1 Yohanes 1:3b
“… Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.”Persekutuan hayat sebenarnya ada dua aspek, yaitu aspek vertikal dan aspek horisontal. Di satu pihak, kita bersekutu dengan semua orang yang mempunyai hayat Allah, di pihak lain, kita bersekutu dengan Allah. Aspek persekutuan horisontal bergantung pada aspek persekutuan vertikal. Satu Yohanes pasal 1 menunjukkan bahwa kita terlebih dulu memiliki persekutuan dengan Bapa dan Putra, kemudian baru memiliki persekutuan seorang dengan yang lain. Bila persekutuan dengan Bapa dan Putra bermasalah, kita tidak dapat memiliki persekutuan dengan yang lain.
Sama seperti aliran listrik dalam bola lampu, di satu pihak aliran listrik tersebut membuat bola lampu bersekutu dengan pembangkit listrik, di pihak lain membuat bola lampu itu juga bersekutu dengan semua bola lampu di seluruh kota. Bila salah satu bola lampu putus hubungan dengan pembangkit listrik, ia akan putus hubungan dengan bola lampu di rumah ini dan dengan bola lampu di seluruh kota.
Begitu juga dengan seorang yang mempunyai hayat Tuhan, kalau persekutuannya dengan Tuhan putus, maka putus pula persekutuannya dengan semua orang yang mempunyai hayat Tuhan. Meskipun Anda dan saya sama-sama telah mempunyai hayat Tuhan, tetapi kalau salah satu dari kita putus hubungan dengan Tuhan, maka Anda dan saya tidak bisa bersekutu. Jadi, persekutuan dengan saudara saudari seiman sangat bergantung pada persekutuan kita dengan Bapa dan Putra.
Persekutuan Vertikal dan Persekutuan Horisontal (2)
1 Yoh. 1:3; 1 Kor. 12:28; Kis. 2:41-42
Satu Yohanes 1:3a, “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami.” Di sini Rasul Yohanes berkata bahwa mereka memberitakan kepada kita hayat kekal, supaya kita beroleh persekutuan dengan mereka. Mereka adalah rasul, yang mewakili gereja (1 Kor. 12:28). Gereja terbentuk dari semua orang yang memiliki hayat Allah. Sebab itu, hayat Allah yang kekal menyebabkan kita bersekutu dengan rasul-rasul, bersekutu dengan gereja, dan dengan semua orang yang mempunyai hayat Allah.
Mazmur 133 mengatakan, “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”
Aliran minyak ini hanya satu, yaitu Allah sendiri sebagai Roh itu. Dari mazmur ini kita melihat bahwa aliran minyak itu meleleh dari atas kepala ke janggut, dst. Aliran minyak ini bukan langsung membasahi tubuh. Dengan kata lain, pengurapan Tuhan bukan teralir langsung pada anggota-anggota Tubuh, namun pada Kristus, sang Kepala. Itulah sebabnya kita perlu memiliki persekutuan dnegan Kristus, sang Kepala, dan juga dengan saudara saudari seiman, barulah kita dapat menikmati aliran minyak ini. Kita perlu bersikap seperti kaum beriman di dalam kitab Kisah Para Rasul. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan (Kis. 2:42). Ini berarti mereka tidak henti-hentinya bersekutu dengan semua orang yang percaya. Saudara saudari, begitu beroleh selamat, maka kita termasuk salah satu anggota Tubuh Kristus. Karena di atas tubuh Kristus ini ada pengurapan, dengan sendirinya setiap anggota tubuh ini juga berbagian dalam pengurapan.
Itulah sebabnya, 1 Yohanes 2:27 mengatakan bahwa di dalam kita tetap ada pengurapan. Tanggung jawab kita adalah tetap tinggal dalam pengurapan ini, yang dengan sendirinya membuat kita terpelihara dalam persekutuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar