf ini. Jadi bukan hanya persoalan membaca, mengerti, atau mencari dengan hati kita, tetapi juga persoalan menyentuh Allah dalam roh kita. Jika kita menggunakan seluruh diri kita demikian, kita tidak hanya akan mendapat wahyu, tetapi juga unsur-unsur ilahi yang terwahyukan dan tersalurkan oleh firman-Nya itu tertransmisikan ke dalam roh kita. Efesus 6:17-18 mengatakan bahwa: "terimalah... firman Allah dengan segala doa dan permohonan..." Kita menerima firman Allah tidak hanya dengan membaca dan mempelajari, tapi juga dengan segala doa dan permohonan. Jadi kita membaca dan mempelajari Alkitab dengan doa; yaitu melatih roh kita menyentuh Tuhan dengan mendoa-bacakan firman kudus ini.



WAHYU POKOK DALAM ALKITAB

Alkitab terutama mewahyukan hayat. Hayat merupakan fokus dari seluruh Alkitab. Namun apakah hayat? Atau, siapakah hayat itu? Jawabannya terdapat dalam firman Tuhan Yesus. Ia berkata, "Akulah hayat" dan "Aku datang supaya kamu memperoleh hayat.". Alkitab mewahyukan Kristus sebagai hayat. Setiap kali kita menghampiri Alkitab, kita harus menyadari bahwa kita datang untuk menyentuh Kristus sebagai hayat kita.

Alkitab merupakan kitab hayat, dan hayat ini tak lain adalah diri Kristus Yesus sendiri, persona yang kudus dan hidup itu. Dia adalah bagian kita. Bila kita membaca Alkitab, kita harus dapat menyentuhnya. Jangan ulangi sejarah orang-orang Yahudi yang sangat kasihan, mereka menyelidiki Alkitab karena mengira di dalamnya ada hayat, namun tak mau datang kepada Tuhan Yesus (Yohanes 5:39-40). Jangan membaca Alkitab tanpa menyentuh Tuhan. Setiap kali kita membuka Alkitab, kita harus berkata, "Tuhan Yesus, Engkau harus ada di sini. Ini bukan buku semata, melainkan wahyu-Mu sendiri. Aku tak mau membaca buku ini tanpa menyentuh-Mu. Aku tak mau mendengar sesuatu dari buku ini tanpa mendengar-Mu. Aku tak mau membaca buku ini tanpa melihat-Mu. Aku senang memandang wajah-Mu. Aku gemar melihat. Engkau dari tulisan-tulisan ini. O, Tuhan Yesus, terangilah dan urapilah setiap firman-Mu, sehingga aku dapat menyentuh-Mu." Kita perlu roh semacam ini untuk menyentuh firman hidup ini.

Setelah manusia diciptakan, manusia ditempatkan di depan dua pohon di taman Eden; yang satu pohon hayat, dan yang lainnya pohon pengetahuan. Jika manusia memakan buah pohon hayat, ia akan menerima hayat ilahi Allah yang diwujudkan sebagai pohon hayat. Tetapi manusia tertipu dan makan buah pohon pengetahuan (yang mengacu kepada sumber yang bukan Allah yaitu Iblis/Satan). Akibatnya adalah maut. Sama prinsipnya dengan menyentuh Alkitab. Kita dapat menjadikan Alkitab sebagai buku hayat bila menjamahnya demi menggunakan roh kita; dengan berdoa kepada Tuhan kita dapat menerima-Nya sebagai hayat melalui firman-Nya. Atau sebaliknya, kita dapat menjadikan Alkitab buku pengetahuan demi pikiran kita, dan mencari pengetahuan belaka. Cara ini mendatangkan kematian dan bukannya kehidupan. Dua Korintus 3:6 memperingatkan kita bahwa "hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan". Jangan menjadikan Alkitab sebagai kitab huruf yang mematikan. Melainkan sentuhlah Roh Tuhan yang di dalamnya, sehingga menjadi roh dan hayat bagi kita.



FUNGSI-FUNGSI LAIN DARI ALKITAB

Masih ada beberapa ayat yang mengatakan bahwa Alkitab mempunyai beberapa macam fungsi lain. Alkitab mengandung hikmat yang menuntun kita kepada keselamatan (2 Timotius 3:15). Alkitab mempunyai fungsi berkembangbiak dari benih. Melalui firman Allah kita dapat dilahirkan kembali (1 Petrus 1:23). Setelah kita dilahirkan kembali, Alkitab seperti susu dan makanan yang merawat dan menumbuhkan kita di dalam Tuhan (1 Petrus 2:2; Matius 4:4). Sebab itu kita harus makan firman Tuhan (Yeremia 15:16), yaitu makan firman dengan menggunakan roh kita.

Alkitab juga memberikan pengajaran terbaik bagi kita dan menyempurnakan orang-orang milik Allah (Roma 15:4; 2 Timotius 3:16-17). Jika kita, kaum milik Allah, ingin disempurnakan, kita pasti akan menerima penyempurnaan melalui firman kudus-Nya.


PERJANJIAN LAMA

Alkitab terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama terutama menubuatkan tentang Kristus. Kristus yang akan datang itu dilukiskan dengan kata-kata yang jelas, bayang-bayang, lambang-lambang, serta berbagai tanda-tanda dan nubuat-nubuat lain.

Dalam Lukas 24 Tuhan Yesus dua kali berkata bahwa Perjanjian Lama menuliskan tentang Dia (ayat 27, 44). Perjanjian Lama dapat dibagi menjadi 3 pokok utama: kitab-kitab Musa (mengacu kepada Taurat), para nabi, dan Mazmur. Tuhan sendiri berkata bahwa setiap bagian dari Perjanjian Lama menuliskan sesuatu tentang Dia. Dalam Yohanes 5:39 Tuhan juga berkata bahwa Perjanjian Lama adalah suatu kesaksian bagi-Nya. Dalam Ibrani 10:7 Ia berkata, "Dalam gulungan kitab (yakni Perjanjian Lama) ada tertulis tentang Aku." Jadi Perjanjian Lama terutama menubuatkan Kristus sebagai segala sesuatu terhadap umat Allah.


KITAB KEJADIAN

Sekarang marilah kita memulai pelajaran hayat kitab Kejadian. Judul asli buku ini ialah "Pada mulanya" terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani "Septuagint," mengambil nama Genesis (Kejadian) dari bahasa Latin yang berarti kelahiran atau asal mula. Kejadian mendatangkan kelahiran bagi segala sesuatu, memberi permulaan bagi segalanya. Kejadian adalah sebuah kitab yang mengandung benih-benih kebenaran ilahi. Semua kebenaran ilahi dalam seluruh Alkitab tertanam dalam kitab ini.


I. SKETSA UMUM

Setiap kitab dalam Alkitab mempunyai sketsa umum, dan sketsa kitab Kejadian ialah:

Allah menciptakan, Iblis merusak, manusia jatuh, dan Yehova menjanjikan keselamatan.

Jangan lupakan butir ini!

Meskipun kitab Kejadian terdiri atas 50 pasal, namun sangat sederhana sekali; karena hanya terbagi dalam 3 bagian. Bagian pertama ialah pasal 1 dan 2; bagian kedua ialah pasal 3 sampai 11; dan bagian ketiga ialah pasal 12 sampai 50. Setiap bagian dimulai dengan sebuah nama. Nama-nama pada bagian pertama dan ketiga sangat baik sekali, tetapi nama pada bagian kedua tidak. Pada bagian pertama terdapat "Allah", pada bagian kedua terdapat "ular", dan pada bagian ketiga terdapat "Yehova" (TUHAN). Allah menciptakan, ular merusak, dan Yehova memanggil.

Apa yang diciptakan Allah? Langit dan bumi. Bukan itu saja. Pada akhirnya Allah menciptakan manusia, karena langit untuk bumi, bumi untuk manusia, dan manusia untuk Allah. Setelah penciptaan Allah, ular si licik datang menyelinap untuk merusak. Dia benar-benar telah merusak ciptaan Allah. Perusakannya berawal dengan pemberontakan dan berakhir dengan pemberontakan pula. Pasal 11 menunjukkan pemberontakan ras yang jatuh telah mencapai puncaknya, sudah tak tertolong lagi. Tetapi haleluya! Masih ada harapan, karena Allah datang memanggil Abraham untuk memulai suatu permulaan baru. Allah menciptakan, ular merusak, tetapi Yehova memanggil.

Di bagian manakah Mami berada? Papi dapat bersaksi bahwa beberapa tahun yang lalu Papi berada di bagian kedua, namun hari ini Papi berada di bagian ketiga. Beberapa tahun yang lalu Papi telah dirusak oleh ular, tetapi sekarang Papi adalah orang yang dipanggil oleh Yehova.

Dua pasal pertama mencantumkan penciptaan Allah, kemudian dalam keempat puluh delapan pasal berikutnya mencantumkan riwayat hidup delapan tokoh penting. Empat orang dari golongan pertama ialah: Adam, Habel, Henokh, dan Nuh. Empat orang golongan kedua ialah: Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf. Setiap golongan termasuk kaum yang berbeda. Golongan pertama termasuk keturunan Adam. Golongan kedua termasuk keturunan Abraham. Dalam kitab Kejadian terdapat 2 bapa yaitu Adam, bapa kaum tercipta; dan Abraham, bapa kaum terpanggil.

Mami termasuk dalam kaum tercipta atau terpanggil? Semua orang terpanggil adalah anak-anak Abraham. Galatia 3 mengatakan bahwa siapa saja yang percaya kepada Yesus Kristus adalah anak Abraham (ayat 7, 29). Haleluya! Dahulu kita tercipta, tetapi sekarang kita terpanggil. Satu Korintus 1:24 mengatakan, bagi orang-orang yang terpanggil Kristus itulah kekuatan dan hikmat Allah. Kita bukan lagi kaum tercipta, melainkan kaum terpanggil untuk selama-lamanya, terpanggil untuk memiliki dan menikmati Kristus.


II. POKOK PIKIRAN

Setiap kitab dalam Alkitab mempunyai pokok pikiran. Pokok pikiran kitab Kejadian ialah:

Kristus adalah pengharapan dan keselamatan manusia yang telah jatuh, dan Allah akan melalui Kristus membuat manusia yang telah jatuh ini menggenapkan kehendak-Nya.

Bila kita betul-betul mengerti kitab Kejadian, kita akan mengetahui bahwa kitab ini menyatakan Kristus sebagai pengharapan dan keselamatan manusia yang telah jatuh. Melalui Kristus, Allah hendak membuat manusia yang telah jatuh mampu menggenapkan kehendak-Nya.

Kristus adalah inti kitab Kejadian, dan Kristus adalah hayat orang-orang yang telah dipulihkan-Nya dari kejatuhan. Mengapa 2 pasal pertama kitab ini berisikan catatan demikian mengenai penciptaan? Mengapa pula pada 48 pasal berikutnya berisikan riwayat hidup 8 orang itu? Kita memerlukan pengertian yang mendalam. Dua pasal pertama seolah-olah berisikan catatan mengenai penciptaan, tetapi ini masih di permukaan; dasar pikirannya terpusat pada hayat. Kedua pasal ini adalah catatan mengenai hayat. Kalau dijadikan catatan mengenai penciptaan, tentunya terlalu sederhana dan singkat sekali. Dalam Kejadian 1 dan 2, Allah tidak bermaksud mencatat tentang penciptaan, melainkan mewahyukan hayat.

Perhatikan pasal-pasal ini. Mula-mula Allah menciptakan alam semesta, dan alam semesta ini telah dirusak, kacau-balau, hampa, dan kelam. Kemudian Roh Allah datang untuk menghasilkan hayat. Segera setelah Roh Hayat, datanglah terang, yang juga untuk menghasilkan hayat. Setelah itu diciptakan-Nya cakrawala, pemisah air kematian. Kemudian muncullah daratan dari air kematian. Munculnya daratan itu adalah untuk menghasilkan hayat, sehingga segera dihasilkan berbagai jenis hayat tanaman. Setelah itu terdapat hayat hewan di dalam air, hayat manusia; kemudian disusul oleh hayat ilahi yang dilambangkan sebagai pohon hayat. Jelaslah terlihat bahwa kedua pasal tersebut bukanlah catatan mengenai penciptaan, melainkan catatan mengenai hayat.

Bagaimana mengenai riwayat hidup kedelapan orang tadi? Bila kita teliti sekali lagi kitab Kejadian, kita akan merasa heran karena riwayat hidup tersebut sedikit sekali menyinggung pekerjaan mereka; yang dicatat sebagian besar mengenai hayat mereka, kehidupan mereka, dan perjalanan mereka beserta Allah. Alkitab tidak begitu menyinggung mengenai apa yang dikerjakan Adam, tetapi menjelaskan berapa lama Adam hidup, yaitu 930 tahun. Jika kita menulis riwayat hidup Adam, kita memerlukan ratusan halaman untuk bercerita mengenai pekerjaan dan perilakunya. Tetapi kitab Kejadian hanya menceritakan bagaimana Adam hidup di hadirat Allah.

Mari kita lihat Habel dan Henokh. Kitab Kejadian menceritakan apa pun mengenai Henokh kecuali mengenai ia hidup bergaul dengan Allah, dan kemudian diangkat oleh Allah. Sungguh menakjubkan. Papi benar-benar mengharapkan dapat menjadi seorang yang demikian, yaitu tidak mengerjakan apa pun, dan tidak menjadi apa pun, hanya hidup bergaul dengan Allah, sampai pada suatu hari, Papi diangkat bersama-Nya untuk beserta dengan-Nya.

Mungkin Mami bertanya, bukankah Nuh mengerjakan sesuatu? Benar, namun bukan menurut kehendaknya atau bagi dirinya sendiri. Segala sesuatu dikerjakannya menurut wahyu Allah dan bagi kehendak Allah. Kita teruskan melihat Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf. Sulit sekali kita mengetahui pekerjaan yang dilakukan baik oleh Abraham, Ishak, dan Yakub. Seolah-olah Yusuf, putra Yakub ini melakukan sesuatu, tapi jika kita mengenal pencatatan Alkitab, kita niscaya mengerti bahwa pekerjaan Yusuf adalah bagian dari pemerintahan hayat Yakub. Yusuf memerintah bagaikan raja.

Pada hakekatnya, kitab Kejadian bukanlah kitab mengenai penciptaan ataupun riwayat hidup, melainkan merupakan suatu kitab hayat. Allah menggunakan catatan penciptaan untuk menyatakan perihal hayat. Melalui riwayat hidup kedelapan orang inilah Allah menunjukkan betapa Dia membutuhkan sesuatu hayat untuk merampungkan kehendak-Nya. Dalam kitab ini, yang terakhir ialah kehidupan Yakub yang disebut Israel, Pangeran Allah. Maksud hati Allah ialah memperoleh Israel. Kita perlu dibawa ke tempat Allah menganggap kita sebagai Israel-Nya. Ini mutlak adalah persoalan hayat. Karena itu, Kejadian berintikan hayat, dan hayat ini adalah Kristus sendiri.


III. ISI

Sekarang marilah kita menilik isi kitab Kejadian


A. KEINGINAN DAN TUJUAN ALLAH (1:1-2:3)

Penciptaan Allah bukan hanya untuk merampungkan kehendak-Nya dan menggenapkan tujuan-Nya, tetapi juga untuk menyatakan maksud-Nya di dalam alam semesta dan menunjukkan tujuan-Nya dalam kekekalan. Segala sesuatu yang kita perbuat menyatakan keinginan kita. Meskipun kita tidak banyak berbicara, namun dari apa yang kita perbuat ternyatalah keinginan kita. Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, menciptakan berbagai ragam makhluk, bahkan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya sendiri dan memberinya kuasa atas segala sesuatu yang tercipta, tentunya Dia mempunyai suatu tujuan. Dari ciptaan-Nya kita tahu bahwa Allah mempunyai satu keinginan dan tujuan.


1. Ciptaan Allah Sebermula -1:1

a. Motivasi

Menurut Efesus 1:5,9 motivasi penciptaan Allah yang sebermula ialah kerelaan (perkenan) kehendak-Nya. Allah melaksanakan penciptaan-Nya yang sebermula untuk memenuhi keinginan-Nya dan memuaskan kegemaran-Nya. Dia senang dan suka menciptakan, karena itu, Ia melakukan-Nya untuk menyenangkan diri-Nya.


b. Tujuan

Tujuan Allah dalam penciptaan-Nya ada dua aspek; Pertama dalam penciptaan-Nya Allah bertujuan memuliakan Putra-Nya (Kolose 1:15-19). Meskipun dalam Kejadian 1 dan 2 kita tidak menemukan istilah Putra Allah atau nama Kristus, tetapi kita ketahui dari Roma 5:14 bahwa Adam adalah gambaran dari Kristus yang akan datang. Adam diciptakan menurut gambar Allah, inilah corak Kristus. Dalam Adam kita nampak sesuatu dari Kristus. Tujuan Allah dalam penciptaan-Nya ialah memuliakan Putra-Nya, Yesus Kristus.

Kedua, penciptaan itu menyatakan Allah sendiri. Langit dan bumi membuat kita mengetahui sesuatu mengenai Allah, dan pada manusia kita melihat sesuatu mengenai Allah. Allah dinyatakan melalui manusia terutama melalui Putra-Nya, yaitu Kristus. Kristus ialah perwujudan Allah (Kolose 2:9). Ketika Kristus dimuliakan dalam rupa manusia di tengah-tengah ciptaan Allah, Allah pun dinyatakan.

Mengapa Allah menciptakan langit? Apa tujuan-Nya? Kalau kita baca baik-baik isi Alkitab, kita akan tahu bahwa langit diciptakan untuk bumi; para ahli dan sarjana pun dapat membuktikan hal ini. Sedemikian banyaknya benda-benda di langit hanyalah untuk bumi; misalnya sinar matahari, air, dan lain sebagainya. Lalu untuk apakah bumi? Menurut Alkitab, bumi adalah untuk amnusia. Zakharia 12:1 mengatakan bahwa Allah membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, bumi untuk manusia, dan manusia untuk Allah. Allah menciptakan manusia sebagai satu wujud yang korporat untuk menampung Dia, mengekspresikan Dia, dan memuliakan Dia.


c. Dasar

Dasar penciptaan Allah ialah kehendak dan rencana Allah (Efesus 1:10). Wahyu 4:11 dengan jelas memberi tahu kita bahwa segala sesuatu diciptakan menurut kehendak Allah. Allah mempunyai satu kehendak dan menurut kehendak ini Ia merencanakan. Menurut kehendak dan rencana ini Ia menciptakan segala sesuatu.


d. Sarana

Sarana penciptaan Allah ialah Putra Allah (Kolose 1:15-16; Ibrani 1:2b) dan firman Allah (Ibrani 11:3; Yohanes 1:1-3). Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa Allah melalui Kristus sebagai Putra Allah dan sebagai firman Allah, menciptakan langit dan bumi. Putra Allah dan firman Allah adalah satu.

Kita semua harus mengenal bahwa tujuan Allah yang kekal, yang inti, adalah untuk Putra-Nya yaitu Kristus. Alkitab mengatakan, ketika Allah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya, Ia melakukannya melalui Kristus, juga berdasarkan Kristus. Segala sesuatu yang diciptakan melalui Kristus, berdasarkan Kristus, bahkan dipandang dari makna tertentu juga diciptakan di dalam Kristus. Sejak saat penciptaan, segala sesuatu mempertahankan eksistensinya dalam Kristus. Kristus adalah pusat (poros) yang mengendalikan setiap bagian jagat raya.

Ibrani 1:3 mengatakan bahwa Kristus menopang segala sesuatu dengan firman kuasa-Nya, dan Kolose 1:17 mengatakan bahwa segala sesuatu berada di dalam Kristus. Kelihatannya bumi tidak bergantung pada apa pun, tetapi sebenarnya ia ditopang oleh Kristus. Jika salah satu dari planet-planet menyimpang sedikit dari orbitnya, maka akan terjadi suatu benturan yang dahsyat. Tetapi Tuhan menopang, mengendalikan, dan menggerakkan segalanya. Haleluya! Mengapa Kristus menopang, mengendalikan dan menggerakkan segalanya? Dia melakukan ini untuk kemuliaan-Nya, dan untuk Tubuh-Nya. Jika langit runtuh dan bumi jatuh, bagaimana dengan kita? Dan di mana Tubuh itu akan terwujud? Kita memiliki bumi yang sangat indah, yang di atasnya kita dapat tinggal dan bergerak, kita juga mempunyai langit yang bermanfaat bagi kita. Kita perlu sinar matahari, langit memberikannya. Kita perlu hujan, hujan turun. Kita perlu udara, juga ada. Di sekitar bulan tidak ada udara, tetapi di sekitar bumi ada cakrawala yang mengandung udara. Langit bermanfaat bagi bumi, bumi untuk kita, dan kita untuk Tubuh, bahkan kita adalah Tubuh itu sendiri. Kristus mengasihi Tubuh. Bagi Tubuh-Nya, Ia menopang mengendalikan, dan menggerakkan seluruh alam semesta. Haleluya!


e. Proses

Ayub 38:4-7 mewahyukan proses penciptaan Allah. Langit dan segala malaikat diciptakan lebih dulu. Bumi, dan mungkin beberapa jenis makhluk yang lain, diciptakan kemudian. Kita katakan "mungkin" karena tak ada perkataan yang jelas mengenai hal ini. Kita mengambil kesimpulan dari beberapa bagian firman ini. Ayub 38:4-7 mengatakan, ketika Allah mengalaskan bumi, bintang-bintang dan para malaikat (anak-anak Allah) sudah ada. Ini membuktikan bahwa langit beserta segala bintang dan malaikat diciptakan lebih dulu, kemudian baru diciptakan bumi.


(1) Pada Mulanya

Marilah kita melihat ayat pertama dari pasal pertama. "Pada mulanya...". Dalam Alkitab kata "Pada mulanya" dipakai dalam dua cara, yang pertama terdapat pada Kejadian 1:1 dan yang kedua pada Yohanes 1:1. "Pada mulanya" yang disinggung dalam Yohanes 1:1 terjadi lebih dulu daripada yang disebut dalam Kejadian. "Pada mulanya" dalam kekekalan, yaitu permulaan yang tanpa awal. "Pada mulanya" yang dinyatakan dalam Kejadian 1 adalah permulaan waktu yang dimulai sejak penciptaan Allah. Yang di dalam Yohanes berkenaan dengan kekekalan, sedangkan yang di dalam Kejadian berkenaan dengan waktu.


(2) Allah Menciptakan

 Pada mulanya Allah menciptakan. Sungguh menarik sekali, pada bahasa aslinya dalam kalimat ini tercantum pokok kalimat "Allah" dalam bentuk jamak, dan berpredikat "menciptakan" dalam bentuk tunggal. Apakah ini berarti ada banyak Allah? Jelaslah bahwa hal ini merupakan benih ketritunggalan. Allah itu esa, tetapi Ia tritunggal. Di dalam pasal yang sama (ayat 26), Dia menyebut diri-Nya sendiri "Kita". Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia." Allah itu tunggal, tetapi Ia mempunyai kata pengganti "Kita". Hal ini tak dapat kita jelaskan. Allah itu esa, tapi tritunggal. Allah tritunggal datang untuk menciptakan.

Dalam Kejadian pasal 1 dan 2, dipakai 3 kata kerja yang berbeda mengenai ciptaan Allah dan penciptaan pemulihan-Nya, yaitu menciptakan (create), membuat (make), membentuk (form). Arti "menciptakan" ialah mengadakan sesuatu dari yang tidak ada. Hanya Allah yang dapat menciptakan, sedangkan kita tidak. Kita hanya dapat membuat. Arti "membuat" ialah menghasilkan suatu barang baru dari sesuatu yang telah ada. Pada hari pertama Allah tidak menjadikan terang, begitu juga pada hari ketiga Ia tidak menjadikan daratan, karena terang sudah ada, sedangkan daratan tergenang air yang dalam. Pada hari pertama Allah tidak menciptakan, tetapi memberi perintah. Allah berfirman "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Pada hari yang ketiga Allah memerintahkan daratan yang tergenang itu keluar dari air kematian. Ini bukan menciptakan, melainkan membuat. Kemudian Allah membuat tubuh manusia, inilah "pembentukan". Allah membentuk manusia dari debu tanah.

Penciptaan Allah terdapat dalam ayat 1 dan penciptaan pemulihan Allah dimulai pada ayat 3. Tidak dikatakan bahwa Allah membuat langit atau membentuk bumi, melainkan dikatakan, "Allah menciptakan langit dan bumi."


(3) Ciptaan Membuktikan Keberadaan Allah

Ciptaan menceritakan kemuliaan Allah dan membuktikan bahwa Allah itu ada. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala menunjukkan perbuatan tangan-Nya (Mazmur 19:1-2). Meskipun kuasa ilahi dan sifat ilahi Allah tidak kelihatan, tetapi manusia dapat memahaminya dari benda-benda yang telah dijadikan-Nya. Sehingga mereka tidak dapat berdalih (Roma 1:20). Tengoklah ciptaan-Nya; bagaimana mungkin kita berkata, tidak ada Allah!

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar