Sabtu, 16 Oktober 2010

Apa artinya bahwa Allah itu adalah Allah yang cemburu (Keluaran 20:5; Ulangan 4:24)? Saya pikir cemburu itu salah (Galatia 5:20).

Adalah penting untuk memahami bagaimana kata cemburu digunakan. Penggunaan kata ini untuk melukiskan Allah dalam Keluaran 20:5 adalah berbeda dari penggunaannya untuk menggambarkan dosa kecemburuan (Galatia 5:20). Ketika kita menggunakan kata cemburu, kita menggunakannya dalam pengertian iri terhadap seseorang yang memiliki sesuatu yang tidak kita miliki. Seseorang merasa cemburu atau iri kepada orang lain karena orang itu memiliki mobil atau rumah yang bagus (barang kepunyaan). Atau iri kepada orang lain karena kemampuan atau keterampilan orang itu (misalnya kemampuan atletik). Contoh lain adalah seseorang yang cemburu atau iri pada orang lain karena ketampanan atau kecantikan orang itu.

Ketika kita mengamati ayat ini, kita mendapatkan bahwa Allah bukan cemburu atau iri karena seseorang mempunyai sesuatu yang Allah tidak miliki. Keluaran 20:4-5 mengatakan, “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, ….” Perhatikan bahwa dalam ayat ini Allah berbicara mengenai cemburu karena orang mengambil apa yang menjadi milikNya dan memberi kepada yang lain.

Dalam ayat-ayat ini Allah berbicara mengenai orang-orang membuat patung dan sujud menyembah kepada patung-patung ini dan bukannya menyembah Allah sebagaimana layaknya.

Penyembahan dan pelayanan adalah bagi Tuhan semata. Adalah dosa (sebagaimana yang dinyatakan Allah dalam perintah ini) untuk beribadah aau melayani apapun selain dari Dia. Karena itu, secara ringkas, adalah merupakan dosa ketika kita mengingini, atau kita iri, atau kita cemburu pada seseorang karena dia memiliki sesuatu yang tidak kita miliki. Ketika Allah mengatakan Dia adalah Allah yang cemburu, di sini kata cemburu digunakan secara berbeda. Apa yang Allah cemburui adalah apa yang memang merupakan milik kepunyaanNya; ibadah dan pelayanan adalah milikNya semata-mata, dan hanya boleh diberikan kepadaNya.

Mungkin contoh praktis berikut ini dapat membantu kita memahami perbedaannya. Jikalau seorang suami melihat pria lain bersikap genit dan main mata dengan istrinya, dia berhak untuk merasa cemburu karena hanya dia yang boleh bersikap genit terhadap istrinya. Cemburu seperti ini bukanlah dosa. Bahkan sebaliknya, ini adalah sesuatu yang pantas. Cemburu untuk apa yang merupakan milik Anda adalah baik dan pantas. Cemburu adalah dosa ketika itu merupakan keinginan untuk apa yang bukan merupakan milik Anda. Ibadah, pujian, hormat dan penyembahan adalah milik Allah semata-mata karena hanya Dia yang layak untuk itu. Karena itu adalah hak Allah untuk cemburu ketika ibadah, pujian, hormat atau penyembahan diberikan kepada berhala-berhala. Inilah kecemburuan yang digambarkan oleh Rasul Paulus dalam 2 Korintus 11:2, “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar