1 Yohanes 1:2
“Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.”
Kata “hayat (kehidupan)” dalam ayat 2 ini adalah sinonim dengan frase “Firman hayat” dalam ayat 1. Baik hayat maupun Firman hayat mengacu kepada Persona Kristus, yang ada bersama dengan Bapa dalam kekekalan dan dinyatakan atau dimanifestasikan dalam waktu melalui inkarnasi, yang telah dilihat dan disaksikan oleh para rasul, dan diberitakan kepada kaum beriman.
Haleluya! Hayat itu telah dimanifestasikan dan hayat itu adalah hayat kekal. Kata “kekal” di sini bukan hanya mengacu kepada tenggang waktu yang selama-lamanya, tanpa akhir, tetapi juga mengacu kepada kualitas yang mutlak sempurna dan lengkap, tanpa kekurangan atau cacat. Inilah hayat kekal yang diberitakan oleh para rasul. Hayat kekal ini adalah hayat Allah sendiri, juga adalah persona Anak Allah (1 Yoh. 5:12). Hayat kekal ini adalah hayat yang tidak dapat binasa (Ibr. 7:16). Tidak ada sesuatu pun yang bisa merusak atau menghancurkan hayat ini. Ini adalah hayat yang tanpa akhir, yang kekal, ilahi, yang bukan ciptaan, hayat kebangkitan yang telah melewati ujian maut dan alam maut (Kis. 2:24; Why. 1:18). Hayat kekal sedemikian ini dijanjikan Allah untuk kita. Satu Yohanes 2:25 mengatakan, “Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup (hayat) yang kekal.”
Marilah kita mengapresiasi hayat kekal yang kita miliki! Semoga melalui Surat Yohanes ini pengalaman dan kenikmatan kita atas hayat kekal ini semakin kaya.
Kemampuan Hayat Kekal
1 Yoh. 3:9
Betapa luar biasa kemampuan hayat (kehidupan) kekal yang Tuhan karuniakan kepada kita. Salah satu kemampuan dari hayat kekal adalah membuat kita bisa mengatasi perbuatan dosa. Satu Yohanes 3:9 mengatakan, “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.”
Mengapa orang yang telah dilahirkan oleh Allah bisa tidak berbuat dosa? Karena di dalam dia ada benih ilahi. Benih ilahi dalam ayat ini adalah hayat Allah, yang telah kita terima ketika kita dilahirkan oleh Allah. Saudara-saudari, adakah pergumulan yang sulit diselesaikan? Adakah dosa yang tidak bisa kita tanggulangi sendiri? Kita harus ingat bahwa benih ilahi, hayat kekal Allah, yang ada di dalam kita mampu mengatasinya; entah itu dosa dalam daging, dalam pikiran, dalam watak, atau dosa karena tidak bisa melakukan kehendak Allah, tidak bisa mempersembahkan diri, tidak bisa mengaku dosa, dan lain sebagainya. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, sebab Ia telah memberikan diri-Nya sendiri yang penuh kemenangan, yang telah mengalahkan maut (Rm. 5:17), sebagai hayat kekal di dalam kita.
Ada seorang istri Kristen yang memiliki temperamen pemarah dan terbiasa hidup dengan temperamen bawaannya. Suami, anak, dan pembantu rumah tangganya, semuanya takut kepadanya. Sampai pada suatu hari ia mulai mengalami, menikmati, dan hidup bersandarkan hayat kekal yang penuh kemenangan ini. Suatu ketika, ia mendapati suaminya secara tidak sengaja memecahkan lampu kristal yang sedang dipasangnya. Semua menyangka bahwa sang istri akan meledak amarahnya, tetapi reaksi sang istri tidak seperti yang mereka bayangkan. Dengan tenang sang istri berkata kepada suaminya, “Lampunya telah hancur, mari kita menyapu dan membuangnya.” Suaminya sangat heran, biasanya jika ada gelas atau piring pecah pasti amarahnya meledak. Melihat keadaan yang luar biasa ini suaminya bertanya, “Apakah ia sedang sakit?” Dia menjawab, “Aku tidak sakit, Allahlah yang telah menyingkirkan manusia lamaku.” Terpujilah Tuhan atas hayat kekal yang mampu menyelamatkan kita. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar