Kamis, 23 Desember 2010

Kisah Para Rasul (5)

Allah Mencurahkan Roh-Nya ke atas Semua Manusia
Kisah Para Rasul 2:17a
Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia

Ayat Bacaan: Kis 2:17; Yoh. 20:22


Setelah Allah mendudukkan Kristus di surga, menjadikan Dia Tuhan dan Kristus, meninggikan Dia untuk menjadi Pemimpin dan Juruselamat, menjadikan Dia Imam Besar, dan menentukan Dia untuk menjadi Hakim atas yang hidup dan yang mati, Ia mencurahkan Roh-Nya ke atas hamba-hamba-Nya. Mengenai hal ini, Kisah Para Rasul 2:17 mengatakan, “Akan terjadi pada hari-hari terakhir—demikianlah firman Allah—bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia…” Pencurahan Roh ke atas murid-murid adalah aspek ekonomikal dari Roh yang dicurahkan ke atas mereka sebagai kekuatan untuk pekerjaan mereka. Ini berbeda dengan pengembusan Roh ke dalam murid-murid dalam Yohanes 20:22 yang merupakan aspek esensial dari Roh itu yang dihembuskan ke dalam murid-murid sebagai hayat untuk kehidupan mereka.

Roh yang dicurahkan adalah perampungan dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses – inkarnasi, kehidupan di bumi selama tiga puluh tiga setengah tahun, ketersaliban, kebangkitan, dan keterangkatan. Ini adalah berkat yang besar bagi umat pilihan Allah. Mereka dapat sepenuhnya menerima penyaluran dari Allah yang telah rampung ini.
Alkitab tidak memberitahu kita gambaran tentang perasaan pribadi dan emosi murid-murid di hari Pentakosta, tetapi kita tahu, bahwa perasaan dan perilaku mereka agak “tidak biasa”, karena orang-orang yang melihat mereka berkata bahwa mereka mabuk. Menurut pengalaman dari banyak kaum beriman ketika Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka, pengalaman mereka beragam. Ada yang menerima penglihatan baru, ada yang mengenal kebebasan baru dalam memenangkan jiwa (D. L. Moody), ada yang dalam memberitakan firman Allah memiliki kuasa yang segar, ada yang dipenuhi dengan sukacita surgawi (Charles Finney) atau pujian yang meluap-luap (R. A. Torrey). Pengalaman apapun yang mereka alami, semuanya adalah pengalaman Pentakosta itu! Kita tidak seharusnya berpraduga menetapkan ukuran tertentu bagi pekerjaan Roh Kudus, tetapi harus membiarkan Allah bebas bekerja menurut kehendak-Nya dan memberikan bukti apa saja dari pekerjaan yang dilakukan-Nya.


Berseru kepada Nama Tuhan akan Diselamatkan (1)Kisah Para Rasul 2:21
Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan

Ayat Bacaan: Kej. 4:26; Ul. 4:7; Yes. 12:4; Rat. 3:55; Kis. 2:21; 1 Kor. 1:2; Rm. 10:10-13.

Orang Kristen bukan hanya perlu memiliki pengenalan terhadap Allah, juga perlu dalam penghidupan sehari-hari dengan riil menikmati Allah yang kita kenal. Salah satu jalan yang paling sederhana untuk menikmati Tuhan yaitu melalui “menyeru nama Tuhan” (LAI “memanggil nama Tuhan”). Menurut arti kata dari bahasa aslinya, “berseru” ini bukan berarti berdoa, dalam bahasa Ibrani berarti “berseru kepada”, “berteriak kepada”; dalam bahasa Yunani berarti “memohon kepada orang”, “memanggil nama orang”, yaitu dengan suara yang terdengar oleh orang lain memanggil nama seseorang. Jadi “menyeru nama Tuhan” adalah memanggil, “Ya Tuhan Yesus” dengan suara yang terdengar.
Ini bukanlah suatu praktek baru dalam Perjanjian Baru, melainkan sudah dimulai dalam Kejadian 4:26, yaitu oleh Enos, keturunan ketiga dari umat manusia. Praktek ini diteruskan dalam zaman Perjanjian Lama oleh Ayub (Ayb. 12:4), Abraham (Kej. 12:8), Ishak (Kej. 26:25), Musa dan bangsa Israel (Ul. 4:7), Simson (Hak. 15:18), Samuel (1 Sam. 12:18), Daud (2 Sam. 22:4), Asaf (Mzm. 80:19), Heman (Mzm. 88:10), Elia (1 Raj. 18:24), Yesaya (Yes. 12:4), Yeremia (Rat. 3:55), dan yang lain (Mzm. 99:6). Yesaya menyuruh pencari-pencari Allah berseru kepada-Nya (Yes. 55:6). Bahkan orang-orang bukan Yahudi tahu bahwa nabi-nabi Israel mempunyai kebiasaan berseru kepada nama Allah (Yun. 1:6). Perintah (Mzm. 50:15) dan keinginan Allah (Mzm. 91:15) adalah supaya umat-Nya berseru kepada-Nya. Inilah jalan sukacita untuk minum sumber air keselamatan Allah (Yes. 12:3-4), dan jalan yang nikmat untuk menyenangkan diri karena Allah (Ayb. 27:10). Karena itu, umat Allah harus berseru kepada nama-Nya setiap hari (Mzm. 88:10).
Dalam Perjanjian Baru, menyeru nama Tuhan pertama kali disinggung oleh Petrus (Kis. 2:21) pada hari Pentakosta sebagai penggenapan nubuat Yoel, yang berhubungan dengan pencurahan Roh almuhit secara ekonomikal oleh Allah ke atas umat pilihan-Nya. Menyeru nama Tuhan membuat kita dapat berbagian dalam Kristus yang almuhit dengan segala yang telah Dia rampungkan, capai, dan dapatkan (1 Kor. 1:2) dan menikmati Allah Tritunggal yang telah melalui proses untuk keselamatan kita yang sempurna (Rm. 10:10-13).


Berseru kepada Nama Tuhan akan Diselamatkan (2)Kisah Para Rasul 2:21
Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan

Ayat Bacaan: Kis. 2:21; 9:14; Rm. 10:12-13; 1 Kor. 1:2; 2 Tim. 2:22

Menurut konteksnya, Kisah Para Rasul 2:21 adalah kesimpulan dari kutipan nubuat Yoel yang dimulai dari ayat 17. Ini menunjukkan bahwa hasil pencurahan Roh Allah ke atas semua manusia adalah keselamatan mereka melalui menyeru nama Tuhan. Hari ini meskipun banyak orang yang mengenal nubuat Yoel tentang Roh Kudus, namun tidak banyak yang memperhatikan fakta bahwa untuk menerima pencurahan Roh Kudus dari Allah, kita perlu bekerja sama dengan jalan menyeru nama Tuhan.
Pada zaman gereja sebermula, menyeru nama Tuhan menjadi satu tanda populer dari orang-orang yang percaya kepada Kristus (Kis. 9:14, 21; 22:16; 1 Kor.1:2; 2 Tim.2:22). Ketika Paulus masih sebagai Saulus dari Tarsus, dia mendapatkan satu surat kuasa dari para imam, untuk membelenggu setiap orang yang berseru kepada nama Tuhan (Kis. 9:14). Ini menyatakan bahwa kaum saleh pada masa itu adalah orang-orang yang menyeru kepada Yesus. Penyeruan mereka kepada nama Tuhan telah menjadi tanda, ciri-ciri yang membuat mereka mudah dikenal sebagai orang Kristen.
Ketika Paulus menulis surat Roma, dia sendiri menekankan, “Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dengan orang Yunani, karena Allah yang satu itu adalah Tuhan bagi semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, pasti diselamatkan” (Roma 10:12-13). Dalam 1 Korintus Paulus juga berkata, “ . . . dengan segala orang di segala tempat yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita” (1 Kor.1:2). Dalam surat 2 Timotius dia juga memberitahu Timotius, bahwa ia harus menuntut perkara-perkara rohani bersama-sama dengan orang-orang yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni (2 Tim. 2:22). Dari ayat-ayat di atas kita nampak, bahwa orang-orang Kristen pada abad pertama melaksanakan praktek menyeru nama Tuhan. Tetapi sayang sekali, perkara ini justru telah lama diabaikan oleh kebanyakan orang Kristen. Kita percaya bahwa hari ini Tuhan akan memulihkan perkara menyeru namaNya, dan mau supaya kita menyeru nama Tuhan, agar kita bisa menikmati kekayaan hayatNya.


Yesus Ditentukan dan Dinyatakan kepada kitaKisah Para Rasul 2:22
...dengarlah perkataan ini: Yesus dari Nazaret adalah orang yang telah ditentukan Allah dan dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda ajaib...

Ayat Bacaan: Kol. 2:9, Ef. 1:23, 1 Kor. 14:26

Berita pertama dari pemberitaan Injil para rasul berpusat pada satu Pribadi, yaitu Yesus. Dalam kitab Kisah Para Rasul, Lukas memberitahu kita bahwa Yesus ini diberitakan oleh para rasul sebagai Juruselamat yang ditetapkan Allah. Yesus dari Nazaret adalah orang yang telah ditentukan Allah dan dinyatakan Allah kepada kita. Kata “dinyatakan” dalam ayat 22, diterjemahkan dari bahasa Yunani, yang secara harfiah berarti ditunjukkan, diperlihatkan, dipamerkan, yaitu dibuktikan dengan menunjukkan, dan karenanya diakui. Ini menunjukkan bahwa ketika Kristus sedang melayani, apa pun yang dikerjakan-Nya adalah pameran dari pekerjaan yang dilakukan oleh Allah melalui Dia.
Nikodemus adalah salah seorang guru Yahudi yang terpelajar pada zaman-Nya. Ia juga mengakui bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan mujizat-mujizat (tanda-tanda) seperti yang dibuat oleh Yesus jika Allah tidak menyertai-Nya (Yoh. 3:2). Ketika Tuhan Yesus, sebagai seorang manusia, mengadakan mujizat-mujizat, sebenarnya Allah sendiri yang melakukan mujizat-mujizat itu. Kolose 2:9 berkata, “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan.” Dalam ayat ini “kepenuhan” bukan mengacu kepada kekayaan Allah, melainkan mengacu kepada ekspresi kekayaan Allah. Jadi kepenuhan ke-Allahan adalah ekspresi ke-Allahan dan ekspresi ini ada di dalam Kristus secara individu.
Tubuh Kristus, adalah ekspresi Kristus yang korporat (Ef. 1:23), dan pekerjaannya adalah pameran yang korporat (1 Kor. 14:26). Karena itu, sidang-sidang kita haruslah merupakan suatu pameran ekspresi Allah yang korporat. Untuk itu kita harus berjerih lelah menggali setiap kekayaan Kristus, sehingga kita dapat memperoleh kekayaan-Nya untuk dibawa dan dibagikan ke dalam perhimpunan ibadah gereja. Semoga setiap kali kita berkumpul bersama-sama kita mengadakan sebuah pameran Kristus! Satu-satunya tujuan kita ialah mendapatkan diri Kristus, menumbuhkan Dia, menikmati Dia, membagi-bagikan Dia, dan mengekspresikan Dia. Itulah pekerjaan kita yang sesuai dengan kehendak Allah, yaitu memamerkan ekspresi Allah yang korporat.



Diserahkan Allah Menurut Maksud dan Rencana-NyaKisah Para Rasul 2:23
Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka

Ayat Bacaan: Kis.2:23; 1 Ptr. 1:20; Why. 13:8; Yoh. 1:29

Dalam Kisah Para Rasul 2:23 kita dapat melihat bahwa kematian Tuhan adalah menurut penetapan dan pengenalan dini Allah. Di sana dikatakan, “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh melalui tangan bangsa-bangsa durhaka.” Rencana yang ditetapkan ini pasti telah ditentukan dalam suatu musyawarah yang diadakan oleh Trinitas Ilahi sebelum dunia dijadikan (1 Ptr. 1:20; Why. 13:8). Ini menunjukkan bahwa ketersaliban Tuhan bukanlah perkara yang kebetulan dalam sejarah manusia, melainkan suatu perampungan dengan tujuan yang khusus dari ketetapan ilahi Allah Tritunggal.
Kematian Kristus juga menurut pengenalan dini Allah. Kristus telah ditetapkan, disiapkan oleh Allah untuk menjadi Anak Domba yang menebus (Yoh. 1:29) bagi orang-orang pilihan-Nya menurut pengenalan dini-Nya sebelum dunia dijadikan (1 Ptr. 1:20). Ini dilaksanakan menurut kehendak dan rencana kekal Allah, tidak terjadi secara kebetulan. Karena itu, dalam pandangan kekal Allah, sejak dunia dijadikan, yaitu sejak kejatuhan manusia sebagai bagian dari dunia, Kristus sudah disembelih (Why. 13:8). Penyaliban Tuhan Yesus pun bukan hanya menggenapi nubuat Perjanjian Lama (Ul. 21:23; Gal. 3:13; Bil. 21:8-9), tetapi juga menggenapi firman Tuhan tentang cara mati-Nya (Yoh. 3:14; 8:28; 12:32).
Berdasaran pengenalan dini Allah dan penentuan-Nya pula, Kristus datang ke bumi untuk menjadi Penebus kita dan menggenapkan kehendak Allah. Selain itu, Roh itu datang kepada kita, bekerja di atas diri kita, dan membawa kita kepada pertobatan dan iman dalam Kristus. Karena kita telah ditentukan oleh Allah (Ef. 1:5), maka Roh itu datang kepada kita dan melakukan apa saja yang penting untuk membuat kita percaya ke dalam Kristus. Puji Tuhan bahwa ketika Kristus ditentukan, kita ditentukan juga! Haleluya atas pengenalan dini Allah! Dalam kekekalan yang lampau Allah menentukan Kristus dan sejumlah besar orang Kristen, manusia-manusia Kristus. Haleluya atas pengenalan dini Allah akan Kristus dan semua orang Kristen! Mari kita memuji Allah Bapa bagi pemilihan, perkenanan, dan penentuan-Nya.


Allah Membangkitkan dan Melepaskan Dia dari Sengsara MautKisah Para Rasul 2:24
Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu

Ayat Bacaan: Kis. 2:24; 4:33; 1:8; 1 Tes. 4:14; Rm. 14:9; Yoh. 1:1; 11:25; Ibr. 7:16

Kebangkitan Tuhan adalah persetujuan Allah terhadap-Nya sebagai Mesias. Melalui kebangkitan Kristus, Allah mengumumkan bahwa Kristus yang bangkit itu adalah Mesias yang sejati, Yang diurapi dan Yang ditunjuk Allah untuk melaksanakan amanat kekal-Nya. Kisah Para Rasul 2:24 mengatakan, “Tetapi Allah membangkitkan Dia setelah melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.” Mengenai Tuhan sebagai manusia, Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati (Kis. 10:40-41; Rm. 8:11). Mengenai Dia sebagai Allah, Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa Dia sendiri bangkit dari antara orang mati (Rm. 14:9; 1 Tes. 4:14). Kisah Para Rasul 2:24 mengatakan bahwa tidak mungkin bagi Tuhan untuk tetap berada di dalam kuasa maut. Tuhan adalah Allah juga kebangkitan (Yoh. 1:1; 11:25), memiliki hayat yang tidak dapat binasa (Ibr. 7:16). Dia adalah Yang hidup selamanya.
Para rasul adalah saksi-saksi dari Kristus yang bangkit, bukan hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam hidup dan tindakan mereka, terutama bersaksi tentang kebangkitan-Nya (4:33). Bersaksi tentang kebangkitan Kristus adalah butir penting, inti, dalam merampungkan ekonomi Perjanjian Baru Allah untuk penyebaran Injil-Nya (Kis. 1:8). Terlebih dulu Kristus adalah Saksi (Why. 1:5), kemudian kita meneruskan Kristus menjadi saksi-saksi, mempersaksikan Dia sebagai Kristus yang almuhit untuk penyebaran Injil-Nya, guna menghasilkan Tubuh-Nya. Kita bersaksi agar orang-orang dosa beroleh selamat menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus bagi pembangunan Tubuh-Nya (Kis. 2:37-42; 4:10-12; 10:41-43). Tujuan kita memberitakan Injil bukan hanya untuk mendapatkan jiwa. Tujuan kita memberitakan Injil adalah untuk mendapatkan orang-orang dosa; tidak hanya mendapatkan jiwa melainkan agar orang-orang dosa ini bisa menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus; juga bukan agar mereka naik ke sorga, melainkan agar mereka menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus. Mendapatkan jiwa agar mereka bisa naik ke sorga, itu adalah agama Kristen; tetapi sebagai saksi Kristus, kita pergi mendapatkan orang-orang dosa agar menjadi anggota Tubuh Kristus untuk pembangunan Tubuh-Nya.


Ia Ditinggikan oleh Tangan Kanan AllahKisah Para Rasul 2:33
Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini

Ayat Bacaan: Kis. 2:33, 34, 36; Ibr. 1:9

Kenaikan Kristus adalah perihal Allah meninggikan Dia. Dalam meninggikan Kristus, Allah membuat Dia menjadi Tuhan dan Kristus. Pencurahan Roh Kudus adalah suatu bukti bahwa Allah telah meninggikan Tuhan Yesus dan telah membuat-Nya menjadi Tuhan dan Kristus. Kisah Para Rasul 2:33 mengatakan, “Sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima dari Bapa, Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya Roh itu seperti yang kamu lihat dan dengar di sini.” Kisah Para Rasul 2:35 membicarakan tentang Tuhan Yesus duduk di sebelah kanan Allah. Di sini “di sebelah kanan” menunjukkan kedudukan yang mulia, terhormat, dan berkuasa (Kel. 15:6; 1 Raj. 2:19; Mrk. 14:62). Dalam Kisah Para Rasul 2:36 Petrus menyimpulkan, “Jadi, seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.”
Sebagai Allah, Tuhan selamanya adalah Tuhan (Luk. 1:43; Yoh. 11:21; 20:28). Tetapi sebagai manusia, Dia dijadikan Tuhan di dalam kenaikan-Nya setelah Dia membawa keinsanian-Nya ke dalam Allah di dalam kebangkitan-Nya. Sebagai Yang diutus dan diurapi Allah, Dia adalah Kristus sejak lahir (Luk. 2:11; Mat. 1:16; Yoh. 1:41; Mat. 16:16). Namun sebagai yang demikian, Dia baru secara resmi dijadikan Kristus Allah di dalam kenaikan-Nya. Tuhan dijadikan Tuan, yaitu Tuan dari segala, untuk memiliki segala; dan Dia dijadikan Kristus, Yang diurapi Allah (Ibr. 1:9), untuk merampungkan amanat Allah.
Kristus yang telah naik juga sedang mengontrol setiap peristiwa di bumi—dari kebangunan dan kejatuhan bangsa-bangsa sampai keluarga yang Anda miliki. Semua ini adalah supaya Dia dapat melaksanakan tujuan kekal Allah yang besar, yakni mendirikan kaki-kaki dian-Nya. Namun tanpa kerja sama kita, Kristus yang telah naik hanya mampu berbuat sedikit. Betapa tanggung jawab yang besar, tetapi merupakan suatu hak yang istimewa! Kita dapat menjadi orang yang membiarkan Allah bergerak di bumi untuk penggenapan tujuan kekal-Nya! Kita adalah orang yang sangat penting (V.I.P.) di alam semesta ini. Namun, kita harus setia untuk bekerja sama dengan-Nya, sehingga Dia dapat merampungkan kehendak-Nya melalui kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar