2 Petrus 3:8
"Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari."
Secara harfiah, dalam bahasa Yunani istilah "tidak boleh kamu lupakan" berarti "tidak boleh tersembunyi bagimu", atau "tidak boleh dibiarkan lepas dari perhatianmu". Petrus mengatakan bahwa di hadapan Tuhan, seribu tahun sama seperti satu hari. Ini seperti yang dikatakan Mazmur 90:4, "Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam." Bagi Tuhan Allah Sang Kekal, seribu tahun terhitung singkat. Jadi, untuk penggenapan firman-Nya, terutama janji-janji-Nya, yang penting bukanlah waktu tetapi fakta. Apa pun yang telah Ia janjikan, cepat atau lambat akan menjadi fakta. Kita tidak seharusnya terusik oleh perasaan tertunda menurut perhitungan waktu kita.
Ayat 9 mengatakan, "Tuhan tidak lambat menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelambatan, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." Hal ini menunjukkan bahwa kesabaran-Nya adalah agar kita bisa berbalik dan bertobat serta terus berlari mengejar pertumbuhan dan kematangan di dalam hayat. Tetapi para pengejek justru menuruti hawa nafsu, berfoya-foya pada siang hari, mabuk, mata mereka penuh nafsu zinah, serakah, tidak pernah jemu berbuat dosa. Demikianlah mereka mencemarkan diri, menghina pemerintahan Allah, menghujat apa yang tidak mereka ketahui. Marilah kita semua segera bertobat.
Tuhan Tidak Lambat Menepati Janji-Nya2 Ptr. 3:9
Dalam ayat 9 Petrus mengatakan bahwa Tuhan sabar terhadap kita. Hati Tuhan bukan tertuju pada waktu penggenapan janji-Nya melainkan pada umat-Nya. Jika Tuhan mempersingkat waktu-Nya, mungkin kita semua akan binasa. Kita perlu bersyukur karena kita adalah buah hati-Nya, milik-Nya yang khusus, juga harta pusaka-Nya (1 Ptr. 2:9; Tit. 2:14), sehingga Ia tidak menginginkan seorang pun dari kita, dihukum oleh penghakiman pemerintahan Allah. Sebaliknya ada sejangka waktu yang panjang bagi kita untuk bertobat, agar kita bisa terhindar dari hukuman-Nya.
Kata "binasa" dalam ayat 9 berarti dimusnahkan. Karena "kamu" dalam ayat ini mengacu kepada kaum beriman dalam Kristus, maka "binasa" di sini bukan mengacu kepada kebinasaan kekal dari orang-orang yang tidak percaya, melainkan mengacu kepada hukuman pendisiplinan pemerintahan Allah terhadap orang-orang beriman (1 Ptr. 4:17-18; baca 1 Tes. 5:3, 8). Kata "semua orang" juga mengacu kepada kaum beriman. Selanjutnya, kata "bertobat" di sini adalah bertobat kepada keselamatan (2 Ptr. 3:15), yaitu bertobat karena tidak berjaga-jaga menyambut hari kedatangan Tuhan (ay. 10) dan tidak menempuh hidup yang kudus dan ibadah (ay. 11).
Jika Tuhan Yesus datang kembali, Dia bukan hanya akan menghakimi hal-hal yang negatif, tetapi juga akan menerima mempelai perempuan-Nya. Ini berarti Dia akan datang sebagai Hakim dan sebagai Mempelai Laki-laki. Jadi, agar Tuhan datang sebagai Mempelai Laki-laki, mempelai perempuan harus disiapkan untuk Dia. Mempelai perempuan dapat disiapkan hanya melalui pertumbuhan dalam hayat, dan ini memerlukan waktu. Hayat yang lebih tinggi memerlukan lebih banyak waktu untuk berkembang daripada hayat yang lebih rendah. Makin tinggi suatu hayat, makin lama pertumbuhannya. Inilah yang mungkin menyebabkan Tuhan Yesus belum bisa datang kembali sekarang. Kita tidak perlu terganggu atau terkejut karena suatu penundaan mengenai kedatangan Tuhan, juga jangan menyalahkan Tuhan. Sebaliknya, kita harus tekun mempersiapkan diri sendiri untuk bertemu dengan Dia. Kita juga harus melayankan hayat kepada orang lain sehingga mereka dapat bertumbuh dan disiapkan. Inilah jalan untuk mempercepat kedatangan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar