1 Yohanes 1:3a
“Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami.”
Persekutuan berasal dari hayat Allah. Hayat Allah pada mulanya hanya ada di dalam Allah, tetapi hayat ini sekarang telah mengalir dari Allah, masuk ke dalam jutaan orang kudus, termasuk kita. Hal ini seperti aliran listrik yang mengalir ke luar dari pembangkit tenaga listrik ke dalam jutaan bola lampu, dan membuat setiap bola lampu bersinar. Jadi, persekutuan hayat adalah hayat Allah masuk ke dalam kita, supaya kita dengan Allah serta setiap orang yang mempunyai hayat Allah, mempunyai komunikasi hayat.
Setiap macam hayat bisa bersekutu, juga memiliki kebutuhan bersekutu. Lagi pula hayat yang lebih tinggi, kemampuan bersekutunya juga lebih besar, sehingga kebutuhannya untuk bersekutu juga lebih dalam.
Hayat Allah adalah hayat yang paling tinggi, sebab itu, kemampuan bersekutunya juga paling besar dan kebutuhan bersekutunya paling dalam. Hayat Allah di dalam kita membuat kita sangat damba bersekutu baik dengan Allah maupun dengan anak-anak Allah yang lain dan persekutuan ini adalah persekutuan yang paling tinggi di alam semesta.
Saudara-saudari, kiranya kita menyadari, bahwa sebagai orang Kristen, kita bisa memiliki persekutuan yang tertinggi di alam semesta, yaitu bersekutu dengan Allah sendiri dan dengan setiap orang yang memiliki hayat Allah! Oh, marilah kita memenuhi kebutuhan hayat Allah di dalam kita dengan menyediakan lebih banyak waktu untuk bersekutu.
Persekutuan Ilahi (2)
1 Yoh. 1:3
Persekutuan ilahi adalah aliran hayat kekal dalam semua orang beriman yang telah sama-sama menerima dan mendapatkan hayat ilahi. Hal ini digambarkan dengan aliran air hayat dalam Yerusalem Baru (Why. 22:1). Semua orang beriman sejati pasti ada di dalam persekutuan ini (Kis. 2:42).
Dalam persekutuan ilahi inilah kita, kaum beriman, berbagian dalam segala apa adanya Bapa dan Anak dan segala sesuatu yang dilakukan oleh Bapa dan Anak bagi kita, yaitu menikmati kasih Bapa dan kasih karunia Anak melalui persekutuan Roh itu (2 Kor. 13:13). Persekutuan semacam itu, pertama-tama adalah bagian para rasul dalam kenikmatan mereka atas Bapa dan Anak melalui Roh itu, karena itu dalam Kisah Para Rasul 2:42, persekutuan ini disebut “persekutuan rasul-rasul.”
Kata Yunani untuk persekutuan adalah koinonia, yang berarti partisipasi bersama, saling menikmati. Jadi, persekutuan menunjukkan penanggalan kepentingan pribadi dan penyatuan dengan orang lain untuk satu tujuan bersama.
Ketika kita menikmati Allah Tritunggal di dalam persekutuan ilahi, kita akan dibawa ke dalam suatu situasi di mana secara spontan kita bersatu dengan para rasul dan Allah Tritunggal untuk mencapai tujuan bersama. Allah memiliki satu tujuan, dan para rasul mengerjakan tujuan Allah. Ketika kita mengambil bagian dalam persekutuan para rasul, berarti kita juga sedang mengerjakan tujuan Allah.
Tujuan yang ingin Allah capai melalui para rasul dan juga melalui kita adalah, pertama, agar hayat ilahi di dalam kaum beriman bertumbuh melalui tinggal di dalam Allah Tritunggal (1 Yoh. 2:12-27). Dengan demikian, kaum beriman bisa menempuh hidup bercirikan kebenaran ilahi dan kasih ilahi (2:28-5:3) untuk mengalahkan dunia, maut, dosa, Iblis, dan berhala (5:4-21). Kedua, agar gereja-gereja lokal terbangun sebagai kaki pelita untuk kesaksian Yesus (Why. 1:3), yang akan rampung sempurna dalam Yerusalem Baru sebagai ekspresi penuh Allah Tritunggal sampai selama-lamanya (Why. 21-22).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar