Senin, 10 Januari 2011

Kabar Baik (5)

Pertanyaan: Apakah agama yang sejati?

Jawaban:
Agama dapat didefinisikan sebagai “kepercayaan kepada Tuhan atau penyembahan kepada dewa-dewa yang biasanya dinyatakan melalui perbuatan dan upacara” atau “sistim kepercayaan, ibadah, dll., yang lazimnya mengandung kode etik.” Lebih dari 90% penduduk dunia meganut agama tertentu. Masalahnya adalah adanya begitu banyak agama yang berbeda satu dengan yang lainnya. Apa agama yang benar? Apa agama yang sejati?


Dua unsur yang paling umum dalam agama adalah aturan dan upacara. Ada beberapa agama yang bisa dikata hanya mengandung pelbagai aturan, lakukan ini itu, dan pelbagai larangan yang harus dipatuhi supaya dipandang sebagai penganut agama yang setia, dan oleh karena itu memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan dalam agama tsb. Dua contoh agama yang berdasarkan aturan adalah Islam dan Yudaisme. Islam memiliki lima rukun yang harus dipatuhi. Yudaisme memiliki ratusan perintah dan tradisi yang harus ditaati. Pada tingkatan tertentu, kedua agama ini mengklaim bahwa dengan mematuhi aturan-aturan dalam agama itu seseorang akan dipandang benar oleh Tuhan.

Agama-agama lain lebih berpusat pada upacara dibandingkan pada ketaatan pada aturan-aturan. Dengan mempersembahkan korban ini, melakukan tugas itu, ambil bagian dalam pelayanan ini, menyantap hidangan ini, dll, seseorang akan menjadi benar dengan Tuhan. Contoh yang paling jelas akan agama yang berdasarkan upacara adalah Roma Katolik. Agama Roma Katolik berpendapat bahwa dengan menerima baptisan bayi, dengan ambil bagian dalam Misa, dengan mengakui dosa kepada imam, dengan menaikkan doa kepada orang-orang suci di surga, dengan diminyaki oleh imam sebelum meninggal dunia, dll. dst., Tuhan akan menerima orang tsb. di surga setelah dia meninggal dunia. Agama Budha dan Hindu juga pada dasarnya agama yang berdasarkan upacara, namun dalam tingkat yang lebih rendah juga dapat dianggap sebagai berdasarkan aturan-aturan.

Agama yang sejati bukan berdasarkan aturan atau upacara. Agama yang sejati adalah relasi dengan Tuhan. Dua hal yang diyakini oleh semua agama adalah bahwa manusia telah terpisah dari Tuhan dan perlu diperdamaikan kembali denganNya. Agama palsu berusaha menyelesaikan masalah ini dengan menaati aturan dan upacara-upacara. Agama yang sejati menyelesaikan masalah ini dengan mengakui bahwa hanya Tuhan yang mampu memperbaiki pemisahan ini, dan Tuhan telah memperbaikinya. Agama yang sejati mengakui hal-hal sbb:

• Kita semua telah berdosa dan oleh karena itu terpisah dari Tuhan (Roma 3:23).

• Kalau tidak diperbaiki, hukuman yang adil untuk dosa ini adalah kematian dan terpisah dari Tuhan untuk selama-lamanya (Roma 6:23).

• Tuhan datang kepada kita dalam diri Yesus Kristus dan mati menggantikan kita, menanggung hukuman yang sepatutnya kita tanggung, dan bangkit dari antara orang mati sebagai bukti bahwa kematianNya merupakan pengorbanan yang cukup (Roma 5:8; 1 Korintus 15:3-4; 2 Korintus 5:21).

• Jika kita menerima Yesus sebagai Juruselamat, percaya akan kematianNya sebagai pembayaran penuh untuk dosa-dosa kita, kita diampuni, diselamatkan, ditebus, diperdamaikan, dan dibenarkan oleh Allah (Yohanes 3:16; Roma 10:9-10; Efesus 2:8-9).

Agama yang sejati memang memiliki aturan dan upacara, tapi ada perbedaan yang krusial. Dalam agama yang sejati, aturan dan upacara dilaksanakan dengan rasa syukur untuk keselamatan yang Tuhan telah sediakan, BUKAN untuk memperoleh keselamatan itu. Agama yang sejati, yaitu keKristenan yang Alkitabiah, memiliki peraturan-peraturan yang harus ditaati (jangan membunuh, jangan berzinah, jangan berdusta, dll) dan upacara yang harus dilaksanakan (baptisan selam dan Perjamuan Kudus). Menaati aturan-aturan dan upacara-upacara ini tidak akan membenarkan orang di hadapan Tuhan. Sebaliknya, aturan-aturan dan upacara-upacara ini adalah HASIL dari relasi dengan Tuhan, oleh anugrah melalui iman di dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Agama yang palsu adalah soal melakukan sesuatu (aturan dan upacara) untuk mendapat perkenanan Tuhan. Agama yang sejati menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan karena itu memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan – dan kemudian melakukan hal-hal yang benar (aturan dan upacara) sebagai pernyataan kasih kepada Tuhan dan keinginan untuk mekin dekat kepadaNya.


Pertanyaan: Bagaiamana supaya saya tidak masuk neraka?

Jawaban:
Tidak pergi ke neraka adalah lebih gampang daripada yang Anda pikir. Ada orang percaya bahwa mereka harus menaati Sepuluh Hukum seumur hidup mereka untuk supaya tidak masuk ke neraka. Ada orang percaya mereka harus mempelajari upacara-upacara dan tradisi-tradisi agama tertentu demi untuk supaya tidak masuk ke neraka. Ada orang percaya tidak mungkin kita dapat mengetahui dengan pasti apakah kita akan pergi ke neraka atau tidak. Tidak satu pun dari pandangan-pandangan ini benar adanya. Alkitab sangat jelas dalam hal bagaimana seseorang bisa menghindari masuk ke neraka setelah kematian.

Alkitab menggambarkan neraka sebagai suatu tempat yang menyeramkan dan mengerikan. Neraka digambarkan sebagai “api yang kekal” (Matius 25:41), “api yang tidak terpadamkan” (Matius 3:12), “kehinaan dan kengerian yang kekal” (Daniel 12:2), suatu tempat di mana “api tidak padam” (Markus 9:44-49), dan “kebinasaan selama-lamanya” (2 Tesalonika 1:9). Wahyu 20:10 menggambarkan neraka sebagai “lautan api dan belerang” di mana orang jahat disiksa siang dan malam sampai selama-lamanya” (Wahyu 20:10). Jelaslah, neraka adalah suatu tempat yang kita harus hindari.

Mengapa neraka ada dan mengapa Allah mengirim orang-orang ke sana? Alkitab memberitahu kita bahwa Allah “menyediakan” neraka untuk iblis dan malaikat-malaikat yang jatuh setelah mereka memberontak melawan Dia (Matius 25:41). Mereka yang menolak penawaran Allah akan pengampunan akan menderita nasib kekal yang sama dengan iblis dan malaikat-malaikat yang jatuh. Mengapa neraka itu perlu? Semua dosa pada dasarnya adalah melawan Allah (Mazmur 51:4), dan karena Allah adalah tidak terbatas dan kekal, maka hanya hukuman yang tak terbatas dan kekal saja yang cukup. Neraka adalah tempat di mana tuntutan yang suci dan benar dari keadilan Allah dinyatakan. Neraka adalah tempat di mana Allah mengutuk dosa dan semua orang yang menolak Dia. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kita semua telah berbuat dosa (Pengkhotbah 7:20; Roma 3:10-23), sehingga sebagai akibatnya, kita semua layak untuk masuk ke neraka.

Jadi, bagaimana kita bisa tidak masuk ke neraka? Karena hanya hukuman yang tak tebatas dan kekal sajalah yang cukup, maka harga yang tak terbatas dan kekal harus dibayar. Allah menjadi manusia dalam Yesus Kristus. Dalam Yesus Kristus, Allah tinggal di antara kita, mengajar kita, menyembuhkan kita—tetapi hal itu bukan misi-nya yang dasar. Allah menjadi manusia (Yohanes 1:1, 14) supaya Dia bisa mati untuk kita. Yesus, Allah dalam rupa manusia, mati di kayu salib. Sebagai Allah, kematian-Nya adalah tak terbatas dan bernilai kekal, melunasi harga dosa (1 Yohanes 2:2). Allah mengundang kita untuk menerima Yesus Kristus sebagai juruselamat, menerima kematian-Nya sebagai tebusan penuh dan adil bagi dosa-dosa kita. Allah berjanji bahwa setiap orang yang percaya dalam Yesus (Yohanes 3:16), percaya kepada-Nya sebagai Juruselamat (Yohanes 14:6), akan diselamatkan, yaitu tidak masuk ke neraka.

Allah tidak ingin seorang pun masuk ke neraka (2 Petrus 3:9). Karena itu Allah membuat pengorbanan yang terbesar, sempurna, dan memadai. Jika Anda tidak ingin masuk ke neraka, terimalah Yesus sebagai Juruselamatmu. Hanya sesederhana itu. Katakanlah kepada Allah bahwa Anda mengakui Anda adalah orang berdosa dan bahwa Anda layak masuk neraka. Nyatakanlah kepada Allah bahwa Anda percaya dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Mengucap syukurlah kepada Allah untuk keselamatan dan pembebasan dari neraka yang Dia sediakan untuk Anda. Iman yang sederhana, percaya dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat, adalah cara Anda dapat menghindari masuk ke neraka.


Pertanyaan: Masuk surga – Bagaimana saya mendapat jaminan untuk tujuan kekal saya?

Jawaban:
Kita harus terima kenyataan. Hari di mana setiap kita akan melangkah ke dalam kekekalan bisa terjadi lebih cepat dari yang kita pikirkan. Untuk mempersiapkan saat itu kita perlu mengetahui kebenaran ini – tidak semua orang akan masuk surga. Bagaimana kita bisa tahu pasti bahwa kita adalah salah satu dari orang-orang yang akan menikmati kekekalan di surga? Sekitar 2,000 tahun lampau rasul Petrus dan Yohanes sementara memberitakan Injil Yesus Kristus kepada massa di Yerusalem. Pada waktu itulah Petrus membuat pernyataan luar biasa yang masih bergema pada zaman post-modern sekarang ini. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan"” (Kis 4:12).

Sama seperti dulu, pada zaman “semua jalan menuntun ke surga” sekarang ini, ini bukanlah berita yang secara politis dapat diterima. Ada banyak yang berpikir bahwa mereka bisa mendapatkan surga tanpa memiliki Yesus. Mereka menginginkan janji-janji kemuliaan yang bagus-bagus, namun mereka tidak mau direpotkan oleh salib, apalagi Dia yang tergantung di atas salib dan mati di sana untuk dosa-dosa mereka yang percaya kepada-Nya. Banyak yang tidak mau menerima Yesus sebagai satu-satunya jalan dan bertekad untuk mencari jalan lain. Namun Yesus sendiri memperingatkan kita bahwa tidak ada jalan lain dan konsekuensi dari menolak kebenaran ini adalah menjalani kekekalan di neraka. Dengan jelas Dia memberitahukan kita bahwa “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya"” (Yoh 3:36). Ada yang berdalih bahwa Allah itu sangat picik kalau hanya menyediakan satu jalan ke surga. Namun sejujurnya, mengingat pemberontakan dan penolakan manusia akan Allah, Allah amat lapang dada dalam menyediakan suatu jalan ke surga bagi kita. Sepantasnya kita mendapat hukuman, namun Dia justru memberi kita jalan keluar dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk mati bagi dosa-dosa kita. Apakah orang melihat ini sebagai picik atau terbuka, itu adalah kebenaran, dan orang-orang Kristen perlu menjaga berita yang jelas dan tidak dinodai bahwa satu-satunya jalan ke surga adalah melalui Yesus Kristus.

Hari ini banyak orang yang percaya akan injil yang sudah dikompromikan yang menyingkirkan berita pertobatan dari dosa. Mereka mau percaya pada Allah yang mengasihi dan tidak menghakimi, yang tidak mengharuskan pertobatan dan perubahan dalam cara hidup. Mereka mungkin akan mengatakan, “Saya percaya kepada Yesus Kristus, namun Allahku tidak menghakimi. Allahku tidak akan pernah mengirimkan orang ke neraka.” Namun kita tidak bisa mendapat semua yang kita inginkan. Kalau kita mengaku sebagai seorang Kristen, kita harus mengakui Kristus sebagaimana yang Dia katakan – satu-satunya jalan ke surga. Menyangkali hal itu berarti menyangkali Yesus, karena Dialah yang menyatakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6).

Pertanyaannya tetap sama: siapa yang betul-betul akan masuk dalam kerajaan Allah? Bagaimana saya mendapat jaminan untuk tujuan kekal saya? Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini nyata dengan jelas dalam perbedaan yang jelas antara mereka yang memiliki hidup kekal dan mereka yang tidak memilikinya. “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup” (1Yoh 5:12). Mereka yang percaya kepada Kristus, yang telah menerima pengorbanan-Nya sebagai pembayaran untuk dosa-dosa mereka, dan yang mengikuti-Nya dengan taat akan menikmati kekekalan di surga. Mereka yang menolak-Nya tidak akan. “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Yoh 3:18).

Seindah apapun surga bagi mereka mereka yang memilih Yesus Kristus sebagai Juruselamat, neraka jauh lebih mengerikan bagi mereka yang menolak Dia. Berita yang kita sampaikan pada mereka yang masih tersesat akan disampaikan dengan lebih mendesak kalau kita memahami apa yang akan dilakukan oleh kesucian dan kebenaran Allah pada mereka yang menolak pengampunan penuh yang ditawarkan di dalam Putra-Nya, Yesus Kristus. Tidak ada orang yang bisa membaca Alkitab dengan sungguh-sungguh tanpa terus menerus melihat hal ini – garis yang sudah jelas. Alkitab amat jelas bahwa hanya ada satu saja jalan ke surga – melalui Yesus Kristus. Dia telah memperingatkan kita: “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya"” (Mat 7:13-14).

Hanya ada satu jalan ke surga dan mereka yang mengikuti jalan itu dijamin sampai ke sana. Namun tidak semua orang mengikuti jalan itu. Bagaimana dengan Anda?


 Pertanyaan: Apa artinya Yesus menyelamatkan?

Jawaban:
"Yesus menyelamatkan” adalah slogan populer di sticker mobil, pada acara-acara olahraga, dan di spanduk yang ditarik pesawat kecil di udara. Sayangnya, tidak banyak yang melihat frasa “Yesus menyelamatkan” yang betul-betul secara penuh mengerti apa maksudnya. Ada kuasa dan kebenaran yang amat dahsyat yang terkandung dalam kedua kata itu.

Yesus menyelamatkan, namun siapakah Yesus itu?
Kebanyakan orang tahu bahwa Yesus adalah seseorang yang pernah hidup di Israel sekitar 2000 tahun lampau. Hampir setiap agama dalam dunia memandang Yesus sebagai guru yang baik dan/atau seorang nabi. Dan sekalipun hal-hal itu memang benar mengenai Yesus, semuanya itu tidak mengungkapkan siapakah Yesus sesungguhnya, dan juga tidak menjelaskan bagaimana atau mengapa Yesus menyelamatkan. Yesus adalah Allah dalam wujud manusia (Yohanes 1:1, 14). Yesus adalah Allah, datang ke dunia, sebagai manusia sejati (1 Yohanes 4:2). Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus guna menyelamatkan kita. Ini menghasilkan pertanyaan berikut: mengapa kita perlu diselamatkan?

Yesus menyelamatkan, namun mengapa kita perlu diselamatkan?
Alkitab menyatakan bahwa setiap manusia yang pernah hidup telah berdosa (Pengkhotbah 7:20; Roma 3:23). Berdosa adalah melakukan sesuatu, baik dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan yang bertentangan dengan karakter Allah yang sempurna dan suci. Karena dosa kita, kita layak mendapatkan hukuman dari Allah (Yohanes 3:18, 36). Allah itu adil, sehingga Dia tidak bisa membiarkan dosa dan kejahatan tidak dihukum. Karena Allah itu tanpa batas dan kekal, dan karena semua dosa pada dasarnya adalah terhadap Allah (Mazmur 51:4), hanya hukuman yang tanpa batas dan kekal yang mencukupi. Kematian kekal adalah satu-satunya hukuman yang adil untuk dosa. Itu sebabnya kita perlu diselamatkan.

Yesus menyelamatkan, namun bagaimana Dia menyelamatkan?
Karena kita telah berdosa terhadap Allah yang tidak terbatas, maka orang yang terbatas (kita) harus membayar dosa-dosa kita untuk waktu yang tidak terbatas, atau Pribadi yang tidak terbatas (Yesus) harus membayar dosa-dosa kita satu kali. Tidak ada pilihan lain. Yesus menyelamatkan kita dengan mati menggantikan kita. Dalam diri Yesus Kristus, Allah mengorbankan diri-Nya sendiri demi untuk kita, membayar hukuman yang tidak terbatas dan kekal yang hanya Dia yang sanggup untuk bayar (2 Korintus 5:21; 1 Yohanes 2:2). Yesus menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung demi untuk menyelamatkan kita dari nasib kita yang kekal, hukuman yang adil untuk dosa-dosa kita. Karena kasiih-Nya yang besar untuk kita, Yesus menyerahkan nyawa-Nya (Yohanes 15:13), membayar hukuman yang telah kita dapatkan tapi tidak sanggup kita tanggung. Kemudian Yesus dibangkitkan, menunjukkan bahwa kematian-Nya memang sudah cukup untuk membayar hukuman dosa kita (1 Korintus 15).

Yesus menyelamatkan, namun siapa yang Dia selamatkan?
Yesus menyelamatkan semua yang bersedia menerima karunia keselamatan-Nya. Yesus menyelamatkan semua yang percaya pada pengorbanan-Nya sebagai pembayaran untuk dosa (Yohanes 3:16; Kisah 16:31). Sekalipun pengorbanan Yesus cukup untuk membayar dosa dari seluruh umat manusia, Yesus hanya menyelamatkan mereka yang secara pribadi menerima karunia-Nya yang paling berharga (Yohanes 1:12).

Kalau Anda sekarang mengerti apa artinya Yesus menyelamatkan, dan Anda ingin percaya kepada-Nya sebagai Juruselamat pribadi Anda, pastikan bahwa Anda mengerti dan percaya hal-hal berikut, dan sebagai pernyataan iman, menyatakan ini kepada Allah. “Tuhan, saya tahu saya orang berdosa, dan saya tahu bahwa karena dosa saya maka saya layak untuk terpisah dariMu secara kekal. Sekalipun saya tidak layak mendapatkannya, terima kasih untuk kasih-Mu kepadaku dan untuk menyediakan korban untuk dosa-dosa saya melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Saya percaya bahwa Yesus telah mati untuk dosa-dosa saya dan saya percaya hanya Dia saja yang sanggup menyelamatkan saya. Mulai dari saat ini, tolong saya untuk menghidupi hidup saya bagi Engkau dan bukannya bagi dosa. Tolong saya menghidupi sisa hidup saya dengan rasa terima kasih untuk keselamatan yang berharga yang telah Engkau sediakan. Terima kasih Yesus, untuk menyelamatkan saya!”


 Saya baru saja percaya kepada Yesus … bagaimana selanjutnya?

Selamat! Anda baru saja mengambil keputusan yang mengubah kehidupan Anda. Mungkin sekarang Anda bertanya, “Bagaimana selanjutnya? Bagaimana saya mulai berjalan dengan Tuhan?” Lima langkah yang disinggung di sini akan memberi Anda petunjuk dari Alkitab. Ketika dalam perjalanan Anda,

1. Pastikan bahwa Anda mengerti tentang keselamatan.

1 Yohanes 5:13 mengatakan, “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.” Tuhan ingin kita mengerti tentang keselamatan. Tuhan ingin kita memiliki keyakinan bahwa kita sudah diselamatkan. Secara ringkas, mari kita membicarakan hal-hal utama dalam keselamatan.

(a) Kita semua sudah berdosa. Kita telah melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan (Roma 3:23)

(b) Karena dosa kita, kita layak dihukum dengan cara dipisahkan dari Tuhan secara kekal (Roma 6:23).

(c) Yesus mati bagi kita di atas salib untuk membayar hukuman dosa kita (Roma 5:8, 2 Korintus 5:21). Yesus mati menggantikan kita, menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung. KebangkitanNya membuktikan bahwa kematian Tuhan Yesus sudah cukup untuk membayar dosa-dosa kita.

(d) Tuhan menganugerahkan pengampunan dan keselamatan kepada semua orang yang beriman kepada Tuhan Yesus – percaya dan menerima kematianNya sebagai pembayaran atas dosa-dosa kita (Yohanes 3:16, Roma 5:1, Roma 8:1).

Itulah berita keselamatan! Jikalau Anda percaya kepada Tuhan Yesus sebagai JuruselamatMu, Anda diselamatkan. Semua dosa Anda diampuni dan Tuhan berjanji tidak akan pernah meninggalkan Anda (roma 8:38-39, Matius 28:20). Ingat, keselamatan Anda terjamin di dalam Yesus Kristus (Yohanes 10:28-29). Jikalau percaya kepada Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat Anda, Anda dapat memiliki kepastian bahwa Anda akan menikmati kekekalan bersama dengan Tuhan di surga!

2. Cari gereja yang baik yang mengajarkan Alkitab.

Jangan pandang gereja sekedar sebagai sebuah bangunan. Gereja adalah orang-orangnya. Adalah sangat penting bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus untuk bersekutu satu dengan yang lain. Itu adalah salah satu tujuan utama dari gereja. Setelah Anda percaya kepada Yesus Kristus, kami sangat mendorong Anda untuk mencari gereja yang percaya kepada Alkitab di sekitar tempat Anda dan berbicara dengan pendetanya. Beritahu dia tentang iman Anda dalam Yesus Kristus.

Tujuan kedua dari gereja adalah untuk mengajarkan Alkitab. Anda dapat belajar bagaimana menerapkan petunjuk-petunjuk Tuhan dalam hidup Anda. Mengerti Alkitab adalah kunci dari hidup Kristen yang sukses dan berkuasa. 2 Timotius 3:16-17 mengatakan, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”

Tujuan ketiga dari gereja adalah ibadah. Ibadah adalah berterima kasih pada Tuhan untuk apa yang telah Dia lakukan. Tuhan telah menyelamatkan kita. Tuhan mencintai kita. Tuhan mencukupi kebutuhan kita. Tuhan memimpin dan mengarahkan kita. Bagaimana mungkin kita tidak berterimakasih kepadaNya? Tuhan itu suci, benar, pengasih, pemurah and penuh dengan karunia. Wahyu 4:11 menyatakan, "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."

3. Sisihkan waktu setiap hari untuk menfokuskan diri pada Tuhan.

Adalah sangat penting untuk menggunakan waktu setiap hari untuk menfokuskan diri pada Tuhan. Sebagian orang menyebut waktu seperti ini sebagai “saat teduh.” Orang lain menyebutnya sebagai “devosi” karena ini adalah waktu di mana kita mendevosikan atau membaktikan diri kita kepada Tuhan. Ada orang yang suka menggunakan pagi hari untuk maksud ini, yang lain lebih suka pada malam hari. Apapun nama yang Anda pakai untuk waktu ini, dan kapanpun Anda melakukannya, hal itu tidak jadi masalah. Yang penting adalah Anda secara teratur menggunakan waktu dengan Tuhan. Apa yang dilakukan dalam waktu kita dengan Tuhan?

(a) Doa. Secara sederhana, doa adalah percakapan dengan Tuhan. Berbicaralah kepada Tuhan mengenai problem dan keprihatinan Anda. Minta Tuhan memberi Anda hikmat dan pimpinan. Minta Tuhan menyediakan kebutuhan Anda. Katakan kepada Tuhan betapa Anda mengasihi Dia dan bagaimana Anda menghargai segala yang Dia telah lakukan untuk Anda. Itulah doa.

(b) Pembacaan Alkitab. Selain menerima pengajaran Alkitab di gereja, Sekolah Minggu, dan/atau Pemahaman Alkitab, Anda perlu membaca Alkitab secara pribadi. Alkitab memiliki segala sesuatu yang Anda perlu tahu untuk dapat hidup dengan berhasil sebagai seorang Kristen. Alkitab mengandung petunjuk-petunjuk dari Tuhan tentang bagaimana membuat keputusan secara bijaksana, bagaimana mengetahui kehendak Tuhan, bagaimana melayani satu dengan yang lain, dan bagaimana bertumbuh secara rohani. Alkitab adalah kata-kata Tuhan (Firman Tuhan) kepada kita. Pada dasarnya, Alkitab adalah buku petunjuk dari Tuhan mengenai bagaimana hidup dengan cara yang menyenangkan Tuhan dan memuaskan kita.

4. Kembangkan hubungan dengan orang-orang yang dapat menolong Anda secara rohani.

1 Korintus 15:33 memberitahu kita, “ Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Alkitab penuh dengan peringatan-peringatan mengenai pengaruh dari orang-orang yang “tidak baik” terhadap diri kita. Bergaul dengan orang-orang yang melakukan kegiatan-kegiatan yang berdosa dapat membuat kita tergoda. Sifat-sifat dari orang-orang yang bergaul dengan kita akan “menular” kepada kita. Itu sebabnya sangat penting bagi kita untuk berkumpul dengan orang-orang yang mengasihi Tuhan dan yang memiliki komitmen kepadaNya.

Usahakan untuk mendapat satu atau dua teman, mungkin dari gereja Anda, yang dapat menolong dan memberi dorongan kepada Anda (Ibrani 3:13; 10:24). Minta teman Anda untuk menjadi tempat Anda bertanggung jawab dalam soal saat teduh, kegiatan-kegiatan Anda, dan hubungan Anda dengan Tuhan. Tanyakan jika mereka juga mau Anda melakukan hal yang sama untuk mereka. Ini bukan berarti Anda harus meninggalkan semua teman-teman yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka. Tetaplah berteman dengan mereka dan mengasihi mereka. Beritahu mereka bahwa Yesus telah mengubah hidup Anda dan Anda tidak dapat lagi melakukan hal-hal yang Anda dulu lakukan. Minta Tuhan memberi Anda kesempatan untuk membagikan Yesus dengan teman-teman Anda.

5. Dibaptis.

Banyak orang salah mengerti baptisan. Kata “membaptis” berarti “memasukkan ke dalam air.” Baptisan adalah cara yang Alkitabiah untuk secara publik memproklamirkan iman kepada Yesus dan komitmen Anda untuk mengikuti Dia. Dimasukkan ke dalam air melukiskan dikuburkan bersama dengan Kristus. Keluar dari dalam air menggambarkan kebangkitan Kristus. Dibaptiskan berarti menidentifikasikan diri dengan kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus (Roma 6:3-4).

Baptisan tidak menyelamatkan Anda. Baptisan tidak mencuci dosa-dosa Anda. Baptisan adalah langkah ketaatan, pernyataan secara publik akan iman kepada Kristus untuk keselamatan Anda. Baptisan adalah hal yang penting karena itu adalah langkah ketaatan – secara terbuka menyatakan iman dan komitmen kepada Kristus. Kalau Anda sudah siap untuk menerima baptisan, Anda perlu berbicara dengan Pendeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar