Jumat, 26 November 2010

Mau tau bagaimana Dimas meluluhkan hati cewek2 ini...

Juwita Bahar
Sweet Juwita,

Sejak aku melihatmu tuk pertama kali, aku merasakan getaran yang berbeda. Betapa aku tak menyadarinya. Namun, setelah kesekian kali aku melihatmu, aku sadar, selama ini aku menyimpan rasa sama kamu. Rasanya seperti ada yang hilang jika sehari saja ga melihat kamu.

Kamu harus tahu, betapa senangnya aku, jika tatap mata ini berbalas. Bukan hanya itu, aku juga suka tawamu, candamu dan senyumanmu itu. Kalau boleh, betapa aku menyukai semua yang ada pada dirimu. Setiap saat yang ada dipikiranku cuma kamu seorang. Bukan pak Tatang guru matematika itu... suer, hehe 


Dara the Virgin

Dara yang manis,

Sungguh tak tahan rasanya menyimpan rasa ini terus menerus. Memendam perasan ternyata lebih sakit dari apapun. Aku tidak bisa menahan semua ini. Karena itu, dalam surat ini aku ingin bilang, AKU MENYUKAIMU. Ini sebuah kejujuran, bukan rayuan gombal seperti kata Judika, jebolan Indonesian Idol itu. Maukah kamu jadi Cewek-ku? Maukah kamu mengatakan hal yang sama denganku?


Cinta Laura

Cinta di hatiku,

Adakah kata yang mampu menggantikan sapaku padamu malam ini selain "Hai kamu baik-baiik saja kan?"

Adakah kata yang mampu menyempurnakan doa-ku malam ini selain "Tuhan semoga ia dalam lindunganMu"


Pevita Pearce

Pevita yang sederhana,

Bukankah kita tak pernah bermimpi, berharap sekalipun, bahwa kita akan saling mengenal, bertukar kata? Kita tak pernah terpikir ke arah sana, Kan? Ini adalah takdir yang meliuk-liuk.

Ah Tuhan, kenapa aku menghambur kata untuknya, bukankah yang ia butuhkan adalah tanyaku, "Vita maukah kamu menjadi perempuan di sudut hatiku? Maukah kamu menjadi bagian dari puisi-puisiku? Maukah kamu?"


Chelsea Olivia

Chelsea yang bersahaja,

Sudi kiranya menjawab harapan itu, atau tak perlu, karena bukan kata yang bicara, tapi hati melalui mata. Hanya saja aku butuh kata pastimu, Chels... Karena belum ada kata yang mampu menggantikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar