Jumat, 17 Desember 2010

Kisah Para Rasul (3)

Visi Kenaikan Kristus ke Surga
Kisah Para Rasul 1:9
Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka

Ayat Bacaan: Luk. 24:51; Kis. 1:9; Mat. 16:18; Ef. 1:23; 3:19

Injil Lukas berakhir dengan kenaikan Tuhan ke surga (Luk. 24:51); Kisah Para Rasul dimulai dengan kenaikan-Nya ke surga. Tuhan melalui orang-orang beriman-Nya, di dalam kebangkitan dan kenaikan-Nya, merampungkan ministri-Nya di surga, menyebarkan Dia sebagai perkembangan Kerajaan Allah bagi pembangunan gereja (Mat. 16:18) di seluruh bumi, demi menyusun Tubuh-Nya, yaitu kepenuhan-Nya (Ef. 1:23), untuk mengekspresikan Dia; dan bahkan sebagai kepenuhan Allah (Ef. 3:19) mengekspresikan Allah.
Dalam penebusan Kristus, boleh dikatakan terdiri atas tiga bagian besar: pertama, kematian Kristus menekankan aspek kebebasan dari hal-hal negatif, yaitu menyelamatkan kita terlepas dari dosa, dunia, daging, alamiah, dan semua hal yang tidak sesuai dengan Allah; kedua, kebangkitan Kristus menekankan aspek jalan masuk ke dalam hal-hal positif, yaitu membawa kita ke dalam segala kekayaan ciptaan baru Allah di dalam Kristus; dan ketiga, kenaikan Kristus merupakan hasil akhir (kesimpulan) yang mulia dari kematian dan kebangkitan-Nya. Hasil akhir dari penebusan-Nya bukanlah kematian atau kebangkitan, melainkan kenaikan. Kristus tidak berhenti pada kematian, juga tidak berhenti pada kebangkitan; Dia berhenti pada kenaikan. Alkitab tidak mengatakan bahwa Tuhan duduk dalam kebangkitan, melainkan Dia duduk di surga (Ef. 2:6). Duduk menyatakan bahwa pekerjaan telah dirampungkan. Karena itu, pekerjaan penebusan Tuhan baru dianggap rampung saat Dia naik ke sorga. Boleh dikatakan bahwa kematian dan kebangkitan hanya merupakan pos-pos dalam proses penebusan Tuhan, kenaikan baru merupakan sasaran akhir penebusan-Nya. Dalam kenaikan-Nya, Kristus membawa semua yang telah Dia rampungkan dalam kematian dan kebangkitan­Nya ke surga, membawa hasil dari semua pekerjaan penebusan ke dalam alam surgawi.
Jadi, hari ini Tuhan juga di dalam posisi kenaikan-Nya menerapkan khasiat penebusan­Nya kepada manusia, semuanya diterapkan oleh Tuhan dalam kenaikan-Nya. Visi kenaikan Kristus ke sorga seharusnya menguatkan iman kita terhadap Tuhan dan karya penebusan-Nya yang sempurna, sehingga kita dapat bekerja sama dengan Tuhan melalui pelayanan kita dalam gereja.
 
Kristus akan Datang Kembali
Kisah Para Rasul 1:11b
Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga


Ayat Bacaan: Kis. 1:10-12; 1 Kor. 15:45; Mat. 24:30; Za. 14:4; Why. 3:3b; 16:15

Kenaikan Tuhan ke surga mengarah kepada kedatangan-Nya kembali. Di antara kenaikan-Nya dan kedatangan-Nya kembali ada zaman kasih karunia, supaya Kristus yang pneumatik, yaitu Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45), dapat menerapkan penebusan-Nya yang almuhit ke atas umat pilihan-Nya, menjadi keselamatan mereka yang sempurna, dan supaya Dia dapat menghasilkan serta membangun gereja, yaitu Tubuh-Nya, untuk mendirikan Kerajaan Allah di bumi.
Sewaktu murid-murid menatap ke langit dengan sungguh-sungguh, ada dua orang dengan pakaian putih berdiri di samping mereka. Dua orang ini, yang sebenarnya adalah malaikat-malaikat, bertanya kepada murid-murid mengapa mereka berdiri menatap ke langit. Kemudian malaikat-malaikat itu mengatakan kepada mereka bahwa Yesus terangkat ke surga akan datang dengan cara yang sama seperti mereka melihat Dia naik ke surga (ay. 10-11). Ini menunjukkan bahwa sebagaimana Tuhan Yesus naik secara jasmani, Dia juga akan kembali secara jasmani. Kristus naik ke surga dengan naik di atas awan, dapat dilihat oleh pandangan manusia, dan Dia akan datang kembali secara terbuka di atas awan-awan (Mat. 24:30). Selain itu, Dia naik dari puncak Bukit Zaitun (Kis. 1:12), dan Dia akan datang kembali di bukit yang sama (Za. 14:4). Kita benar-benar percaya bahwa pada kedatangan-Nya kembali, Tuhan Yesus akan menjejakkan kaki-Nya di Bukit Zaitun.
Kedatangan kembali Kristus beraspek dua: aspek rahasia untuk para pemenang dan aspek terbuka untuk seluruh bumi. Kristus akan datang kembali secara rahasia seperti seorang pencuri (Why. 3:3b; 16:15). Seperti pencuri, Kristus akan datang untuk mengambil barang yang berharga. Kristus menyuruh kita berjaga-jaga (Why. 3:3b), karena waktu kedatangan-Nya yang rahasia tidak kita ketahui. Kita wajib bertanya kepada diri kita masing-masing, “Apakah aku berharga? Apakah aku layak dicuri Kristus pada kedatangan-Nya yang rahasia?” Untuk itu kita perlu berjaga-jaga bagi kehidupan doa kita, menebus waktu kita untuk berdoa (Ef. 6:18; Luk. 21:36), rela membayar harga, bersiap sedia dan setia dalam pelayanan kita (Mat. 25:1-30).


Kembali Ke Yerusalem dan Naik ke Ruang Atas
Kisah Para Rasul 1:12a-13b
Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem...Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang


Ayat Bacaan: Kis. 1:4, 12-14, Luk. 24:49

Setelah menyaksikan kenaikan Tuhan, murid-murid kembali ke Yerusalem untuk memegang perkataan Tuhan dalam Luk. 24:49 dan Kis. 1:4, supaya mereka menerima Roh kuasa secara ekonomikal sebagaimana dijanjikan oleh Bapa. Mereka semua adalah orang-orang Galilea (ay. 11). Bagi mereka, tinggal di Yerusalem, lebih-lebih di bawah ancaman pemimpin-pemimpin Yahudi, berarti mempertaruhkan hidup mereka.
Jika kita ingin berada di dalam kelanjutan kitab Kisah Para Rasul, kita perlu bertekun untuk hidup di dalam sejarah ilahi dengan memiliki satu konsekrasi “ruang atas”. Di tepi pantai, Petrus meninggalkan pekerjaannya untuk mengikuti Tuhan Yesus, tetapi di ruang atas ia meninggalkan lebih banyak lagi (Mat. 4:18-20,Kis. 1:13-14) Dia berdiri dengan visi surgawi untuk meninggalkan agama nenek moyangnya. Dia meninggalkan negaranya, hubungannya dengan rekan-rekan, teman-teman serta kerabatnya, dan ia rela mempertaruhkan nyawanya.
Konsikrasi yang kita perlukan hari ini adalah satu konsikrasi ”ruang atas”, satu konsikrasi dimana kita membayar harga agar seluruh diri kita “menikah” dengan visi surgawi (Kis. 26:19, 1:8, 20:24). Jika kita membayar harga bagi visi surgawi, kita akan “membakar jembatan di belakang kita” dan tidak ada jalan untuk kembali. Entah kita telah melihat visi surgawi atau belum bergantung pada apakah kita rela membayar harga untuk membeli Roh yang mengurapi sebagai salep mata (Why. 3:18).
Ketika Tuhan Yesus di bumi, orang banyak mengikuti Dia, tetapi mereka tidak memberikan apa-apa kepada-Nya bagi pergerakan-Nya. Pergerakan-Nya adalah bersama mereka yang di ruang atas, bersama mereka yang matanya telah terbuka dan yang hatinya telah terjamah oleh Tuhan (Kis. 17:6b). Seratus dua puluh orang di ruang atas semuanya menjadi satu kurban bakaran (Rm. 12:1). Mereka dibakar bagi Tuhan di dalam roh dan mereka membakar orang lain dengan api ilahi dari hayat ilahi (Luk. 12:49-50; Kis. 2:3-4; Rm. 12:11). Jika kita ingin berada di ruang atas, kita perlu berdoa secara spesifik dan berkata, “Tuhan, aku rela berada di “ruang atas” bagi pemulihan kesaksian-Mu. Tuhan, aku mau mempersembahkan diri untuk membayar harga bagi visi surgawi.”


Bertekun dengan Sehati dalam Doa Bersama-sama
Kisah Para Rasul 1:14
Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus

Ayat Bacaan: Kis. 1:8, 12-14, Luk. 22:24, 40, 45-48

Sebelum kematian Tuhan, murid-murid tidak berminat mendoakan perkara-perkara rohani (Luk. 22:40, 45-46). Sebaliknya, mereka mempertengkarkan siapa di antara mereka yang dianggap terbesar (Luk. 22:24). Tetapi sekarang, setelah kebangkitan dan kenaikan Tuhan, keadaan rohani mereka berubah secara drastis. Meskipun hari Pentakosta belum tiba dan mereka belum menerima pencurahan Roh kuasa secara ekonomikal (Kis. 2), namun mereka tidak lagi saling berebutan, sebaliknya mereka berbeban untuk berdoa dengan tekun dan sehati. Ini adalah tanda dan bukti yang kuat bahwa mereka telah menerima Roh hayat yang berhuni di dalam secara esensial pada hari kebangkitan Tuhan (Yoh. 20:22). Ini juga suatu bukti bahwa mereka telah dikuatkan dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah oleh penglihatan akan kenaikan Tuhan.
Dalam Kisah Para Rasul 1:14 dikatakan bahwa mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa. Kata Yunani yang diterjemahkan “dengan sehati” juga dapat diterjemahkan “dengan satu pikiran”. Murid-murid mungkin berdoa agar mereka mengenakan (dicurahi dengan) Roh kuasa yang dijanjikan Bapa, yang karenanya Tuhan menyuruh mereka supaya tetap tinggal di Yerusalem (Luk. 24:49; Kis. 1:4). Mereka mungkin juga berdoa untuk amanat yang Tuhan berikan kepada mereka dalam Lukas 24:47-48 dan Kisah Para Rasul 1:8 untuk memikul kesaksian-Nya sampai ke ujung bumi.
Allah ingin mencurahkan Roh-Nya bagi perampungan ekonomi Perjanjian Baru-Nya, dan Ia telah berjanji untuk melakukannya. Namun Dia masih memerlukan umat pilihan-Nya berdoa untuk hal ini. Sebagai Allah di surga, Dia memerlukan manusia di bumi bagi perampungan rencana-Nya. Doa keseratus dua puluh murid selama sepuluh hari telah memenuhi keperluan Allah ini. Dengan demikian pekerjaan Allah terlaksana melalui doa gereja (Mat. 18:19-20; Kis. 1:14). Semakin banyak anak-anak Allah berkumpul bersama untuk berdoa, maka doa gereja semakin kuat sehingga pekerjaan Allah makin lancar dan pekerjaan musuh diakhiri. Karena itu doa yang paling berkuasa untuk pekerjaan Allah masih tetap adalah doa gereja yang korporat.


Mengambil Bagian Dalam Pelayanan Ini
Kisah Para Rasul 1:17
Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini


Ayat Bacaan: Kis. 1:8, 17, 2 Kor. 4:1, Ef. 4:12

Mengenai Yudas, Petrus selanjutnya berkata dalam Kisah Para Rasul 1:17 bahwa dahulu ia termasuk salah seorang dari para rasul dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Pelayanan ini, yang juga disebutkan dalam pasal 1:25 adalah ministri (pelayanan) untuk memikul kesaksian Yesus (Kis. 1:8). Walaupun rasul-rasul berjumlah dua belas orang, namun ministri mereka hanya satu — Ministri ini, yaitu ministri korporat di dalam prinsip Tubuh Kristus. Semua rasul merampungkan ministri yang sama untuk memikul satu-satunya kesaksian dari Yesus Kristus yang berinkarnasi, bangkit, dan naik ke surga, yang adalah Tuhan atas segala; mereka bukan memikul kesaksian untuk agama, doktrin, atau praktek apa pun.
Ministri dalam Perjanjian Baru ini unik. Perjanjian Baru hanya memiliki satu ministri (2 Kor. 4:1, Ef. 4:12). Paulus dan Petrus mengambil bagian dalam ministri ini. Semua rasul dalam Perjanjian Baru mengambil bagian dalam ministri ini. Ministri yang unik ini adalah ministri Perjanjian yang Baru. Ministri ini bukan diperoleh melalui doa dan berpuasa. Ministri ini dihasilkan sebagai buah melalui disusun dengan Roh pemberi-hayat yang almuhit. Kristus, dengan segala apa adanya Dia, apa yang dimiliki-Nya, yang telah dicapai-Nya dan yang telah diperoleh-Nya, harus disusun ke dalam setiap bagian dari diri umat pilihan dan tebusan Allah. Ministri ini sebenarnya adalah perkara disusun dengan kasih karunia melalui pengalaman terhadap penderitaan. Inilah satu-satunya jalan untuk menghasilkan satu ministri.
Kita harus memiliki beban bukan hanya memberitakan Injil atau mengajarkan Alkitab, melainkan harus melaksanakan ministri Perjanjian yang Baru ini dan dengan sekuatnya membantu orang-orang yang dengan murni mencari Tuhan dan memperhatikan kedambaan hati-Nya untuk berbagian dalam ministri ini. Ministri ini harus mengendalikan pemberitaan dan pengajaran kita. Tanggung jawab kita adalah memperhidupkan Kristus, memikul suatu kesaksian hidup bagi Dia dalam penghidupan kita sehari-hari, tidak mengetahui apapun selain Kristus, Sang almuhit dan pembangunan gereja, Tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan di dalam semua (Ef. 1:23).


Menjadi Saksi tentang Kebangkitan-Nya
Kisah Para Rasul 1:2-22
Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami...untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya


Ayat Bacaan: Kis. 1:8, 21-22; 2:23

Kebangkitan Tuhan adalah inti dari kesaksian para rasul. Kesaksian para rasul ini mengacu kepada inkarnasi-Nya, sifat insani-Nya, kehidupan insani-Nya di bumi, dan kematian-Nya yang telah ditentukan oleh Allah (2:23), juga menunjuk kepada kenaikan-Nya, ministri dan administrasi-Nya di surga, serta kedatangan-Nya kembali. Para rasul memberitakan dan menyuplaikan Kristus yang almuhit seperti yang diwahyukan dalam seluruh Kitab Suci.
Sebagai orang Kristen, kita adalah saksi-saksi Kristus. Ketika Anda pergi mengunjungi teman Anda, lupakanlah kejadian-kejadian di dalam berita yang sedang beredar dan bicarakanlah Kristus kepadanya. Anda harus percaya bahwa ketika Anda berbicara, Roh Kudus selalu mengikuti pembicaraan Anda dan menghormati pembicaraan Anda, dan orang-orang akan diselamatkan. Belajarlah membicarakan perkataan yang hidup dan kaya. Jangan katakan, “Bibi, Anda harus percaya di dalam Tuhan Yesus, kalau tidak Anda akan masuk neraka.” Pembicaraan semacam ini akan menyakiti hati orang. Katakanlah pada bibi Anda bahwa lima tahun yang lalu Anda tidak mengenal betapa berharganya Tuhan Yesus bagi Anda. Ceritakanlah padanya dengan menyebutkan segala butir-butir yang kaya dari Kristus. Anda dapat mengatakan padanya, “Sekarang aku tahu bahwa Kristus adalah kuat kuasa dan hikmat Allah bagiku, dan Dia adalah penebusanku. (1 Kor. 1:30)” Pengalaman atas Kristus yang kaya dan manis dalam kehidupan kita akan menjadi kesaksian dari Kristus yang bangkit.
Sepanjang abad, semua hamba Allah yang hidup memiliki Kristus yang bangkit yang hidup di dalam mereka. Kita juga dapat bersaksi bahwa Dia hidup di dalam kita, Dia membuat kita dapat melakukan apa yang tidak pernah dapat kita lakukan sendiri. Haleluya, Tuhan Yesus itu hidup! Bagaimana kita tahu Dia itu hidup? Seperti kidung mengatakan, kita tahu Dia hidup karena Dia hidup di dalam kita. Kita mungkin dianiaya dan ditentang, dan kita mungkin sangat menderita. Tetapi kita memiliki Kristus yang bangkit di dalam kita. Semakin kita ditentang, semakin kita menjadi hidup dan aktif. Jadi, kesaksian kita adalah ini: Bukan lagi aku, melainkan kasih karuna Allah yang menyertai kita.



Memilih Matias
Kisah Para Rasul 1:24,26
Mereka semua berdoa dan berkata: “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,.. Lalu mereka membuang undi...dan yang kena undi adalah Matias."


Ayat Bacaan: Kis. 1:3, 23-26; 16:6-8; 1 Sam. 14:41; Neh. 10:34; 11:1; Ams. 16:33; Rm. 8:14; I Yoh. 2:27

Kisah Para Rasul 1:23-26 memberi kita gambaran, bahwa setelah kenaikan Tuhan dan sebelum hari Pentakosta, para rasul berada dalam masa pemulihan. Mereka telah menerima Roh yang berhuni pada hari kebangkitan Tuhan, dan telah dilatih oleh Tuhan selama empat puluh hari sebelum kenaikan-Nya untuk mempraktekkan dan membiasakan diri terhadap penyertaan-Nya yang tidak kelihatan (ay. 3). Namun mereka masih sulit membuang cara lama yang tradisional, yaitu mencari pimpinan Tuhan dengan membuang undi (Im. 16:8; Yos. 14:2; 1 Sam. 14:41; Neh. 10:34; 11:1; Ams. 16:33). Mereka masih belum terbiasa dengan pimpinan dan bimbingan Roh yang berhuni (Rm. 8:14), tidak seperti rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul 16:6-8.
Sebelum hari Pentakosta, mereka masih berada dalam tahap permulaan ekonomi Perjanjian Baru Allah. Dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah tidak perlu membuang undi untuk mendapatkan pimpinan Tuhan. Cara yang tepat adalah mengikuti Kristus yang berhuni, mengikuti pengurapan batini (1 Yoh. 2:27). Meskipun Kristus telah meninggalkan para rasul secara ekonomikal, namun Dia ada di dalam mereka secara esensial. Jika dalam Kisah Para Rasul 1 mereka telah terbiasa dengan kehadiran Kristus yang esensial di dalam mereka, mereka tidak akan kembali kepada cara yang lama dengan membuang undi. Fakta bahwa mereka melanjutkan mengikuti cara yang lama itu adalah suatu tanda bahwa sekalipun mereka telah memiliki Tuhan di dalam mereka secara esensial, mereka masih terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan lama.
Sebagai orang Kristen, yang paling mustika adalah di dalam dirinya ada pengajaran pengurapan Tuhan, dan ia berperilaku menurut pengurapan minyak. Hari ini banyak saudara saudari ketika mengalami suatu perkara, senang bertanya kepada orang, menerima pengajaran orang, menjadi orang Kristen yang mementingkan pekerjaan yang di luar. Tetapi Tuhan senang kita tinggal di dalam-Nya, bersekutu dengan-Nya, dalam segala sesuatu menerima pengajaran pengurapan minyak, menjadi orang Kristen yang mementingkan pekerjaan Tuhan di dalam batin. Inilah jalan kita untuk menerima pimpinan-Nya yang berhuni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar