Jumat, 25 Maret 2011

Maaf, Inilah Agama Asliku

Oleh: Maya Islamaya

*) Judul: oleh Erianto Anas


Oya mas Ernas... pengen ngobrol lagi nih..

Aku sih taunya Islam versi-ku sendiri.. hehe
Aku beragama Islam karena aku lahir dan dibesarkan di lingkungan Islam, dari kecil sudah ditanam tentang pemahaman Islam... sampai SMA pengetahuan Islamku sebatas dari Ortu dan dari sekolah saja...

Ketika aku hidup sendiri beberapa tahun di suatu kota (red: sensor admin) aku baru tahu.. bahwa terdapat banyak pemahaman tentang Islam, bermacam-macam penafsiran terhadap Pedoman umat Islam... sejak itulah aku mempertanyakan kebenarannya... mana yang benar?

Ya aku sempat bingung... ditarik kesana kemari, keluar masuk pengajian, meskipun aku tidak begitu terpengaruh artinya tidak langsung percaya dan menerima faham-faham mereka, ...karena diantara faham mereka ada yang benar-benar tidak masuk akal dan membuatku takut.. misalnya ada pengajian yang membaiat jemaahnya (harus bersumpah akan menjadi pengikut setia)... sepertinya pengajian kelompok teroris, aku menyatakan diri keluar dan mundur sebelum dibaiat.. padahal itu bahaya banget kalo otaknya sudah dicuci akan sulit keluar dari kelompok mereka.. yang ini pengajian diluar kampus..

Didalam kampus juga ada kelompok pengajian... pengajiannya sih biasa saja, yang kurang aku sukai kelompok ini terkesan ekslusive... menjaga jarak dengan yang tidak sefaham, tampak seperti orang-orang yang sangat suci sehingga terkotak-kotak dan cenderung berkelompok...

Kalo pemahaman Islam yang umum dan biasa aku temui di lingkungan masyarakat selama ini, mungkin NU dan Muhammadiyah termasuk kelompok Ahmadiyah di kota itu (red: sensor admin) ada markasnya... dan dalam pandanganku meyakini agama adalah wilayah yang sangat pribadi dan tidak bisa dipaksakan pada orang lain...

Aku jadi suka bingung katanya perbedaan itu rahmat, kenapa sesama muslim selalu berselisih, bertengkar bahkan saling bunuh.. kan malu dengan umat yang lain

Akhirnya aku mengambil kesimpulan sendiri, agama adalah aturan hidup.. bagaimana seharusnya berhubungan dengan manusia dengan alam dan Tuhan...

Buatku petunjuk itu bukan paksaan, lakukan saja apa yang mampu aku lakukan, buatku tak perlu memaksakan diri melakukan sesuatu yang menyiksa diri.. misalnya harus mau dipoligami.. itu kan penyiksaan.. Kalo menikah adalah sunnah masih bisa diterima aturan memakai jilbab apalagi bercadar seperti memakai mukena kesana kemari, sementara aktivitas tinggi berlalu-lalang diantara hiruk pikuk manusia dan kendaraan, kan gak praktis bisa mencelakakan.. kecuali diam saja di rumah.

Suatu kali pernah kejadian tuh temanku kerudung besarnya kejepit pintu kendaraan ketika turun dari mobil, sementara mobil melaju kencang, sampe jatuh terseret, kudungnya robek, lehernya terluka, memakai baju itu yang penting sesuai fungsinya, rapih, bersih, sopan

Berhaji saja kan bagi yang mampu, puasa bagi yang kuat, besodaqoh bagi yang mampu.. berarti hal-hal lain juga sesuai kemampuan kita saja, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan masing-masing...

Jadi bagiku Agama adalah produk dimana aku adalah penggunanya, namun produk itu bukan kebendaan melainkan petunjuk atau aturan,yang petunjuk itu telah diterjemahkan atau ditafsirkan orang berilmu, dan aku tinggal melaksanakan atau menerima petunjuk itu selama aku sanggup melakukannya dan menurutku masuk akal, tanpa menyinggung atau melukai pihak-pihak lain,

Karena aku tidak punya kemampuan untuk menafsirkan pedoman, maka aku tinggal pake aturan yang sudah ada mana yang aku sanggup lakukan dan menurutku masuk akal... baik itu penafsiran liberal, moderat, NU, Muhammadiyah.. selama itu baik dan tidak melanggar peri kemanusiaan.. kenapa tidak, bukankah kita punya akal untuk memilih mana yang baik dan buruk untuk kita? lagi pula para penafsir itu baik dari kalangan manapun bukanlah orang yang bodoh... itu pula sebabnya kenapa ada orang yang menyebutku zindiq, mungkin karena hanya sebagian saja pedoman yang bisa aku terima dan sanggup aku lakukan.. milih2 aturan seenak udel... tapi gak tau juga sih artinya apa, maksudnya gimana ? apakah mas Ernas tahu ?

Mungkin yang sulit diterima itu pemahaman yang fundamental atau kata mas Ernas yang ortodoks (artinya menterjemahkan secara mentah-mentah, secara harfiah), sedangkan banyak ayat-ayat itu ada yang nyata dan perumpamaan....

Pada kasus merokok itu memang mubah dan pelarangan itu seharusnya ditimpakan pada diri sendiri.. bukan untuk jemaah atau dipaksakan pada orang lain...

Benar apa kata mas Ernas tempo hari lakukan apa yang menurut kita nyaman dan tidak merasa bersalah..

Dan agama apapun tujuannya satu, yaitu mencari dan menuju kebenaran

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Maya Islamaya:

mungkin itulah agama ngacoku selama ini mas Ernas...
adapun mengenai pertanyaan-pertanyaanku dan pemikiran-pemikiran yang selama ini aku pendam dan tidak pernah mencari jawabannya... melainkan aku musnahkan saja dengan cara beragamaku seperti diatas....

seumur hidup baru kali ini aku bertemu dengan orang yang membahas tentang pencarian Tuhan dan kebenaran.. jujur mas Ernas aku buta filsafat..

maaf ya mas Ernas kalo aku banyak nanya sama mas nantinya, bukankah aku harus yakin dengan apa yang aku pilih?, karena aku iri loh sama mas Ernas yang begitu berani dan terang-terangan menyampaikan keyakinannya pada orang lain...

tapi diam-diam berarti aku juga suka berfilsafat ya. soalnya apa-apa yang mas Ernas tulis di blogernas.. kerap melintas dan menjadi pikiranku...

admin blogernas
Erianto Anas

Saya suka sekali dengan sikap mbak begini. Dan seperti mbak tulis, akhirnya diam-diam dalam benak mbak sering melintas apa yg saya tulis. Itu tandanya mbak sudah berfilsafat dalam diri mbak sendiri: MONOLOG BATHIN.

Berfilsafat bukan berarti membaca buku filsafat. Karena umat Islam fanatik banyak juga yang membaca buku filsafat. Tapi mereka tidak pernah berfilsafat. Karena tujuannya membaca buku filsafat adalah dalam rangka mencari kelemahan-kelemahannya untuk kemudian mengkiritiknya dengan ayat-ayat Alquran.

Padahal yang berfilsafat itu adalah berpikir kritis sampai ke akar-akarnya. Seperti diskusi kita ini.

Karena itulah bagi saya tidak ada masalah apa pun yang hendak dibicarakan dan didiskusikan. Karena ladang subur berfilsafat memang pada sikap bebas merdeka nntuk bicara (bukan bertindak ya. Tapi berpikir. Itu beda).

Jadi mbak tidak perlu merasa bersalah dengan menulis bebas apa adanya sikap dan pandangan mbak tentag hal ini. Justru ini yang saya suka.

------

Zindiq itu artinya orang yang pura-pura masuk Islam dengan cara menyusup ke dalam tubuh Islam, untuk kemudian menghancurkan Islam dari dalam. Dan yang mengggunakan istilah ini biasanya umat Islam Orotdoks dan anarkis. Zindiq Ini termasuk rumpun kosa kata galak, satu genre dengan istilah: haram, kafir, murtad, dan sesat. Dan termasuk kosa kata idaman kaum fanatik. Kenapa? Karena itulh senjata yang bisa dia gunakan jika sudah KO berdiskusi atau tidak berdaya memahami pemikiran orang lain.

Maya Islamaya:

oh begitu yah aku memang suka tertawa kalo misalnya mereka menggunakan hadis2 yang dhoif,aku suka bilang hadis begitu dibuang saja... atau seringkali menentang pendapat mereka dengan pendapatku sendiri tanpa dalil...

apalagi ketika mengaji itu aku belum juga mau berjilbab hanya sesekali saja.. mereka bilang aku bnyak alasan dan ada juga yang bilang sesat

tapi ada salah satu teman yang baik yang tetap mempertahankan aku untuk tetap mau mengaji disana, dia bilang tidak boleh sembarangan menyebut sesat.. karena mengajak juga harus perlahan dan melalui proses... justru yang membela aku itu seniornya, sementara yang sok suci itu malah yang baru-baru...

tapi aku gak tahan mas Ernas... karena nantinya aku dijodohkan pada kelompok mereka dan harus mau dipoligami... kan laki2 di jamaah itu gak ada yang keren.. hahaha.. akh jadi males, udah aja keluar..

admin blogernas
Erianto Anas

KUTIP:
"tapi aku gak tahan mas Ernas... karena nantinya aku dijodohkan pada kelompok mereka dan harus mau dipoligami... kan laki2 di jamaah itu gak ada yang keren"

TANGGAPAN:

Hahahaha...
Mereka mana mau tampil keren apalagi seksi. Itu kan haram mbak.

-------

Hmm... pada intinya pengalaman dan sikap terakhir kita sama tampaknya mbak. Hanya saja perbedaan kita, saya sudah mengalami langsung sebagai orang yang dulu pernah fanatik dan berkumpul dengan sekelompok orang yang sama selama lebih kurang 3 tahun. Tapi proses pencarian saya akhirnya membawa saya keluar dari pemahaman Islam Fanatik dan ekslusif seperti itu.

Maya Islamaya:

aku sih gak spenuhnya menilai negatif terhadap mereka, karena jujur banyak juga pelajaran positif yang bisa aku ambil... misalnya bersikap lebih wanita dari sebelumnya.. lebih tertib dalam berbicara gak asal... baik2 sih sebenarnya tapi kok mereka gak bisa berbaur...

admin blogernas
Erianto Anas

Yah sebenarnya beberapa nilai kepribadian mereka malah bagus. Tapi bukan berarti sikap dalam bertata krama itu hanya milik mereka. Tapi milik semua orang. Karena tata krama atau moralitas itu Universal, dibutuhkan oleh semua orang. Bahkan prasyarat untuk hidup damai bersama dengan siapa saja.

KUTIP:
"baik sih sebenarnya tapi kok mereka gak bisa berbaur... "

TANGGAPAN:
Benar mbak. Mereka pada intinya baik. Tapi itulah pengaruh indoktrinasi ajaran fanatik yang salah kaprah ditanamkan dan dipompa terus menerus. Akhirnya itulah yang membuat mereka menutup diri pada "dunia luar" selain komunitas mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar