Jumat, 25 Maret 2011

Menelanjangi Tuhan tanpa Pandang Bulu


Menelanjangi Tuhan tanpa Pandang Bulu


Tuhan, selalu menjadi perbincangan sepanjang masa. Dari dulu hingga kini tak pernah henti. Karena Tuhan adalah pertanyaan terakhir manusia yang paling misteri.

Beragam perspektif digunakan manusia dalam memahami Tuhan. Oleh agama, Tuhan begitu mulia dan begitu agung. Tapi Bagaimana Tuhan bila ditelanjangi oleh Filsafat? Apakah Tuhan masih mulia? Atau apakah Tuhan itu benar-benar ada? Dan jika Tuhan itu dianggap ada, seperti apa? Dan bagaimana relasinya dengan alam dan manusia?

Buku ini, Menalar Tuhan, yang diterbitkan oleh Penerbit Kanisius ini, menjelajahi pencarian Tuhan dari kacamata filasafat. Berawal dari Tuhan dari berbagai agama Timur Jauh, Abrahamic, bahkan juga penolakan Tuhan oleh kaum Atheis, sampai akhirnya pada sikap terakhir yang paling mungkin diambil bila manusia masih ingin berbicara dan meyakini Tuhan.

Dan yang paling menarik, buku ini tidak memihak. Tak ada Tuhan dalam konsep agama manapun yang diunggulkan. Bahkan juga tidak memuja Tuhan yang dipahami kaum agama. Dan tidak menampar pandangan kaum Atheis sekalipun. Akan tetapi, setiap sisi pandang tentang Tuhan dibedah dengan tajam, berimbang dan meyakinkan.

Dan akhirnya, buku ini berakhir dengan pertanyaan:
Mungkinkah kita masih perlu meyakini Tuhan?
Dan bagaimana agar Tuhan yang diyakini itu benar-benar meyakinkan?
Dengan kata lain, bagaimana caranya agar kaum beragama meyakini Tuhan tapi sekaligus bisa meyakini dirinya sendiri, bahwa Tuhan yang diyakininya memang bisa dipertanggungjawabkannya secara pribadi. Bukan asal diyakini begitu saja.

Dan buku ini, menjawabnya dengan tuntas!

Dan itu sebabnya buku ini saya rekomendasikan sebagai bacaan yang paling gamblang tapi tetap menukik dalam kajian tentang Tuhan. Frans Magnis Susesno sebagai penulisnya, saya tak punya kata lain tentangnya:

Dia memang piawai bila membicarakan tentang Tuhan dari sudut Filsafat. Analisanya selalu tajam dan meyakinkan. Dan buku ini, meskipun tergolong buku filasat (Ketuhanan), tapi tetap merangsang dan seksi untuk dijamah. Tidak seperti kebanyakan buku Filsafat tentang Tuhan yang membuat mata berkunang-kunang. Dan tak pelak, inilah buku TERFAVORIT saya tentang Tuhan di hadapan hampir 100 koleksi buku saya lainya tentang Tuhan (lihat: Koleksi Buku Filsafat Erianto Anas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar