Jumat, 17 Desember 2010

Kisah Para Rasul (1)

Segala Sesuatu yang Dikerjakan dan Diajarkan Yesus
Kisah Para Rasul 1:1
Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,

Ayat Bacaan: Kis. 1:1-2


Dua ayat yang pertama dari kitab Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa kitab ini adalah kelanjutan dari Injil Lukas, “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia diangkat ke surga. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya melalui Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya. (Kis. 1:1-2)”
Dalam Injil Lukas kita memiliki Manusia-Penyelamat, dan kita nampak bahwa Penebus kita, Juruselamat, adalah Manusia Allah. Lukas memberikan suatu catatan yang jelas kepada kita bukan hanya tentang kelahiran Manusia-Penyelamat, tetapi juga tentang keterkandungan-Nya. Lukas menggambarkan keterkandungan, kelahiran, masa kecil, kehidupan, ministri, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Tuhan.
Sebagai Persona yang ajaib, Tuhan Yesus hidup di bumi sebagai seorang manusia dengan semua kebajikan insani yang mengekspresikan atribut ilahi. Ini adalah cara Dia hidup dan melayani. Apa pun yang Dia perhidupkan, itulah yang Dia layankan; dan Dia melayankan apa yang Dia perhidupkan, bahkan sampai mati. Manusia-Penyelamat ini menderita kematian, berjalan masuk, melalui, dan keluar dari kematian. Setelah melancong ke dalam kematian dan alam maut, Dia masuk ke dalam kebangkitan. Di satu pihak, Tuhan membangkitkan diri-Nya sendiri; di pihak lain, Dia dibangkitkan oleh Allah. Karena itu, Dia masuk ke dalam kebangkitan, dan di dalam kebangkitan Dia naik ke surga. Sekarang Dia ini, Manusia-Penyelamat yang dimuliakan, ada di surga. Ini adalah sebuah sari yang singkat tentang isi penting dari Injil Lukas.
Setelah kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus naik ke surga. Kenaikan ini bukanlah suatu pengakhiran, melainkan permulaan lainnya. Permulaan ini membawa Dia ke dalam suatu alam yang baru, yaitu, ke dalam surga, di mana Dia sekarang memiliki kehidupan yang lain dengan ministri lainnya. Kristus yang bangkit dan naik ini sekarang hidup di surga dan melayani di sana. Kehidupan dan ministri Tuhan di surga adalah isi kitab Kisah Para Rasul. Puji Tuhan! Dia tetap hidup di surga dan melayani kita di dalam ministri-Nya yang surgawi.

Ia Terangkat ke Surga
Kisah Para Rasul 1:2a
Sampai pada hari Ia terangkat.

Efesus 1:20
Yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga

Ayat Bacaan: Kis. 1:1-2; 1 Tim. 6:16; 3 Kor. 3:6; Yoh. 6:63; 4:24; Ef. 6:17-18

Tuhan tidak hanya mati untuk kita, tidak hanya bangkit untuk kita, juga naik ke surga untuk kita. Kematian-Nya menyelesaikan kesulitan kita, kebangkitan-Nya membuat kita mempunyai hayat Allah, kenaikan-Nya membawa kita memasuki kedudukan surgawi.
Kenaikan Tuhan Yesus tidak hanya membuat Dia melebihi segala sesuatu yang di bumi, juga membuat Dia melebihi segala yang di angkasa—tempat Iblis berkuasa. Semua yang milik Iblis, penguasa kegelapan itu, telah Ia lampaui, berada di bawah kaki-Nya (Ef. 1:20-21).
Efesus 2:6 berkata, “Memberikan tempat bersama-sama dengan Dia (Kristus) di surga.” Cara penyelamatan Allah tidak hanya menyuruh kita mati bersama Kristus, bangkit bersama Kristus, juga menyuruh kita bersama dengan Dia duduk di surga. Allah menaruh kita di dalam Kristus supaya kita bersatu dengan Kristus, sehingga kita mati bersama, bangkit bersama, dan duduk di surga bersama Kristus. Kristus yang tinggal di dalam surga juga tinggal di dalam kita. Batin kita tembus dengan surga. Sama seperti lampu listrik di ruangan ini, karena listrik di dalam mereka berhubungan dengan tempat pembangkit listrik, ini boleh dikatakan bahwa listriknya juga berada di tempat pembangkit listrik. Karena hayat Kristus yang ada di dalam kita, maka kita berhubungan dengan Kristus yang duduk di surga, dan bersama-sama dengan Dia duduk di surga. Sebagaimana Dia melampaui segala sesuatu, kita juga melampaui segala sesuatu. Sebagaimana Iblis dengan kuasa gelapnya berada di bawah kaki Kristus, begitu juga dia berada di bawah kaki kita. Kenaikan Kristus membuat kita dapat memasuki kedudukan surgawi ini, membuat kita melampaui segala musuh. Asal kita berada pada kedudukan surgawi ini, segala musuh berada di bawah kaki kita.
Kita berada di dalam-Nya, dan Dia berada di dalam Allah, sebab itu kita bersama-Nya tersembunyi di dalam Allah (Kol. 3:3). Di sini kita bisa terlepas dari bumi dan menempuh hidup yang unggul, juga membuat kita terpelihara, mendapatkan perhentian. Kita perlu percaya dan bersandar pada kedudukan kebangkitan dan keterangkatan yang telah digenapkan Tuhan bagi kita.

Ia telah Memberi Perintah-Nya oleh Roh Kudus
Kisah Para Rasul 1:2
Sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.

Ayat Bacaan: Kis. 1:1-2; Mat. 28:18-20

Kisah Para Rasul dimulai dari kenaikan Kristus ke surga (Kis. 1:2). Di dalam kenaikan-Nya, Dia memiliki segala kekuatan dan segala kekuasaan di alam semesta ini. Menurut Matius 28:18, Kristus yang bangkit berkata kepada murid-murid, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” Karena itu, dengan kekuatan dan kekuasaan di dalam kenaikan-Nya, Tuhan sangat aktif. Tuhan yang telah naik ke sorga, sedang melaksanakan perkembangbiakan-Nya yang universal dan kekal.
Siapakah yang dapat menerangkan mengapa bumi hari ini dipenuhi dengan orang-orang Kristen? Mengapa ada begitu banyak orang beriman di dunia ini? Orang-orang besar telah berusaha menguasai bumi ini, tetapi mereka telah gagal. Hitler, misalnya, berusaha melakukan ini, tetapi akhirnya ia kehilangan segalanya. Napoleon, setelah ia dikalahkan, dilaporkan bahwa ia memandang ke langit dan mengakui bahwa Yesus telah mengalahkannya. Napoleon mengakui bahwa sekalipun Tuhan Yesus tidak berperang, Dia mendapatkan segalanya. Seluruh bumi ini berada di dalam tangan Dia yang tidak terkalahkan.
Hari ini pekerjaan Tuhan yang naik ini adalah mengembangbiakkan diri-Nya sendiri ke seluruh bumi. Oleh sebab itu, sebelum keterangkatan-Nya, Kristus yang telah bangkit memerintahkan kepada murid-murid-Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:19-20). Perintah ini tidak hanya ditujukan kepada sebagian kecil murid-murid dan kepada seratus dua puluh orang yang berdoa pada hari Pentakosta di sebuah ruang atas, tetapi ditujukan kepada semua orang yang percaya Tuhan di sepanjang zaman.
Tuhan telah memberikan perintah ini kepada kita, dan perintah ini disertai dengan kuasa-Nya. Karena itu, ketika kita pergi untuk memberitakan Injil kepada orang lain, kita harus berani dan tidak perlu takut. Tidak peduli siapa saja yang kita jumpai, kita dapat memberitahu mereka dengan berani, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Yesus!”


Ia Membuktikan bahwa Ia Hidup
Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Yoh. 14:16-17, 19

Kisah Para Rasul 1:3 memberi tahu kita bahwa dengan banyak bukti Tuhan menunjukkan bahwa Dia hidup. Sebab selama empat puluh hari Dia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Dalam Yohanes 14:16-17b Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.” Kemudian, dalam ayat 19 Dia berkata, “...sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup.”
Pada hari kebangkitan, murid-murid tahu bahwa Tuhan hidup dan mereka juga hidup. Tetapi cara hidup mereka berbeda dengan cara hidup sebelum mereka disalibkan dengan Kristus. Sebelumnya, mereka hidup dengan hayat mereka sendiri, sekarang setelah mereka disalibkan dengan Kristus, mereka hidup dengan hayat Allah Tritunggal. Hari ini, memang kita memiliki Kristus di dalam kita sebagai hayat, tetapi pikiran, emosi, dan tekad kita itu sangat kuat sehingga kita seringkali tidak memberikan kebebasan kepada Kristus untuk hidup di dalam kita. Namun puji Tuhan, di dalam kita Dia menjadi pemberi kekuatan, menjadi penyuplai yang limpah, sehingga kita bisa memperhidupkan Dia, mengekspresikan Dia. Kita harus membiarkan Dia hidup di dalam kita agar kita diselamatkan oleh hayat-Nya (Rm. 5:10).
Untuk memperhidupkan Kristus, kita perlu berdoa tanpa henti (1 Tes. 5:17). Dalam hidup kita, perkara apapun, besar atau kecil, haruslah menengadah kepada-Nya, bertanya kepada-Nya, berunding dengan-Nya, “Tuhan, aku berbicara demikian, apakah Engkau besertaku? Aku bersikap demikian kepada orang, apakah Engkau besertaku? Aku menggunakan uang demikian, berpakaian demikian, memotong rambut demikian, mendidik dan merawat anak-anak demikian, apakah Engkau besertaku?” Syukur kepada Tuhan, setiap kali kita bertanya kepada-Nya, Dia tidak mungkin tidak menjawab kita. Dia pun selamanya tidak pernah menjawab, “Terserah”. Dia pasti menunjukkan jalan yang harus kita tempuh, Dia pasti memberi tahu kita apa yang berkenan kepada-Nya, karena Dia sungguh-sungguh hidup di dalam roh kita.

 Ia Berulang-ulang Menampakkan Diri
Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Kis. 1:3, Yoh. 20:19; 20:26

Setelah Tuhan Yesus datang dalam Yohanes 20:19, tidak ada kata atau petunjuk dalam catatan Yohanes yang menunjukkan bahwa Tuhan meninggalkan murid-murid. Sebenarnya Dia tetap tinggal bersama mereka, hanya mereka tidak menyadari kehadiran-Nya. Kisah Para Rasul 1:3 memberi tahu kita bahwa Dia berulang-ulang menampakkan diri kepada para rasul. Penampakkan-Nya bukan berarti bahwa Dia pernah meninggalkan mereka. Allah mengunjungi umat pilihan-Nya dalam kehidupan insani-Nya selama tiga puluh tiga setengah tahun. Selanjutnya, melalui kematian-Nya, Yesus di dalam tubuh jasmani diakhiri. Tetapi tiga hari kemudian Yesus yang diakhiri ini dalam kebangkitan keluar dalam bentuk yang telah diubah. Orang pertama yang diubah adalah Yesus. Dia diubah dari bentuk jasmani ke bentuk rohani.
Pada malam hari kebangkitan-Nya, meskipun pintu-pintu tempat murid-murid itu berada ditutup, Yesus tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka. Dia juga melakukan hal ini sekali lagi delapan hari kemudian (Yoh. 20:26). Apakah Dia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya secara jasmani atau secara rohani? Ini adalah misterius. Tetapi setelah kenaikan-Nya, Dia tidak mengunjungi para pencari-Nya secara jasmani melainkan secara rohani. Kini kita pun dapat bersaksi bahwa kita dikunjungi oleh Dia secara rohani. Dua puluh dua surat kiriman dari Kitab Roma sampai Kitab Wahyu mengajarkan tentang Kristus yang rohani. Kristus yang rohani ini mengubah orang dosa menjadi orang yang rohani, menjadi batu-batu yang hidup untuk membangun rumah Allah, gereja.
Sebelum kita beroleh selamat, kita hanyalah makhluk jasmani dalam dunia materi, tetapi suatu hari Yesus mengunjungi kita secara pribadi dalam cara rohani. Kita menerima Dia dan Dia melahirkan kita kembali secara pribadi, secara rahasia, dan secara rohani dengan hayat ilahi Allah. Setelah kelahiran kembali, Allah bekerja untuk mengubah bagian kita yang belum diubah, yakni jiwa kita. Petrus dan Paulus adalah orang-orang yang telah diubah sejak Tuhan menampakkan diri kepada mereka setelah kebangkitan-Nya. Kiranya setiap hari kita bisa berjumpa Tuhan dan melalui kunjungan-Nya di dalam persekutuan yang intim dengan-Nya, kita dapat mengalami pengubahan ini.

Dilatih untuk Terbiasa Menikmati Penyertaan Tuhan yang Praktis
Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Kis. 1:3; Yoh. 13:23

Tuhan menyatakan bahwa Ia hidup dengan tujuan melatih murid-murid untuk mempraktekkan dan menikmati penyertaan-Nya yang tidak kelihatan secara berkesinambungan. Setelah Tuhan bangkit, Dia menjadi Roh itu, dengan demikian penyertaan-Nya menjadi tidak terlihat secara kasat mata. Sedangkan penampakan atau penampilan-Nya yang dibicarakan dalam Kisah Para Rasul 1:3 adalah untuk melatih murid-murid menyadari, menikmati, dan terbiasa dengan penyertaan-Nya yang tidak terlihat yang sebenarnya lebih praktis, lebih unggul, lebih mustika, lebih limpah, dan lebih riil dari pada penyertaan-Nya yang kelihatan. Penyertaan-Nya yang indah ini berada di dalam Roh itu, di dalam kebangkitan.
Selama tiga setengah tahun Dia telah menyertai murid-murid dengan bentuk yang kelihatan di dalam daging. Mereka dapat melihat Dia, menjamah Dia, dan makan bersama-Nya. Salah satu dari mereka bahkan bersandar pada ribaan-Nya (Yoh. 13:23). Tiba-tiba penyertaan-Nya yang kelihatan itu diambil. Kemudian Tuhan datang kembali untuk menghembuskan diri-Nya ke dalam mereka (Yoh. 20:22). Sejak waktu itulah, kehadiran Tuhan yang menyertai murid-murid itu bersifat rohani dan tidak lagi kelihatan. Meskipun penyertaan Tuhan yang rohani itu tidak kelihatan, namun penyertaan ini lebih riil dan lebih unggul daripada penyertaan-Nya yang kelihatan.
Tuhan kita sungguh luar biasa! Terkadang, Dia menampakkan diri, terkadang Dia menghilang. Baik menampakkan diri ataupun menghilang, semuanya tidak tergantung pada kita. Adakalanya, tanpa sebab kita dipenuhi dengan sukacita, berdoa dan menyanyi. Di waktu yang lain, kita merasa putus asa dan sedih, berkeluh kesah dan berdukacita. Ketika kita merasakan kehadiran Tuhan, semuanya menjadi baik. Ketika kita tidak merasakan kehadiran Tuhan, kita kehilangan arah dan patah semangat, mengeluh dan semua kemarahan muncul. Tetapi, begitu kita menjamah Tuhan Yesus, sekali lagi kita merasakan bahwa Dia begitu setia dan patut dikasihi, dan segala masalah tertiup seperti awan. Semua ini dikarenakan fakta bahwa kita memiliki Tuhan yang luar biasa di dalam kita yang senantiasa menyertai kita (2 Tim. 4:22).


Ia Berbicara tentang Kerajaan Allah

Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Kis. 1:3; 8:12; 14:22; 19:8; 20:25; 28:23, 31; 1 Kor. 4:15; Yoh. 3:5; 2 Ptr. 1:3-11

Di dalam kitab Kisah Para Rasul banyak ayat yang membicarakan kerajaan (Kis. 1:3; 8:12; 14:22; 19:8; 20:25; 28:23, 31) dan banyak ayat lainnya yang membicarakan gereja (5:11; 8:1, 3; 9:31; 11:22, 26; 12:1, 5; 13:1; 14:23, 27; 15:3-4, 22, 41; 16:5; 18:22; 20:17, 28). Kitab Kisah Para Rasul diawali dan diakhiri dengan kerajaan Allah. Terlebih lagi, Kisah Para Rasul memperlihatkan kepada kita bahwa kerajaan dan gereja adalah satu pasangan, karena kerajaan berjalan seiring dengan gereja. Tanpa kerajaan tidak ada permulaan dan kesimpulan kehidupan gereja. Kerajaan adalah nadi kehidupan gereja. Karena itu, kerajaan mutlak penting bagi kehidupan gereja.
Kisah Para Rasul 1:3 memberi tahu kita bahwa kerajaan Allah akan menjadi subyek utama pemberitaan para rasul dalam amanat selanjutnya setelah hari Pentakosta. Kerajaan Allah bukanlah kerajaan materi melainkan kerajaan hayat ilahi. Inilah perkembangan dan perluasan Kristus sebagai hayat ke dalam orang-orang beriman-Nya, hingga terbentuk suatu ruang lingkup yang di dalamnya Allah berkuasa dalam hayat-Nya. Kerajaan Allah juga adalah realitas gereja yang dihasilkan oleh hayat kebangkitan Kristus melalui Injil (1 Kor. 4:15). Kelahiran kembali adalah pintu masuknya (Yoh. 3:5), pertumbuhan hayat ilahi di dalam kaum beriman adalah perkembangannya (2 Ptr. 1:3-11). Hari ini, di dalam gereja sebagai kerajaan, kita berada di bawah penguasaan, pemerintahan, pendisiplinan, dan pelatihan kerajaan (1 Kor. 6:9-10; Gal. 5:19-21; Ef. 5:5). Di dalam pemulihan Tuhan, pada saat yang sama kita berada di dalam kerajaan dan di dalam gereja, di dalam harta yang terpendam dan di dalam mutiara (Mat. 13:44-46). Walaupun gereja hari ini adalah kerajaan Allah, namun kita bisa berada di dalam kerajaan secara realitas hanya bila kita hidup dan berjalan di dalam roh, bukan di dalam manusia alamiah kita (Rm. 8:4; Gal. 5:16, 25). Sebagai orang-orang yang berada di bawah penyaluran Trinitas Ilahi, kita perlu menempuh kehidupan kerajaan di dalam gereja, bertumbuh dan berkembang dalam hayat ilahi hingga kita mencapai kematangan dan masuk ke dalam Kerajaan kekal Tuhan kita (2 Kor. 13:14; 2 Ptr. 1:5-11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar