Minggu, 09 Januari 2011

Kabar Baik (4)

Pertanyaan: Bagaimana saya dapat menjadi seorang Kristen?

Jawaban:
Langkah pertama untuk menjadi seorang Kristen adalah memahami apa artinya “Kristen.” Kata “Kristen” bersumber dari kota Antiokhia di abad pertama A.D. (lihat Kisah 11:26). Ada kemungkinan bahwa pada mulanya istilah “Kristen” dimaksudkan sebagai penghinaan. Kata tsb. pada dasarnya berarti “Kristus kecil.” Namun demikian, setelah berabad-abad, orang-orang yang percaya pada Kristus mengadopsi istilah “Kristen” dan menggunakannya sebagai identifikasi mereka yang adalah para pengikut Yesus Kristus. Definisi sederhana dari Kristen adalah orang yang mengikuti Kristus.

Mengapa saya seharusnya menjadi seorang Kristen?
Yesus Kristus menyatakan bahwa Dia “datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45) Pertanyaan yang timbul: mengapa kita perlu ditebus? Penebusan adalah pembayaran yang harus dilakukan untuk membebaskan seseorang. Konsep penebusan paling sering digunakan dalam penculikan, di mana seseorang diculik dan dijadikan sandera sampai tebusan dibayar untuk membebaskan orang tsb.

Yesus menebus kita untuk membebaskan kita dari tawanan! Tawanan apa? Tawanan dosa dan konsekwensinya, kematian secara fisik yang diikuti dengan terpisah secara kekal dari Allah. Mengapa Yesus perlu membayar tebusan ini? Karena kita semua sudah dijangkiti dengan dosa (Roma 3:23), dan karena itu layak mendapat hukuman dari Allah (Roma 6:23). Bagaimana Yesus menebus kita? Dengan mati di kayu salib untuk membayar hukuman dosa kita (1 Korintus 15:3; 2 Korintus 5:21). Bagaimana kematian Yesus bisa cukup untuk membayar semua dosa kita? Yesus adalah Allah dalam wujud manusia, Allah datang ke dalam dunia untuk menjadi salah seorang dari kita sehingga Dia dapat mengidentifikasikan diri dengan kita dan mati bagi dosa-dosa kita (Yohanes 1:1, 14). Sebagai Allah, kematian Yesus tak terhingga nilainya, cukup untuk membayar dosa dari seluruh dunia (1 Yohanes 2:2). Kebangkitan Yesus setelah kematianNya menunjukkan bahwa kematianNya merupakan pengorbanan yang sudah cukup, bahwa Dia benar-benar telah mengalahkan dosa dan kematian.

Bagaimana saya dapat menjadi seorang Kristen?
Ini adalah bagian yang paling baik. Karena Dia mengasihi kita, Allah telah amat menyederhanakan cara menjadi orang Kristen. Yang Anda perlu lakukan adalah menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda, secara penuh menerima kematianNya sebagai pengorbanan yang cukup untuk dosa-dosa Anda (Yohanes 3:16), percaya sepenuhNya kepada Dia sebagai satu-satunya Juruselamat (Yohanes 14:6; Kisah 4:12). Menjadi seorang Kristen bukanlah soal upacara, pergi ke gereja, atau melakukan sesuatu sambil berpantang melakukan yang lainnya. Menjadi orang Kristen adalah memiliki relasi pribadi dengan Yesus Kristus. Hubungan pribadi dengan Kristus, melalui iman, adalah yang membuat seseorang menjadi orang Kristen.

Apakah Anda siap untuk menjadi seorang Kristen?
Jikalau Anda siap untuk menjadi seorang Kristen dengan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat Anda, yang perlu Anda lakukan hanyalah percaya. Apakah Anda mengerti dan percaya bahwa Anda sudah berdosa dan pantas untuk dihukum oleh Allah? Apakah Anda mengerti dan percaya bahwa Yesus menanggung hukuman itu pada diriNya, mati menggantikan Anda? Apakah Anda mengerti dan percaya bahwa kematianNya merupakan pengorbanan yang cukup untuk membayar dosa-dosa Anda? Jikalau Anda menjawab ya untuk ketiga pertanyaan ini, Anda hanya perlu menempatkan kepercayaan Anda kepada Yesus sebagai Juruselamat Anda. Terima Dia, dengan iman, percaya sepenuhNya hanya kepada Dia. Hanya itu yang diperlukan untuk menjadi seorang Kristen.


Pertanyaan: Apa itu doa untuk keselamatan?

Jawaban:
Banyak orang menanyakan “Apakah ada doa yang saya bisa doakan untuk menghasilkan keselamatan bagi saya?” Ketika mempertimbangkan pertanyaan ini penting untuk diingat bahwa keselamatan bukan diperoleh dengan mengutip suatu doa atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu. Alkitab sama sekali tidak mencantumkan ada orang yang diselamatkan melalui berdoa. Mengucapkan doa bukanlah jalan keselamatan yang sesuai dengan Alkitab.

Cara Alkitab untuk keselamatan adalah dengan percaya pada Yesus. Yohanes 3:16 memberitahukan kita, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Keselamatan adalah oleh iman (Efesus 2:8), dengan menerima Yesus sebagai Juruselamat (Yohanes 1:12), dengan percaya hanya kepada Yesus (Yohanes 14:6; Kisah Rasul 4:12) – bukan dengan mengucapkan doa.

Berita Alkitab mengenai keselamatan adalah sederhana dan jelas, dan pada saat yang sama juga mengagumkan. Kita semua telah berbuat dosa melawan Allah (Roma 3:23). Tidak ada seorangpun yang hidup seumur hidupnya tanpa berbuat dosa (Pengkhotbah 7:20). Karena dosa kita, kita pantas untuk mendapatkan hukuman dari Allah (Roma 6:23), dan hukuman itu adalah kematian secara fisik yang diikuti dengan kematian rohani. Karena dosa kita dan hukuman yang menyertainya, tidak ada yang dapat kita lakukan pada diri kita sendiri untuk mendamaikan diri kita dengan Allah. Sebagai hasil dari kasihNya kepada kita, Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus. Yesus hidup secara sempurna dan selalu mengajarkan kebenaran. Namun umat manusia menolak Yesus dan menyalibkan Dia sampai mati. Melalui perbuatan keji itu Yesus mati menggantikan kita. Yesus menanggung beban dan penghakiman dosa pada diriNya sendiri, dan mati untuk kita (2 Korintus 5:21). Yesus kemudian dibangkitkan (1 Korintus 15), membuktikan bahwa harga dosa telah dibayarNya sampai lunas, dan bahwa Dia telah mengalahkan dosa dan kematian. Sebagai hasil dari pengorbanan Yesus, Allah menawarkan keselamatan kepada kita sebagai anugrah. Allah memanggil kita semua untuk mengubah pikiran kita mengenai Yesus (Kisah Rasul 17:30), dan menerima Dia sebagai pembayaran penuh untuk dosa-dosa kita (1 Yohanes 2:2). Keselamatan diperoleh melalui menerima anugrah yang Allah tawarkan kepada kita, bukan melalui doa.

Namun ini bukan berarti bahwa doa tidak ada kaitannya dalam menerima keselamatan. Jikalau Anda memahami Injil, percaya bahwa Injil itu adalah benar adanya, dan telah menerima Yesus untuk keselamatan Anda – adalah bagus dan pantas untuk mengungkapkan iman ini kepada Allah dalam doa. Berbicara dengan Allah melalui doa dapat merupakan cara untuk melangkah maju dari menerima fakta mengenai Yesus sebagai kebenaran kepada betul-betul percaya kepadaNya sebagai Juruselamat. Doa dapat dihubungkan dengan tindakan menempatkan iman Anda hanya kepada Yesus untuk mendapatkan keselamatan.

Namun sekali lagi adalah sama pentingnya bahwa Anda tidak mendasarkan keselamatan Anda pada sekedar mengucapkan doa. Mengucapkan doa tidak akan menyelamatkan Anda! Jikalau Anda ingin menerima keselamatan yang tersedia melalui Yesus Kristus, berimanlah kepadaNya. Percaya sepenuhnya pada kematianNya sebagai korban yang cukup untuk dosa-dosa Anda. Bersandarlah padanya secara penuh sebagai Juruselamat Anda. Inilah cara Alkitab untuk keselamatan. Jikalau Anda telah menerima Yesus sebagai Juruselamat Anda, silahkan mengucapkan doa kepada Allah. Ungkapkan pada Allah betapa Anda bersyukur untuk Yesus. Nyatakan syukur kepada Allah untuk kasih dan pengorbananNya. Katakan terima kasih kepada Yesus untuk kematianNya dan untuk menyediakan keselamatan bagi Anda. Inilah hubungan antara keselamatan dan doa yang Alkitabiah.


Pertanyaan: Bagaimana saya bertobat kepada keKristenan?

Jawaban:
Seseorang di sebuah kota Yunani yang bernama Filipi menanyakan pertanyaan yang sama kepada Paulus dan Silas. Kita tahu paling sedikit tiga hal mengenai orang ini: dia adalah seorang sipir, dia adalah penyembah berhala, dan dia putus asa. Ada kemungkinan dia sudah hampir bunuh diri ketika Paulus mencegah dia. Kemudian orang ini bertanya, “Apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" (Kisah 16:30)

Fakta bahwa orang ini menanyakan pertanyaan tsb. menunjukkan bahwa dia menyadari kebuAllahnya akan keselamatan - dia melihat kematian sebagai bagiannya semata-mata, dan dia tahu bahwa dia membutuhkan pertolongan. Fakta bahwa dia menanyakan kepada Paulus dan Silas menunjukkan bahwa dia percaya bahwa mereka memiliki jawabannya.

Jawabannya datang dengan cepat dan sederhana: “Percayalah kepada Allah Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kisah 16:31) Cerita selanjutnya memperlihatkan bagaimana orang itu percaya dan bertobat. Sejak hari itu hidupnya mulai berubah.

Perhatikan bahwa pertobatan orang ini adalah berdasarkan iman (“percaya”). Dia harus percaya kepada Yesus semata-mata. Orang ini percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah (“Allah”) dan Mesias yang menggenapi Kitab Suci (“Kristus”). Imannya juga meliputi kepercayaan bahwa Yesus mati bagi dosa dan bangkit kembali karena itulah berita yang dikhotbahkan oleh Paulus dan Silas (lihat Roma 10:9-10 dan 1 Korintus 15:1-4).

Secara harafiah “bertobat” artinya “berbalik.” Ketika kita berbalik kepada sesuatu pada saat yang sama kita juga berbalik dari sesuatu. Ketika kita berbalik kepada Yesus, kita juga berbalik dari dosa. Alkitab menyebut berbalik dari dosa sebagai “penyesalan” dan berbalik kepada Kristus sebagai “iman.” Karena itu penyesalan dan iman adalah saling melengkapi. Baik penyesalan maupun iman diindikasikan dalam 1 Tesalonika 1:9 - “bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah” (1 Tesalonika 1:9). Sebagai hasil dari pertobatan yang sejati kepada keKristenan, orang Kristen akan meninggalkan jalan hidupnya yang dulu dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kepercayaan yang salah.

Secara sederhana, untuk bertobat kepada keKristenan Anda harus percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang telah mati bagi dosa Anda dan bangkit kembali. Anda harus sependapat dengan Allah bahwa Anda adalah orang berdosa yang membutuhkan keselamatan, dan Anda harus percaya pada Yesus saja untuk menyelamatkan Anda. Ketika Anda berbalik dari dosa kepada Kristus, Allah berjanji menyelamatkan Anda dan memberi Anda Roh Kudus yang menjadikan Anda sebagai ciptaan baru.

KeKristenan dalam bentuknya yang sejati bukanlah agama. Menurut Alkitab, keKristenan adalah hubungan dengan Yesus Kristus. KeKristenan adalah Allah menawarkan keselamatan kepada setiap orang yang percaya dan menerima pengorbanan Yesus Kristus. Seseorang yang bertobat kepada keKristenan bukan meninggalkan satu agama dan memeluk agama lainnya. Bertobat kepada keKristenan adalah menerima hadiah yang ditawarkan Allah dan memulai relasi pribadi dengan Yesus Kristus yang membuahkan pengampunan dosa dan kekekalan di Surga setelah meninggalkan dunia ini.

Apakah Anda berniat bertobat pada keKristenan karena apa yang Anda baca dalam artikel ini? Jika Anda menjawab ya, berikut ini adalah sebuah doa sederhana yang dapat Anda panjatkan pada Allah. Mengucapkan doa ini atau doa lainnya tidak akan menyelamatkan Anda. Hanyalah percaya kepada Yesus yang dapat menyelamatkan Anda dari dosa. Doa ini hanya sebuah cara untuk mengungkapkan iman Anda kepada Allah dan berterima kasih padaNya untuk keselamatan yang disediakan bagi Anda. “Allah, saya tahu bahwa saya telah berdosa terhadap Engkau dan layak mendapatkan hukuman. Namun Yesus Kristus telah menanggung hukuman yang sepantasnya saya tanggung sehingga melalui iman kepadaNya saya dapat diampuni. Saya percaya kepadaMu untuk keselamatanku. Terima kasih untuk anugrah dan pengampunanMu yang ajaib – anugrah hidup kekal! Amin!”


Pertanyaan: Bagaimana saya dapat menjadi anak Allah?

Jawaban:
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:12)

“Anda harus dilahirkan kembali”
Ketika dikunjungi oleh Nikodemus, sang pemimpin agama, Yesus tidak segera menjamin dia masuk surga. Sebaliknya Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes 3:3). Pertama kalinya seseorang dilahirkan dia mewarisi natur dosa yang bersumber dari ketidaktaatan Adam di Taman Eden. Tidak ada yang mengajarkan seorang anak bagaimana berdosa. Secara alamiah dia mengikuti keinginannya yang salah dan menghasilkan dosa-dosa seperti berbohong, mencuri, dan membenci. Bukannya menjadi seorang anak Allah, dia justru menjadi anak durhaka dan kemurkaan.

“Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.” (Efesus 2:1-3)

Sebagai anak-anak yang dimurkai kita pantas untuk terpisah dari Tuhan di dalam neraka. Syukurlah bagian Alkitab ini berlanjut, “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan—” (Efesus 2:4-5).

Bagaimana kita dihidupkan kembali dengan Kristus/dilahirkan kembali/dijadikan anak Allah? Kita harus menerima Yesus!

Menerima Yesus.
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:12). Bagian ini dengan jelas menegaskan bagaimana seseorang dapat menjadi anak Allah. Kita harus menerima Yesus dengan percaya kepadaNya. Apakah yang harus kita percayai mengenai Yesus?

Pertama-tama, kita harus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah yang kekal yang telah menjadi manusia. Dilahirkan oleh anak dara Maria melalui kuasa Roh Kudus, Yesus tidak mewarisi natur dosa Adam. Karena itu Dia digelari Adam yang kedua (1 Korintus 15:22). Kalau ketidaktaatan Adam membawa kutukan dosa ke dalam dunia, kehidupan Kristus yang sempurna menutupi kehidupan kita yang berdosa. Respon kita adalah menyesal (berbalik dari dosa), dan percaya pada kehidupanNya yang sempurna untuk memurnikan kita.

Kedua, kita harus beriman kepada Yesus sebagai Juruselamat. Rencana Allah adalah mengorbankan AnakNya yang sempurna di atas salib untuk membayar hukuman yang kita pantas peroleh karena dosa kita. Bagi yang menerima Dia kematian Kristus membebaskan mereka dari hukuman dan kuasa dosa.

Akhirnya, kita harus mengikuti Yesus sebagai Tuhan. Setelah membangkitkan Kristus sebagai Pemenang atas dosa dan kematian, Allah memberiNya segala kuasa (Efesus 1:20-23). Yesus memimpin semua yang percaya kepadaNya; Dia akan menghakimi semua yang menolak Dia (Kisah Rasul 10:42).

Melalui anugrah Allah yang memberi kita penyesalan dan iman kepada Juruselamat dan Tuhan, kita dilahirkan kembali kepada hidup yang baru sebagai anak Allah. Hanya mereka yang percaya pada Yesus – bukan hanya sekedar mengetahui tentang Dia, namun bersandar padaNya untuk keselamatan, tunduk kepadaNya sebagai Tuan, dan mengasihi Dia sebagai harta yang paling berharga – yang menjadi anak Allah.

Menjadi anak Allah
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (Yohanes 1:12-13)

Sama halnya kita tidak berbuat apa-apa dalam kelahiran kita secara alamiah, kita tidak dapat membuat diri kita lahir ke dalam keluarga Allah dengan berbuat baik atau menghasilkan iman dengan kemampuan diri sendiri. Sebagaimana dikatakan oleh ayat-ayat tsb. di atas, Allah adalah yang “memberi kuasa” berdasarkan kemurahanNya. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah,” (1 Yohanes 3:1). Oleh karena itu anak Allah hanya membanggakan Tuhan (Efesus 2:8-9).

Seorang anak bertumbuh besar mirip orangtuanya. Demikian pula Allah menghendaki anak-anakNya menjadi makin serupa dengan Yesus Kristus. Sekalipun kita akan menjadi sempurna hanya saat kita berada di surga, anak Allah tidak akan terus menerus hidup dalam dosa dan tidak menyesalinya. “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.” (1 Yohanes 3:7-10)

Jangan salah, anak Allah tidak dapat “dibuang” karena berbuat dosa. Namun seseorang yang “membiasakan diri” berdosa (terus menerus menikmati dosa tanpa memerdulikan mengikuti Yesus dan firmanNya) menunjukkan bahwa dia tidak pernah betul-betul lahir kembali. “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu.” (Yohanes 8:44). Di sisi lain, anak-anak Allah tidak akan menikmati kesenangan dosa tapi selalu mau mengenal, mengasihi dan memuliakan Bapa mereka.

Pahala dari menjadi anak Allah tidaklah ternilai. Sebagai anak Allah kita adalah bagian dari keluargaNya (gereja), dijanjikan kediaman di surga, dan diberi hak untuk menghampiri Allah sebagai Bapa dalam doa (Efesus 2:19; 1 Petrus 1:3-6, Roma 8:15).

Sambutlah panggilan Allah untuk menyesali dosa dan percaya pada Kristus. Jadilah anak Allah hari ini!


Pertanyaan: Apakah langkah-langkah keselamatan?

Jawaban:
Banyak orang yang mencari “langkah-langkah keselamatan.” Orang menggemari pemikiran adanya buku petunjuk dengan lima langkah yang, kalau diikuti, akan menghasilkan keselamatan. Contohnya adalah Islam dengan Lima Rukunnya. Menurut Islam, jikalau Lima Rukun ditaati, keselamatan akan diperoleh. Karena konsep mengenai langkah demi langkah menuju keselamatan menarik adanya, banyak dari komunitas Kristen yang membuat kesalahan dengan menyajikan keselamatan sebagai hasil dari langkah demi langkah. Katolik Roma memiliki tujuh sakramen. Berbagai denominasi Kristen menambahkan baptisan, pengakuan di depan umum, berbalik dari dosa, berbahasa lidah, dll. sebagai langkah-langkah keselamatan. Namun Alkitab hanya menyajikan satu langkah kepada keselamatan. Ketika kepala penjara Filipi bertanya kepada Paulus, “ Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: " apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Paulus menjawab: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kisah 16:30-31).

Iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat adalah satu-satunya “langkah” kepada keselamatan. Berita Alkitab amatlah jelas. Kita semua telah berdosa kepada Allah (Roma 3:23). Karena dosa kita, kita layak untuk terpisah dari Allah untuk selama-lamanya (Roma 6:23). Karena kasihNya kepada kita (Yohanes 3:16) Allah mengambil wujud manusia dan mati menggantikan kita, menanggung hukuman yang sepantasnya kita terima (Roma 5:8; 2 Korintus 5:21). Allah menjanjikan pengampunan dosa dan hidup kekal di surga bagi semua yang menerima, oleh anugrah melalui iman, Yesus Kristus sebagai Juruselamat (Yohanes 1:12; 3:16; 5:24; Kisah 16:31).

Keselamatan bukan mengenai langkah-langkah tertentu yang harus kita ikuti untuk mendapatkan keselamatan. Ya, orang-orang Kristen harus dibaptis. Ya, orang-orang Kristen harus mengakui Kristus sebagai Juruselamat di depan umum. Namun semua in bukanlah langkah-langkah menuju keselamatan. Semua ini adalah hasil dari keselamatan. Karena dosa kita, kita tidak dapat memperoleh keselamatan dengan upaya apapun. Kita sama sekali tidak mampu membayar hutang dosa kita kepada Allah atau membersihkan diri kita dari dosa. Hanya Allah yang mampu memberikan kita keselamatan, dan itu yang dilakukanNya. Allah sendiri menggenapi “langkah-langkah” dan menawarkan keselamatan kepada siapa saja yang bersedia menerimanya.

Keselamatan dan pengampunan dosa bukan mengenai mengikuti langkah-langkah. Keselamatan adalah soal menerima Kristus sebagai Juruselamat dan percaya sepenuhnya kepadaNya sebagai satu-satunya jalan kepada keselamatan. Itulah yang membedakan iman Kristen dari semua agama dunia, setiap agama tsb. memiliki daftar langkah-langkah yang harus diikuti untuk mendapatkan keselamatan. Iman Kristen mengakui bahwa Allah telah menggenapi langkah-langkah tsb. dan mengundang kita untuk menerimaNya dalam iman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar