Minggu, 28 November 2010

Tuhan Anda Omong Kosong!

Selamat datang saudara-saudara …. Seperti yang paling sering saudara lakukan di mana-mana, yang suka ceramah iman, ceraman kesucian, ceramah agama, ceramah kitab suci, dan ceramah tentang Tuhan, maka di halaman ini saya juga ingin ceramah.

Tapi maaf, Di halaman ini kita harus telanjang. Untuk sementara tolong bakar semua kitab suci saudara. Jika saudara kasihan, tolong di tumpuk dulu di ujung barisan. Apakah saya menghina kitab suci saudara? Tolong tampar egoisme anda. Di sini padang mahsyar. Hamparan kosong tanpa idetintas. Yang berasal dari istana megah akademis, tolong bakar semua kutipan anda. Karena di halaman ini bukan pentas festival kutipan. Karena dihari kiamat, gedung perpustakaan 1000 tingkat saudara akan lumat jadi abu.

Oya, yang mengaku profesor, ulama, kyai, pendeta, rabi, dan seterusnya, saya tidak hafal, tolong dicoret dulu semua mainan itu. Khusus di halaman ini cukup gunakan nama biasa sekedar untuk membedakan saudara dari benda-benda lain.

Apakah saudara merasa ada yang aneh di halaman ini? Apakah saudara kira saya sedang mencari popularitas di sini? Simpan dulu tudingan manis itu. Nanti kita bicarakan di halaman lain, Karena saya akan mulai ….

Saudara-saudara … Saya dilahirkan dalam keluarga Kristen Dibesarkan dengan Firman Alkitab Saya juga mempelajari semua agama besar diantara tumpukan buku agama, filsafat, psikologi, seni dan sastra.

Dan hari ini, Saya hanya ingin bicara atas nama setetes debu hina diantara mahkluk penghuni jagat raya ini. Bukan atas nama Islam, Kristen, Hindu, Budha, Tao, Konghucu, Kongfusianisme dan seterusnya saya tidak hafal. Tapi hanya …. atas nama manusia!

Dan apa yang saya sampaikan ini bukan kutipan dari buku setebal 1 juta halaman. Apalagi kutipan dari kitab suci yang karena kebodohan saya belum pernah berhasil saya pahami. Tapi adalah suara hati yang pucat menggigil diburu pertanyaan-pertanyaan batas, pertanyaan-pertanyaan terakhir, pertanyaan-pertanyaan bodoh yang terus berlari mencari ingin menembus misteri yang tak berkesudahan. Tentang Tuhan. Siapa Tuhan. Dimana Tuhan. Dan …. Pertanyaan ini pun juga tidak berkesudahan.

Di suatu masa pernah Tuhan hadir dalam diri saya. Hingga merinding tangis basah di Alkitab yang saya baca. Hingga kuyup selembar kertas Alkitab saat kening terkapar di malam buta. Hingga seisi bumi dan langit tak berarti lagi. Hingga segala pesta hiruk pikuk duniawi hambar tak berasa… Hingga tak sabar hati ingin menembus pintu langit…. Ingin kembali pada Tuhan yang selalu bergetar di sekujur aliran darah ….

Tapi di suatu masa saya juga sadar dan bertanya … Apakah semua itu tidak lebih dari sekedar rasa mabuk saat lidah menjilat bibir botol anggur? Ekstase mistik? Apakah semua itu tidak lebih dari sugesti psikologis yang menyumbat pikiran atas sadar? Benarkah itu Tuhan? Yang selalu hadir dan bermukim di rongga dada? Yang begitu akrab menyatu seakan lebur menjadi manusia?

Tapi disuatu masa saya juga sadar … Tuhan tidak cukup dicari dengan air mata. Tuhan teramat besar dari sebuah rasa cengeng! Maka mulailah mesin generator yang bernama pikiran ini menggergaji, membakar, dan merubuhkan semua dogma dan postulat yang bernama Tuhan.

Apa yang saya temukan? Tidak ada yang saya temukan! Selain hanya mata rantai pertanyaan yang tak berkesudahan. Setumpuk buku segunung perpustakaan hanya kumpulan pertanyaan nakal yang tak berdaya untuk mencari Tuhan.

Benarkah ada Tuhan? Apakah saya menjadi agnostik? Atau tetap gnostik? Apakah saya tetap seorang theis? Atau malah sudah menjadi atheis?
, Rasionalisme Kritis, Theisme, Atheisme, Phanteisme, Monisme dan setumpuk isme-isme lainnya, Semuanya tenggelam digulung sejarah pertanyaan manusia yang tak berkesudahan tentang Tuhan!
=
Semua pertanyaan itu seakan mubazir, Yang menyatakan Tuhan ada, dengan yang mengatakan Tuhan tidak ada, sama omong kosongnya! Siapa yang bisa membuktikannya? Romantisme, Rasionalisme, EmpirismCp>Dan kitab suci? Menjawab Tuhan melalui pintu yang bernama hati.

Akhirnya … Apa yang saya temukan tentang Tuhan? Dan seperti apa eksistensi Tuhan?

Saya tidak tahu!

Jadi apa hasilnya?

Saya ingin bersahabat dengan semua manusia!


Demikianlah saudara-saudara …. Saya sudah selesai, Sekarang ambillah kitab suci saudara masing-masing kembali. Pesan saya, Janganlah dibaca apalagi dihafal. Tapi ... Pahamilah kandungannya!

Terima kasih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar