Minggu, 23 Januari 2011

Kisah Para Rasul (12)

Roh Kudus Belum Turun ke Atas Orang Samaria

Kisah Para Rasul 8:15-16
Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.


Ayat Bacaan: Kis. 8:15-16; Ef. 1:13; Gal. 3:2; Yoh. 3:6, 36


Kisah Para Rasul 8:16 memberi tahu kita bahwa sebelum Petrus dan Yohanes datang, Roh Kudus belum turun atas kaum beriman di Samaria. Ini bukan berarti ketika kaum beriman di Samaria percaya kepada Tuhan, mereka tidak menerima Roh Kudus di aspek esensial. Menurut pengajaran Perjanjian Baru dalam Efesus 1:13 dan Galatia 3:2, di aspek esensial mereka pasti telah menerima Roh Kudus ketika mereka percaya dan dilahirkan kembali (Yoh. 3:6, 36). Tetapi di aspek ekonomikal mereka belum menerima Roh yang membuat mereka bersatu dengan Tubuh Kristus. Roh Kudus tidak turun ke atas mereka secara luaran dan secara ekonomikal karena perlu menanti kedatangan para rasul untuk membawa mereka masuk ke dalam kesatuan dengan Tubuh Kristus, sebab pembangunan gereja secara riil dimulai di Yerusalem melalui rasul.
Situasi di antara kebanyakan kaum beriman pada hari ini sangat berbeda dengan yang ada dalam Kisah Para Rasul 8. Sering kali pekerja-pekerja Kristen memiliki sikap bahwa mereka bersyarat melakukan segala sesuatu. Kelihatannya pada hari ini membuka apa yang disebut gereja itu semudah membuka sebuah rumah makan. Situasi demikian sangat tercela.
Dalam Kisah Para Rasul 8, ketika orang-orang yang bermigrasi itu pergi dari Yerusalem, mereka tidak mendirikan gereja-gereja mereka sendiri. Sebaliknya, mereka mengembangkan Tubuh Kristus. Pekerjaan yang dilakukan di Samaria itu perlu diperkuat oleh para rasul. Karena itu, Petrus dan Yohanes memperkuat kaum beriman yang baru itu dan menyatukan mereka dengan Tubuh Kristus dengan menumpangkan tangan ke atas mereka. Kemudian Roh itu turun di atas kaum beriman ini secara ekonomikal untuk kesatuan mereka dengan Tubuh Kristus. Dari hal ini kita melihat bahwa apa yang dihasilkan di Samaria itu benar-benar merupakan perkembangan Tubuh Kristus. Itu juga bukan pekerjaan milik Filipus yang terpisah, yang merdeka, tidak, itu adalah bagian dari Tubuh.Gereja di tempat itu bukan menjadi milik orang-orang kudus yang bermigrasi secara merdeka dan terpisah. Dengan sendirinya, keesaan Tubuh Kristus tetap terpelihara. Ini berbeda dengan situasi pada hari ini.



 Dibaptis Dalam Nama Tuhan Yesus

Kisah Para Rasul 8:16
Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus


Ayat Bacaan: Kis. 8:16; 19:5; Mat. 28:19


Sebelum rasul-rasul itu datang ke Samaria, kaum beriman di sana "hanya dibaptis ke dalam nama Tuhan Yesus." (Tl.) Perhatikan bahwa ayat ini tidak mengatakan "di dalam nama (in the name, di dalam ruang lingkup nama itu)"; ayat ini mengatakan "ke dalam nama (into the name)." Nama mengacu kepada persona. Dibaptis ke dalam nama Tuhan Yesus berarti dibaptis ke dalam persona Tuhan, disatukan dengan Kristus yang tersalib, bangkit, dan naik ke surga, memiliki kesatuan yang organik dengan Tuhan yang hidup.
Di dalam Matius 28:19 Tuhan menyuruh murid-murid untuk membaptis kaum imani ke dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Tetapi kemudian, di dalam Kisah Para Rasul, mereka membaptis kaum beriman ke dalam nama Tuhan Yesus (Kis. 8:16; 19:5). Apakah mereka telah membuat suatu kesalahan? Tentu saja tidak. Tuhan Yesus adalah perwujudan Allah Tritunggal. Dia adalah Allah Tritunggal. Jadi, dibaptis ke dalam nama Tuhan Yesus adalah sama dengan dibaptis ke dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Apabila kita dibaptis ke dalam nama Tuhan Yesus, kita dilayakkan ke dalam Persona Tuhan, Allah Tritunggal. Kita tidak lagi di dalam diri kita sendiri atau di dalam dunia tapi di dalam Allah Tritunggal!
Ketika Saulus dibaptis, seluruh masa lalunya dikuburkan dan dia diletakkan ke dalam Kristus. Melalui seruannya dia menikmati pembasuhan dosa-dosanya, menerima Persona itu. Kita mungkin tidak merasa bahwa kita seburuk Saulus yang menjebloskan kaum imani ke dalam penjara. Tetapi mungkin saja kita terlibat dalam perdebatan dengan anggota keluarga, sering merasa bahwa kita benar, dan orang lain salah. Namun begitu kita menyeru nama Tuhan, menikmati Dia, Tuhan mungkin menyoroti dan menerangi kita. Ini adalah pengalaman dari menyeru nama Tuhan dan baptisan kita. Seruan kita membawa lebih banyak Allah Tritunggal sebagai Roh itu masuk ke dalam Anda. Dia datang sebagai terang, pengampunan, dan kasih. Kita perlu mengingat ini setiap saat, menyeru nama Tuhan dan menyadari bahwa kita tidak lagi di dalam dunia, ego kita, dan dosa-dosa kita. Kita telah dibaptis ke dalam Tuhan Yesus, dan kita adalah orang-orang yang menyeru nama Tuhan kita yang terkasih.


Tidak Dapat Membeli Karunia Allah dengan Uang

Kisah Para Rasul 8:20
Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang


Ayat Bacaan: Kis. 8:9-20; Ibr. 10:39; Mat. 7:13; 1 Kor. 3:15


Dalam Kisah Para Rasul 8:9-13 kita melihat bahwa seorang yang bernama Simon, yang mempraktekkan sihir di kota Samaria, percaya kepada Tuhan dan dibaptis. Ketika ia melihat bahwa Roh itu diberikan melalui penumpangan tangan rasul-rasul, "ia menawarkan uang kepada mereka, serta berkata: Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus" (ay. 18-19). Permintaan Simon menunjukkan bahwa praktek sihirnya, yang menakjubkan orang (ay. 9), adalah untuk uang.
Dalam ayat 20 Petrus berkata kepadanya, "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang." Di sini "binasa," bukan kebinasaan kekal, tetapi suatu hukuman, seperti dalam Ibrani 10:39 dan Matius 7:13. Khususnya, ini mengacu kepada kebinasaan perbuatan dan pekerjaan seseorang (1 Kor. 3:15). Simon telah percaya Injil, juga telah dibaptis. Karena itu, dia pasti telah mengalami keselamatan dalam tahap awal. Tetapi ia belum diselamatkan dari pikiran dan prilakunya yang jahat tentang uang. Karena itu, dia perlu bertobat atas kejahatannya supaya dia bisa menerima pengampunan Tuhan. Kalau tidak, dia akan menerima hukuman bersama uangnya.
Hari ini, banyak orang sering memakai kata uang dengan istilah "nyawa yang kedua". Kita berkata, nama adalah nyawa yang kedua, keluarga adalah nyawa yang kedua. Tetapi sesungguhnya, uang adalah nyawa yang kedua. Nyawa yang pertama adalah diri sendiri, nyawa yang kedua adalah uang. Manusia mencintai diri sendiri, juga mencintai uang. Tidak peduli tua, muda, kaya, miskin, semua orang mencintai uang. Sebab itu, uang menjadi satu cobaan yang besar. Kita semua mengetahui, Alkitab berkata, "Uang (mamon) itu tidak jujur." Alkitab berkata pula, "Orang tidak bisa melayani dua tuan, tidak bisa melayani mamon, juga melayani Allah." Sebab itu, dengan jelas kita nampak, uang adalah lawan Allah, adalah musuh Allah. Uang adalah jelmaan Iblis. Semoga Tuhan menyelamatkan kita dari jerat akan uang ini, sehingga kita dapat melayani Allah dengan tepat.


Memberitakan Injil di Bawah Petunjuk Roh Kudus

Kisah Para Rasul 8:29, 39
Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!"; Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita


Ayat Bacaan: Kis. 8:26-40; Yes. 18:1; Kej. 10:6, 17:26-27


Kisah Para Rasul 8:27-28 mengatakan, "Lalu Filipus bangkit dan berangkat. Adalah seorang Etiopia, seorang pejabat istana, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya." Etiopia adalah Kusy (Yes. 18:1), tanah milik keturunan Kusy, anak Ham (Kej. 10:6). Injil telah disebarkan dari keturunan Yahudi murni sampai kepada orang Samaria berdarah campuran melalui Filipus, Petrus, dan Yohanes (ay. 5-25). Sekarang malaikat Tuhan mengarahkan Filipus untuk berkontak dengan seorang bukan Yahudi dari Etiopia.
Melalui ini Injil meluas ke selatan, ke Afrika.Orang Etiopia dalam ayat 27 ini telah datang untuk beribadah di Yerusalem. Ini membuktikan bahwa pejabat istana dari Etiopia itu mencari Allah (lihat 17:26-27). Menurut pengaturan kedaulatan Tuhan, Filipus datang mengontak orang yang mencari Allah ini, orang yang lapar dan haus akan Allah.
Dalam Kisah Para Rasul 8:29 "Lalu kata Roh kepada Filipus: Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu." Di sini Roh itu, seperti dalam ayat 39; 10:19; 13:2; dan 16:6-7, menunjukkan bahwa pergerakan Tuhan dalam perluasan Kerajaan-Nya melalui pemberitaan Injil dalam kitab Kisah Para Rasul adalah dipimpin dan diarahkan oleh Roh, bukan dengan usaha dan jadwal manusia. Karena itu, pergerakan ini bukan berasal dari tindakan manusia, melainkan berasal dari tindakan Roh.
Kita semua harus belajar dari teladan ini untuk berdoa dan memelihara diri kita sendiri dalam persekutuan dengan Tuhan. Jika kita memelihara persekutuan kita dengan Tuhan, kita akan dapat merasakan pimpinan-Nya kapan saja. Kemudian pergerakan dan pemberitaan Injil kita akan sesuai dengan petunjuk Roh itu. Kita perlu mengikuti bimbingan Roh, bukan mengikuti opini, rencana, dan jadwal kita. Kiranya dalam pemberitaan Injil kita belajar selalu bertindak di bawah petunjuk dan bimbingan Roh itu. Dan percayalah bahwa pimpinan Roh itu adalah yang terbaik serta tidak pernah salah.


Memberitakan Injil dengan Tepat

Kisah Para Rasul 8:32, 35
Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya... Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya


Ayat Bacaan: Kis. 8:29-30, 32, 35; Yes. 53:7


Roh menyuruh Filipus mendekati kereta itu, dan ketika ia melakukannya, ia mendengar pejabat istana itu sedang membaca kitab nabi Yesaya (ay. 29-30). Ini adalah kedaulatan Allah bahwa orang Etiopia itu sedang membaca Yesaya 53: "Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya" (ay. 32). Ayat ini adalah kutipan dari Yesaya 53:7, yang mengacu kepada Kristus Sang Penebus. Ini pastilah pimpinan kedaulatan Roh sehingga pejabat istana itu membuka ayat Alkitab tentang Kristus sebagai Domba yang menebus orang dosa, satu bagian yang cocok untuk pemberitakan Injil. Oleh karena itu, "Filipus pun mulai berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil tentang Yesus kepadanya" (ay. 35).
Dalam mengontak orang dosa, kita harus belajar membicarakan Kristus. Berbicara tentang hal-hal yang umum itu mudah, tetapi membicarakan Kristus memerlukan banyak latihan. Setiap kali kita membicarakan Injil dengan orang dosa, cepat atau lambat orang dosa itu akan mencoba menghentikan pembicaraan kita. Ketika kita sedang membicarakan Kristus, mulut kita jangan sampai dihentikan oleh orang yang belum percaya. Ini tidak mudah dipelajari dan memerlukan banyak latihan. Setiap kali kita pergi menginjil, kita harus terlebih dulu berlatih membicarakan Kristus selama sedikitnya sepuluh menit di rumah kita. Kita semua harus berlatih membicarakan Kristus.
Jika kita terus berlatih membicarakan Kristus, ini akan menjadi lebih mudah bagi kita, dan kita bisa menjadi kaya dalam membicarakan Kristus. Baru kemudian, tak peduli bagaimana orang yang belum percaya itu bereaksi terhadap kita, kita akan dapat membicarakan Kristus kepada mereka secara khusus sehingga mereka bisa diselamatkan. Adakalanya kita boleh memberikan cerita pendek mengenai Kristus, tetapi ini tidak boleh menjadi cerita yang bertele-tele. Jika kita berlatih, kita semua dapat membicarakan Kristus kepada orang dosa, sehingga Kristus dapat diberitakan kepada orang-orang di sekitar kita yang belum beroleh selamat.



Baptisan Air dan Baptisan Roh

Kisah Para Rasul 8:36-37
Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."


Ayat Bacaan: Kis. 8:26-40; Yes. 53:35-36; Rm. 8:9; Gal. 3:27; Rm. 6:3; Mat. 28:19; 1 Kor. 12:13


Atas hal pemberitaan Injil Filipus kepada pejabat istana Etiopia, kita juga memiliki perkara baptisan air dalam 8:26-40. Hari ini banyak perdebatan di antara orang-orang Kristen mengenai baptisan air. Di sini, dalam Kisah Para Rasul 8, terdapat perkara tentang seorang bukan Yahudi yang percaya kepada Tuhan. Dari Yesaya 53 Filipus "memberitakan Injil tentang Yesus kepadanya" (ay. 35). Kemudian "Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata pejabat istana itu: Lihat, di situ ada air; apakah ada halangan bagiku untuk dibaptis?" (ay. 36). Fakta bahwa pejabat istana Etiopia itu memiliki reaksi yang demikian ketika ia melihat air, menunjukkan bahwa Filipus dalam pemberitaan Injilnya pasti memberitakan baptisan air kepadanya. Jika Filipus tidak mengatakan apa pun tentang baptisan, tidak mungkin orang Etiopia itu memiliki reaksi yang demikian. Filipus mungkin sedang membicarakan baptisan air ketika mereka sampai ke tempat yang ada airnya itu, di mana pejabat istana itu dibaptiskan.
Mengenai baptisan, air melambangkan kematian dan penguburan untuk pengakhiran orang-orang yang bertobat, dan Roh Kudus adalah Roh hayat dan kebangkitan untuk penunasan orang-orang yang telah diakhiri itu. Air kematian, menunjukkan dan melambangkan kematian almuhit Kristus yang ke dalamnya kaum beriman-Nya dibaptiskan, bukan hanya menguburkan orang-orang yang dibaptiskan itu, tetapi juga dosa-dosa mereka, dunia, dan masa lampau mereka. Baptisan itu juga memisahkan mereka dari dunia yang meninggalkan Allah dan keboborokannya.
Roh Kudus adalah Roh Kristus, juga Roh Allah (Rm. 8:9). Jadi, dibaptis dalam Roh Kudus berarti dibaptis ke dalam Kristus (Gal. 3:27; Rm. 6:3), ke dalam Allah Tritunggal (Mat. 28:19), bahkan ke dalam Tubuh Kristus (1 Kor. 12:13), yakni disatukan dengan Kristus dalam satu Roh (1 Kor. 6:17). Melalui baptisan air dan Roh yang demikianlah kaum beriman dalam Kristus dilahirkan kembali ke dalam Kerajaan Allah, ke dalam alam hayat ilahi dan pemerintahan ilahi (Yoh. 3:3, 5), sehingga mereka dapat hidup dengan hayat kekal Allah dalam Kerajaan-Nya yang abadi.


 Makna, Hasil, dan Praktek Baptisan Air

Kisah Para Rasul 8:38
Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia


Ayat Bacaan: Kis. 8:38; Mat. 28:19; Rm. 6:3-4a; Ef. 4:5; 1 Kor. 12:13


Baptisan air memiliki makna yang kaya. Pertama, air ini melambangkan Roh itu sebagai realisasi Allah Tritunggal. Dalam Matius 28:19 Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid untuk membaptis kaum beriman ke dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Karena itu, ketika kita membaptis kaum beriman, kita harus membaptis mereka bukan hanya ke dalam air, melainkan juga ke dalam Allah Tritunggal.Baptisan air juga melambangkan Kristus. Matius 28:19 membicarakan tentang membaptis kaum beriman ke dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, sedangkan dalam kitab Kisah Para Rasul kaum beriman itu dibaptis ke dalam nama Yesus Kristus. Alasan untuk hal ini adalah bahwa Kristus adalah perwujudan Allah Tritunggal. Karena air melambangkan Allah Tritunggal, maka air juga melambangkan Kristus. Selain itu, air baptisan melambangkan kematian Kristus (Rm. 6:3-4a).
Kita telah melihat bahwa air baptisan melambangkan Allah Tritunggal, Kristus, dan kematian Kristus. Hasil dari baptisan yang demikian adalah Tubuh Kristus (1 Kor. 12:13). Karena itu, Tubuh adalah hasil dari kita dibaptis ke dalam Allah Tritunggal, ke dalam Kristus, dan ke dalam kematian Kristus. Praktek kita mengenai baptisan harus sesuai dengan firman yang murni dalam Alkitab. Ketika kita membaptis orang-orang ke dalam air, ini menandakan kita sedang membaptis mereka ke dalam Allah Tritunggal, ke dalam Kristus, dan ke dalam kematian Kristus yang membuat mereka dibaptis ke dalam Tubuh Kristus. Ini adalah baptisan unik yang disebutkan dalam Efesus 4:5 dan juga baptisan yang dibicarakan dalam 1 Korintus 12:13.
Dalam perlambangan, bani Israel dibaptis di dalam awan dan di dalam laut. Mereka tidak memiliki dua baptisan; mereka memiliki satu baptisan dengan dua unsurawan dan laut. Awan melambangkan Roh dari langit, dan laut melambangkan air di bumi. Lambang ini adalah satu gambaran dari baptisan kita pada hari ini. Kapan saja kita membaptis kaum beriman, kita membaptis mereka di dalam air dan di dalam Roh pada saat yang sama. Ini berarti kapan saja kita membaptis orang di dalam air, kita serentak membaptis mereka ke dalam Allah Tritunggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar